Anda di halaman 1dari 14

PENGKAJIAN GANGGUAN JIWA RESIKO

I. DATA DEMOGRAFI
Tanggal pengkajian : 19 April 2019
Tempat pengkajian : Jl. Terusan Pesantren RT 02/11 Sukamiskin Arcamanik Kota Bandung Jawa Barat
Nama : Tn. Itang
Umur : 103 Tahun
Alamat : Jl. Terusan Pesantren RT 02/11 Sukamiskin Arcamanik Kota Bandung Jawa Barat
Agama : Islam
Pendidikan terakhir : SLTP
Status perkawinan : Kawin
Jumlah anak : 2 orang
Pekerjaan : Tidak bekerja
Status rumah : Milik sendiri
Keluhan Utama : Pasien mengeluh sakit kepala

3
4

Kondisi pada saat dikaji :


Pada saat dilakukan pengkajian, pada tanggal 19 April 2019 pukul 15.30 WIB, pasien mengatakan kedua matanya tidak
bisa melihat. Menurut pasien, mata yang sebelah kiri sudah tidak berfungsi sejak lahir dan hanya mengandalkan mata
sebelah kanan. Sejak tahun 2005, mata klien sebelah kanan mengalami penurunan fungsi yang sangat cepat, sehingga mata
nya sudah tidak berfungsi lagi. Pasien mengatakan pernah merasa putus asa dalam menjalani hidupnya karena sudah tidak
bisa melihat. Seiring berjalannya waktu, pasien merasa sudah terbiasa dan juga menerima keadaan yang dirasakannya saat
ini. Hasil pengkajian pasien tampak tenang dan juga sangat kooperatif, tanda tanda vital yang didapatkan yaitu TD: 110/70
mmHg, Nadi 78 x/menit, respirasi 18 x/menit dan suhu 36.3OC

II. FAKTOR PREDISPOSISI


NO FAKTOR PRESIPITASI HASIL
1. NEUROBIOLOGIS 1. Genetik
- Pasien mengatakan dikeluarganya tidak ada yang mengalami
masalah atau kondisi yang sama seperti pasien, dan tidak
mempunyai penyakit-penyakit keturunan
2. Status Nutrisi
Pasien mengatakan nafsu makan nya cukup baik, dimana makan
sehari yaitu sebanyak 2-3x sehari, anoreksia tidak ada atau
penyakit-penyakit gangguan nutrisi lainnya tidak ada
3. Keadan Kesehatan Secara Umum
Klien tampak mengalami kesulitan dalam indra penglihatan karena
mengalami masalah pada mata yaitu katarak.
5

4. Sensitivitas Biologi
Pasien mengatakan tidak pernah mengalami riwayat infeksi,
trauma, terpapar zat radioaktif dan juga riwayat penggunanaan obat
obatan.
5. Riwayat paparan terhadap racun
Pasien mengatakan tidak pernah mengalami paparan terhadap
racun
2. PSIKOLOGIS 1. Intelegensia
Pasien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit/ gangguan yang
mempengaruhi fungsi otaknya
2. Keterampilan verbal
Pasien berkomunikasi lancer, dimana keterampilan verbalnya sesuai.
3. Moral
Pasien dari kecil tinggal di daerah pemukiman seperti saat ini,
dimana lingkungannya baik-baik saja.
4. Kepribadian
Menurut penuturan pasien, pada saat dirinya tidak bisa melihat,
terkadang pasien mudah putus asa, dan juga mudah sekali cemas.
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
a. Pada saat tahun 2005, pasien untuk pertama kalinya tidak bisa
melihat.
6

6. Konsep diri
a. Gambaran diri
Pasien mengatakan menyukasi semua bagian tubuh.
b. Identitas diri
Pasien mengatakan, dimana pada setelah mengalami kebutaan,
pasien merasa dirinya tidak bisa melakukan apapun.
c. Peran
Pasien mengatakan semenjak dirinya tidak bisa melihat, dirinya
merasa sangat kecewa karena tidak bisa mencari nafkah untuk istri
dan juga anak anaknya.
d. Ideal diri
Pasien mengatakan semoga lingkungan dan juga keluarga tetap
mendukung nya meskipun dengan kondisi yang sekarang.
e. Harga diri
Pasien mengatakan kadang merasa takut gagal menjadi seorang
bapak
7. Motivasi
Pasien mengatakan motivasi satu-satunya dalah hidupnya adalah
anaknya.
8. Pertahanan psikologi
Pasien mengatakan ketika mempunyai masalah, pasien mudah
cemas dimana kadang merasa putus asa.
7

9. Self control
Dalam mengendalikan stimulus, pasien mengatakan menggunakan
tongkat untuk membantu dalam berjalan.
f. SOSIOBUDAYA 1. Usia
Pasien mengatakan dalam perkembangan usianya tidak pernah
mengalami gangguan-gangguan.
2. Gender
a. Riwayat gangguan identitas
Pasien mengatakan tidak mengalami gangguan atau penyimpangan
terhadap dirinya.
b. Riwayat peran gender
Pasien mengatakan dirinya sudah sesuai dengan perannya sebagai
laki laki, seperti menikah dengan perempuan, dan mempunyai
keturunan.
3. Pendidikan
Pasien merupakan lulusan SLTP
4. Pekerjaan
Klien sudah tidak bekerja.
5. Status social
Pasien mengatakan sebagai tuna netra awalnya membuat dia berpikir
akan dijauhi oleh saudara atau tetangganya sekitar, tetapi ternyata
keluarga dan tetangganya sering memberikan dukungan berupa moril
maupun material.
8

6. Latar belakang budaya


Pasien mengatakan dari kecil tinggal di bandung, dimana lebih ke
daerah-daerah kecil, sehingga tidak ada tuntutan peran apapun yang
membebaninya.
7. Agama dan Keyakinan
Pasien mengatakan beragama islam, dimana diwajibkan menjalankan
shalat 5 waktu, dan sebentar lagi akan menjalankan rukun islam yang
ke tiga yaitu puasa.
8. Keikutsertaan dalam berorganisasi
Pasien mengatakan tidak pernah mengikuti kegiatan-kegiatan di RW
11, seperti perkumpulan RT/RW
9. Pengalaman social
Pasien mengatakan merasa tidak bisa melakukan apa-apa seperti
semula.
10. Riwayat peran social
Pasien mengatakan setelah tidak bisa melihat pasien merasa di
kucilkan atau selalu di perbincangkan oleh orang lain, tetapi saat ini
pasien merasa tetangga dan keluarganya sangat memberikan
dukungan.
9

III. FAKTOR PRESIPITASI


NO FAKTOR PRESIPITASI HASIL
1 Nature Pasien mengatakan ketika menghadapi masalah
pasien selalu mengingat Allah, pasien sangat
meyakini kebesaran sang pencipta, dimana selalu
berdo’a dan shalat.
2 Origin Pasien mengatakan masalah biasanya dating dari diri
kita sendiri, dimana diri kita bisa lebih mensyukuri
hal apapun.
3 Timing Pasien mengatakan ketika memunyai banyak pikiran
4 Number Pasien megatakan ancaman/ masalah yang dating
bermacam-macam
5 Stressor Pasien mengatakan merasa cemas ketika ingat
anaknya, pasien merasa takut tidak bisa
menyekolahkan anaknya.
10

IV. PENILAIAN TERHADAP STRESSOR


STREESOR PENILAIAN TERHADAP STRESSOR/ TANDA DAN GEJALA
KOGNITIF AFEKTIF FISIOLOGIS PERILAKU SOSIAL
1. Tampak sedih Kooperatif
Ketika
membicarakan
tentang awal mula
tidak bisa melihat

V. STATUS MENTAL
No Status Mental Hasil
1 SPSMQ Pasien menjawab tanggal 20 April 2019
Pasien menjawab hari sabtu
Pasien menjawab dirumahnya
Pasien menjawab Jl. Terusan Pesantren RT 02/11 Sukamiskin Arcamanik Kota Bandung Jawa Barat
Pasien menjawab umurnya 103 tahun
Pasien mengatakan kelahiran 1916
Pasien menjawab tidak tahu
Pasien menjawab Bapak Jokowi Widodo
Pasien menjawab ibu
Pasien tidak dapat menjawab
Jumlah: Benar 8 Salah 2
Interpretasi hasil: Fungsi intelektual utuh
11

2 MMSE:
- Orientasi Hari sabtu,
tanggal 20
Bulan April
Tahun 2019
Kadang musim hujan

Kelurahan Arcamanik
Rt. 02 Rw. 11 Sukamiskin
Kota Bandung
Provinsi Jawa Barat
Indonesia
- Registrasi Ini kertas
Ini kerudung
Ini baju
- Perhatian & Kalkulasi 93
86
79
72
65
- Mengingat Kertas
Baju
- Bahasa Pulpen
12

Kertas
Tak ad ajika dan atau tetapi
Ambil kertas di tangan anda
Lipat dua
Taruh di lantai
Tutup mata
Tidak dapat menyalin gambar
Total Nilai 23
Interpretasi Kerusakan aspek fungsi mental ringan

VI. MEKANISME KOPING


1. Koping yang berpusat oada emosi
Pasien mengatakan apapun yang terjadi pada dirinya dia akan menerimanya dengan ikhlas karena semuanya sudah ada yang ngatur
2. Koping yang berpusat pada masalah
Pasien mengatakan apabila mempunyai masalah, dia akan mendiskusikan dengan keluarganya
3. Koping yang berpusat pada kognitif
Pasien mengatakan bahwa semua ini memang sudah ditakdirkan oleh Allah SWT
13

VII. SUMBER KOPING


PERSONAL ABILITY SOCIAL SUPPORT MATERIAL ASSET POSITIVE BELIEF
Berjalan kedepan menjadi seorang Keluarga dan tetangga sangat mensupport Jika pengobatan menggunakan BPJS Pasien sudah menyerahkan nasibnya, karena
kepala keluarga untuk istrinya pasien untuk tetap semangat matanya sudah tidak dapat disembuhkan
kembali

VIII. ANALISA DATA


NO DATA MASALAH
1. DS: Ansietas
- Pasien mengatakan ketika mempunyai
masalah, pasien mudah cemas dimana
kadang merasa putus asa.
- Pasien mengatakan selalu cemas ketika
mengingat keadannya dalam menjalani
hidup, dimana dengan kedua matanya yang
sudah tidak dapat melihat
DO:
- Tampak murung
- Hasil HARs ansietas sedang

IX. DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Ansietas
14

X. INTERVENSI KEPERAWATAN

DIAGNOSA
NO TUJUAN INTERVENSI KETERANGAN
KEPERAWATAN
1 Ansietas SP 1 PASIEN: Asessmen Ansietas dan 1. Mengucapkan salam terapeutik,
Latihan Relaksasi memperkenalkan diri, panggil pasien
1. Bina hubungan saling percaya sesuai nama panggilan yang disukai
2. Membuat kontrak (Inform Consent) 2. Menjelaskan tujuan interaksi: melatih
dua kali pertemuan latihan pengendalian ansietas agar proses
pengendalian ansietas penyembuhan lebih cepat
3. Bantu pasien mengenal ansietas 3. Bantu pasien untuk mengidentifikasi
4. Latih teknik relaksasi dan menguraikan perasaannya.
4. Bantu pasien mengenal penyebab
ansietas
5. Bantu klien menyadari perilaku akibat
ansietas
6. Tarik napas dalam
7. Mengerutkan dan mengendurkan otot-
otot

SP 2 PASIEN: Evaluasi asessmen 1. Mengucapkan salam dan memberi


ansietas, manfaat teknik relaksasi dan motivasi
15

latihan hipnotis diri sendiri (latihan 5 jari) 2. Asesmen ulang ansietas dan
dan kegiatan spiritual: kemampuan melakukan teknik
1. Pertahankan rasa percaya pasien relaksasi
2. Membuat kontrak ulang: latihan
pengendalian ansietas
3. Latihan hipnotis diri sendiri (lima jari)
dan kegiatan spiritual

SP 2 KELUARGA: Evaluasi peran


keluarga merawat pasien, cara merawat
dan follow up
1. Pertahankan rasa percaya keluarga
dengan mengucapkan salam,
menanyakan peran keluarga merawat
pasien & kondisi pasien
2. Membuat kontrak ulang: latihan
lanjutan cara merawat dan follow up
3. Menyertakan keluarga saat melatih
pasien hipnotis diri sendiri (lima jari)
dan kegiatan spiritual
4. Diskusikan dengan keluarga follow up
dan kondisi pasien yang perlu dirujuk
(lapang persepsi menyempit, tidak
16

mampu menerima informasi, tanda-


tanda fisik semakin meningkat) dan
cara merujuk pasien

XI. IMPLEMENETASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN


NO DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI TTD
KEPERAWATAN

Anda mungkin juga menyukai