Anda di halaman 1dari 5

DUALITAS DAN ANALISIS SENSITIVITAS

Kegunaan dualitas dan analisis sensitivitas:


1. Dualitas lebih banyak bermanfaat untuk melakukan pengujian/pengecekan
apakah nilai-nilai yang telah dihasilkan dengan metode simpleks telah
benar dan hasilnya dapat digunakan untuk pengambilan keputusan
manajemen.
2. Sementara itu, analisis sensitivitas selain digunakan untuk
pengujian/pengecekan, analisis ini lebih bermanfaat untuk menghindari
pengulangan perhitungan dari awal, apabila terjadi perubahan-perubahan
pada masalah PL simpleks. Perubahan yang dimaksud misalnya:
a. Perubahan nilai koefisien dalam fungsi tujuan, misalkan dari
contoh sebelumnya, karena tuntutan keadaan keuntungan yang
diharapkan dari sepatu karet tidak lagi Rp 30.000,00/unit tapi
menjadi Rp 40.000,00/unit, dst.
b. Perubahan pada kapasitas maksimal mesin, misalkan karena mesin
kedua diperbaiki, diganti olinya dan disetup ulang, maka bila
sebelumnya hanya bisa menyala 15, saat ini mampu menyala 17
jam.
Jika hal itu terjadi fungsi tujuan dan batasan akan berubah, dan apabila
dilakukan perhitungan lagi dari awal tentunya akan memakan waktu yang
cukup lama, disamping resiko kesalahan hitung yang mungkin muncul.
Oleh karena itu analisis sensitivitas diperlukan untuk sesegera mungkin
mendapatkan hasil optimal yang baru dari perubahan-perubahan tersebut.

A. DUALITAS
Setiap persoalan PL maksimasi (minimasi) mempunyai suatu persoalan minimasi
(maksimasi) yang bersesuaian. Persoalan asalnya disebut persoalan primal
sedangkan persoalan yang bersesuaian disebut persoalan dual.
Contoh :
Perusahaan sepatu “OPTIMIS” memproduksi dua jenis sepatu. Sepatu
jenis pertama merk A dengan sol dari karet dan sepatu jenis kedua merk B dengan
sol dari kulit. Untuk membuat sepatu-sepatu itu, perusahaan memiliki 3 buah
mesin. Mesin 1 khusus membuat sol dari karet, mesin dua khusus membuat sol
dari kulit dan mesin 3 membuat bagian atas sepatu dan melakukan assembling
bagian atas dengan sol. Setiap lusin sepatu merk mula-mula dikerjakan di mesin 1
selama 2 jam, kemudian tanpa melalui mesin 2 dikerjakan di mesin 3 selama 6
jam. Sedangkan untuk sepatu merk B mula-mula dikerjakan di mesin 2 selama 3
jam, kemudian dikerjakan di mesin 3 selama 4 jam. Jam kerja maksimum setiap
hari untuk mesin 1 adalah 6 jam, mesin 2 adalah 15 jam dan mesin 3 adalah 24
jam. Sumbangan terhadap laba untuk setiap lusin sepatu merk A sebesar Rp
30.000,00 sedang untuk setiap lusin sepatu merk B Rp 50.000,00. Masalahnya
adalah menentukan berapa lusin sebaiknya sepatu merk A dan merk B dibuat agar
dapat mencapai laba (keuntungan) maksimal.

Mesin Merk A Merk B Kapasitas Maksimum

Mesin 1 2 0 6
Mesin 2 0 3 15
Mesin 3 6 4 24
Laba 30.000 50.000

• Menentukan berapa lusin sebaiknya sepatu merk A dan merk B dibuat agar
dapat mencapai laba maksimal. (primal)
Max z  3x1  5x2
dp : 2x1 6
3x2  15
6x1  4x2  24
x1 , x2  0
• Menentukan berapa jam sebaiknya sepatu mesin 1, mesin 2 dan mersin 3
digunakan agar pemakaian mesin minimal. (dual)
Min z  6 y1  15 y 2  24 y3

dp : 2 y1  6 y3  30000

3 y 2  4 y3  50000

y1 , y 2 , y3  0

Kaidah-kaidah transformasi untuk mendapatkan dual :


1. Arah dari optimasi adalah berkebalikan, maksimasi dalam primal menjadi
minimasi dalam dual dan sebaliknya.
2. Tanda pertidaksamaan dari konstren teknis adalah kebalikan tapi syarat
non negatif tetap.
3. Baris dari matriks koefisien dalam primal ditranspose menjadi kolom
matriks koefisien dari konstren dual.
4. Vektor baris dari koefisien-koefisien dalam fungsi obyektif dalam primal
ditranspose menjadi vektor kolom konstan untuk konstren-konstren dual
dan sebaliknya.
5. Variabel-variabel keputusan primal digantikan oleh variabel-variabel
keputusan dual.

BENTUK UMUM
Jika diketahui persoalan primal
Max f : c1 x1  c2 x2  ...  cn xn

dp : a11x1  a12 x2  ...  a1n xn  b1

a 21x1  a 22 x 2  ...  a 2 n x n  b2
...
...
...
a m1 x1  a m 2 x 2  ...  a m n x n  bm
x1 , x 2 ,..., x n  0

6.
(n variabel, m kendala)

Maka persoalan dual dari persamaan tersebut adalah :


Min f :b1 y1  b2 y 2  ...  bm y m

dp : a11 y1  a12 y 2  ...  a1m y m  c1

a 21 y1  a 22 y 2  ...  a 2 m y m  c 2
...
...
...
a n1 x1  a n 2 x 2  ...  a nm x m  bcn
y1 , y 2 ,..., y m  0
(m variabel, n kendala)

SOAL A.1:
Jika diketahui persoalan primal berikut, tentukan penyelesaiannya, rumuskan
persoalan dualnya dan tentukan penyelesaian dari persoalan dualnya.
1. Maksimumkan f = 5x1 + 3x2
dp : 6x1 + 2x2 ≤ 36
5x1 + 5x2 ≤ 40
2x1 + 4x2 ≤ 20
x1, x2 ≥0
2. Minimumkan z = 20z1 + 30z2 + 16z3
dp : 2,5z1 + 3z2 + z3 ≥ 3
z1 + 3z2 + 2z3 ≥ 4
z1, z2, z3 ≥0
3. Seorang pasien dianjurkan oleh dokter untuk mengatur dengan cermat menu
makanan sehari-hari karena penyakit yang dideritanya. Untuk itu ia diminta
mengkonsumsi 2 macam tablet , A dan B. Setiap tablet A mengandung 2 mg
vitamin 1 dan 6 mg vitamin 2, sedangkan setiap setiap B mengandung 3 mg
vitamin 1 dan 2 mg vitamin 2. Menurut dokter, dalam 1 tahun pasien tersebut
harus mengkonsumsi paling tidak 3500 mg vitamin 1 dan 7000 mg vitamin 2.
Harga setiap tablet A Rp. 5000,00 dan setiap tablet B Rp. 4000,00.
Bagaimana sebaiknya kombinasi A dan B yang harus dikonsumsi pasien
tersebut agar syarat kesehatannya terpenuhi dengan biaya yang paling
terjangkau?

NOTE:
Kerjakan ketiga soal di atas secara berkelompok (3 orang) dan dikumpulkan
Senin, 14 Mei 2012.
GOOD LUCK…!!!

Anda mungkin juga menyukai