Anda di halaman 1dari 1

MINISTRI MANUSIA-PENYELAMAT DALAM KEBAJIKAN INSANI-NYA

DENGAN ATRIBUT ILAHI-NYA DI GALILEA (4 - 5)

Pembacaan Alkitab: Luk. 6:12-49

Dalam Lukas 6:12-16 kita melihat bahwa Tuhan Yesus berdoa untuk bersekutu dengan
Allah dan mencari kehendak dan perkenan Allah mengenai ministri-Nya. Manusia-Penyelamat
ini melaksanakan ministri-Nya bukan oleh diri-Nya sendiri dengan cara merdeka terhadap Allah
atau menurut kehendak-Nya sendiri. Sebaliknya, Dia menggenapkan ministri-Nya menurut
kehendak dan perkenan Allah dengan menjadi satu dengan Allah untuk merampungkan
kehendak Allah. Tuhan Yesus tidak menunjuk dua belas orang itu berdasarkan diri-Nya sendiri.
Dia bertindak di dalam Allah, berdasarkan Allah, dan bersama Allah. Dia bertindak sebagai
seorang manusia yang bersatu dengan Allah. Pengajaran dalam Lukas 6 itu bukanlah suatu
undang-undang, melainkan prinsip-prinsip dari karakter orang-orang yang percaya kepada
Tuhan, orang-orang yang telah dilahirkan dari Allah dan memiliki hayat dan sifat-Nya. Pada
prinsipnya, kita harus menjadi suatu umat yang diberkati Allah, yang miskin dalam roh, lapar
secara rohani, mendambakan satu perubahan dalam keadaan rohani, dibenci dan dicela karena
Anak Manusia. Kita perlu menjadi manusia-Allah, manusia yang dijenuhi oleh Allah dan berbaur
dengan Allah.
Allah mengasihi kita sewaktu kita menjadi musuh-musuh-Nya. Sekarang kasih-Nya telah
disalurkan kepada kita. Karena itu, kasih yang dengannya kita mengasihi orang lain adalah
kasih Allah Bapa kita. Sebagai orang-orang yang telah dilahirkan dari Allah, kita harus
bermurah hati bahkan sama seperti Bapa kita murah hati. Jika kita hidup di dalam roh yang
rendah hati di bawah pemerintahan Tuhan, kita akan selalu menghakimi diri sendiri, tidak
menghakimi orang lain. Kita perlu mengampuni kesalahan orang dan membebaskan orang
yang bersalah itu. Sebagai anak-anak Allah yang hidup di dalam roh yang rendah hati, kita
pertama-tama harus mengeluarkan balok yang ada di dalam mata kita sendiri ketika kita melihat
serpihan kayu di dalam mata saudara kita. Serpihan kayu dalam mata saudara kita itu
seharusnya mengingatkan kita akan balok yang ada di dalam mata kita sendiri. Selama balok
itu tetap ada di dalam mata kita, maka pandangan kita akan kabur, dan kita tidak akan melihat
dengan jelas. Diri dan pekerjaan kita harus didirikan di atas firman Manusia-Penyelamat bagi
penggenapan kehendak Bapa kita.
Pengajaran Tuhan dalam 6:17-49 memiliki dua unsur dasar. Unsur-unsur ini adalah
firman ilahi dan hayat ilahi. Firman ilahi adalah ekspresi hayat ilahi. Hayat adalah yang di
dalam, dan firman adalah penyampaian hayat yang di luar. Kita mendapatkan hayat ilahi
melalui firman. Ketika kita menerima firman hayat, kita mendapatkan hayat. Kita semua perlu
nampak bahwa pengajaran Manusia-Penyelamat mengenai standar moralitas yang tertinggi
mutlak berdasar pada hayat ilahi dengan ekspresinya —firman ilahi. Untuk memiliki hayat ilahi
dan firman ilahi, kita harus memiliki Roh itu.
Pertanyaan Diskusi: 1) Menurut Anda, kita berdoa untuk apa? 2) Apa prinsip-prinsip dari
karakter orang-orang yang percaya kepada Tuhan? 3) Bagikan kenikmatan Anda akan berita
ini!

Anda mungkin juga menyukai