Anda di halaman 1dari 7

KORELASI INDEKS SEFALIK DAN GIGI

BERJEJAL RAHANG ATAS PADA ANAK


UMUR 7-12 TAHUN DI RSGM
1
Wong Weng Shung
2
Risti Saptarini Primarti
3
Deni Sumantri Latif
1
Kandidat skripsi Program Studi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran
Gigi Universitas Padjadjaran
2
Departemen Ilmu Kesehatan Gigi Anak Fakultas Kedokteran
Gigi Universitas Padjadjaran
3
Departemen Ortodonti Fakultas Kedokteran
Gigi Universitas Padjadjaran
Email: wongwengshung@outlook.com

Abstract
Early prediction of the potential risk in maxillary dental crowding can be useful for the practice of aesthetic dentistry as
well as for effective orthodontic treatment. The purpose of this research is to examine whether the cephalic index can be a
method in prediction of maxillary dental crowding of mixed-dentition stage children.
The type of this research method is a cross sectional study. The population of this research is determined by periodic interval
sampling in which the patients who came to RSGM in the month of November. Technique sampling used for this research is
purposive sampling and fifty subjects were selected. Cephalic index was measured by using a spreading caliper, while
maxillary dental crowding was assessed by matching photograph occlusal to the nearest resemblance on standardized
photographs of IOTN. Data tabulation and analysis with Spearman’s correlation test.
The results showed that there is relationship between cephalic index and maxillary dental crowding with rs = -0.68. As a
conclusion, the p-value was 2.10126×10-8 < 0.05 which means that there is significant correlation of cephalic index and
maxillary dental crowding of 7-12 years old children in RSGM when the value of cephalic index decreased, the value of
maxillary dental crowding was increased or vice versa.

Keywords-Cephalic Index, Maxillary Dental Crowding, IOTN

Abstrak
Prediksi awal risiko gigi berjejal rahang atas berguna untuk kedokteran gigi estetika dan perawatan ortodontik yang efektif.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah indeks sefalik berkorelasi dengan kondisi gigi berjejal rahang atas
anak pada periode gigi geligi campuran.
Metode penelitian ini adalah studi potong lintang. Populasi penelitian merupakan pasien anak yang datang ke Departemen
Kedokteran Gigi Anak pada periode bulan November 2016. Teknik sampling menggunakan teknik purposive sampling dan
didapatkan subjek lima puluh anak. Indeks sefalik diukur dengan menggunakan spreading caliper, sementara gigi rahang atas
berjejal dinilai dengan mencocokkan foto oklusi yang sesuai dengan standardized foto dari IOTN. Data ditabulasi dan
dianalisis dengan Uji korelasi Spearman.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan indeks sefalik dengan gigi berjejal rahang atas dengan nilai r s =
-0.68. Kesimpulan penelitian p-value adalah 2,10126 × 10-8 <0.05 yang berarti terdapat korelasi yang signifikan antara
indeks sefalik dan gigi berjejal rahang atas pada anak umur 7-12 tahun di RSGM dimana ketika nilai indeks sefalik menurun,
nilai gigi berjejal rahang atas meningkat atau sebaliknya.

Kata kunci-Indeks Sefalik, Gigi Berjejal Rahang Atas, IOTN


I. PENDAHULUAN1

M
1
aloklusi mewujud dalam berbagai bentuk dan gigi
berjejal merupakan keluhan pasien yang paling

1
umum untuk mendapat perawatan ortodontik oleh karena Panjang kepala dan lebar kepala
prevalensi yang tinggi. Prevalensi gigi berjejal yang tinggi Semua pengukuran dilakukan dengan subjek diminta
dalam kalangan anak-anak sekolah di distrik Kozhikode untuk duduk lurus sambil melihat lurus ke depan dengan
Kerala. Insiden gigi berjejal telah dilaporkan bervariasi kepala dalam posisi anatomis dan pengukuran terdekat
sehingga 83% pada usia 7 sampai 12 tahun. Epidemiologis 1mm. Panjang kepala diukur menggunakan spreading
estimasi bahwa lebih dari setengah remaja Amerika akan calliper dengan menempatkan satu ujung di glabella (GI)
mendapat perawatan dari ortodontik. Statistik nasional ini titik dan ujung yang lain di opisthocranion (Op) titik.
menunjukkan bahwa hanya sekitar 1 dari 10 pemuda Glabella adalah titik paling depan pada tulang dahi,
Amerika mempunyai oklusi yang baik secara alamiah. terletak antara tonjolan supraorbital pada bidang median-
Dalam penelitian Pakistan, ditemukan bahwa 78% sampel sagital sementara opisthocranion adalah titik paling
dari 7 sampai 12 tahun menunjukkan kecenderungan gigi posterior dan paling menonjol pada daerah tulang kepala
berjejal secara bervariasi dalam lengkung rahang atas. belakang (oksipital) dan titik yang paling jauh dari
Anak-anak yang berusia 7 sampai 12 tahun merupakan glabella.
periode pertumbuhan gigi geligi campuran. Lebar kepala diukur dari maksimum diameter
Menurut penelitian Waheed-UI-Hamid, faktor yang transversal antara dua titik tetap di atas eurion (Eu) titik
menyebabkan gigi berjejal adalah gigi berukuran besar, dengan penggunaan spreading calliper. Eurion adalah titik
lengkung rahang kecil atau kombinasi dari dua di atas. paling lateral dari tulang parietal.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa lebar lengkung
rahang, panjang lengkung rahang dan ukuran gigi Indeks sefalik
merupakan faktor yang berhubungan dengan gigi berjejal. Indeks sefalik adalah perbandingan antara lebar
Tingkat keparahan pada gigi berjejal beda antara maksimum kepala dengan panjang maksimum kepala
individu dari kelompok etnis dan ras yang beda tetapi (dalam persen). Formula indeks sefalik adalah:
bentuk kepala dan oklusi gigi bisa memiliki korelasi dari
kelompok tersebut. Menurut penelitian Kageyama, korelasi
antara bentuk kepala, wajah dan lengkung gigi bisa wujud. Indeks Sefalik = (Lebar maksimum kepala)/
Hasil penelitian menyatakan bahwa individu yang (Panjang maksimum kepala) X 100
dolikosefalik kecenderungan memiliki wajah panjang dan
sempit serta lengkung rahang relatif sempit, sementara
individu yang brakhisefalik kecenderungan memiliki Tabel 1. Klasifikasi Indeks Sefalik
wajah yang sangat luas dan pendek serta lengkung rahang
relative luas. Individu yang mesosefalik memiliki wajah Bentuk Kepala Indeks Sefalik
dan lengkung rahang di antara kedua tersebut. Oleh karena
Dolikosefalik ≤74,9
itu, penelitian ini direncanakan dengan tujuan untuk
melakukan penelitian berdasarkan korelasi indeks sefalik Mesosefalik 75 – 79,9
dan gigi berjejal rahang atas. Brakhisefalik ≥80

II. METHODE PENELITIAN


Metode penelitian ini adalah studi potong lintang.
Penelitian dilaksanakan di Rumah Sakit Gigi dan Mulut
(RSGM) pada pertengahan bulan November – Desember
2016. Populasi pada penelitian ini yaitu pasien anak yang
datang ke Departemen Kedokteran Gigi Anak pada
pertengahan bulan November – Desember 2016 berjumlah
50 orang. Kriteria inklusi adalah anak-anak datang RSGM
pada usia 7-12 tahun, tidak ada gigi yang hilang, tidak ada
gigi yang ditambal, tidak pernah ada perawatan ortodonti,
tidak ada deformitas fitur, bersedia menjadi subjek
penelitian, bersedia mengisi informed consent dan
kooperatif dalam pengambilan data. Anak-anak yang cacat Gambar 1. Pedoman Pengukuran Indeks Sefalik (A) Lebar
kepala karena penyakit atau kecelakaan, celah bibir serta Kepala dan (B) Panjang Kepala
langit-langit dan kebiasaan buruk mulut dimasukkan
dalam kriteria eksklusi. Teknik pengambilan sampel yang Gigi Berjejal Rahang Atas
digunakan purposive sampling yaitu anggota populasi yang Subjek diminta untuk melakukan tindakan berikut yaitu
memenuhi kriteria inklusi menjadi sampel penelitian. mengangkat kepala, menelan, mendorong dagu dan
Variabel penelitian ini yaitu indeks cephalic dan gigi mengangkat lidah sambil melihat lurus ke depan. Ketika
berjejal rahang atas. subjek siap di posisi, peneliti mulai mengambil retracted
biting together foto dan dinilai dengan mencocokkan foto
oklusi yang sesuai dengan standardized foto dari Aesthetic
Pengukuran Component of Index of Orthodontic Treatment Need
(IOTN). Skala untuk penilaian ini adalah kelas dari nomor 64% dibanding dengan subjek laki-laki 36%.
1-4 menunjukkan sampel tidak mengalami gigi berjejal Distribusi hasil penelitian ini dapat dibagi menjadi dua,
rahang atas dan kelas dari nomor 5-10 menunjukkan yaitu jenis indeks sefalik (Tabel 3) dan jenis gigi berjejal
sampel mengalami gigi berjejal rahang atas. rahang atas (Tabel 7) pada anak umur 7-12 di RSGM.
Distribusi hasil penelitian berdasarkan indeks sefalik
pada subjek penelitian dapat dibagi dalam tiga kelompok
yaitu subjek penelitian dengan dolikosefalik, mesosefalik
dan brakhisefalik. Berdasarkan Tabel 3, hasil penelitian
menunjukkan bahwa perempuan memiliki mesosefalik
dengan persentase tertinggi 46.8%, sedangkan persentase
terendah 18.8% adalah perempuan memiliki brakhisefalik.
Laki-laki memiliki dolikosefalik dengan persentase
tertinggi 44.4%, sedangkan persentase terendah 22.2%
adalah laki-laki memiliki brakhisefalik. Bentuk kepala
yang dominan pada perempuan adalah mesosefalik
(46.8%), sedangkan bentuk kepala yang dominan pada
laki-laki adalah dolikosefalik (44.4%).
Berdasarkan tabel yang seterusnya menunjukkan
pengukuran statistik perbedaan antara gigi berjejal dan
gigi tidak berjejal rahang atas pada dolikosefalik (Tabel 4),
mesosefalik (Tabel 5) dan brakhisefalik (Tabel 6).
Berdasarkan Tabel 7, hasil pemeriksaan jenis gigi
berjejal rahang atas menunjukkan bahwa sebagian besar 32
subjek penelitian memiliki gigi berjejal, sedangkan 18
Gambar 2. Index of Orthodontic Treatment Need (IOTN) subjek penelitian tersisa memiliki gigi tidak berjejal.
Aesthetic Component Scale

Analisis Statistik
Analisis statistik dilakukan dengan menggunakan
student t-test untuk membandingkan parameter yang
diukur antara laki-laki dan perempuan. Uji statistik
Spearman’s Koefisien Rank Korelasi digunakan dalam
penelitian ini untuk mengetahui apakah indeks sefalik
berkorelasi dengan kondisi gigi berjejal rahang atas. Hasil
akan diterima sebagai signifikan ketika p<0.05. Analisis
ini dilakukan dengan menggunakan SPSS.

III. HASIL PENELITIAN


Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Gigi dan
Mulut (RSGM). Subjek penelitian yang didapatkan
berdasarkan kriteria inklusi berjumlah 50 orang terdiri dari
laki-laki berjumlah 18 orang dan perempuan berjumlah 32
orang dan distribusi berdasarkan umur dan jenis kelamin
(Tabel 2).
Tabel 2 menunjukkan subjek penelitian berdasarkan
umur dan jenis kelamin pada subjek perempuan sebesar

1
Tabel 2. Distribusi subjek penelitian berdasarkan umur dan jenis kelamin
Umur Laki-laki Perempuan Total

7 5 2 7

8 1 7 8

9 2 10 12

10 2 6 8

11 5 5 10

12 3 2 5

% 36 64 100

Total 18 32 50

Tabel 3. Jenis indeks sefalik pada anak umur 7-12 di RSGM


Indeks Sefalik (CI) Perempuan Laki-laki

(cm) n % n %

Dolikosefalik (D) 11 34.4 8 44.4

Mesosefalik (M) 15 46.8 6 33.3

Brakhisefalik (B) 6 18.8 4 22.2

Total 32 100.0 18 100.0

Tabel 4. Pengukuran statistik perbedaan antara gigi berjejal dan gigi tidak berjejal rahang atas
pada dolikosefalik
Std. Sig. (2-
N Mean
Deviation tailed)

Dolikosefalik Gigi tidak berjejal 7 2.42 0.996


0.00
Gigi berjejal 12 6.83 1.586

Tabel 5. Pengukuran statistik perbedaan antara gigi berjejal dan gigi tidak berjejal rahang atas
pada mesosefalik
Std.
N Mean Sig. (2-tailed)
Deviation

Mesosefalik Gigi tidak berjejal 16 2.56 0.964


0.00
Gigi berjejal 5 6.88 1.258

4
Tabel 6. Pengukuran statistik perbedaan antara gigi berjejal dan gigi tidak berjejal rahang atas
pada brakhisefalik
Std.
N Mean Sig. (2-tailed)
Deviation

Brakhisefalik Gigi tidak berjejal 9 2.33 1.323


0.34
Gigi berjejal 1 5 0

Tabel 7. Jenis gigi berjejal rahang atas pada anak umur 7-12 di RSGM

Dental Klasifikasi Rahang Atas


Jenis
Total
Kelamin
Gigi berjejal Gigi tidak Berjejal

Perempuan 9 23 32

Laki-laki 9 9 18

Total 18 32 50

Tabel 8. Korelasi indeks sefalik dan gigi berjejal rahang atas

Test value = 50

Var rs t-value p-value Result Correlate

CI &MDC -0.68 -6.51 2.10126×10-8 Sig 46.86

Uji Korelasi rahang atas memiliki korelasi yang signifikan. Nilai indeks
Berdasarkan perhitungan statistik, hasil penelitian dari sefalik menurun, sedangkan nilai gigi berjejal rahang atas
Tabel 8 menunjukkan bahwa r s = -0.68 berarti korelasi meningkat atau pada keadaan yang sebaliknya. Korelasi
satu variabel menurun sementara variabel yang lain antara dua variabel tersebut adalah kuat disebabkan oleh
meningkat. Nilai indeks sefalik menurun, sedangkan nilai nilai r s = -0.68. Hasil penelitian yang berbeda dilakukan
gigi berjejal rahang atas meningkat atau pada keadaan oleh Kageyama et al. di Jepang. Berdasarkan penelitian
yang sebaliknya. P-value adalah 2.10126×10 -8 < 0.05. Hal tersebut menyatakan bahwa korelasi yang kuat antara
ini menunjukkan bahwa Ho diterima dan terdapat korelasi bentuk kepala dan hubungan anteroposterior rahang atas
yang signifikan antara indeks sefalik dan gigi berjejal tidak ditemukan, tetapi hasilnya menunjukkan bahwa ada
rahang atas pada anak umur 7-12. Persentase korelasi korelasi yang signifikan dengan dimensi tulang rahang
antara dua variabel ini adalah 46.86%. atas. Persentase korelasi antara dua variabel penelitian ini
adalah 46.86% sedangkan persentase tersisa disebabkan
IV. PEMBAHASAN oleh faktor lain seperti lebar lengkung rahang, panjang
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkorelasikan lengkung rahang dan ukuran gigi.
indeks sefalik dan gigi berjejal rahang atas pada anak Berdasarkan Tabel 3, bentuk kepala yang dominan pada
umur 7-12 di RSGM. Pengukuran indeks sefalik dan perempuan adalah mesosefalik (46.8%), sedangkan subjek
retracted biting together foto telah dilakukan pada 50 penelitian yang tersisa memiliki dolikosefalik (34.4%) dan
subjek penelitian. Berdasarkan Tabel 8, hasil penelitian memiliki brakhisefalik (18.8%). Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa indeks sefalik dan gigi berjejal menunjukkan bahwa mesosefalik merupakan bentuk

5
kepala yang dominan pada perempuan sama dengan dan lengkung rahang di antara kedua tersebut.
penelitian yang dilakukan pada perempuan di Andhra oleh Sebagai kesimpulan, p-nilai yang diperoleh setelah
Ila Jitesh Gujaria et al (2012) dan perempuan di Srilankan diolah dengan SPSS adalah 2.10126 × 10 -8 <0.05. Hal ini
oleh Ilayperuma I (2011). Bentuk kepala yang dominan menunjukkan bahwa Ho diterima dan terdapat korelasi
pada laki-laki adalah dolikosefalik (44.4%), sedangkan yang signifikan antara indeks sefalik dan gigi berjejal
subjek penelitian yang tersisa memiliki mesosefalik rahang atas pada anak umur 7-12. Kedua variabel
(33.3%) dan memiliki brakhisefalik (22.2%). Menurut berkorelasi dengan kuat antara satu sama lain.
penelitian Eroje et al. (2010) di Nigeria, dolikosefalik
merupakan bentuk kepala yang dominan pada laki-laki
sama dengan penelitian ini. Menurut penelitian Yagain et V. KESIMPULAN DAN SARAN
al. (2012) di India, bentuk kepala yang dominan pada laki- Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa
laki adalah dolikosefalik (33%) yang hampir sama dengan terdapat korelasi yang signifikan dari indeks sefalik dan
penelitian ini. Sebagai kesimpulan bahwa persentase gigi berjejal rahang atas pada anak umur 7-12 di RSGM
bentuk kepala bervariasi pada berbagai gender. dengan nilai indeks sefalik menurun, sedangkan nilai gigi
Berdasarkan Tabel 4, ini menunjukkan pengukuran berjejal rahang atas meningkat atau pada keadaan yang
statistik perbedaan antara gigi berjejal dan gigi tidak sebaliknya. Saran bagi mahasiswa kedokteran gigi dengan
berjejal rahang atas pada dolikosefalik. P-value adalah penelitian yang mirip dapat dilakukan untuk
0.00 < 0.05 dan menunjukkan bahwa Ho diterima dan mengembangkan data nasional yang lebih akurat dan
terdapat perbedaan yang signifikan antara gigi berjejal dan peneliti masa depan harus dilakukan dalam sampel yang
gigi tidak berjejal rahang atas pada dolikosefalik. Individu lebih besar.
yang dolikosefalik kecenderungan memiliki gigi berjejal
rahang atas karena lengkung rahang yang sempit dengan
ruangan yang tidak cukup untuk erupsi gigi dalam posisi DAFTAR PUSTAKA
yang ideal. Tabel 5 menunjukkan pengukuran statistik
perbedaan antara gigi berjejal dan gigi tidak berjejal [1] Agenter, M., Harris, E. And Blair, R. (2009). Influence
rahang atas pada mesosefalik. P-value adalah 0.00 < 0.05 Of Tooth Crown Size On Malocclusion. American
Journal Of Orthodontics And Dentofacial Orthopedics,
dan menunjukkan bahwa Ho diterima dan terdapat
136(6), pp.795-804.
perbedaan yang signifikan antara gigi berjejal dan gigi
[2] Bhagyalakshmi, A., Shivalinga, B., S, B. And Sheka,
tidak berjejal rahang atas pada mesosefalik. Berdasarkan S. (2015). The Index Of Orthodontic Treatment Need-
Tabel 6, ini menunjukkan pengukuran statistik perbedaan A Review. International Journal Of Recent Scientific
antara gigi berjejal dan gigi tidak berjejal rahang atas pada Research, 6(8), pp.5835-5839.
brakhisefalik. P-value adalah 0.34 > 0.05 dan [3] Eroje, M.A., H.B. Fawehinmi, B.N. Jaya and L.
menunjukkan bahwa Ho tidak diterima dan tidak ada Yaakor. (2010). Cephalic Index of Obia Tibe of Byesla
perbedaan yang signifikan antara gigi berjejal dan gigi state. Int. J. Morphol, 28, pp. 389-392.
tidak berjejal rahang atas pada brakhisefalik. Individu yang [4] Esomonu, U. and Badamasi, M. (2012). Cephalic
brakhisefalik kecenderungan memiliki gigi tidak berjejal Anthropometry of Ndi Igbo of Abia State of Nigeria.
rahang atas karena lengkung rahang yang luas dengan Asian Journal of Scientific Research, 5(3), pp.178-
ruangan yang cukup untuk erupsi gigi dalam posisi yang 184.
ideal. [5] Farkas, L., Katic, M., & Forrest, C. (2005).
Perubahan dimensi kepala seharusnya mengikuti International Anthropometric Study Of Facial
prototipe yang berbeda serta dalam populasi yang berbeda, Morphology In Various Ethnic Groups/Races. Journal
namun proses pertumbuhan dimensi kepala dinyatakan Of Craniofacial Surgery, 16(4), 615-646.
perlahan pada usia kanak-kanak. Pertumbuhan ini [6] Gujaria IJ, Salve VM. (2012). Comparison of Cephalic
melibatkan dasar tengkorak posterior dan terjadi pada arah index of three states of India. Int. Jr. Pharma. Bio. Sci,
posterior atau lateral yang mengakibatkan perubahan 3(4), pp. 1022-1031.
signifikan pada bentuk kepala. [7] Ilayperuma I. (2011). Evaluation of cephalic indices of
Berdasarkan Tabel 8, ini menunjukkan korelasi indeks Srilankan population: A clue for Racial and Sex
diversity. Int. Jr. Morphol, 29(1), pp. 112-117.
sefalik dan gigi berjejal rahang atas pada anak umur 7-12
[8] Kageyama, T., Domínguez-Rodríguez, G., Vigorito, J.
di RSGM. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kedua And Deguchi, T. (2006). A Morphological Study Of
variabel berkorelasi dengan kuat antara satu sama lain. The Relationship Between Arch Dimensions And
Hasil ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Craniofacial Structures In Adolescents With Class II
Kagayama et al. Menurut penelitian Kageyama, korelasi Division 1
antara bentuk kepala, wajah dan lengkung gigi bisa wujud. [9] Kapoor, P. And Singh, H. (2015). Evaluation Of
Hasil penelitian menyatakan bahwa individu yang Esthetic Component Of The Index Of Orthodontic
dolikosefalik kecenderungan memiliki wajah panjang dan Treatment Need: The Orthodontists' Perspective.
sempit serta lengkung rahang relatif sempit, sementara Indian Journal Of Dentistry, 6(4), P.181.
individu yang brakhisefalik kecenderungan memiliki [10] Narayanan, R., Jeseem, M. and Kumar, T. (2016).
wajah yang sangat luas dan pendek serta lengkung rahang Prevalence of Malocclusion among 10- to 12-year-old
relative luas. Individu yang mesosefalik memiliki wajah

4
Schoolchildren in Kozhikode District, Kerala: An And Arch Dimensions. Pakistan Oral & Dental
Epidemiological Study. IJCPD, 9, pp.50-55. Journal, pp.47-52.
[11] Pagano, M. and Gauvreau, K. (2000). Principles of [15] Yagain, V., Pai, S., Kalthur, S., Chethan, P. and
Biostatistics. 1st ed. Pacific Grove, CA: Duxbury, Hemalatha, I. (2012). Study of Cephalic Index in
pp.235, 369. Indian Students. International Journal of Morphology,
[12] Proffit, W. & Fields, H. (2000). Contemporary 30(1), pp.125-129.
Orthodontics. 3rd ed. St. Louis: Mosby, pp.3, 6, 25, [16] G. W. Juette and L. E. Zeffanella, “Radio noise currents n short sections
on bundle conductors (Presented Conference Paper style),” presented at
28, 31, 49. the IEEE Summer power Meeting, Dallas, TX, Jun. 22–27, 1990,
[13] Salve, V., Thota, N. And Patibandla, A. (2011). The Paper 90 SM 690-0 PWRS.
Study Of Cephalic Index Of Andhra Region (India). [17] (Basic Book/Monograph Online Sources) J. K. Author. (year, month,
Asian Journal Of Medical Sciences, 2(1). day). Title (edition) [Type of medium]. Volume (issue). Available:
http://www.(URL)
[14] Waheed-Ul-Hamid, M. And Imran Rahbar, M. (2005).
Dental Crowding And Its Relationship To Tooth Size

Anda mungkin juga menyukai