1 Lokasi Sampling
Tabel 2.1. Lokasi Pengambilan Sampel Kualitas Udara Ambient Jalan Raya
Provinsi Jawa Barat
NO. NAMA KABUPATEN LOKASI PEMANTAUAN KOORDINAT
/ KOTA
1. Kab. Bandung Barat 1. Pertigaan Tol Padalarang - Jl. Cimareme LS 06º 51’ 06‚6” E 107º 29’ 50‚2”
2. Pasar Padalarang LS 06º 50’ 28‚1” E 107º 30’ 13‚4”
3 SD Negeri Sindang Sari / Madrasah Komplek LS 06º 52’ 50‚2” E 107º 30’ 13‚4”
Jati Indah
4. Kawasan I Indutri Cimareme LS 06º 51’ 55‚1” E 107º 29’ 39‚5”
2. Kab. Subang 1. Komplek Surya Cigadung LS 06º 33’ 32‚8” E 107º 45’ 15‚93”
2. Kawasan Selatan Chandra Theatre LS 06º 34’ 04‚9” E 107º 45’ 28‚9”
3. Sekitar Pertigaan Kalijati LS 06º 31’ 32‚25” E 107º 40’ 26‚74”
4. Sekitar PT. Papertech LS 06º 30’ 10‚6” E 107º 33’ 52‚8”
3. Kab. Purwakarta 1. Perempatan Sadang LS 06º 30’ 32‚4” E 107º 27’ 36‚6”
2. Perum Buana Indah LS 06º 30’ 47‚7” E 107º 27’ 11‚2”
3. Pasar Jum’at LS 06º 32’ 39‚6” E 107º 26’ 37‚4”
4. Desa Cikao Bandung LS 06º 30’ 28‚9” E 107º 23’ 51‚3”
4. Kab. Karawang 1. KIIC LS 06º 21’ 33‚9” E 107º 16’ 21‚5”
2. Sekitar Pasar Johar LS 06º 18’ 41‚2” E 107º 18’ 59‚7”
3. Terminal Klari LS 06º 20’ 38‚6” E 107º 20’ 28‚3”
4. Griya Pesona Asri LS 06º 21’ 13‚4” E 107º 22’ 39‚1”
5. Kab. Bekasi 1. Terminal Baru Cikarang, Kalijaya LS 06º 15’ 44‚8” BT 107º 08’ 16‚8”
2. Sentra Grosir Cikarang LS 06º 15’ 37‚5” BT 107º 08’ 40‚1”
3. Perumahan Cikarang Baru Jababeka II LS 06º 17’ 59‚9” BT 107º 09’ 49‚7”
4. Jababeka I LS 06º 17’ 50‚1” BT 107º 09’ 53‚2”
6. Kab. Bogor 1. Kota Wisata Jl. Raya Cibubur LS 06º 22’ 47‚44” BT 106º 57’ 25‚86”
2. Pasar Cileungsi Jl. Raya Narogong LS 06º 24’ 21‚74” BT 106º 57’ 43‚06”
3. Pertigaan Jl. Mercedes LS 06º 26’ 47‚04” BT 106º 54’ 48‚87”
4. Terminal Laladon LS 06º 34’ 32‚6” BT 106º 45’ 08‚0”
7. Kab. Indramayu 1. Terminal Indramayu LS 06º 20’ 09‚3” BT 108º 20’ 04,5”
2. Komplek Bumi Mekar LS 06º 19’ 59‚0” BT 108º 19’ 57‚7”
3. Pertamina Balongan LS 06º 23’ 08‚8” BT 108º 23’ 48‚0”
4. Pertigaan Jati Barang LS 06º 23’ 28‚3” BT 108º 18’ 12‚0”
8. Kota Cirebon 1. Terminal Harjamukti LS 06º 44’ 41‚3” BT 108º 17’,2”
2. Perum Rinjani LS 06º 44’ 43‚1” BT 108º 33’ 56‚9”
2-1
NO. NAMA KABUPATEN LOKASI PEMANTAUAN KOORDINAT
/ KOTA
3. Pelabuhan Cirebon Pintu III LS 06º 42’ 40‚8” BT 108º 33’ 58‚0”
4. Pusat Perbelanjaan Grage LS 06º 42’ 48‚3” BT 108º 33’ 04‚0”
2-2
Pemantauan Kualitas Udara Tahun Anggaran 2014
3
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Hasil Pengujian Kualitas Udara Ambient Provinsi Jawa Barat tahun 2014
Parameter uji kualitas udara ambien jalan raya yang diukur mengacu pada Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran
Udara. Parameter yang diukur terdiri dari parameter Nitrogen Dioksida (NO2), Sulfur
Dioksida (SO2), Karbon Monoksida (CO), Debu (Total Suspended Solid/TSP), Hidro Karbon
(HC). Pengukuran untuk parameter Nitrogen Dioksida (NO2), Sulfur Dioksida (SO2) dan
Karbon Monoksida (CO) dilakukan dengan waktu pengukuran 1 Jam, untuk parameter
Hidro Karbon (HC) dilakukan dengan waktu pengukuran 3 Jam, sedangkan parameter
Debu (Total Suspended Solid/TSP) dilakukan dengan waktu pengukuran 24 Jam.
Pengambilan sample udara ambien dilakukan I periode pada bulan Juli 2014, pengukuran
dilakukan pada saat jam 10:00 WIB sampai dengan 14:00 WIB. Berikut ini disajikan data
hasil pengukuran kedua periode tersebut
3-1
Pemantauan Kualitas Udara Tahun Anggaran 2014
Tabel 3.1. Hasil Pengujian Kualitas Udara Ambient Kab. Bandung Barat
Periode Bulan Juli 2014
Tabel 3.2. Hasil Pengukuran Tingkat Kebisingan (Halaman Luar) Kab. Bandung Barat
METODE 22-3/IK/UA-O
Sumber : PT. Unilab Perdana, Periode 1 2014
Keterangan : *) = Nilai Kebisingan adalah Nilai Equivalen selama waktu pengukuran dilakukan
Sesaat selama 10 menit dengan interval 5 detik
**) = Parameter terakreditasi oleh KAN No.LP-195-IDN
Lokasi :
1. Pertigaan Tol Padalarang - Jl. Cimareme
2. Pasar Padalarang
3. Madrasah Komplek Jati Indah / SDN Sindanhg Sari
4. Kawasan Industri Cimareme
3-2
Pemantauan Kualitas Udara Tahun Anggaran 2014
Tabel 3.4. Hasil Pengukuran Tingkat Kebisingan (Halaman Luar) Kab. Subang
dB(A)
METODE 22-3/IK/UA-O
Lokasi :
1. Komplek Surya Cigadung
2. Kawasan Sekitar Chandra Theatre
3. Sekitar Pertigaan Kalijati
4. Sekitar PT. Papertech
3-3
Pemantauan Kualitas Udara Tahun Anggaran 2014
Tabel 3.6. Hasil Pengukuran Tingkat Kebisingan (Halaman Luar) Kab. Purwakarta
Lokasi :
1. Perempatan Sadang
2. Perum Buana Indah
3. Pasar Jum’at
4. Desa Cikao Bandung
3-4
Pemantauan Kualitas Udara Tahun Anggaran 2014
Tabel 3.8. Hasil Pengukuran Tingkat Kebisingan (Halaman Luar) Kab. Karawang
dB(A)
METODE 22-3/IK/UA-O
Lokasi :
1. KIIC
2. Sekitar Pasar Johar
3. Terminal Klari
4. Griya Pesona Asri
3-5
Pemantauan Kualitas Udara Tahun Anggaran 2014
Tabel 3.10. Hasil Pengukuran Tingkat Kebisingan (Halaman Luar) Kab. Bekasi
METODE 22-3/IK/UA-O
3-6
Pemantauan Kualitas Udara Tahun Anggaran 2014
Tabel 3.12. Hasil Pengukuran Tingkat Kebisingan (Halaman Luar) Kab. Bogor
dB(A)
METODE 22-3/IK/UA-O
Lokasi :
1. Kota Wisata Jl. Raya Cibubur
2. Pasar Cileungsi Jl. Raya Narogong
3. Pertigaan Jl. Mercedes / Cicadas
4. Terminal Laladon
3-7
Pemantauan Kualitas Udara Tahun Anggaran 2014
Tabel 3.14. Hasil Pengukuran Tingkat Kebisingan (Halaman Luar) Kab. Indramayu
dB(A)
METODE 22-3/IK/UA-O
Lokasi :
1. Terminal Indramayu
2. Komplek Bumi Mekar
3. Pertamina Balongan
4. Pertigaan Jati Barang
3-8
Pemantauan Kualitas Udara Tahun Anggaran 2014
Tabel 3.16. Hasil Pengukuran Tingkat Kebisingan (Halaman Luar) Kab. Cirebon
dB(A)
METODE 22-3/IK/UA-O
Lokasi :
1. Terminal Harjamukti
2. Perum Rinjani
3. Pelabuhan Cirebon Pintu III
4. Pusat Perbelanjaan Grage
3-9
Pemantauan Kualitas Udara Tahun Anggaran 2014
Intensitas tingkat kebisingan Halaman Luar yang berada di 8 (delapan) lokasi yaitu : Kota
Bandung Barat, Kota Subang, Kota Purwakarta, Kota Karawang, Kota Bekasi, Kota Bogor,
Kota Indramayu dan Kota Cirebon di wilayah provinsi Jawa Barat. Dari hasil pemantauan
terlihat sebagian besar intensitas kebisingan di 8 (delapan) Kota tersebut masih berada di
bawah Nilai Ambang Batas Kebisingan, hanya ada beberapa Kota dan beberapa titik lokasi
sampling saja yang intenistas kebisingannya sudah melebihi Nilai Ambang Batas (NAB)
yang ditetapkan. Namun hasil ini hanya bersifat intermiten, dikarenakan aktifitas lalu
lintas dan mobilisasi kendaraan yang padat pada saat waktu-waktu tertentu saja.
Intensitas kebisingan mengacu pada KEP.48/MENLH/11/1996, Nilai Ambang Batas
kebisingan. Sehingga intensitas kebisingan pada 8 (delapan) Kota tersebut masih berada
dalam baku mutu yang ditetapkan. Hasil ini sesuai dengan tujuan upaya pemantauan
lingkungan yaitu mengetahui efektifitas pengelolaan lingkungan dalam mencegah,
mengendalikan dan meminimalisir paparan kebisingan di lokasi kegiatan terhadap
pekerja maupun masyarakat di sekitar lokasi kegiatan.
3 - 10
Pemantauan Kualitas Udara Tahun Anggaran 2014
3 - 11
Pemantauan Kualitas Udara Tahun Anggaran 2014
3 - 12
Pemantauan Kualitas Udara Tahun Anggaran 2014
2. Kab. Subang
3 - 13
Pemantauan Kualitas Udara Tahun Anggaran 2014
3 - 14
Pemantauan Kualitas Udara Tahun Anggaran 2014
1. Kab. Purwakarta
3 - 15
Pemantauan Kualitas Udara Tahun Anggaran 2014
3 - 16
Pemantauan Kualitas Udara Tahun Anggaran 2014
4. Kab. Karawang
3 - 17
Pemantauan Kualitas Udara Tahun Anggaran 2014
3 - 18
Pemantauan Kualitas Udara Tahun Anggaran 2014
5. Kab. Bekasi
3 - 19
Pemantauan Kualitas Udara Tahun Anggaran 2014
3 - 20
Pemantauan Kualitas Udara Tahun Anggaran 2014
yang ditetapkan sebesar 230 µg/Nm3, sedangkan untuk lokasi lainnya masih berada di
bawah baku mutu.
Adapun efek yang ditimbulkan oleh tingginya kadar debu di lokasi ini bagi kesehatan
manusia yaitu dapat menyebabkan Penyakit ISPA, batuk, dan Radang tenggorokan dll.
Hasil analisa terhadap tingginya parameter Debu (TSP) di Kota Bekasi kemungkinan
karena intensitas mobilisasi kendaraan yang lalu lalang dititik pemantauan tersebut cukup
padat.
6. Kab. Bogor
3 - 21
Pemantauan Kualitas Udara Tahun Anggaran 2014
3 - 22
Pemantauan Kualitas Udara Tahun Anggaran 2014
terminal laladon yang cukup padat sehingga debu jalan akan menyebar dalam radius yang
cukup luas.
7. Kab. Indramayu
3 - 23
Pemantauan Kualitas Udara Tahun Anggaran 2014
3 - 24
Pemantauan Kualitas Udara Tahun Anggaran 2014
aktifitas mobilisasi kendaraan angkut di industri, kadar debu tersebut merupakan disversi
debu dari lalu lintas jalan raya yang cukup padat, dan mobilisasi kendaraan yang cukup
padat sehingga debu jalan akan menyebar dalam radius yang cukup luas.
8. Kota Cirebon
3 - 25
Pemantauan Kualitas Udara Tahun Anggaran 2014
3 - 26
Pemantauan Kualitas Udara Tahun Anggaran 2014
disebabkan oleh diversi partikel-partikel debu dari kegiatan mobilisasi kendraan yang
berada di pelabuhan, sedangkan untuk lokasi lainnya masih berada di bawah baku mutu.
Adapun efek yang ditimbulkan oleh tingginya kadar debu di lokasi ini bagi kesehatan
manusia yaitu dapat menyebabkan Penyakit ISPA, batuk, dan Radang tenggorokan dll.
Hasil analisa terhadap tingginya parameter Debu (TSP) di Kab. Cirebon kemungkinan
karena intensitas mobilisasi kendaraan yang lalu lalang dititik pemantauan tersebut cukup
padat.
Tabel 3.17. Tabel Hasil Analisa Laboratorium yang Melebihi Baku Mutu
3 - 27
Pemantauan Kualitas Udara Tahun Anggaran 2014
3 - 28
4
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan yang disajikan pada bab 3 maka di sampaikan kesimpulan
sebagi berikut:
1. Seluruh kadar dari parameter pengujian SO2, CO, NO2, O3, HC, PM10
(Partikel < 10 µm), dan Timbal (Pb) di seluruh lokasi kegiatan baik pada periode I
2013, periode II 2013 dan periode Bulan Juli 2014 masih berada di bawah baku
mutu yang elah ditetapkan sesuai dengan PPRI No. 41 Tahun 1999 Baku Mutu
Udara Ambien Nasional.
2. Pada parameter Debu (TSP) menunjukan hasil analisis hampir dari seluruh titik
pantau berada di atas baku mutu lingkungan.
3. Pada Kab. Bekasi di titik pantau Sentra Grosir Cikarang untuk parameter PM2,5
(Partikel < 2,5 µm) terlihat hasil analisis laboratorium berada di atas baku mutu
yang telah ditetapkan sesuai dengan PPRI No. 41 Tahun 1999 Baku Mutu Udara
Ambien Nasional.
4. Intensitas kebisingan pada 8 (delapan) lokasi pemantauan yaitu : Kota Bandung
Barat, Kota Subang, Kota Purwakarta, Kota Karawang, Kota Bekasi, Kota Bogor,
Kota Indramayu dan Kota Cirebon di wilayah provinsi Jawa Barat, terlihat masih
berada dibawah Nilai Ambang Batas (NAB) kebisingan yang ditetapkan. Hasil ini
sesuai dengan tujuan upaya pemantauan lingkungan yaitu mengetahui
efektifitas pengelolaan lingkungan dalam mencegah, mengendalikan dan
meminimalisir paparan kebisingan di lokasi kegiatan terhadap pekerja maupun
masyarakat di sekitar lokasi kegiatan.