Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN KEGIATAN KEPERAWATAN JIWA KOMUNITAS

DI WILAYAH KERJA UPT PUSKESMAS ARCAMANIK

Disusun Oleh:
KELOMPOK 6
Angga Bahtera Dewa 4006180037
Annisa Saraswati 4006180038
Dewi Juli W 4006180048
Ivon Guite 4006180039
Novi Astuti 4006180040
Nugraha Adi R K 4006180009
Sri Noviyanti 4006180016
Yovie Antia 4006180026

PROFESI NERS
PROGRAM STUDI PROFESI SARJANA KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
DHARMA HUSADA BANDUNG
2019

2
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, karena kami atas

berkat rahmat dan karunia-Nya peyusun dapat menyelesaikan Laporan

Keperawatan Jiwa Komunitas di UPT Puskesmas Arcamanik.

Dengan segala keterbatasan dan kemampuan, kami menyadari bahwa

laporan Keperawatan Jiwa Komunitas ini tidak mungkin terwujud tanpa bantuan

dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini

penulis mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat :

1. Dra. Hj. Suryani Soepardan., MM., selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Dharma Husada Bandung.

2. Irma Nur Amalia, S.Kep., Ners, M.Kep selaku Ketua Program Studi Ilmu

Keperawatan

3. Hj. Cucu Rokayag, M.Kep., Ns.Sp.Kep.J selaku Koordinator Stase Keperawatan

Jiwa

4. Ns. Gebi Elmi N., S.Kep., MAN selaku pembimbing akademik kelompok 6 yang

telah memberikan arahan

5. Gita Komara, S.Kep., Ners selaku pembimbing klinik di UPT Puskesmas

Arcamanik yang telah membimbing kami.

6. Teman-teman kelompok 6 terimakasih atas kekompakann dan rasa

kekeluargaannya.

i
Kami menyadari bahwa Laporan ini belum sempurna. Untuk itu kami

mengharapkan kritik serta saran yang membangun guna penyusunan dan penulisan

yang lebih baik.

Bandung, April 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Tujuan Penulisan .................................................................................. 3
C. Rumusan Penulisan .............................................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN
A. Analisi Situasi ...................................................................................... 4
B. Analisa Situasi wilayah RW 11 Sukamiskin ........................................ 9
C. Kasus Kelolaan..................................................................................... 10
D. Kasus (Masalah Utama) ....................................................................... 17
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .......................................................................................... 24
B. Saran..................................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan jiwa masih menjadi salah satu permasalahan kesehatan yang
signifikan di dunia, termasuk di Indonesia. Menurut data WHO (2016), terdapat
sekitar 35 juta orang terkena depresi, 60 juta orang terkena bipolar, 21 juta
terkena skizofrenia, serta 47,5 juta terkena dimensia. Di Indonesia, dengan
berbagai faktor biologis, psikologis dan sosial dengan keanekaragaman
penduduk; maka jumlah kasus gangguan jiwa terus bertambah yang berdampak
pada penambahan beban negara dan penurunan produktivitas manusia untuk
jangka panjang (Kemenkes, 2016).
Kesehatan Jiwa merupakan amanah dari Undang-Undang No.18 Tahun
2014 Tentang Kesehatan Jiwa. Pasal 1 menyatakan bahwa Kesehatan Jiwa
adalah kondisi dimana seorang individu dapat berkembang secara fisik, mental,
spiritual, dan sosial sehingga individu tersebut menyadari kemampuan sendiri,
dapat mengatasi tekanan/stress, dapat bekerja secara produktif dan mampu
memberikan kontribusi untuk komunitasnya. Kesehatan jiwa dipandang penting
karena permasalahan kesehatan jiwa sangat besar dan menimbulkan beban
pembangunan yang signifikan. Jika permasalahan kesehatan jiwa tidak
ditanggulangi akan menurunkan status kesehatan fisik, menurunkan
produktivitas kerja dan kualitas sumber daya manusia, sehingga menimbulkan
disharmoni keluarga, permasalahan psikososial dan menghambat pembangunan
bangsa. Untuk itu perlu dilakukan berbagai upaya dalam bidang kesehatan jiwa
yang meliputi: promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif secara terintegrasi
komprehensif dan berkesinambungan sepanjang siklus kehidupan manusia.
Upaya tersebut dilaksanakan di lingkungan keluarga, masyarakat, lembaga
pendidikan, fasilitas pelayanan, lembaga keagamaan, lembaga pemasyarakatan
serta melibatkan berbagai sumber daya yang ada di masyarakat.

1
Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS) merupakan ujung tombak
pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang melaksanakan pelayanan kesehatan
tingkat dasar dibawah pengawasan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Tugas
pokok dan fungsi serta tanggungjawab / program Puskesmas mengacu pada
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat yakni penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
tingkat pertama dan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) di wilayah kerjanya.
Salah satu program UKM yang bersifat pengembangan yaitu pelayanan
kesehatan jiwa.
Pemicu dan faktor resiko sakit jiwa bisa disebabkan karena stressor yang
berlebihan dan tidak bisa ditangani dengan baik, contoh mudahnya adalah tertimpa
musibah, mengidap penyakit kronis maupun faktor sosial lainnya. Penyakit kronis
merupakan penyakit yang berkepanjangan dan jarang sembuh sempurna. Walau
tidak semua penyakit kronis mengancam jiwa, tetapi akan menjadi beban ekonomi
bagi individu, keluarga, dan komunitas secara keseluruhan. Penyakit kronis akan
menyebabkan masalah medis, sosial dan psikologis yang akan membatasi aktifitas
dari sehingga akan menyebabkan penurunan quality of life (QOL). Penyakit kronik
sekarang ini menjadi penyebab utama kematian dan kecacatan di seluruh dunia.
Sekitar 59% dari 57 juta kematian tiap tahunnya dan 46% dari beban hidup penderita
adalah akibat penyakit kronik (WHO, 2007).
Menurut penanggungjawab program pelayanan kesehatan jiwa Puskesmas
Arcamanik bahwa jumlah kasus Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) yang
berada di wilayah kerjanya dan sudah teridentifikasi sebanyak kurang lebih 11
orang, khusus nya dikelurahan sukamiskin terdapat 2 orang yang mengalami
gangguan jiwa. Bukan hanya ODGJ namun di kelurahan Sukamiskin banyak
yang mengalami penyakit kronis, seperti Hipertensi, Diabetes melitus, dan
stroke, sehingga keadaan tersebut sangat mempengaruhi psikologi individu/
keluarga.
Dari hasil wawanacara dan observasi terhadap 79 orang yang berada di
RW 11 Sukamiskin, terdapat 12 orang (15,1%) yang mengalami hipertensi, 5
orang (6,3%) mengalami diabetes melitus, dan 2 orang (2,5%) mengalami stroke

2
didapatkan individu mengalami kecemasan dan rasa putus asa dengan penyakit
yang dialaminya. Sehingga jika tidak ditangani dengan segera dapat berdampak
terhadap kesehatan jiwanya.
Berdasarkan permasalahan tersebut diatas, kami dari kelompok 6 yang
berjumlah 8 orang melakukan pengkajian dan implementasi kepada pasien
kelolaan masing-masing yang sudah dibagi oleh pihak UPT Puskesmas
Arcamanik, wilayah kerja kami adalah RW 11 diantaranya terdapat 5 RT di
Kelurahan Sukamiskin.

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Kesehatan Jiwa di Masyarakat RW 11 Sukamiskin
Arcamanik Kota Bandung
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui Status Mental yang mengalami penyakit kronis di RW
11
Sukamiskin Arcamanik Kota Bandung
b. Untuk mengetahui Kesehatan Jiwa di Masyarakat RW 11 Sukamiskin
Arcamanik Kota Bandung

C. Rumusan Penulisan
Bagaiamana Kesehatan Jiwa di Masyarakat RW 11 Sukamiskin Arcamanik
Kota Bandung.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Analisis Situasi
1. Geografis UPT Puskesmas Arcamanik
UPT Puskesmas Arcamanik terletak di jalan Olah Raga No. 7 Bandung,
RT.02 RW.09, Kelurahan Sukamiskin, Telepon (02285880329)

Gambar 1
Peta Wilayah Kerja UPT Puskesmas Arcamanik

Sumber: Laporan tahunan UPT Puskesmas Arcamanik Tahun 2017

4
2. Kondisi Geografis
Wilayah kerja arcamanik terdiri dari satu kecamatan dengan empat
kelurahan, yang tediri:

Tabel 1.1
Situasi Geografis
di Wilayah UPT Puskesmas Arcamanik Tahun 2017
NO KELURAHAN LUAS JML Jarak Kondisi Rata-rata Ket
(Ha) Keterjangkauan tempuh
WIL RT/RW Terjauh Roda Roda Jalan Roda Roda
(Km) 2 4 Kaki 2 4
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Sukamiskin 196.162 92/19 2 √ √ √ 15 25
Menit Menit
2 Cisaranten 122.228 49/11 2 √ √ √ 5 20
Binaharapan Menit Menit
3 Cisaranten 173.091 58/11 2 √ √ √ 15 20
kulon Menit Menit
4 Cisaranten 154.098 69/12 2 √ √ √ 20 20
Endah Menit Menit
JUMLAH 640.571.00 268/51 8
Sumber: Data Kecamatan Arcamanik 2017
Tabel 1.1 wilayah UPT Puskesmas Arcamanik terdiri dari 270 RT dan
51 RW yang berada di 4 kelurahan. Luas wilayah sukamiskin merupakan
wilayah yang terluas dibandingkan dengan wilayah lainnya yaitu memiliki
luar 196.162 Ha yang terdiri dari dataran rendah, area pesawahan dan
permukiman penduduk. Jarak terjauh ke puskesmas rata-rata 2 Km, paling
jauh 3 Km dan bisa ditempuh dengan kendaran roda 2 rata-rata 15 menit,
kendaraan roda 4 rata-rata 20 menit, dan bisa juga ditempuh dengan jalan
kaki.

5
3. Demografi
Tabel 1.2
Jumlah Penduduk dan Komposisi Penduduk
di Wilayah UPT Puskesmas Arcamanik Tahun 2017
Jumlah penduduk
Jml Jml Laki laki Perempuan
No Kelurahan
KK Pddk 45- 45-
0<1 1-4 5-14 15-44 >65 jml <1 1-4 5-14 15-44 >65 jml
64 64
1 Sukamiskin 5.255 19.197 81 365 1.983 4.465 2.178 843 9.915 67 351 1.599 4.573 2.377 315 9.282
2 Cis-Binhar 3.517 12.349 54 299 1.613 3.972 788 22 6.748 61 264 1.342 3.195 724 15 5.601
3 Cis-Kulon 5.586 17.936 97 82 1.762 4.519 2.008 233 9.101 95 527 1.482 4.363 2.143 225 8.835
4 Cis-Endah 4.772 16.657 53 434 1.373 3.437 2.664 483 8.444 84 418 1.230 3.851 2.030 600 8.213
Jumlah 19.130 66.139 285 1.580 6.731 16.393 7.638 1.581 34.208 307 1.560 5.653 15.982 7.274 1.155 31.931
Sumber: Data Kecamatan Arcamanik 2017

Dari tabel 1.2 diata jumlah penduduk terbanyak dikelompokan usia 15-
44 tahun sebanyak laki-laki 16.393 orang dan perempuan sebanyak 15.982.
kelompok usia ini termasuk kelompok usia produktif sehingga perlu menjadi
perhatian dalam perencanaan pelayanan kesehatan. Sehingga sasaran
kesehatan pada usia produktif sasaranya penanggulangan penyakit dengan
melakukan pelayanan skrining, contohnya pada usia produktif kemungkinan
obesitas tinggi sehingga dilakukan pemeriksaan tinggi badan serta berat
badan, deteksi hipertensi dengan memeriksa tekanan darah sebagai
pencegahan primer, deteksi dini kanker dilakukan dengan pemeriksaan
payudara dan pemeriksaan IVA khusus wanita.

6
4. Tingkat Pendidikan

Tabel 1.3
Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikanyang Ditamatkan
Di Wilayah UPT Puskesmas Griya Antapani Tahun 2017
Jumlah Penduduk
Laki-Laki Perempuan
No Kelurahan Tdk/belum Tdk/belum
sekolah dan SD/ SLTP/ SMU/ sekolah dan SD/ SLTP/ SMU/
D1/D3 S1 S2/S3 jml D1/D3 S1 S2/S3 jml
tidak/belum MI MTS MA tidak/belum MI MTS MA
tmt SD tmt SD
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Sukamiskin 3329 1224 1676 1576 621 509 976 9911 3615 1097 1230 1122 610 501 1109 9284
2 Cis-Binhar 2567 1686 995 883 164 134 319 6748 2187 1356 840 855 96 78 189 5601
3 Cis-Kulon 2460 1289 1605 1809 495 404 1039 9101 2460 1338 1574 1839 400 327 897 8835
4 Cis-Endah 2642 986 1719 1787 369 301 640 8444 2499 940 1693 1765 341 279 696 8213
Jumlah 10998 5185 5995 6055 1649 1348 2974 34204 10761 4731 5337 5581 1447 1185 2891 31933
Sumber: Data Kecamatan Arcamanik 2017

Dari tabel 1.3 jumlah penduduk berdasarkan jumlah pendidikan yang


ditamatkan diwilayah UPT Puskesmas Arcamanik dikelompokan
SLTP/MTS laki-laki sebanyak 6.055 orang dan perempuan sebanyak 5.581
orang.

5. Pertumbuhan dan Persebaran Penduduk


Tabel 1.4
Pertumbuhan dan Persebaran Penduduk
Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Arcamanik Tahun 2017
Jumlah Kepadatan
Rata-rata Pertumbuhan
No Kelurahan Rumah Penduduk
Jiwa/ KK Penduduk
Tangga (KK) (KM2)
1 Sukamiskin 5.255 4 98 1,8
2 Cis-Binhar 3.517 4 105 1,4
3 Cis-Kulon 5.586 3 104 1,6
4 Cis-Endah 4.772 3 108 1,9
Jumlah 19.130 14 415 1,7
Sumber: Data Kecamatan Arcamanik 2017
Dari tabel 1.4 jumlah jiwa dalam satu KK rata-rata sebanyak 4 Jiwa,
kepadatan penduduk rata-rata sebanyak 103,75 Km, dan presentase
pertumbuhan penduduknya rata-rata 1,7 (pertumbuhannya sedang).

7
6. Data pencaharian Penduduk
Tabel 1.5
Distribusi Produktivitas Penduduk
Menurut Mata Pencaharian
Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Arcamanik Tahun 2017
Kelurahan
Jenis Mata
No CIS- Jumlah
Pencaharian Sukamiskin CIS-Kulon CIS-Endah
Binaharapan
1 Pegawai Negeri 2.873 827 1733 1.286 6.719
2 TNI/POLRI 516 20 112 527 1.175
3 Dagang 806 802 874 1.326 3.815
4 Pegawai Swasta 3.836 3.460 1043 1.931 10.270
5 Wiraswasta 13 219 350 560 1.142
6 Tidak Bekerja 5.283 3954 2.609 5.703 17.549
Jumlah 13.327 9289 6721 11.333 40.670
Sumber: Data Kecamatan Arcamanik 2017

Dari tabel 1.5 mata pencaharian terbanyak yaitu tidak bekerja 17.549 orang,
selanjutnya pegawai swasta sebanyak 10.270 orang yang berada di UPT
Puskesmas Arcamanik. Dampak terhdapat kesehatan yaitu gangguan emosi,
pola makan tidak teratur, asupan makanan dapat kurang atau berlebih
sehingga mudah terkena penyakit dan timbulnya penyakit penyakit lainnya.

8
B. Analisa Situasi wilayah RW 11 Sukamiskin
Wilayah kerja arcamanik terdiri dari satu kecamatan dengan empat
kelurahan, yaitu Sukamiskin, Cisaranten Kulon, Cisaranten Bina Harapan, dan
Cisaranten Endah. Salah satu kelurahan yang dikelola oleh Mahasiswa Profesi
Ners STIKes Dharma Husada Bandung yaitu Kelurahan Sukamiskin. Kelurahan
Sukamiskin terbagi menjadi 16 rukun warga (RW), dimana salah satu RW yang
menjadi lahan kelolaan/ binaan kami adalah RW 11.
Rukun warga 11 terbagi menjadi lima rukun tangga (RT) dengan jumlah
kartu keluarga (KK) sebanyak 380 KK yang terdiri dari RT 1 berjumlah 32 KK,
RT 2 berjumlah 95 KK, RT 3 berjumlah 130 KK, RT 4 berjumlah 69 KK dan
RT 5 berjumlah 54 KK dengan jumlah penduduk di RW 11 sebanyak 1.221 jiwa.
Jumlah laki laki di RW 11 sebanyak 616 orang dan perempuan sebanyak 605
orang. Dari jumlah keseluruhan KK di RW 11, kami hanya mengambil sampel
sebanyak 79 KK, dengan perhitungan rumus pengambilan sampel slovin (2011)
dalam Amirin (2011) sebagai berikut:

𝑁
𝑛=
1 + 𝑁 (𝑑 2 )
Keterangan:
n = Jumlah sampel yang diinginkan
N = jumlah populasi
D = tingkat kekeliruan yang dipilih (0.1)

380 380 380


𝑛= 2
= = = 79.1 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝟕𝟗 𝑲𝑲
1 + 380 (0.1 ) 1 + 380 𝑥 0.01 4.8

Dari hasil survey 79 KK dimana kami mengambil pasien binaan sebanyak


8 kasus, diantarannya: 2 pasien stroke, 2 arthritis gout, 1 katarak, 1 tuna netra, 1
hipertensi dan 1 pasien mengalami tumor.

9
C. Kasus Kelolan
NAMA INISIAL DIAGNOSA
NO ALAMAT KLIEN INTERVENSI
MAHASISWA KLIEN PSIKOSOSIAL
1 Angga Bahtera D Tn. S Stroke Ansietas 1. Mengenal kecemasan
Gangguan Citra 2. Mengajarkan teknik relaksasi
tubuh 3. Mengajarkan teknik distraksi
4. Diskusikan masalah yang dihadapi
5. Bantu pasien meningkatkan
pemikiran yang positif

1. Bantu pasien mengenal gangguan


citra tubuhnya
2. Diskusikan persepsi pasien tentang
citra tubuhnya : dulu dan saat ini,
perasaan tentang citra tubuhnya dan
harapan terhadap citra tubuhnya saat
ini.
3. Diskusikan potensi bagian tubuh
yang lain.

10
4. Bantu pasien untuk meningkatkan
fungsi bagian tubuh yang terganggu
5. Ajarkan pasien meningkatkan citra
tubuh dengan cara memotivasinya
2 Annisa Saraswati Tn. U Stroke Ansietas 1. Mengenal kecemasan
2. Mengajarkan teknik relaksasi
3. Mengajarkan teknik distraksi
4. Diskusikan masalah yang dihadapi
5. Bantu pasien meningkatkan
pemikiran yang positif
3 Dewi Juli Ny. D Hipertensi Ansietas 1. kaji tingkat cemas klien
2. Catat pembatasan focus pikiran.
3. Observasi pola bicara klien apakah
cepat atau lambat.
4. Diskusikan dengan klien tentang apa
yang dicemaskan oleh klien.

11
5. Tanyakan mekanisme koping yang
digunakan oleh klien jika sedang
cemas
6. Pertahankan kontak sering dengan
klien untuk mendengarkan klien
bercerita
4 Ivon Guite Ny. F Asam Urat Keputusasaan 1. Latih pasien mengenal
keputusasaan.
2. Latih berpikir positif dengan
mengidentifikasi harapan.
3. Diskusikan kemampuan positif diri
sendiri.
4. Jelaskan kemampuan positif berguna
untuk menumbuhkan harapan hidup.
5. Beri motivasi untuk rutin konsumsi
obat.
5 Novi Astuti Ny. Y Tumor Gangguan Citra 1. Bantu pasien mengenal gangguan
Tubuh citra tubuhnya

12
2. Diskusikan persepsi pasien tentang
citra tubuhnya : dulu dan saat ini,
perasaan tentang citra tubuhnya dan
harapan terhadap citra tubuhnya saat
ini.
3. Diskusikan potensi bagian tubuh
yang lain.
4. Bantu pasien untuk meningkatkan
fungsi bagian tubuh yang terganggu
5. Ajarkan pasien meningkatkan citra
tubuh dengan cara memotivasinya
6 Nugraha Adi RK Tn. I Katarak Ansietas 1. Mengenal kecemasan
2. Mengajarkan teknik relaksasi
3. Mengajarkan teknik distraksi
4. Diskusikan masalah yang dihadapi
5. Bantu pasien meningkatkan
pemikiran yang positif

13
7 Sri Noviyanti Ny. L Tuna Netra 1. Ansietas 1. Bantu pasien mengenal ansietas
2. Keputusasaan 2. Latih teknik relaksasi
3. Diskusikan masalah yang dihadapi

1. Bantu pasien mengenal


keputusasaan
2. Latih restrukturisasi pikiran melalui
latihan berpikir positif dengan
mengidentifikasi harapan dan
penemuan makna hidup
3. Diskusikan aspek positif diri sendiri,
keluarga, dan lingkungan
4. Diskusikan kemampuan positif diri
sendiri
5. Latih satu kemampuan positif
6. Tekankan bahwa kegiatan
melakukan kemampuan positif
berguna untuk menumbuhkan
harapan dan makna hidup

14
7. Menyertakan keluarga saat melatih
pasien melatih kemampuan positif
8 Yovie Antia Tn. B Asam urat Ansietas 1. Libatkan klien dalam aktivitas sehari-
hari
a. Beri aktivitas pada klien dan.
penguatan perilaku produktif
b. Rencanakan jadwal atau daftar
aktivitas yang dapat dilakukan
setiap hari
c. Libatkan keluarga dan sistem
pendukung lain sebanyak mungkin

2. Klien dapat mengidentifikasi dan


menguraikan perasaan tentang
ansietas
a. Bantu klien mengidentifikasi dan
menguraikan perasaan yang
mendasar

15
b. Kaitkan perilaku klien denganBg
perilaku dan perasaan tersebut
c. Gunakan pertanyaan terbuka untuk
menghindari konflik

3. Klien dapat menguraikan rencana


koping rencana koping adaptif dan
mal adaptif
a. Gali cara pasien menurunkan
pencetusnya di masa lalu
b. Tunjukkan efek mal adaptif dan
destruktif dari respon koping
sekarang
c. Dorong klien menggunakan respon
adaptif yang efektif dimasa lalu

16
D. Kasus (Masalah Utama)
1. Definisi
Keputusasaan merupakan keadaan subjektif seorang individu yang
melihat keterbatasan atau tidak ada alternatif atau pilhan pribadi yang tersedia
dan tidak dapat memobilisasi energy yang dimilikinya (NANDA, 2005).
Keputusasaan adalah keadaan emosional ketika individu merasa bahwa
kehidupannya terlalu berat untuk dijalani (dengan kata lain mustahil).
Seseorang yang tidak memiliki harapan tidak melihat adanya kemungkinan
untuk memperbaiki kehidupannya dan tidak menemukan solusi untuk
permasalahannya, dan ia percaya bahwa baik dirinya atau siapapun tidak akan
bisa membantunya
Keputusasaan berkaitan dengan kehilangan harapan, ketidakmampuan,
keraguan, duka cita, apatis, kesedihan, depresi, dan bunuh diri. (Cotton dan
Range,1996). Keputusasaan merupakan status emosional yang
berkepanjangan dan bersifat subyektif yang muncul saat individu tidak
melihat adanya alternatif lain atau pilihan pribadi untuk mengatasi masalah
yang muncul atau untuk mencapai apa yang diiginkan serta tidak dapat
mengerahkan energinya untuk mencapai tujuan yang ditetapkan

2. Tanda Dan Gejala


Adapun tanda dan gejala dari gangguan psikososial keputusasaan
menurut Keliat (2005) sebagai berikut :
a. Ungkapan klien tentang situasi kehidupan tanpa harapan dan terasa hampa
(“saya tidak dapat melakukan”)
b. Sering mengeluh dan Nampak murung.
c. Nampak kurang bicara atau tidak mau berbicara sama sekali
d. Menunjukkan kesedihan, afek datar atau tumpul.
e. Menarik diri dari lingkungan.
f. Kontak mata kurang.
g. Mengangkat bahu tanda masa bodoh.
h. Nampak selalu murung atau blue mood.

17
i. Menunjukkan gejala fisik kecemasan (takikardia, takipneu)
j. Menurun atau tidak adanya selera makan
k. Peningkatan waktu tidur.
l. Penurunan keterlibatan dalam perawatan.
m. Bersikap pasif dalam menerima perawatan.
n. Penurunan keterlibatan atau perhatian pada orang lain yang bermakna.

3. Rentang Respon

Respon Adaptif Respon


Maladaptif

Reaksi Reaksi
kehilangan
Mania/
Responsif kehilangan Supresi
yang wajar yang Depresi
memanjang

4. Faktor Predisposisi
a. Faktor genetik, transimisi gangguan alam perasaan diteruskan melalui
garis keturunan.
b. Berbalik pada diri sendiri, perasaan marah yang dialihkan pada diri sendiri.
(kehilangan obyek atau orang) sehingga menyalahkan diri sendiri.
c. Faktor perkembanga, individu tidak berdaya mengatasi kehilangan.
d. Akibat gangguan perkembangan terhadap penilaian diri (pesimis, tidak
berharga, tidak ada harapan)
e. Modal belajar ketidakberdayaan adanya pengalaman kegagalan, menjadi
pasif dan tidak mampu menghadapi masalah.
f. Modal perilaku karena kurang penguatan positif selama bereaksi dengan
lingkungan.
g. Modal biologi, perubahan kimiawi, defisiensi katekolamin, tidak
berfungsinya endokrin dan hipersekresi kortisol.

18
5. Faktor Presipitasi
a. Faktor biologis
Ketidakseimbangan metabolisme, kususnya obat anti hipertensi dan
zat adiktif
b. Faktor Psikologis
1. Kehilangan kasih sayang (kehilangan cinta, harga diri )
2. Faktor sosiokultural
3. Kejadian penting dalam kehidupan
4. Banyak peran dan konflik peran

6. Masalah Keperawatan Dan Data Fokus Pengkajian


a. Pengkajian
1) Status emosional
a) Apakah emosi sesuai perilaku?
b) Apakah klien dapat mengendalikan emosi?
c) Bagaimana perasaan klien yang tampil seperti biasanya?
d) Apakah perasaan hati sekarang merupakan ciri khas klien?
e) Apa yang klien lakukan jika marah atau sedih?
2) Konsep diri
a) Bagaimana klien menilai dirinya sebagai manusia?
b) Bagaimana orang lain menilai diri klien?
c) Apakan klien suka akan dirinya?
3) Cara komunikasi
a) Apakah klien mudah merespon?
b) Apakah spontanitas atau hanya jika ditanya?
c) Bagaimana perilaku non verbal klien dalam berkomunikasi?
d) Apakah klien menolak untuk memberi respons?
4) Pola interaksi
a) Kepada siapa klien mau berinterkasi?
b) Siapa yang paling penting atau berpengaruh bagi klien?
c) Bagaimana sifat asli klien: mendominasi atau positif?

19
5) Pendidikan dan pekerjaan
a) Pendidikan terakhir
b) Keterampilan yang mampu dilakukan
c) Pekerjaan klien
d) Status keuangan
6) Hubungan sosial
a) Teman dekat klien
b) Bagaimana klien menggunakan waktu luang?
c) Apakah klien berkecimpung dalam kelompok masyarakat?
7) Faktor kultur sosial
a) Apakah agama dan kebudayaan klien?
b) Bagaimana tingkat pemahaman klien tentang agama?
c) Apakah bahasa klien memadai untuk berkomunikasi dengan orang
lain?
8) Pola hidup
a) Dimana tempat tinggal klien?
b) Bagaimana tempat tinggal klien?
c) Dengan siapa klien tinggal?
d) Apa yang klien lakukan untuk meyenangkan diri?
9) Keluarga
a) Apakah klien sudah menikah?
b) Apakah klien sudah mempunyai anak?
c) Bagaimana status kesehatan klien dan keluarga?
d) Masalah apa yang terutama dalam keluarga?
e) Bagaimana tingkat kecemasaan klien?

7. Diagnosa Keperawatan
Keputusasaan

20
8. Rencana Tindakan Keperawatan
NO STRATEGI PELAKSANAAN KETERANGAN
SP 1 PASIEN: Assesmen keputusasaan dan latihan berfikir positif melalui penemuan harapan
dan makna hidup
1. Bina hubungan saling percaya a. Mengucapkan salam terapeutik,
memperkenalkan diri, panggil pasien
sesuai nama panggilan yang disuka
b. Menjelaskan tujuan interaksi: melatih
pengendalian perasaan putus asa agar
proses penyembuhan lebih cepat

2. Membuat kontrak (Inform Consent) dua


kali pertemuan latihan pengendalian
putus asa

3. Bantu pasien mengenal keputusasaan a. Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan


menguraikan perasaan sedih/
kesendirian/ keputusasaannya
b. Bantu pasien mengenal penyebab putus
asa
c. Diskusikan perbedaan antara perasaan
dan pikiran klien terhadap kondisinya
dengan kondisi real kondisi klien
d. Bantu pasien menyadari perilaku akibat
putus asa
e. Dukung klien untuk mengungkapkan
pengalaman yang mendukung pikiran,
perasaan dan perilaku positif

4. Latih restrukturisasi pikiran melalui


latihan berpikir positif dengan
mengidentifikasi harapan dan penemuan
makna hidup

SP 2 PASIEN: Evaluasi assesmen keputusaan, manfaat berfikir positif, dan latihan melakukan
aktivitas untuk menumbuhkan harapan dan makna hidup
1. Pertahankan rasa percaya pasien a. Mengucapkan salam dan memberi
motivasi
b. Asesmen ulang keputusasaan dan
kemampuan melakukan restrukturisasi
pikiran
2. Membuat kontrak ulang: cara mengatasi
keputusaaan

21
3. Diskusikan aspek positif diri sendiri,
keluarga, dan lingkungan

4. Diskusikan kemampuan positif diri


sendiri

5. Latih satu kemampuan positif

6. Tekankan bahwa kegiatan melakukan


kemampuan positif berguna untuk
menumbuhkan harapan dan makna
hidup

SP 1 KELUARGA: Penjelasan kondisi pasien dan cara merawat


1. Bina hubungan saling percaya a. Mengucapkan salam terapeutik,
memperkenalkan diri
b. Menjelaskan tujuan interaksi:
menjelaskan keputusasaan pasien dan
cara merawat agar proses penyembuhan
lebih cepat

2. Membuat kontrak (inform consent) dua


kali pertemuan latihan cara merawat
pasien dengan keputusasaan

3. Bantu keluarga mengenal putus asa a. Menjelaskan keputusasaan, penyebab,


pada pasien proses terjadi, tanda dan gejala, serta
akibatnya
b. Menjelaskan cara merawat pasien dengan
putus asa: menumbuhkan harapan positif
melalui restrukturisasi pikiran melalui
penemuan harapan dan makna hidup serta
melatih kemampuan positif
c. Sertakan keluarga saat melatih
restrukturisasi pikiran dan latihan
kemampuan positif

SP 2 KELUARGA : evaluasi peran keluarga merawat pasien, cara merawat dan follow up
1. Pertahankan rasa percaya keluarga
dengan mengucapkan salam,
menanyakan peran keluarga merawat
pasien & kondisi pasien

22
2. Membuat kontrak ulang: latihan lanjutan
cara merawat dan follow up

3. Menyertakan keluarga saat melatih


pasien melatih kemampuan positif
4. Diskusikan dengan keluarga follow up
dan kondisi pasien yang perlu dirujuk
(muncul ide bunuh diri atau perilaku
pengabaian diri) dan cara merujuk
pasien.

23
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Kesehatan jiwa masih menjadi salah satu permasalahan kesehatan yang
signifikan di dunia, termasuk di Indonesia. Dimana dari hasil survey terdapat 12
orang (15,1%) yang mengalami hipertensi, 5 orang (6,3%) mengalami diabetes
melitus, dan 2 orang (2,5%) mengalami stroke didapatkan individu mengalami
kecemasan dan rasa putus asa dengan penyakit yang dialaminya. Khususnya
pada 8 kasus pasien kelolaan didapatkan 2 pasien yang mengalami keputusasaan.
Dari beberapa hasil intervensi keperawatan yang dilakukan kepada
pasien kelolaan kelompok kami, khususnya pada pasien dengan keputusasaan
dimana pasien sudah mampu berpikir positif dengan mengidentifikasi harapan
dan penemuan makna hidup

B. Saran
1. Puskesmas
Diharapkan makalah ini dapat dijadikan sebagai tindak lanjut terkait
tindakan asuhan keperawatan pada masyarakat ODGJ ataupun dalam
perawatan kesehatan masyarakat.

2. Profesi Ners STIKes Dharma Husada Bandung


Semoga makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan atau referensi
dalam asuhan keperawatan jiwa dalam komunitas selanjutnya.

24
DAFTAR PUSTAKA

Hawari, D. 2008. Manajemen Stres Cemas dan Depresi. Jakarta: Balai Penerbit
FKUI
Kemenkes. 2016. Profil Kesehatan Indonesia 2016. Avaible at www.depkes.
go.id/resources/download/pusdatin/.../Profil-Kesehatan-Indonesia-
2016.pdf. Diakses pada 23 April 2019 pukul 18.00 WIB
Nanda.2012.Diagnosa Keperawatan; Definisi dan Klasifikasi 2012-
2014.EGC:Jakarta.
Videbeck, S.J., 2008. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
World Health Organization, 2016

25

Anda mungkin juga menyukai