A. Kajian Pustaka
1. Pembelajaran
pembelajaran yang dimana siswa yang bertugas belajar dan guru yang bertugas
yang lain.
3 Op.cit. Lih[2]. P. 8
1
2
aspek yaitu belajar tertuju kepada apa yang harus dilakukan oleh siswa,
mengajar berorientasi pada apa yang harus dilakukan oleh guru sebagai pemberi
pelajaran.6 Kedua aspek ini akan berkolaborasi secara terpadu menjadi suatu
kegiatan pada saat terjadi interaksi antara guru dengan siswa, serta siswa dengan
perilaku yang relative tetap dan merupakan hasil praktik yang diulang – ulang.7
4 Op.cit. Lih[2]. P. 9
5 Mohammad Thobroni, Arif Mustafa. Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta:Ar – Ruzz Media.2011.
P.18
6 Op.cit. Lih[2]. P. 11
7 Op.cit. Lih[2]. P. 18
3
informasi tentang mata pelajaran dan guru yang memberikan informasi tentang
guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi
baik guru maupun siswa bersama – sama menjadi pelaku terlaksananya tujuan
keterampilan, nilai, konsep, dan bagaimana hidup serasi dengan sesama atau
transfer ilmu dari guru kepada siswa, melainkan suatu proses kegiatan yaitu
terjadi interaksi antara guru dengan siswa serta antara siswa dengan siswa.
8 Ibid
9 Op.cit. Lih[2]. P. 12
10 Ibid
4
diinginkan.
tersebut mengetahui terlebih dahulu apa sebenarnya yang dimaksud dengan hasil
belajar. Hal ini agar tidak terjadi kesalahan dalam penilaian hasil belajar, karena
seringkali seseorang yang tidak memahaminya hanya tau hasil belajar dalam
makna sempit yaitu "nilai". Maka berikut akan diulas beberapa pengertian hasil
belajar bertujuan melihat kemajuan hasil belajar peserta didik dalam hal
dari suatu proses usaha setelah melakukan kegiatan belajar yang dapat diukur
dengan menggunakan tes guna melihat kemajuan siswa”. Lebih lanjut Slameto
(2008:8) mengemukakan bahwa ”hasil belajar diukur dengan rata-rata hasil tes
yang diberikan dan tes hasil belajar itu sendiri adalah sekelompok pertanyaan
atau tugas-tugas yang harus dijawab atau diselesaikan oleh siswa dengan tujuan
mengukur sejauh mana para siswa telah menguasai atau mencapai tujuan-tujuan
dan otot badan. Ada lima tingkatan dalam ranah ini, yaitu imitasi, manipulasi,
suatu proses belajar mengajar dianggap berhasil adalah daya serap terhadap
bahan pelajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi baik secara individual
maupun kelompok”
Gagne (Dimyati dan Mudjiono, 2008:2) menyatakan bahwa ’terdapat
lima kemampuan yang diperoleh dari proses belajar mengajar yang dapat
hasil dari interaksi tindakan belajar dan tindakan mengajar dan dari sisi guru,
tindakan diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar sedangkan dari siswa,
terjadinya perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu
menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti”. Howard Kingsley
disimpulkan bahwa hasil belajar digunakan sebagai acuan atau patokan guru
untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap bahan ajar atau materi
dengan melakukan evaluasi pada setiap akhir proses pembelajaran dan untuk
Menurut Piaget, ada sedikitnya tiga hal yang perlu diperhatikan oleh
kejadian
yaitu suatu informasi umum mengenai apa yang akan diajarkan, agar
dalamstruktur kognitifnya.
berlainan
Guru harus selalu memperhatikan pada setiap sis$a apa yang mereka
mendapatkan kesulitan.
8
se$aktu%$aktudibutuhkan
4. Pembelajaran Konstruktivisme
dengan aturan – aturan lama dan merevisinya apabila aturan – aturan itu tidak
lagi sesuai. Menurut Nur guru dapat memberikan siswa anak tangga sendiri yang
membawa siswa ke pemahaman yang lebih tinggi dengan catatan siswa sendiri
dalam psikologi pendidikan adalah bahwa guru tidak hanya sekedar memberikan
berpusat pada siswa (Student Center) dan guru hanya sebagai fasilitator yang
proses pembelajaran.
5. Pembelajaran Kooperatif
siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika
mereka menemukan dan memehami konsep yang sulit jika mereka saling
jenis kerja kelompok termasuk bentuk – bentuk yang lebih dipimpin oleh guru
13 Ibid
oleh guru, dimana guru menetapkan tugas dan pertanyaan – pertanyaan serta
adalah pendekatan yang berpusat pada kelompok dan berpusat pada siswa untuk
kelompok – kelompok kecil yang terdiri dari 3 – 6 orang siswa ang sederajat
tetapi heterogen, kemampuan, jenis kelamin, suku/ras, dan satu sama lain saling
untuk memberi kesempatan kepasa semua siswa untuk dapat terlibat secara aktif
dan guru hanya sebagai fasilitator atau mediator, dimana pembelajaran di desain
oleh guru menjadi beberapa kelompok yang heterogen dan menggunakan model
6. Model Pembelajaran
15 Ibid
mengajar.
(dalam Slavin, 1995) merupakan pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan
17 Op.cit. Lih[14]. P.187
merupakan pembelajaran kooperatif yang cocok digunakan oleh guru yang baru mulai
Student Team Achievement Divisions (STAD) adalah salah satu tipe pembelajaran
kooperatif yang paling sederhana. Siswa ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan
empat orang yang merupakan campuran menurut tingkat kinerjanya, jenis kelamin dan
suku. Guru menyajikan pelajaran kemudian siswa bekerja dalam tim untuk memastikan
bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut. Akhirnya seluruh siswa
dikenai kuis tentang materi itu dengan catatan, saat kuis mereka tidak boleh saling
membantu.
Learning yang menekankan pada aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling
memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai
akademik baru kepada siswa setiap minggu mengunakan presentasi Verbal atau teks.
Menurut Slavin (dalam Noornia, 1997: 21) ada lima komponen utama dalam
a. Penyajian Kelas
Penyajian kelas merupakan penyajian materi yang dilakukan guru secara klasikal
dengan menggunakan presentasi verbal atau teks. Penyajian difokuskan pada konsep-
konsep dari materi yang dibahas. Setelah penyajian materi, siswa bekerja pada
kelompok untuk menuntaskan materi pelajaran melalui tutorial, kuis atau diskusi.
Kelompok menjadi hal yang sangat penting dalam STAD karena didalam kelompok
harus tercipta suatu kerja kooperatif antar siswa untuk mencapai kemampuan akademik
yang diharapkan. Fungsi dibentuknya kelompok adalah untuk saling meyakinkan bahwa
setiap anggota kelompok dapat bekerja sama dalam belajar. Lebih khusus lagi untuk
yang dibentuk sebaiknya terdiri dari satu siswa dari kelompok atas, satu siswa dari
kelompok bawah dan dua siswa dari kelompok sedang. Guru perlu mempertimbangkan
agar jangan sampai terjadi pertentangan antar anggota dalam satu kelompok, walaupun
Siswa diberi tes individual setelah melaksanakan satu atau dua kali penyajian kelas dan
bekerja serta berlatih dalam kelompok. Siswa harus menyadari bahwa usaha dan
keberhasilan mereka nantinya akan memberikan sumbangan yang sangat berharga bagi
kesuksesan kelompok.
Skor peningkatan individual berguna untuk memotivasi agar bekerja keras memperoleh
hasil yang lebih baik dibandingkan dengan hasil sebelumnya. Skor peningkatan
individual dihitung berdasarkan skor dasar dan skor tes. Skor dasar dapat diambil dari
skor tes yang paling akhir dimiliki siswa, nilai pretes yang dilakukan oleh guru
e. Pengakuan kelompok
Pengakuan kelompok dilakukan dengan memberikan penghargaan atas usaha yang telah
dilakukan kelompok selama belajar. Kelompok dapat diberi sertifikat atau bentuk
14
penghargaan lainnya jika dapat mencapai kriteria yang telah ditetapkan bersama.
a. Persiapan STAD
1) Materi
Materi pembelajaran kooperatif metode STAD dirancang sedemikian rupa untuk
lembar kegiatan (lembar diskusi) yang akan dipelajari kelompok kooperatif dan lembar
beranggotakan 4-5 siswa yang terdiri dari siswa yang berkemampuan tinggi, sedang dan
rendah. Bila memungkinkan harus diperhitungkan juga latar belakang, ras dan sukunya.
Guru tidak boleh membiarkan siswa memilih kelompoknya sendiri karena akan
cenderung memilih teman yang disenangi saja. Sebagai pedoman dalam menentukan
informasi apa saja yang dapat digunakan untuk melakukan rangking tersebut. Salah satu
siswa, berarti ada delapan kelompok yang beranggotakan empat siswa dan dua
15
kelompok yang beranggotakan lima siswa. Dengan demikian ada sepuluh kelompok
terdiri dari siswa dengan tingkat hasil belajar rendah, sedang hingga hasil belajarnya
tinggi sesuai dengan rangking. Dengan demikian tingkat hasil belajar rata- rata semua
pembelajaran kooperatif metode STAD dimulai atau dari skor tes paling akhir yang
dimiliki oleh siswa. Selain itu, skor awal dapat diambil dari nilai rapor siswa pada
semester sebelumnya.
4) Kerja sama kelompok Sebelum memulai pembelajaran kooperatif, sebaiknya diawali
dengan latihan-latihan kerja sama kelompok. Hal ini merupakan kesempatan bagi setiap
kelompok untuk melakukan hal-hal yang menyenangkan dan saling mengenal antar
anggota kelompok.
5) Jadwal Aktivitas
STAD terdiri atas lima kegiatan pengajaran yang teratur, yaitu penyampaian materi
pelajaran oleh guru, kerja kelompok, tes penghargaan kelompok dan laporan berkala
kelas.
b. Mengajar
Setiap pembelajaran dalam STAD dimulai dengan presentasi kelas, yang meliputi
penting untuk memunculkan rasa ingin tahu siswa. Hal ini dapat dilakukan dengan cara
16
b) Guru menekankan bahwa yang diinginkan adalah agar siswa mempelajari dan
pertanyaan-pertanyaan.
3) Praktek terkendali
b) Guru memanggil siswa secara acak untuk menjawab pertanyaan atau menyelesaikan
soal-soal yang diajukan oleh guru. Hal ini akan menyebabkan siswa mempersiapkan diri
c) Guru tidak perlu memberikan soal atau pertanyaan yang lama penyelesaiannya pada
kegiatan ini. Sebaliknya siswa mengerjakan satu atau dua soal, dan kemudian guru
c. Kegiatan Kelompok
1) Pada hari pertama kegiatan kelompok STAD, guru sebaiknya menjelaskan apa yang
kelompoknya telah mempelajari materi dalam lembar kegiatan yang diberikan oleh
guru.
b) Tidak seorang pun siswa selesai belajar sebelum semua anggota kelompok menguasai
pelajaran.
c) Mintalah bantuan kepada teman satu kelompok apabila seorang anggota kelompok
mengalami kesulitan dalam memahami materi sebelum meminta bantuan kepada guru.
d) Dalam satu kelompok harus saling berbicara sopan.
2) Guru dapat mendorong siswa dengan menambahkan peraturan- peraturan lain sesuai
anggota kelompok tergantung pada tujuan yang dipelajarinya. Jika mereka mengerjakan
soal-soal maka setiap siswa harus mengerjakan sendiri dan selanjutnya mencocokkan
jawabannya dengan teman sekelompoknya. Jika ada seorang teman yang belum
Dengan demikian setiap siswa mempunyai lembar jawaban untuk diperiksa oleh teman
sekelompoknya.
3) Guru melakukan pengawasan kepada setiap kelompok selama siswa bekerja dalam
kelompok berdiskusi.
Setelah siswa bekerja dalam kelompok selama kurang lebih dua kali penyajian, guru
memberikan kuis atau tes individual. Setiap siswa menerima satu lembar kuis. Waktu
18
yang disediakan guru untuk kuis adalah setengah sampai satu jam pelajaran. Hasil dari
kuis itu kemudian diberi skor dan akan disumbangkan sebagai skor kelompok.
e. Penghargaan Kelompok
Setelah diadakan kuis, guru menghitung skor perkembangan individu dan skor
kelompok berdasarkan rentang skor yang diperoleh setiap individu. Skor perkembangan
Setelah guru menghitung skor perkembangan individu dan skor kelompok, guru
guru memberi penghargaan kepada kelompok tersebut yang berupa sertifikat atau
berupa pujian. Untuk pemberian penghargaan ini tergantung dari kreativitas guru.
Kelebihan:
a. Dapat mengembangkan prestasi siswa, baik hasil tes yang dibuat guru maupun tes
baku.
b. Rasa percaya diri siswa meningkat, siswa merasa lebih terkontrol untuk keberhasilan
akademisnya.
19
Keuntungan jangka panjang yang dapat dipetik dari pembelajaran kooperatif menurut
j. Meningkatkan kesediaan menggunakan ide orang lain yang dirasakan lebih baik.
kelamin, normal ataucacat, etnis, kelas sosial, agama, dan orientasi tugas.
rendah, karena dalam tes lisan siswa dibantu oleh anggota kelompoknya.
20
mendengarkan pendapat orang lain, dan mencatat hal-hal yang bermanfaat untuk
kepentingan bersama-sama.
d. Pembelajaran kooperatif menghasilkan pencapaian belajar siswa yang tinggi
menambah harga diri siswa dan memperbaiki hubungan dengan teman sebaya.
e. Hadiah atau penghargaan yang diberikan akan memberikan dorongan bagi siswa
f. Siswa yang lambat berpikir dapat dibantu untuk menambah ilmu pengetahuan.
Menurut Slavin dalam Hartati (1997 : 21) cooperative learning mempunyai kekurangan
sebagai berikut:
tampak macet.
b. Apabila jumlah kelompok tidak diperhatikan, yaitu kurang dari empat, misalnya tiga,
maka seorang anggota akan cenderung menarik diri dan kurang aktif saat berdiskusi dan
apabila kelompok lebih dari lima maka kemungkinan ada yang tidak mendapatkan tugas
c. Apabila ketua kelompok tidak dapat mengatasi konflik-konflik yang timbul secara
(1998:23) adalah bahwa pembelajaran kooperatif bukanlah obat yang paling mujarab
untuk memecahkan masalah yang timbul dalam kelompok kecil, adanya suatu
21
ketergantungan, menyebabkan siswa yang lambat berpikir tidak dapat berlatih belajar
mandiri. Dan juga pembelajaran kooperatif memerlukan waktu yang lama sehingga
target mencapai kurikulum tidak dapat dipenuhi, tidak dapat menerapkan materi
pelajaran secara cepat, serta penilaian terhadap individu dan kelompok dan pemberian
Kesimpulan yang dapat diambil dari uraian di atas bahwa untuk mengatasi kelemahan-
dalam satu anggota kelompok ditugaskan untuk membaca bagian yang berlainan,
mengevaluasi mereka mengenai seluruh bagian materi. Dengan cara inilah maka setiap
B. Kerangka Berpikir
terhadap bentuk soal pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dari. Oleh karena
itu sudah saatnya guru mengubah cara pandang mengajar selama ini. Pembelajaran
harus berpusat pada siswa dan guru hanya bertugas sebagai fasilitator dalam proses
22
pembelajaran. Dan salah satu metode belajar yang tepat adalah dengan
Achievement Division (STAND) siswa dilatih untuk dapat bekerja sama dalam
kelemahan siswa dalam menyelesaikan bentuk soal uraian pada pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam.
berikut :
Rendahnya
Kemampuan siswa
dalam menyelesaikan
Kondisi Pembelajaran Ilmu soal pada
awal
Pengetahuan Alam Tanpa pembelajaran Ilmu
Menggunakan Model Pengetahuan Alam
23
C. Hipotesis Tindakan
hasil belajar pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Kelas III di SDN Kebon Bawang
05 Pagi.“