Anda di halaman 1dari 7

Biospecies, Volume 4 No. 2, Juli 2011, hlm.

29 - 34

Obat Rajo Obat Ditawar :


1)
Tumbuhan Obat dan Pengobatan Tradisional Masyarakat Serampas – Jambi

Obat Rajo Obat Ditawar :


Medicinal Plants and Traditional Medicine of Serampas – Jambi
1)
Makalah disampaikan dalam SEMIRATA Bidang MIPA Universitas Riau 2010

2)
Bambang HARIYADI
2)
Program Studi Pendidikan Biologi, FKIP Universitas Jambi
Email: bahariyadi@yahoo.com

ABSTRACT. Serampas is an indigenous group of Jambi who still live traditionally. Serampas has a
number of traditional knowledge related to local natural resources, including medicinal plants. This
study aims to reveal the Serampas view about illness and the types of herbs they use. Research
conducted by methods of participant observation, survey respondents, as well as in-depth interviews.
The results showed that the community Serampas classifies herbs into two main groups: obat rajo and
obat ditawar. The Serampas use more than 131 species of medicinal plants. Although forests around
the Serampas settlements are relatively undisturbed and rich in various plants, including medicinal
plants, however, unexpectedly, most medicinal plant not derived from natural forests, but from the
human made ecosystem, mainly scrubland and agricultural areas.

Key words: medicinal plants, traditional medicine, Serampas, Jambi.

ABSTRAK. Serampas adalah salah satu kelompok masyarakat asli daerah Jambi yang sampai saat
ini masih hidup secara tradisional. Serampas memiliki sejumlah pengetahuan tradisional yang terkait
dengan sumberdaya alam setempat, termasuk dalam hal tumbuh-tumbuhan yang berkhasiat obat.
Penelitian ini bertujuan menyingkap pandangan Masyarakat Serampas mengenai penyakit serta jenis-
jenis tumbuhan obat yang digunakan. Penelitian dilakukan dengan metode observasi partisipatif,
survey responden, serta in-depth interview. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat
Serampas menggolongkan tumbuhan obat kedalam dua kelompok utama yaitu obat rajo dan obat
ditawar. Jenis-jenis tumbuhan yang digunakan tidak kurang dari 131 jenis. Kawasan hutan di
sekeliling pemukiman Serampas yang relatif masih alami kaya akan berbagai jenis tumbuhan,
termasuk tumbuhan obat. Tetapi, diluar perkiraan, jenis-jenis tumbuhan yang banyak dimanfaatkan
sebagai tumbuhan obat bukanlah berasal dari hutan alam, melainkan dari ekosistem yang sudah
banyak mendapat sentuhan manusia (human made ecosystem), khsusunya semak belukar dan
kawasan perladangan.

Kata kunci: tumbuhan obat, pengobatan tradisional, Serampas, Jambi.

PENDAHULUAN dalam jangka waktu yang lama telah mendorong


penduduk setempat untuk memenuhi berbagai
Serampas adalah salah satu kelompok kebutuhannya dengan menggantungkan pada
masyarakat tradisional yang menghuni kawasan sumberdaya alam yang ada di sekitarnya,
hutan di sekitar kawasan Taman Nasional Kerinci termasuk dalam hal pengobatan. Dalam hal
Seblat (TNKS), Sumatra. Mereka telah menghuni etnobotani, Marsden (1966) merupakan perintis
kawasan tersebut jauh sebelum TNKS secara penelitian etnobotani di kawasan tersebut. Karya
resmi ditetapkan sebagai taman nasional pada klasiknya ”History of Sumatra” menggambarkan
1999 (lihat Bonatz dkk., 2006). Masyarakat pemanfaatan berbagai jenis tumbuhan di
Serampas masih mempertahankan gaya Sumatra, termasuk Serampas selama periode
kehidupan tradisonal dalam kehidupan sehari- 1783 sampai 1784.
hari. Lokasi Serampas yang cukup terisolir

29
Hariyadi, Obat Rajo ………………

Menyusul Marsden, penelitian mengenai Selain wawancara, pengumpulan data juga


tumbuhan obat di Sumatra relatif lebih terwakili dilakukan dengan teknik observasi partisipatif.
dibandingkan aspek penelitian etnobotani yang Dalam hal ini peneliti terlibat langsung dalam
lain. Misalnya, Mahyar dkk., (1991) dan berbagai kegiatan sehari-hari responden baik
Grosvenor dkk., (1995) meneliti mengenai yang dilakukan di ladang, sawah, rumah, dan
tumbuhan obat di Propinsi Riau. Elliott dan juga dalam beberapa upacara tradisional
Brimacombe (1987) mendokumentasikan setempat seperti selamatan ruso, negak rumah
tumbuhan obat di Taman Nasional Gunung dan kenduri pusako. Jenis-jenis tumbuhan obat
Leuser National, Sumatra Utara. Sedangkan yang digunakan dicatat dan diambil sampelnya
Susiarti dkk. (2005) meneliti penggunaan untuk kemudian dibuat herbarium. Voucher
tumbuhan obat pada suku Melayu yang ada di herbarium kemudian dikirimkan ke Herbarium
daerah pesisir Jambi. Di wilayah Serampas, Bogoriense untuk keperluan identifikasi.
sejauh ini belum ada penelitian etnobotani Pengelompokan takson dan penamaan jenis-
setelah ekspedisi Marsden yang dilakukan pada jenis tumbuhan dilakukan mengikuti Index
tahun 1811. Makalah ini mendeskripsikan Kewensis melalui database Indek Nama
mengenai tumbuhan yang berkhasiat obat, Tumbuhan Inernasional (International Plant
sumber-sumber tumbuhan obat, serta praktek- Name Index; www.ipni.org/).
praktek pengobatan tradisional yang dilakukan
oleh masyarakat Serampas.
HASIL DAN PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN Masyarakat Serampas memiliki kelembagaan


tradisional yang memberikan layanan kesehatan
Penelitian dilakukan di lokasi pemukiman Marga bagi seluruh masyarakat. Dalam hal ini mereka
Serampas yang terletak di Kecamatan Jangkat, menggabungkan pengetahuan mengenai
Kabupaten Merangin Propinsi Jambi. Data dan tumbuhan yang berkhasiat obat dengan praktek
informasi mengenai tumbuhan obat terutama perdukunan dibawah arahan lembaga adat.
diperoleh dari masyarakat yang tinggal di Desa Dalam tatanan adat setempat, mereka mengenal
Tanjung Kasri dan Desa Renah Kemumu. “dukun berempat jantan dan berempat betino”
Tambahan informasi lainnya diperoleh dari yaitu suatu tim yang bertugas untuk memberikan
masyarakat yang bermukim di desa-desa layanan kesehatan bagi seluruh anggota
Serampas yang lain yaitu Desa Renah Alai, masyarakat. Tim ini umumnya terdiri dari para
Rantau Kermas, dan Lubuk Mentilin. Penelitian dukun senior yang biasanya juga merangkap
dilakukan selama periode Bulan Juli 2005 sampai sebagai tokoh adat. Para dukun tersebut
Maret 2006. mendapatkan pengetahuan dan ketrampilan
mengenai perdukunan melalui magang dengan
Wawancara mendalam (in-depth interview) orang tua atau saudara lainnya yang lebih tua.
menggunakan panduan wawancara dilakukan Pengukuhan personalia dukun berempat jantan
terhadap sejumlah responden kunci untuk dan berempat betino biasanya dilakukan
mendapatkan infromasi mengenai pengobatan bersamaan dengan upaya perayaan kenduri
tradisional serta tumbuhan yang berkhasiat obat. psko yang dilakukan sekali dalam setahun.
Responden terdiri dari para tokoh adat, dukun
bersalin, petani, serta anggota masyarakat Selain dukun berempat jantan dan berempat
lainnya yang memiliki pengetahuan mengenai betino, ada satu lagi tim medis yang disebut
tumbuhan obat. Secara keseluruhan, responden dukun bulian tangan. Tim ini beranggotakan
yang diwawancarai berjumlah 36 orang, terdiri sejumlah dukun bayi yang bertugas memberikan
dari 15 orang di Desa Tanjung Kasri dan 21 layanan bagi para ibu hamil termasuk bayinya.
orang dari Desa Renah Kemumu. Pemilihan Seorang ibu hamil akan mendapatkan layanan
responden dilakukan dengan metode bola salju kesehatan dari dukun bulian tangan tersebut
(Bernard, 2002) yaitu teknik pemilihan responden semenjak kandungannya berumur empat bulan
yang dilakukan berdasarkan rekomendasi dari sampai bayinya berumur 15 hari. Selanjutnya,
responden sebelumnya, dimulai dari kepala keluarga tersebut menyelenggarakan syukuran
desa. Jenis-jenis tumbuhan obat yang disajikan ketika bayinya berumur 15 hari. Pada acara
dalam paper ini paling tidak dilaporkan/ tersebut, dukun bulian tangan yang membantu
dikonfirmasikan oleh tiga orang responden. proses persalinan bayi tersebut akan
mendapatkan ”hadiah” berupa beras ketan dan

30
Biospecies, Volume 4 No. 2, Juli 2011, hlm. 29 - 34

beras biasa, masing-masing satu gantang, satu Misalnya saja mereka menyelipkan potongan
ekor ayam utuh yang telah dimasak, seperangkat kunyit melai (Zingiber purpureum Rosc.) untuk
pinang-sirih, serta sejumlah uang. Tidak ada melindungi diri dari berbagai gangguan yang
aturan khusus mengenai uang yang diberikan; tidak diinginkan ketika menelusuri kawasan
jumlahnya tergantung pada kemampuan dan hutan. Potongan kunyit melai ini biasanya
kerelaan keluarga si bayi. diikatkan pada sarung parang dengan demikian
potongan kunyit melai tersebut secara otomatis
Dalam hal tumbuhan obat, secara umum akan selalu terbawa ketika parangnya dibawa.
masyarakat Serampas mengenal dua jenis-jenis Masyarakat Serampas mempercayai bahwa
obat yaitu obat rajo dan obat ditawar. Obat rajo potongan kunyit melai yang diperoleh dari sisa-
meliputi semua jenis tumbuhan yang memiliki sisa pencucian pusaka pada ritual kenduri psko
khasiat obat yang digunakan oleh masyarakat memiliki kekuatan magis yang jauh lebih kuat
awam, tanpa perlu bantuan dari seorang dukun. daripada kunyit melai yang biasa.
Misalnya saja, seseorang yang kebetulan terkena
parang ketika menebas semak-semak untuk Selain obat ditawar, Masyarakat Serampas juga
menyiapkan perladangan, mereka mengambil mengenal tradisi bertenung, yaitu suatu ritual
beberapa lembar daun rumnput bungo yang dilakukan untuk mengobati pasien yang
(Eupatorium inulaefolium H.B. & K.), lalu menderita penyakit yang cukup parah dan
diremas-remas dan airnya perasanya diberikan menahun (juga lihat Anas 2006). Proses dalam
pada bagian tubuh yang terluka. Dalam ritual ini melibatkan komunikasi dengan arwah
pandangan Masyarakat Serampas, pengetahuan nenek moyang orang Serampas. Setelah
mengenai obat rajo ini diwariskan dari raja-raja melakukan ritual tersebut, seorang dukun
Serampas pada zaman dahulu. dipercayai akan mendapatkan ”inspirasi”
mengenai ramuan yang diperlukan untuk
Sedangkan obat ditawar adalah jenis tumbuhan menyembuhkan pasien tersebut.
yang hanya digunakan oleh para dukun.
Pengetahuan mengenai obat ditawar ini Masyarakat Serampas memanfaatkan tidak
umumnya diwariskan secara turun temurun kurang dari 131 jenis tumbuhan obat yang masuk
dalam lingkungan keluarga (garis keturunan) dalam 49 famili. Poaceae bersama Lamiaceae
seorang dukun. Pengetahuan mengenai obat dan Solanaceae merupakan famili utama dari
ditawar ini umumnya diperoleh dengan cara jenis-jenis tumbuhan obat tersebut. Yang
“magang” yaitu dengan membantu dukun senior menarik, sebagian besar dari tumbuhan obat
misalnya dalam menyiapkan berbagai ramuan tersebut merupakan jenis-jenis tanaman
yang diperlukan dalam suatu prosesi budidaya (62%), serta jenis-jenis yang tumbuh di
pengobatan. Pada umumnya kaum muda tidak perladangan padi dan hutan sekunder.
tertarik untuk memperdalam pengetahuan
mengenai obat ditawar ini. Tetapi di setiap desa Diantara 131 jenis tumbuhan obat yang
biasanya selalu ada orang-orang muda, digunakan, jenis yang paling banyak digunakan
khususnya perempuan, yang mendalami adalah kunyit melai (Z. purpureum) yang
pengetahuan mengenai obat ditawar ini. digunakan untuk mengatasi berbagai penyakit.
Kunyit melai ini tidak hanya digunakan sebagai
Obat ditawar biasanya digunakan untuk obat rajo tetapi juga sebagai obat ditawar.
mengatasi kelainan atau gangguan yang Species yang merupakan anggota dari famili
diakibatkan oleh kekuatan-kekuatan ghaib. Zingiberaceae ini juga merupakan salah satu
Dalam hal ini jenis tumbuhan yang banyak penyusun ramuan (uras) pada sejumlah ritual,
digunakan adalah bungo panggil (Clerodendrum termasuk ritual untuk memandikan pusaka yang
buchanani [Roxb.] W. G. Walpers) dan rumput dilakukan sekali dalam setahun. Kunyit melai
sembuang (Eleusine indica Steud.), yang atau bunglai ini juga banyak digunakan oleh
digunakan sebagai media untuk menghantarkan Masyarakat Melayu yang bermukim di kawasan
mantera kepada pasien yang sedang diobati. pantai timur Jambi. Kunyit melai bersama
Beberapa jenis tumbuhan digunakan baik Campferia galanga dan Acorus calamus
sebagai obat rajo maupun obat ditawar. digunakan untuk melilndungi diri dari berbagai
gangguan mahluk halus, terutama pada anak-
Beberapa jenis tumbuhan obat juga digunakan anak (Susiarti dkk., 2005).
oleh masyarakat Serampas sebagai pelindung
terhadap berbagai gangguan mahluk halus.

31
Hariyadi, Obat Rajo ………………

Seperti halnya Serampas, dukun bersama setempat dengan sistim kontrak. Meskipun
sejumlah praktisi pengobatan tradisional pada demikian, penduduk dari desa-desa yang lain
berbagai budaya dunia pada umumnya memiliki masih harus menempuh yang panjang untuk
pengetahuan yang dalam mengenai tumbuhan dapat menjangkau puskesmas tersebut.
obat. Misalnya, para spesialis tumbuhan obat di Misalnya, penduduk dari Desa Renah Kemumu
pegunungan Himalaya bagian Nepal tidak hanya masih harus berjalan kaki sekitar 4 s/d 6 jam
lebih paham mengenai tumbuhan obat, tetapi untuk bisa menjangkau PUSTU tersebut. Selain
juga lebih sering mengggunakan tumbuhan itu, tidak jarang PUSTU tidak beroperasi selama
tersebut dibandingkan dengan masyarakat pada beberapa bulan karena tidak adanya perawat
umumnya. (e.g., Ghimire dkk., 2004). Demikian yang bersedia ditempatkan di kawasan terpencil
pula halnya dengan masyarakat Bogany di tersebut. Kondisi pelayanan kesehatan yang
bagian utara Sulawesi; pengetahuan mengenai demikian ini menyebabkan masyarakat
tumbuhan obat umunya juga terkonsentrasi pada Serampas masih menggantungkan sebagian
dukun-dukun setempat (Simbala dkk., 2005). besar pengobatan pada praktek dan
Selain diperoleh melalui “magang” dengan para pengetahuan obat tradisional.
dukun senior, ada kalanya pengetahuan
mengenai tumbuhan obat juga diperoleh melalui Masyarakat Serampas relatif memiliki jenis-jenis
mimpi. Seperti halnya yang terjadi pada tumbuhan obat yang lebih tinggi dibandingkan
masyarakat Serampas, para dukun pada dengan kelompok masyarakat tradisional lainnya.
komunitas ini juga tidak diperkenankan untuk Misalnya saja Masyarakat Samburu in
menerima imbalan utuk setiap layanan Pegunungan Nyiru di Kenya. Sebagaimana yang
kesehatan yang diberikannya. Pelanggaran dilaporkan oleh Bussmann (2006) Masyarakat
terhadap aturan ini dipercayai akan Samburu menggunakan 80 jenis tumbuhan obat.
menurunkan/menghilangkan keampuhan dukun Sebagian besar dari jenis-jenis tersebut
dalam mengobati sutau penyakit. merupakan spesies Asteraceae, Poaceae,
Lamiaceae, Cyperaceae, Fabaceae dan
Dalam hal diagnosis penyakit melalui komunikasi Malvaceae. Di Kalimantan Timur, Masyarakat
dengan arwah leluhur (bertenung), tradisi serupa Dayak Benuaq menggunakan 60 jenis tumbuhan
juga dilakukan oleh Masyarakat Dayak Ngaju dan obat. Sebagian besar dari tumbuhan tersebut
Dayak Benuaq di Kalimantan Tengah (Klokke merupakan famili Euphorbiaceae, Fabaceae dan
1998, Sodikin 2005 and Susiarti 2005). Di luar Zingiberaceae (Susiarti, 2005). Masyarakat
kebiasaan, pemerintah daerah setempat sangat tradisional di Kawasan timur Amazon mengenal
peduli terhadap keberadaan dan kelestarian sedikitnya 100 jenis tumbuhan obat (Voeks,
tradisi pengobatan tradisional ini karena mampu 1996). Sebaliknya, masyarakat Dayak Ransa di
menarik minat wisatawan untuk berkunjung ke Kalimantan Barat mengenal jenis-jenis tumbuhan
daerah tersebut (Susiarti, 2005). Diagnosis obat yang lebih banyak dari Serampas. Caniago
penyakit melaui komunikasi dengan arwah dan Siebert (1998) mendokumentasi 250 jenis
leluhur juga dilakukan oleh masyarakat tumbuhan obat yang digunakan oelh masyarakat
tradisional di bagian barat Amazon dan Peru. dayak tersebut.
Dalam ritual tersebut dukun mengalami
kesurupan setelah menkonsumsi tumbuhan Masyarakat Serampas memanfaatkan jenis-jenis
ayahusaca (Banisteriopsis caapi, Malpighiaceae). tumbuhan obat yang tumbuh pada berbagai
Dalam keadaan demikian, ruh sang dukun akan vegetasi antara lain hutan tua, hutan skunder,
memasuki dunia ghaib sehingga dapat perladangan dan sawah. Meskipun masyarakat
berkomunikasi dengan para ruh lainnya Serampas tinggal di sekitar kawasan hutan, di
(Desmarchelier dkk., 1996 dan Lenaerts 2006). luar perkiraan, jenis-jenis tumbuhan obat yang
ada paling banyak berada di kawasan
Keberadaan sejumlah pengetahuan dan praktek perladangan (83%). Sebaliknya tumbuhan obat
pengobatan tradisional di Serampas tidak lepas yang tumbuh secara exclusif di hutan tua hanya
dari kondisi geografis Serampas yang terisolir beberapa jenis saja, misalnya manau (C.
dari lingkungan sekitarnya dalam kurun waktu mannan Miq.) dan jemban (Donax grandis ([Miq.]
yang cukup panjang. Puskesmas pembantu Ridley, Marantaceae). Getah dari manau dapat
(PUSTU) baru didirikan di salah satu desa di digunakan untuk mengibati sariawan; sedangkan
Serampas (Tanjung Kasri) pada tahun 1995. buah jemban biasa digunakan untuk mengobati
PUSTU tersebut dijalankan oleh seorang perawat bengkak-bengkak.
yang dipekerjakan oleh Pemerintah Daerah

32
Biospecies, Volume 4 No. 2, Juli 2011, hlm. 29 - 34

Berbeda dengan Serampas, masyarakat tumbuhan obat yang ada di kawasan


traidisonal di Ethiopia dan Peru Amazon lebih perladangan/hutan sekunder, kemungkinan juga
menggantungkan pemenuhan tumbuhan obatnya karena alasan kandungan biokimia dari jenis-
pada jenis-jenis liar dari vegteasi alami jenis tumbuhan tersebut.
(Wondimu dkk., 2007 dan Sanz-Biset dkk.,
2009). Tetapi, lain halnya dengan masyarakat
tradisional di bagian timur Amazon. Mereka KESIMPULAN
memanfaatkan obat dari jenis-jenis tanaman
budidaya dengan porsi yang lebih tinggi (58%) Masyarakat Serampas memanfaatkan tidak
dibandingkan dengan tumbuhan liar (Voeks, kurang dari 131 jenis tumbuhan berkhasiat obat
1996). Jenis-jenis tanaman yang digunakan yang hidup pada berbagai vegetasi setempat.
umumnya berasal dari famili Asteraceae, Sebagian besar dari jenis-jenis tumbuhan
Lamiaceae, Euphorbiaceae, Piperaceae dan tersebut merupakan famili Poaceae, Lamiaceae
Verbenaceae. Proposi tumbuhan obat dari dan Solanaceae. Jenis-jenis tumbuhan obat
kawasan budidaya yang cukup tinggi juga umumnya diperoleh dari vegetasi yang sudah
didukung oleh temuan Hanazaki dkk., (2000). mendapat campur tangan manusia (human made
ecosystem) seperti perladangan dan hutan
Pekerjaan utama masyarakat Serampas adalah sekunder. Hutan alam (hutan primer) bukanlah
petani padi dengan sistim perladangan yang merupakan sumber tumbuhan obat yang utama.
berpindah-pindah. Praktek pertanian tradisional Pengetahuan mengenai tumbuhan obat dimiliki
ini masih dilakukan hingga saat ini. Interaksi tidak hanya oleh para dukun tetapi juga dipahami
yang intensif dan terus menerus antara oleh mayrakat biasa. Tetapi, para dukun
penduduk setempat dengan kawasan cenderung memiliki pengetahuan obat yang lebih
perladangan menyebabkan mereka memiliki tinggi.
pengetahuan dan pemahaman yang mendalam
mengenai vegetasi perladangan dan hutan
sekunder, termasuk mengenai tumbuhan obat
yang terdapat pada vegetasi tersebut. Selain itu, DAFTAR PUSTAKA
lokasi perladangan yang relatif lebih dekat
dengan kawasan pemukiman mendorong Anas A. 2006. Studi Etnobotani Tumbuhan Obat
penduduk untuk lebih banyak memanfaatkan di Desa Renah Kemumu Kecamtan
tumbuhan obat yang terdapat di ladang Jangkat. Skirpsi, Fakultas Keguruan dan
dibandingkan dengan tumbuhan serupa yang Ilmu Pendidikan Universitas Jambi.
terdapat di hutan tua. Keadaan yang serupa juga
dilaporkan oleh Salick dkk., (1999) yang meneliti Bernard HR. 2002. Research Methods in
etnobotani Orang Dusun di gunung Kinabalu Cultural Anthropology: Qualitative and
Malaysia serta Weckerle dkk., (2006) yang Quantitative. AltaMitra Press, Walnut
meneliti penggunaan tumbuhan oleh masyarakat Creek, California.
di Gunung Hengduan di selatan Cina.
Selanjutnya Salick dkk., (1999) menyimpulkan Bonatz D, Neidel JD, dan Tjoa-Bonatz ML.
bahwa penduduk cenderung untuk 2006. The Megalithic Complex of Highland
memanfaatkan tumbuhan yang lebih dekat Jambi an Archaeological Perspective.
dengan lokasi pemukiman karena beberapa Bijdragen tot de Taal-, Land –en
pertimbangan yaitu (i) adanya interaksi yang Volkenkunde (BKI) 162(4): 490-522.
lebih intensif dengan jenis-jenis tumbuhan
tersebut, (ii) kekayaan jenis (richness) tumbuhan Bussmann RW. 2006. Ethnobotany of the
berguna yang tinggi di sekitar kawasan Samburu of Mt. Nyiru, South Turkana,
pemukiman; serta (iii) kecendrungan manusia Kenya. Journal of Ethnobiology and
untuk tinggal di dekat vegetasi yang kaya akan Ethnomedicine 2(35): 1-10
jenis-jenis tumbuhan yang bermanfaat. Hutan
primer bukan merupakan sumber tumbuhan obat Caniago I dan Siebert SF. 1998. Medicinal Plant
yang utama. Tesis ini juga didukung oleh Stepp Ecology, Knowledge and Conservation in
and Moerman (2001) berdasarkan hasil Kalimantan, Indonesia. Economic Botany
penelitianya pada masyarakat tradisional Maya 52(3): 229-250.
dan beberapa penduduk asli di kawasan Amerika
Utara. Selain aspek kedekatan, pemanfaatan

33
Hariyadi, Obat Rajo ………………

Desmarchelier C, Gurni A, Cicia G dan Salick, J, Biun A, Martin G, Apin L, dan


Giulietti AM. 1996. Ritual and Medicine Beaman R. 1999. Whence Useful Plant?
Plants of the Ese’ejas of the Amazonian A Direct Relationship between Biodiversity
Rainforest (Madre de Dios, Peru). Journal and Useful Plants among the Dusun of Mt.
of Ethnopharmocology 52: 45-51. Kinabalu. Biodiversity and Conservations
8:797-818.
Elliott S dan Brimacombe J. 1987. The
medicinal plants of Gunung Leuser Sanz-Biset J, Campos-de-la-Cruz J, Epiquién-
National Park, Indonesia. Journal of Rivera MA, dan Ca˜nigueral S. 2009. A
Ethnopharmacology 19(3): 285-317. first survey on the medicinal plants of the
Chazuta valley (Peruvian Amazon).
Ghimire S, McKey D, Aumeeruddy-Thomas Y. Journal of Ethnopharmacology 122(2):
2004. Heterogeneity in Ethnoecological 333-362.
Knowledge and Management of Medicinal
Plants in the Himalayas of Nepal: Simbala, HEI, Rondonowu SJ, dan Queljoe E.
Implications for Conservation. Ecology and 2005. The Diversity of Medicine Herbs of
Society 9(3): 6. Bogany Ethnic in Bolaang Mongondow,
Grosvenor PW, Gothard PK, McWilliam NC, North Sulawesi. Journal of Tropical
Supriono A, dan Gray DO.1995. Ethnobiology 2(1): 35-51.
Medicinal Plants from Riau Province,
Sumatra, Indonesia. Part 1: Uses. Journal Sodikin A. 2005. Ritual Balian, Fenomena
of Ethnopharmacology 45(2): 75-95. Psikoterapi Pedalaman Kalimantan.
Harian Kompas 8 September 2005.
Hanazaki N, Tamashiro JY, Leitão-Filho HF
dan Begossi A. 2000. Diversity of Plant Stepp JR dan Moerman DE. 2001. The
Uses in Two Caiçara Communities from Importance of Weeds in Ethno-
the Atlantic Forest Coast, Brazil. pharmacology. Journal of
Biodiversity and Conservation 9: 597-615. Ethnopharmacology 75:19-23.

Klokke AH (ed). 1998. Traditional Medicine Susiarti S. 2005. Indigenous Knowledge on the
among the Ngaju Dayak in Central Uses of Medicinal Plants by Dayak
Kalimantan The 1935 Writings of a Former Benuaq, West Kutai, East Kalimantan.
Ngaju Dayak Priest. Borneo Research Journal of Tropical Ethnobiology 2(1): 52-
Council Inc., Phillips, ME 04966 USA. 64.

Lenaerts M. 2006. Substances, Relationship Susiarti S, Setyowati FM, dan Afriastini JJ.
and the Omnipresence of the Body: An 2005. Studi Ethnomedisinal Masyarakat
Overview of Asheninka Ethnomedicine Melayu di Kabupaten Tanjung Tajbung
(Western Amazonia). Journal of Barat, Jambi. Journal of Tropical
Ethnobiology and Ethnomedicine (2):49. Ethnobiology 2(1): 111-124.

Mahyar UW, Burley JS, Gyllenhaal C, dan Voeks, RA. 1996. Tropical Forest Healers and
Soejarto DD. 1991. Medicinal plants of Habitat Preference. Economic Botany
Seberida (Riau Province, Sumatra, 50(4): 381-400.
Indonesia). J. Ethnopharmacology
31(2):217-37. Weckerle CS, Huber FK, Yongping Y, dan
Weibang S. 2006. Plant Knowledge of the
Marsden W. 1966. History of Sumatra: Shuhi in The Hengduan Moutains,
Containing an Account of the Government, Southwest China. Economic Botany 60(1):
Laws, Customs, and Manners of the Native 3-23.
Inhabitants, with a Description of the
Natural Productions, and a Relation to the Wondimu T, Asfaw Z, dan Kelbessa E. 2007.
Ancient Political State of that Island. Ethnobotanical study of medicinal plants
Oxford University Press, Kuala Lumpur, around ‘Dheeraa’ town, Arsi Zone,
New York. Ethiopia. Journal of Ethnopharmacology
112: 152–161.

34
Biospecies, Volume 4 No. 2, Juli 2011, hlm. 29 - 34

35

Anda mungkin juga menyukai