Anda di halaman 1dari 4

SUSPENSI  Keunggulannya : sistem deflokulasi akan menampilkan dosis

Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat yang relatif homogen pada waktu yang lama karena
tidak larut yang terdispersi dalam fase cair. kecepatan sedimentasinya yang lambat.
Keuntungan :  Kekurangannya : apabila sudah terjadi endapan sukar sekali
1. Baik digunakan untuk pasien yang sukar menerima tablet / diredispersi karena terbentuk masa yang kompak.
kapsul, terutama anak-anak.  Sistem deflokulasi dengan viskositas tinggi akan mencegah
2. Diharapkan Lebih mudah diabsorpsi (karena luas permukaan sedimentasi tetapi tidak dapat dipastikan apakah sistem
kontak antara zat aktif dan saluran cerna meningkat). akan tetap homogen pada waktu paronya
3. Dapat menutupi rasa tidak enak / pahit obat (dari larut / 2. Suspensi Flokulasi
tidaknya)  Partikel sistem flokulasi berbentuk agregat yang dapat
4. Mengurangi penguraian zat aktif yang tidak stabil dalam air. mempercepat terjadinya sedimentasi. Hal ini disebabkan
Kerugian : karena setiap unit partikel dibentuk oleh kelompok partikel
1. Kestabilan rendah (pertumbuhan kristal (jika jenuh), degradasi, sehingga ukuran agregat relatif besar.
dll)  Cairan supernatan pada sistem flokulasi cepat sekali bening
2. Jika membentuk “cacking” akan sulit terdispersi kembali yang disebabkan flokul-flokul yang terbentuk cepat sekali
sehingga homogenitasnya turun. mengendap dengan ukuran yang bermacam-macam.
3. Alirannya menyebabkan sukar dituang  Keunggulannya :sedimen pada tahap akhir penyimpanan
4. Ketepatan dosis lebih rendah daripada bentuk sediaan larutan akan tetap besar dan mudah diredispersi.
5. Pada saat penyimpanan, kemungkinan terjadi perubahan  Kekurangannya : dosis tidak akurat dan produk tidak elegan
sistem dispersi (cacking, flokulasi-deflokulasi) terutama jika karena kecepatan sedimentasinya tinggi.
terjadi fluktuasi / perubahan temperatur.  Flokulasi dapat dikendalikan dengan :
6. Sediaan suspensi harus dikocok terlebih dahulu untuk - Kombinasi ukuran partikel
memperoleh dosis yang diinginkan. - Penggunaan elektrolit untuk kontrol potensial zeta.
Macam-macam suspensi : - Penambahan polimer mempengaruhi hubungan/
Berdasarkan penggunaan struktur partikel dalam suspensi.
1. Suspensi oral, sediaan cair mengandung partikel padat yang Syarat suspensi :
terdispersi dalam pembawa cair dengan bahan pengaroma 1. Suspensi tidak boleh diinjeksikan secara iv
yang sesuai dan ditujukan untuk penggunaan oral. 2. Suspensi yang dinyatakan untuk digunakan dengan cara
2. Suspensi topikal, sediaan cair mengandung partikel-partikel tertentu harus mengandung zat antimikroba.
padat yang terdispersi dalam pembawa cair yang ditujukan 3. Suspensi harus dikocok sebelum digunakan
untuk penggunaan kulit. 4. Suspensi harus disimpan dalam wadah tertutup rapat.
3. Suspensi injeksi tidak utk iv 5. Zat terdispersi harus halus dan seharusnya tidak boleh
4. Suspensi tetes telinga, sediaan cair mengandung partikel- mengendap
partikel halus yang ditujukan untuk diteteskan pada telinga 6. Jika dikocok, harus segera terdispersi kembali
bagian luar. 7. Dapat mengandung zat tambahan untuk menjamin stabilitas
5. Suspensi optalmik, sediaan cair steril yang mengandung suspensi
partikel-partikel yang terdispersi dalam cairan pembawa untuk 8. Kekentalan suspensi tidak boleh terlalu tinggi agar sediaan
pemakaian pada mata. mudah dikocok dan dituang.
Syarat suspensi optalmik : 9. Karakteristik suspensi harus sedemikian rupa sehingga ukuran
 Obat dalam suspensi harus dalam bentuk termikronisasi agar partikel dari suspensoid tetap agak konstan untuk yang lama
tidak menimbulkan iritasi dan atau goresan pada kornea. pada penyimpanan.(Ansel, 356)
 Suspensi obat mata tidak boleh digunakan bila terjadi massa Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam Suspensi :
yang mengeras atau penggumpalan. Kecepatan sedimentasi (Hk. Stokes)
Berdasarkan istilah Untuk sediaan farmasi tidak mutlak berlaku, tetapi dapat dipakai
 Susu, untuk suspensi dalam pembawa yang mengandung air sebagai pegangan supaya suspensi stabil, tidak cepat mengendap,
yang ditujukan untuk pemakaian oral. (contoh : Susu maka :
Magnesia)  Perbedaan antara fase terdispersi dan fase pendispersi harus
 Magma, suspensi zat padat anorganik dalam air seperti lumpur, kecil, dapat menggunakan sorbitol atau sukrosa. BJ medium
jika zat padatnya mempunyai kecenderungan terhidrasi dan meningkat.
teragregasi kuat yang menghasilkan konsistensi seperti gel dan  Diameter partikel diperkecil, dapat dihaluskan dengan blender
sifat reologi tiksotropik (contoh : Magma Bentonit). / koloid mill
 Memperbesar viskositas dengan menambah suspending agent.
 Lotio, untuk golongan suspensi topikal dan emulsi untuk
Pembasahan serbuk
pemakaian pada kulit (contoh : Lotio Kalamin)
Untuk menurunkan tegangan permukaan, dipakai wetting agent
Berdasarkan sifat
atau surfaktan, misal : span dan tween
1. Suspensi Deflokulasi
Floatasi (terapung)
 Partikel yang terdispersi merupakan unit tersendiri dan
disebabkan oleh :
apabila kecepatan sedimentasi bergantung daripada ukuran
 Perbedaan densitas
partikel tiap unit, maka kecepatannya akan lambat.
 Partikel padat hanya sebagian terbasahi dan tetap pada
 Gaya tolak-menolak di antara 2 partikel menyebabkan
permukaan
masing-masing partikel menyelip diantara sesamanya pada
 Adanya adsorpsi gas pada permukaan zat padat. Hal ini dapat
waktu mengendap.
diatasi dengan penambahan humektan.
 Supernatan sistem deflokulasi keruh dan setelah
Humektan ialah zat yang digunakan untuk membasahi zat padat.
pengocokan kecepatan sedimentasi partikel yang halus
Mekanisme humektan adalah mengganti lapisan udara yang ada di
sangat lambat.
permukaan partikel sehingga zat mudah terbasahi.
Contoh : gliserin, propilenglikol
Pertumbuhan kristal terlindung dari gumpalan/aglomerasi. Hal ini dapat dicapai dengan
 Larutan air suatu suspensi sebenarnya merupakan larutan mencegah muatan partikel, biasanya muatan partikel ada pada
jenuh. Bila terjadi perubahan suhu dapat terjadi pertumbuhan media air atau sediaan hidrofil.
kristal. Ini dapat dihalangi dengan penambahan surfaktan. Faktor pemilihan suspending agent :
 Adanya polimorfisme dapat mempercepat pertumbuhan  Penggunaan bahan (oral / topikal)
kristal.  Komposisi kimia
 Hal-hal yang memicu terbentuknya kristal :  Stabilitas pembawa dan waktu hidup produk (shelf life)
- keadaan super jenuh  Produk, sumber, inkompatibilitas dari suspending agent.
- pendinginan yang ekstrim dan pengadukan yang cepat  Golongan Polisakarida cth Acacia gum, tragakan, alginat starc
- sifat aliran pelarut yang dapat mengkristalkan zat aktif,  Golongan selulosa larut air (Water soluble celluloses) cth Metil
dalam ukuran dan bentuk yang bervariasi selulosa, hidroksi etilselulosa, Na-CMC, avicel
- keberadaan cosolutes, cosolvent, dan absorbent  Golongan tanah liat (Clays) cth Bentonit, alumunium
- kondisi saat proses pembuatan. magnesium silikat, hectocrite, veegum
 Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mencegah kristalisasi :  Golongan sintetik cth Carbomer (carboxyvinyl polymer),
- gunakan partikel dengan range ukuran yang sempit Carboxypolymethylene, Colloidal silicon dioxide.
- pilih bentuk kristal obat yang stabil Bahan Pembasah (Wetting agent) / Humektan
- cegah penggunaan alat yang membutuhkan energi besar Fungsi : menurunkan tegangan permukaan bahan dengan air
untuk pengecilan ukuran partikel (sudut kontak) dan meningkatkan dispersi bahan yang tidak larut
- gunakan pembasah Bahan pembasah yang biasa digunakan adalah : surfaktan yang
- gunakan colloidal pelindung seperti gelatin, gums, dan lain- dapat memperkecil sudut kontak antara partikel zat padat dan
lain yang akan membentuk lapisan pelindung pada partikel larutan pembawa. Surfaktan kationik dan anionik efektif
- viskositas ditingkatkan digunakan untuk bahan berkhasiat dengan zeta potensial positif
- cegah perubahan suhu yang ekstrim dan negatif. Sedangkan surfakatan nonionik lebih baik untuk
Pengaruh gula (sukrosa) pembasah karena mempunyai range pH yang cukup besar dan
 Suspending agent dengan larutan gula : viskositas akan naik mempunyai toksisitas yang rendah. Konsentrasi surfaktan yang
 Adanya batas konsentrasi gula dalam campuran dengan digunakan rendah karena bila terlalu tinggi dapat terjadi
suspending agent. Bila batas ini dilalui polimer akan menurun. solubilisasi, busa dan memberikan rasa yang tidak enak.
 Konsentrasi gula yang besar juga dapat menyebabkan Cara Kerja : Menghilangkan lapisan udara pada permukaan zat
kristalisasi yang cepat padat, sehingga zat padat + humektan lebih mudah kontak dengan
 Gula cair 25 % mudah ditumbuhi bakteri, perlu pengawet. pembawa.
(tidak lebih dari 30 %; hati-hati cap locking) Contoh : gliserin, propilen glikol, polietilen glikol, dll.
Sifat Fisik Untuk Formulasi Suspensi yang Baik Pemanis
 Suspensi harus tetap homogen pada suatu perioda, paling tidak Fungsi : untuk memperbaiki rasa dari sediaan
pada perioda antara pengocokan dan penuangan sesuai dosis Masalah yang perlu diperhatikan pada perbaikan rasa obat adalah
yang dikehendaki. :
 Pengendapan yang terjadi pada saat penyimpanan harus  Usia dari pasien. Anak-anak lebih suka sirup dengan rasa buah-
mudah didispersikan kembali pada saat pengocokan. buahan, orang dewasa lebih suka sirup dengan rasa asam,
 Suspensi harus kental untuk mengurangi kecepatan orang tua lebih suka sirup dengan rasa agak pahit seperti kopi,
pengendapan partikel yang terdispersi. Viskositas tidak boleh dsb.
terlalu kental sehingga tidak menyulitkan pada saat penuangan  Keadaan kesehatan pasien, penerimaan orang sakit tidak sama
dari wadah. dengan orang sehat. Rasa yang dapat diterima untuk jangka
 Partikel suspensi harus kecil dan seragam sehingga pendek mungkin saja jadi tidak bisa diterima untuk pengobatan
memberikan penampilan hasil jadi yang baik dan tidak kasar. jangka panjang.
Formula Umum  Rasa obat bisa berubah dengan waktu penyimpanan. Pada saat
R/ Zat aktif baru dibuat mungkin sediaan berasa enak, akan tetapi sesudah
Bahan tambahan : penyimpanan dalam jangka waktu tertentu kemungkinan dapat
- bahan pensuspensi (suspending agent) berubah.
- floculating agent  Zat pemanis yang dapat menaikkan kadar gula darah ataupun
- dapar atau acidifer yang memiliki nilai kalor tinggi tidak dapat digunakan dalam
- bahan pembasah (wettingagent) /humektan formulasi sediaan untuk pengobatan penderita diabetes.
- antioksidan Catatan :
- pemanis  Pemanis yang biasa digunakan : sorbitol, sukrosa 20 – 25 %
- pewarna  Sebagai kombinasi dengan pemanis sintetis : siklamat dan
- flavour aspartam 0,5 %; sakarin 0,05 %
- pewangi  Kombinasi sorbitol : sirupus simplex = 30 % b/v : 10 % b/v ad 20
- Pengawet – 25 % b/v total
- Antibusa (antifoaming)  pH > 5 dipakai sorbitol, karena sukrosa pada pH ini akan terurai
- anticaking dan menyebabkan perubahan volume.
- Bahan pembawa : air, sirup, dll  Sukrosa dapat menyebabkan kristalisasi
Bahan Tambahan : Pewarna dan Pewangi
Bahan pensuspensi / suspending agent Pewarna dan pewangi harus serasi.
Fungsi : Memperlambat pengendapan, mencegah penurunan  Asin : Butterscoth, Mafile, Apricot, Peach, Vanili,
partikel, dan mencegah penggumpalan resin dan bahan berlemak Wintergreen mint.
Cara Kerja : meningkatkan kekentalan. Kekentalan yang berlebihan  Pahit : Wild cherry, Walnut, Chocolate, Mint
akan mempersulit rekonstitusi dengan pengocokan. Suspensi yang combination, Passion fruit, Mint spice anisi
baik mempunyai kekentalan yang sedang dan partikel yang  Manis : Buah-buahan berry, Vanili.
 Asam : Citrus, Licorice, Root beer, Raspberry. 1. Surfaktan
Pengawet Surfaktan ionik dan nonionik dapat digunakan sebagai
Pengawet sangat dianjurkan jika didalam sediaan tersebut floculating agent. Konsentrasi yang digunakan berkisar 0.001
mengandung bahan alam, atau bila mengandung larutan gula sampai 1%b/v. Surfaktan nonionik lebih disukai karena secara
encer (karena merupakan tempat tumbuh mikroba). Selain itu, kimia lebih kompatibel dengan bahan-bahan dalam formula
pengawet diperlukan juga bila sediaan dipergunakan untuk yang lain. Konsentrasi yang tinggi dan surfaktan dapat
pemakaian berulang (multiple dose). menghasilkan rasa yang buruk, busa dan caking.
Pengawet yang sering digunakan antara lain : 2. Polimer hidrofilik
 Metil / propil paraben ( 2 : 1 ad 0,1 – 0,2 % total) Senyawa-senyawa ini memiliki BM tinggi. Hal ini disebabkan
 Asam benzoat / Na-benzoat adanya percabangan rantai polimer yang membentuk struktur
 Chlorbutanol / chlorekresol (untuk obat luar / mengiritasi) seperti gel dalam sistem dan dapat teradsorpsi pada
 Senyawa amonium (amonium klorida kuarterner) permukaan partikel padat serta mempertahankan kedudukan
Antioksidan mereka dalam bentuk sistem flokulasi. Polimer hidrofilik yang
Antioksidan jarang digunakan pada sediaan suspensi, kecuali untuk berperan sebagai koloid hidrofil yang mencegah caking dapat
zat aktif yang mudah terurai karena teroksidasi. Antioksidan juga berfungsi untuk membentuk flok longgar (floculating
bekerja efektif pada konsentrasi rendah. agent). Penggunaan tunggal surfaktan atau bersama koloid
Cara kerja : memblokir reaksi oksidatif yang berantai pada protektif dapat membentuk suatu sistem flokulasi yang baik.
tahap awal dengan memberikan atom hidrogen. Hal ini akan Pada proses pembuatan perlu diperhatikan bahwa
merusak radikal bebas dan mencegah terbentuknya peroksida. pencampuran tidak boleh terlalu berlebihan karena dapat
Hal yang perlu diperhatikan dalam memilih antioksidan : menghambat pengikatan silang antara partikel dan
 Efektif dalam konsentrasi rendah menyebabkan adsoprsi polimer pada permukaan satu partikel
 Tidak toksik, tidak merangsang dan tidak membentuk hasil saja kemudian akan terbentuk sistem deflokulasi.
antara (sediaan) yang berbahaya 3. Clay
 Segera larut atau terdispersi pada medium Clay pada konsentrasi sama dengan atau lebih besar dari 0.1%
 Tidak menimbulkan warna, bau, dan rasa yang tidak dilaporkan dapat berperan sebagai floculating agent pada
dikehendaki. pembuatan obat yang disuspensikan dalam sorbitol atau basis
 Dapat bercampur (compatible) dengan konstituen lain pada sirup. Bentonite digunakan sebagai floculating agent pada
sediaan. pembuatan suspensi bismut subnitrat pada konsentrasi 1.7%.
Beberapa antioksidan yang lazim digunakan : 4. Elektrolit
 Golongan kuinol Penambahan elektrolit anorganik pada suspensi dapat
Contoh : hidrokuinon, tokoferol, hidroksikroman, hidroksi menurunkan potensial zeta partikel yang terdispersi dan
kumeran, BHA, BHT). menyebabkan flokulasi. Penambahan elektrolit berlebihan atau
 Golongan katekhol muatan yang berlawanan dapat menimbulkan partikel
Contoh : katekhol, pirogalol, NDGA, asam galat memisah masing-masing dan terbentuk sistem flokulasi dan
 Senyawa mengandung nitrogen menurunkan kebutuhan konsentrasi surfaktan. Elektrolit
Contoh : ester alkanolamin turunan amino dan hidroksi dari sebagai flokulating agent jarang digunakan di indusri
p-fenilamin diamin, difenilamin, kasein, edestin Contoh formula :
 Senyawa mengandung belerang R/ Ibuprofen 100 mg
Contoh : sisteina hidroklorida Sirupus simplek 30 %
 Fenol monohidrat Na - CMC 0,25 %
Contoh : timol Metil paraben 0,2 %
Pendapar Propil paraben 0,03 %
Fungsi : Pewangi q.s
1. Mengatur pH Pewarna q.s
2. Memperbesar potensial pengawet Aquades ad 5 mL
3. Meningkatkan kelarutan Cara Pembuatan :
Dapar yang dibuat harus mempunyai kapasitas yang cukup untuk 1. Aquades yang akan digunakan sebagai fase pendispersi
mempertahankan pH. Pemilihan pendapar yaitu dengan pendapar dididihkan, kemudian didinginkan dalam keadaan tertutup.
yang pKa-nya berdekatan dengan pH yang diinginkan Pemilihan 2. Bahan aktif dan eksipien ditimbang.
pendapar harus mempertimbangkan inkompatibilitas dan 3. Bahan pensuspensi yang akan digunakan (yang dalam formula
toksisitas. Dapar yang biasa digunakan antara lain dapar sitrat, contoh adalah Na CMC) dikembangkan dengan cara : dibuat
dapar posfat, dapar asetat. dispersi stok hidrokoloid dengan menaburkan serbuk CMC Na
Acidifier secara perlahan-lahan dan sedikit demi sedikit ke dalam mortir
Fungsi : yang telah diisi air panas. Setelah semua serbuk CMC Na
1. Mengatur pH terbasahi, lalu aduk dengan cepat.
2. Meningkatkan kestabilan suspensi 4. Pemanis yang digunakan berupa sirupus simpleks maka sirupus
3. Memperbesar potensial pengawet simpleks yang dibuat dengan cara (FI III hal 567) melarutkan 65
4. Meningkatkan kelarutan bagian sukrosa dalam larutan metil paraben 0,25% b/v hingga
Acidifier yang biasa digunakan pada suspensi adalah asam sitrat. terbentuk 100 bagian sirupus simpleks yang berfungsi sebagai
Flocculating agent pengental dan pemanis.
Floculating agent adalah bahan yang dapat menyebabkan suatu 5. Jika digunakan pembasah, maka bahan aktif dihaluskan dengan
partikel berhubungan secara bersama membentuk suatu agregat penambahan sedikit demi sedikit pembasah sampai homogen
atau floc. Floculating agent dapat menyebabkan suatu suspensi dalam mortar..
cepat mengendap tetapi mudah diredispersi kembali. Flokulating 6. Suspending agent yang telah dikembangkan, ditimbang sesuai
agent dapat dibagi menjadi empat kelompok yaitu : dengan jumlah yang tertera dalam formula kemudian
ditambahkan ke dalam bahan aktif yang telah dibasahi
kemudian diaduk sampai homogen dengan stirer di dalam
beker glass.
7. Ke dalam campuran tersebut di atas, dimasukkan eksipien lain
(pendapar, pengawet, antioksidan, dll yang telah dilarutkan
dalam beberapa bagian air sesuai dengan kelarutannya) sambil
terus diaduk sampai homogen.
8. Setelah itu, sirupus simpleks, pewarna, flavour ditambahkan
(untuk eksipien berupa bahan pewarna dan flavour dibuat
larutan stok terlebih dahulu sebelum ditambahkan pada
campuran bahan dalam matkan).
9. Suspensi dimasukkan ke dalam botol yang telah dicuci,
dikeringkan dan ditara 100 mL.
Evaluasi Suspensi :
Evaluasi Fisika
1. Distribusi ukuran partikel
2. Homogenitas
3. Volume sedimentasi dan kemampuan redispersi
4. Bj sediaan dengan piknometer
5. Sifat aliran dan viskositas dengan Viskosimeter
6. Volume terpindahkan
7. Penetapan pH
8. Kadar air (hanya untuk suspensi kering )
9. Penetapan waktu rekonstitusi ( hanya untuk suspensi kering)
Evaluasi Kimia
1. Keseragaman sediaan
2. Penetapan kadar (sesuai monografi masing-masing)
3. Identifikasi (sesuai monografi masing-masing)
4. Penetapan kapasitas penetralan asam (KPA) hanya untuk
sediaan suspensi antasida
Evaluasi Biologi
1. Uji potensi (untuk antibiotik)
2. Uji batas mikroba (untuk suspensi antasida)
3. Uji efektivitas pengawet

Labelling

APOTEK PONTIANAK FARMA


JL. A YANI NO 55 TELP 0561 712345
APA : RARA, S.Farm., Apt.

No : 2 tgl : 25 NOV 2014

An. Siska
3x sehari 1 sendok teh (5ml) sesudah makan
Suspensi ibuprofen

KOCOK DAHULU SEBELUM DIGUNAKAN

Anda mungkin juga menyukai