Anda di halaman 1dari 45

HUBUNGAN FREKUENSI DAN LAMA LATIHAN

TERHADAP KELENTURAN OTOT PENARI


MODERN

Usulan Penelitian
Diajukan guna menyusun Skripsi untuk memenuhi
sebagian syarat memperoleh derajat Sarjana Kedokteran
Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat

Diajukan Oleh
M Naufal Firdaus
I1A015096

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT


FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
BANJARMASIN

April, 2018
Usulan Penelitian oleh M Naufal Firdaus
Telah dipertahankan di depan dewan penguji
Pada tanggal 27 April 2018

Dewan Penguji
Ketua (Pembimbing I)

(dr. Dona Marisa, M. Biomed)


NIP. 197403092005012002

Anggota (Pembimbing II)

(dr. Asnawati, M. Sc)


NIP. 197203051998032001

Anggota

(dr. Fakhrurrazy, M. Kes, Sp.S)


NIP. 197410301998031001

Anggota

(dr. Noor Muthmainah, M. Sc)


NIP. 197304231998032002

ii

Universitas Lambung Mangkurat


PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam usulan penelitian ini tidak

terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu

perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau

pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara

tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Banjarmasin, 20 April 2018

M Naufal Firdaus

iii

Universitas Lambung Mangkurat


DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL…………………………………………. i

HALAMAN PENGESAHAN……………………………….. ii

HALAMAN PERNYATAAN……………………………….. iii

DAFTAR ISI…………………………………………………. iv

DAFTAR TABEL………………………………………… … vi

DAFTAR GAMBAR………………………………………... vii

DAFTAR LAMPIRAN……………………………………… viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah…………………… 1

B. Rumusan Masalah…………………………. 3

C. Tujuan Penelitian………………………….. 3

D. Manfaat Penelitian………………………… 4

E. Keaslian Penelitian………………………… 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kelenturan Otot…………………………… 7

B. Menari……………………………………… 11

C. Tari Modern……………………………….. 12

D. Lama latihan………………………… ……. 13

E. Frekuensi latihan…………………………… 14

F. Hubungan menari dengan kelenturan


otot…………………………………………. 15

G. Hubungan frekuensi dan lama latihan menari


dengan kelenturan otot……………………… 15

iv

Universitas Lambung Mangkurat


BAB III LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

A. Landasan Teori……………………………… 16

B. Hipotesis……………………………………. 20

BAB IV METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian………………………. 21

B. Populasi dan sampel…….…………………… 21

C. Instrumen penelitian………………………… 22

D. Variabel penelitian…………………………... 22

E. Definisi operasional…………………………. 23

F. Prosedur peneltian……………………….….. 23

G. Teknik pengumpulan dan pengolahan


data…………….……………………………. 26

H. Cara analisis data………...………………….. 27

I. Tempat dan waktu penelitian………………... 27

J. Biaya penelitian……………………………… 28

DAFTAR PUSTAKA………………………………………….. 29

LAMPIRAN……………………………………………………. 31

Universitas Lambung Mangkurat


DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Keaslian penelitian………………………….…………… 4

2.1 Interpretasi Sit and Reach test …….……………………. 9

4.1 Jadwal Penelitian Hubungan Frekuensi dan Lama Latihan


Terhadap Kelenturan Otot Penari……………………….. 27

vi

Universitas Lambung Mangkurat


DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Sit and reach test …………………………………. …… 9

2.2 Tes Split………………………………………………… 10

2.3 Tes bahu belakang ……………………………………… 10

2.4 Tes otot perut dan dada …………………………………. 10

3.1 Kerangka Teori Hubungan Frekuensi Latihan dan Lama


Latihan Terhadap Kelenturan Otot Penari Modern……... 18

3.2 Kerangka Konsep Hubungan Frekuensi Latihan dan Lama


Latihan Terhadap Kelenturan Otot Penari Modern……..... 19

4.1 Skema Alur Penelitian Hubungan Frekuensi dan Lama


Latihan Terhadap Kelenturan Otot Penari Modern……….. 26

vii

Universitas Lambung Mangkurat


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Surat Pernyataan Persetujuan Mengikuti Penelitian


Hubungan Frekuensi dan Lama Latihan Terhadap
Kelenturan Otot Penari Modern………………………. 31

2 Kuisioner …….………………………………….......... 32

3. Tabel Pengolahan Data Hasil Penelitian………………. 34

viii

Universitas Lambung Mangkurat


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menari adalah cara yang baik dalam meningkatkan kebugaran fisik, bisa

berupa meningkatkan kesehatan maupun untuk kemampuan menari itu sendiri.

Selain itu, dapat juga berguna untuk meningkatkan kemampuan sosial dan

kesehatan mental. Menari juga merupakan sesuatu yang dapat dimulai sejak dini

hingga usia lanjut serta dapat dilakukan oleh setiap orang tanpa memandang

lokasi dia berada.1

Bagi kebanyakan orang, menari adalah tentang teknik, gaya, dan tradisi.

Namun, tuntutan fisik pada koreografi saat ini membuat fisiologis dan kebugaran

tubuh sama pentingnya dengan keterampilan menari.2 Oleh karena itu, para

peneliti berpaku pada beberapa tipe kebugaran pada penari yaitu kapasitas pada

kegiatan aerobic dan anaerobic, kekuatan otot, antropometri, ketahanan otot, dan

kelenturan otot.1 Menurut penelitian didapatkan bahwa kelenturan dan

keseimbangan otot pada penari lebih tinggi jika dibandingkan bukan penari.

Selain itu, beberapa studi juga menunjukkan bahwa menari dapat meningkatkan

detak jantung sebanyak 65-85%.3 Menurut penelitian Silva dan Bonorino pada

tahun 2008 didapatkan bahwa penari balet klasik memiliki kelenturan otot yang

lebih baik daripada penari kontemporer. Gupta et al pada tahun 2004 juga

menemukan bahwa penari memiliki Range of Motion yang lebih luas

dibandingkan non-penari.1

Universitas Lambung Mangkurat


2

Kebugaran fisik sering diartikan sebagai kemampuan individual pada

latihan fisik tertentu. Seperti halnya dalam kebanyakan olahraga, kegiatan menari

berhubungan dengan kemampuan individual untuk bertahan dalam kondisi

aerobic maupun anaerobic serta kapasitasnya untuk membentuk kemampuan otot

misalnya ketahanan, keseimbangan, dan kelenturan otot. Namun, kebugaran fisik

tidak dapat menjamin kesuksesan orang dalam menari, karena banyak faktor lain

yang berpengaruh seperti usia, jenis kelamin, dan kemampuan saat pertunjukan.2

Kelenturan merupakan bagian yang penting dari kebugaran fisik, dimana

merupakan hal yang krusial dalam membantu kekuatan otot, meningkatkan

efisiensi gerakan, koordinasi, dan mencegah cedera. Otot yang lentur akan

membuat serat-serat pada otot terbiasa dengan pemanjangan. Karena itu, penari

yang lentur dapat bertahan dalam stress yang besar dibandingkan dengan penari

yang kurang lentur.2

Respon fisiologis dalam menari bergantung pada intensitas, durasi atau lama

serta frekuensi latihan.4 Pada penelitian Bennel, Khan, Mattews, dan Singleton

pada tahun 2001, didapatkan bahwa penari balet yang berlatih selama kurang

lebih 1-10 jam per minggunya mengalami peningkatan kelenturan otot yang

signifikan dibandingkan dengan non-penari yang melakukan berbagai kegiatan

olahraga (kecuali renang) selama kurang dari 2 jam dalam setiap minggunya. 1

Kemudian pada penelitian Joao Rafael Valentim-Silva, Marcelo Lentini Costa et

al tahun 2016 didapatkan bahwa intensitas latihan fisik berbanding lurus dengan

kelenturan otot.5 Santosa Budiharjo, M.Mansyur Romi, dan Djoko Prakosa pada

tahun 2005 mendapatkan bahwa senam aerobic intensitas sedang dengan

Universitas Lambung Mangkurat


3

frekuensi 3 kali per minggu dapat meningkatkan kelenturan otot yang bermakna

dibandingkan dengan frekuensi kurang dari 3 kali per minggu.6

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk meneliti hubungan

frekuensi dan lama latihan terhadap kelenturan otot penari modern agar menari

dapat dijadikan suatu alternatif untuk meningkatkan kelenturan otot, sehingga

dapat meningkatkan efisiensi gerakan, koordinasi, dan mengurangi risiko

terjadinya cedera otot.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, timbul rumusan masalah yaitu apakah

terdapat hubungan frekuensi dan lama latihan terhadap kelenturan otot penari

modern?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan umum penelitian ini untuk mengetahui hubungan frekuensi dan

lama latihan terhadap kelenturan otot penari modern.

Tujuan khusus penelitian ini adalah

a. Mengetahui frekuensi latihan penari modern.

b. Mengetahui lama latihan penari modern.

c. Mengetahui kelenturan otot penari modern

d. Menganalisis hubungan frekuensi latihan terhadap kelenturan otot penari

modern

e. Menganalisis hubungan lama latihan terhadap kelenturan otot penari modern.

Universitas Lambung Mangkurat


4

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam ilmu kedokteran

terutama fisiologi, yaitu untuk mengetahui apakah ada hubungan frekuensi dan

lama latihan terhadap kelenturan otot penari modern. Selain itu, penelitian ini

dapat bermanfaat sebagai bahan pertimbangan dan referensi dalam penelitian yang

sejenis.

2. Manfaat praktis

Penelitian ini merupakan sarana bagi peneliti untuk menerapkan ilmu yang

didapatkan saat perkuliahan dan menambah pengalaman penelitian. Selain itu,

penelitian ini diharapkan dapat membuktikan bahwa menari dapat menjadi

sebuah alternatif pilihan olahraga bagi masyarakat untuk meningkatkan kelenturan

otot.

E. Keaslian Penelitian

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian

No Nama Peneliti Judul Penelitian Persamaan Perbedaan


( Tahun )
1 Christopher M. The Effect of - Variabel - Variabel
Chapleau (2017).7 Acupuncture and terikat bebas
Static Stretch on the memuat adalah
Flexibility of the kelenturan akupunktur
Hamstring Muscles otot. dan
peregangan
statis
- Kelenturan
otot yang
diukur
hanya otot
hamstring
saja
- Subjek

Universitas Lambung Mangkurat


5

penelitian
terdiri atas 4
pria dan 3
wanita
- Metode
yang
digunakan
adalah
eksperiment
al pre and
post test
design.
2 Dr. Saikot Chatterjee, A Comparative Study - Variabel - Sampel
Ms. Sushmita Dey, Dr. on Balance and terikat yang
Samir Ranjan Flexibility between memuat digunakan
Adhikary. (2014)3 Dancer and Non- kelenturan hanya
Dancer Girls otot. perempuan
- Variabel - Variabel
bebas terikat juga
memuat memuat
penari keseimbang
- Jumlah an
sampel - Variabel
sebanyak terikat
30 orang memuat
- Metode non-penari
yang
digunakan
adalah
observasion
al analitik
- Tes yang
digunakan
adalah sit
and reach
test
3 Divan Mohaideen Efficacy of Active - Variabel - Variabel
Abbas, Bilques Sultana Stretching in terikat bebas
(2014).8 Improving The memuat adalah
Hamstring kelenturan peregangan
Flexibility otot. aktif.
- Populasi dan
sampel pada
penelitian
hanya
menggunak
an pria
dewasa
berusia 18-
30 tahun.

Universitas Lambung Mangkurat


6

- Kelenturan
otot yang
diukur
hanya otot
hamstring
saja.
- Metode
yang
digunakan
adalah
eksperiment
al pre and
post test
design.
- Jumlah
sampel
terdiri atas
60 orang.

Penelitian yang akan dilakukan ini memiliki persamaan dalam hal variabel

terikat yaitu sama-sama meneliti kelenturan otot serta tes yang digunakan untuk

mengukur kelenturan otot yaitu sit and reach test. Kemudian ditemukan juga

beberapa persamaan dalam metode penelitian yaitu menggunakan observasional

analitik, walaupun ada juga yang berbeda, yakni dengan eksperimental pre and

post test design. Terdapat juga perbedaan pada variabel bebas, yakni

menggunakan peregangan aktif dan pengobatan akupunktur. Selain itu, terdapat

penelitian yang hanya berfokus menilai kelenturan otot hamstring saja. Perbedaan

lain yang ditemukan ada pada sampel dan populasi yang diteliti, yakni usia, jenis

kelamin, dan jumlah sampel walaupun ada juga jumlah sampel yang sama, yaitu

sebanyak 30 orang. Penelitian yang akan dilakukan ini menggunakan frekuensi

dan lama latihan sebagai variabel bebas dan kelenturan otot penari modern

sebagai variabel terikat. Dalam penelitian ini, akan dicari hubungan frekuensi dan

lama latihan terhadap kelenturan otot penari modern.

Universitas Lambung Mangkurat


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kelenturan Otot

1. Definisi kelenturan

Kelenturan adalah kemampuan otot untuk memanjang dan menggerakkan

satu atau lebih sendi dalam suatu jangkauan tertentu yang dikenal dengan istilah

Range of Motion (ROM).7

2. Jenis kelenturan

a. Kelenturan dinamik, yaitu kemampuan untuk melakukan pergerakan

dinamik otot untuk menggerakan ektremitas sejauh mungkin dalam sebuah

sendi.9

b. Kelenturan statis-aktif, yaitu kemampuan untuk memperoleh dan

mempertahankan posisi tubuh dalam kedaan meregang dengan melakukan

gerakan. Sebagai contoh, mengangkat kaki tanpa bantuan selain dari kaki itu

sendiri.9

c. Kelenturan statis-pasif, yaitu kemampuan untuk mempertahankan posisi

tubuh dalam keadaan meregang tanpa melakukan gerakan. Sebagai contoh:

mempertahankan gerakan split.9

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kelenturan


Banyak faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kelenturan, antara lain:

a. Keterbatasan anatomis

Keterbatasan anatomis tubuh menyebabkan terganggunya keleluasaan

gerak. Keterbatasan ini bias terjadi karena bawaan sejak lahir ataupun karena

kesalahan gerak dasar yang terlalu lama sehingga dapat menyebabkan cedera.10

Universitas Lambung Mangkurat


8

b. Obesitas

Hal ini akan menyebabkan bertambahnya beban sendi sehingga sulit untuk

menggerakkan otot. Akibatnya kelenturan otot akan menurun. 10

c. Kurangnya fleksibilitas jaringan lunak di sekitar sendi

Hal yang dimaksud adalah kulit, tendo, dan ligament yang berperan dalam

menggerakkan otot. Ketika fleksibilitasnya kurang, maka kelenturan otot juga

akan kurang. 10

d. Cedera

Bisa cedera tendon atau sendi, sehingga kemampuan untuk menggerakkan

otot pun akan menurun. Akibatnya keleluasaan gerak menurun dan kelenturan

otot menurun. 10

e. Immobilisasi yang terlalu lama

Hal ini akan mengakibatkan terjadinya pengapuran sendi sehingga akan

terjadi nyeri sendi saat digerakkan. Akibatnya akan terjadi keterbatasan gerak dan

kelenturan otot menurun. 10

4. Manfaat kelenturan

Kelenturan otot merupakan hal yang sangat penting untuk mencegah suatu

cedera otot dan meningkatkan performa dalam berolahraga. Kelenturan otot yang

baik akan membuat jaringan otot mampu beradaptasi dengan berbagai macam

stress sehingga dapat menghasilkan gerakan yang lebih efisien dan efektif. Ahli

rehabilitasi menggunakan latihan peregangan untuk meningkatkan ROM untuk

mencegah terjadinya cedera dan mengurangi rasa sakit otot setelah aktivitas fisik.7

Universitas Lambung Mangkurat


9

5. Cara mengukur kelenturan otot

a. Bentuk tes kerjasama persendian pinggang dan tungkai yang sudah baku

menggunakan tes sit and reach. Tes ini mengukur keluasan sendi punggung

dengan mengukur jarak raihan ujung jari pada box dengan satuan cm.

Pelaksanaan tes seperti dalam gambar dibawah ini.10

Gambar 2.1 Sit and reach test

Interpretasinya adalah seperti pada tabel dibawah ini. 11

Tabel 2.1 Interpretasi Sit and Reach test

b. Bentuk tes yang mengukur kelenturan tungkai menggunakan Tes Split.

Bentuk tes ini dilakukan dengan merentangkan kedua kaki kedepan dan

belakang. Data yang diperoleh adalah jarak panggul dengan lantai dalam

cm. terlihat seperti gambar di bawah.10

Universitas Lambung Mangkurat


10

Gambar 2.2 Tes split

c. Pengukuran kelenturan dominan sendi bahu menggunakan tes bahu

belakang. Bentuk tes ini dilakukan dengan mengukur jarak raihan titik

pertemuan raihan dua jari dalam cm.10

Gambar 2.3 Tes bahu belakang

d. Pengukuran Kelenturan otot perut dan dada kerjasama togok, leher . Tes ini

dilakukan dengan posisi menelungkup lengan dan bahu menumpu lantai,

Tungkai ditekuk pada lutut. Ukur jarak kepala bawah dengan telapak kaki.10

Gambar 2.4 Tes otot perut dan dada

Universitas Lambung Mangkurat


11

B. Menari

1.Definisi menari

Menari merupakan kegiatan jasmani yang termasuk aktivitas fisik dimana

melibatkan bagian-bagian anatomi dari tubuh manusia.12

2. Manfaat menari

a. Meningkatkan daya ingat

Menurut sebuah studi dalam The New England Journal of Medicine,

menari dapat meningkatkan daya ingat dan mencegah dari kepikunan seiring

bertambahnya usia. Ilmu pengetahuan mengungkapkan bahwa latihan aerobik

dapat mengembalikan volume yang hilang dalam hipokampus (bagian otak yang

mengontrol ingatan). Hipokampus secara alami akan menyusut saat menginjak

usia lanjut, yang sering menyebabkan gangguan ingatan dan kepikunan.13

b. Meningkatkan kebugaran tubuh

Menari merupakan aktivitas yang menyehatkan dan berperan dalam

meningkatkan kebugaran fisik. Elemen dalam kebugaran fisik tersebut adalah

daya tahan kardiorespirasi, ketahanan otot, kekuatan otot, komposisi tubuh, dan

kelenturan otot.1

c. Mengurangi stres

Peneliti studi terkontrol dalam Journal of Applied Gerontology

menemukan bahwa dance berpasangan dan iringan musik dapat membantu untuk

mengurangi stres.14

Universitas Lambung Mangkurat


12

d. Meningkatkan denyut jantung

Menari dapat meningkatkan denyut jantung yang relatif tinggi yaitu 65%-

85%.3

e. Meningkatkan fungsi kognisi

Menari merupakan salah satu olahraga aerobic yang dapat meningkatkan

fungsi kognisi pada orang tua sehingga mencegah penyakit degeneratif dan

kerusakan otak.15

C. Tari Modern

1. Definisi tari modern

Modern dance atau tari modern adalah bentuk tarian yang berkembang

pada awal abad ke-20. Tarian ini merupakan salah satu genre tari yang paling sulit

untuk didefinisikan dengan teknik dan tidak selalu menuntut keterampilan fisik

seseorang dalam menari, karena tarian ini tidak memberikan batasan-batasan

dalam menari.16

2. Jenis tari modern

a. Robotic Dance

Tarian ini adalah sebuah tari yang meniru gaya / gerakan robot atau

manekin. Tarian ini dipelopori oleh Charles Washington atau dikenal sebagai

“Charles Robot” pada akhir tahun 1960-an. 16

b. Blood-Elf Dance

Tarian ini adalah tarian yang mengandalkan fleksibilitas atau kelenturan

tubuh. 16

Universitas Lambung Mangkurat


13

c. Breakdance

Tarian ini merupakan bagian dari tarian hip-hop yang berkembang di

kalangan pemuda di Bronx Selatan, New York, Amerika Latin sekitar tahun 1970-

an. Penari-penari breakdance laki-laki disebut dengan b-boy sedangkan yang

perempuan disebut dengan b-girl. 16

d. Moonwalk Dance

Tarian ini juga biasa disebut dengan backslide yaitu sebuah teknik tarian

yang menghadirkan kesan penari ditarik ke belakang ketika mencoba untuk

berjalan maju. Tarian ini juga ditarikan oleh Michael Jackson. 16

e. Hip-Hop

Tarian ini muncul sekitar tahun 1970-an. Tarian hip-hop merupakan tarian

patah-patah.16 Jenis gerakan pada tarian hip-hop adalah running man, bounce,

martin, foot work dan sebagainya.17

D. Lama latihan

1. Definisi lama latihan

Lama atau durasi latihan adalah waktu dalam melakukan suatu latihan

tertentu.18

2. Lama latihan ideal

Menurut WHO, lama latihan ideal minimal 10 menit sesuai dengan

intensitas dari latihan yang dilakukan. Pada intensitas yang tinggi dianjurkan

melakukan lama latihan minimal 10 menit. Pada intensitas yang rendah

dianjurkan melakukan lama latihan 30-60 menit.19

Universitas Lambung Mangkurat


14

3. Klasifikasi lama latihan

Lama latihan dapat di klasifikasikan atas 4 kategori, yaitu:

a. Kurang, yaitu latihan yang dilakukan <10 menit.

b. Sedang, yaitu latihan yang berkisar antara 10-30 menit

c. Baik, yaitu latihan yang berkisar antara >30-60 menit.

d. Lebih, yaitu latihan yang dilakukan >60 menit.19

E. Frekuensi latihan

1. Definisi frekuensi latihan

Frekuensi latihan adalah jumlah latihan yang dilakukan selama 1

minggu.18

2. Frekuensi latihan ideal

Frekuensi latihan yang ideal disesuaikan dengan kondisi fisik seseorang.

Pada kondisi fisik yang rendah, disarankan berlatih hanya dalam 1 hari per

minggu. Pada kondisi fisik yang cukup, dianjurkan untuk berlatih 1-2 hari per

minggu. Sedangkan pada kondisi fisik yang baik dianjurkan berlatih 3 hari dalam

seminggu. Yang harus dihindari adalah latihan sebanyak lebih dari 5 hari dalam

seminggu, karena dapat meningkatkan resiko cedera ortopedik.18

3. Klasifikasi frekuensi latihan

Frekuensi latihan dapat di klasifikasikan atas 4 kategori, yaitu:

a. Kurang, yaitu hanya 1 hari dalam seminggu.

b. Sedang, yaitu 2 hari per minggu

c. Baik, yaitu berkisar antara 3-5 hari per minggu

d. Lebih, yaitu lebih dari 5 hari per minggu.19

Universitas Lambung Mangkurat


15

F. Hubungan menari dengan kelenturan otot

Gerakan tari dapat membuat elongasi jaringan ikat otot sehingga miofibril

memanjang. Pemanjangan miofibril mengakibatkan jarak 1 sarkomer memanjang

sehingga otot penari akan lebih lentur dan jangkauan geraknya lebih luas daripada

orang normal.20 Selain itu, kelenturan otot dipengaruhi berbagai faktor, antara lain

keterbatasan gerak, fleksibilitas jaringan lunak, dan obesitas.10 Menari dapat

meningkatkan mobilitas sendi dan menurunkan risiko pengapuran sendi sehingga

mengurangi keterbatasan gerak.1,10 Menari juga melibatkan gerakan balistik yang

berguna untuk meningkatkan ekstensi jaringan lunak, sehingga fleksibilitas

jaringan lunak meningkat.21 Pada penelitian Novak, Magilland, dan Schutte tahun

1998 ditemukan bahwa penari memiliki berat badan dan persentase lemak tubuh

yang lebih rendah, sehingga menurunkan risiko obesitas dan menurunkan beban

sendi. Oleh karena itu, menari dapat membantu meningkatkan kelenturan otot.10,22

G. Hubungan frekuensi dan lama latihan menari dengan kelenturan otot

Pada penelitian Bennel, Khan, Mattews, dan Singleton pada tahun 2001,

penari balet yang berlatih selama kurang lebih 1-10 jam per minggunya

mengalami peningkatan kelenturan otot yang signifikan dibandingkan dengan

non-penari yang melakukan berbagai kegiatan olahraga (kecuali renang) selama

kurang dari 2 jam dalam setiap minggunya.1 Santosa Budiharjo, M.Mansyur

Romi, dan Djoko Prakosa pada tahun 2005 juga mendapatkan bahwa senam

aerobic intensitas sedang dengan frekuensi 3 kali per minggu dapat meningkatkan

kelenturan otot yang bermakna dibandingkan dengan frekuensi kurang dari 3 kali

per minggu.6

Universitas Lambung Mangkurat


BAB III

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

A. Landasan Teori

Menari merupakan aktivitas yang melibatkan seluruh anggota tubuh

termasuk otot dan persendian yang berperan dalam meningkatkan kebugaran fisik.

Elemen dalam kebugaran fisik tersebut adalah daya tahan kardiorespirasi,

ketahanan otot, kekuatan otot, komposisi tubuh, dan kelenturan otot.1 Kelenturan

otot merupakan hal yang sangat penting untuk mencegah suatu cedera otot dan

meningkatkan performa dalam berolahraga. Kelenturan otot yang baik akan

membuat jaringan otot mampu beradaptasi dengan berbagai macam stress

sehingga dapat menghasilkan gerakan yang lebih efisien dan efektif.7

Menari dapat membuat elongasi jaringan ikat otot sehingga miofibril

memanjang. Pemanjangan miofibril mengakibatkan jarak 1 sarkomer memanjang

sehingga otot penari akan lebih lentur dan jangkauan geraknya lebih luas daripada

orang normal.20 Selain itu, kelenturan otot dipengaruhi berbagai faktor, antara lain

keterbatasan gerak, fleksibilitas jaringan lunak, dan obesitas.10 Menari dapat

meningkatkan mobilitas sendi dan menurunkan resiko pengapuran sendi sehingga

mengurangi keterbatasan gerak.1,10 Menari juga melibatkan gerakan balistik yang

berguna untuk meningkatkan ekstensi jaringan lunak, sehingga fleksibilitas

jaringan lunak meningkat.21 Pada penelitian Novak, Magilland, dan Schutte tahun

1998 ditemukan bahwa penari memiliki berat badan dan persentase lemak tubuh

yang lebih rendah, sehingga menurunkan risiko obesitas dan menurunkan beban

sendi. Oleh karena itu, menari dapat membantu meningkatkan kelenturan otot.10,22

16

Universitas Lambung Mangkurat


17

Akan tetapi, respon fisiologis dalam menari bergantung lagi pada intensitas,

durasi atau lama serta frekuensi latihan yang dilakukan.4 Pada penelitian Bennel,

Khan, Mattews, dan Singleton pada tahun 2001, didapatkan bahwa penari balet

yang berlatih selama kurang lebih 1-10 jam per minggunya mengalami

peningkatan kelenturan otot yang signifikan dibandingkan dengan non-penari

yang melakukan berbagai kegiatan olahraga (kecuali renang) selama kurang dari 2

jam dalam setiap minggunya.1 Santosa Budiharjo, M.Mansyur Romi, dan Djoko

Prakosa pada tahun 2005 juga mendapatkan bahwa senam aerobic intensitas

sedang dengan frekuensi 3 kali per minggu dapat meningkatkan kelenturan otot

yang bermakna dibandingkan dengan frekuensi kurang dari 3 kali per minggu.6

Universitas Lambung Mangkurat


18

Menari

Aktivitas fisik

Elongasi Mobilisasi Gerakan Berat badan


jaringan ikat sendi balistik Lemak tubuh
otot

Panjang Pengapuran Ekstensi Menurunkan


miofibril sendi menurun jaringan lunak obesitas

Jarak 1 Keterbatasan Fleksibilitas Beban sendi


sarkomer gerak menurun jaringan lunak menurun

Intensitas
Frekuensi
Durasi

Kelenturan
otot meningkat

Gambar 3.1 Kerangka Teori Hubungan Frekuensi Latihan dan Lama Latihan
terhadap Kelenturan Otot Penari Modern

Universitas Lambung Mangkurat


19

Frekuensi dan Frekuensi dan


lama latihan lama latihan
rendah tinggi

Variabel Pengganggu :
 Riwayat penyakit
atau gangguan saraf
 Riwayat gangguan
pada system
muskuloskeletal
 Obat-obatan, seperti
golongan
benzodiazepin,
barbiturate dan
golongan obat yang
bersifat muscle
relaxan
 Kelelahan dan
kondisi psikis

Kelenturan otot Kelenturan otot


rendah tinggi

Keterangan:

: Diteliti secara langsung

: Tidak diteliti secara langsung

Gambar 3.2 Kerangka Konsep Hubungan Frekuensi Latihan dan Lama Latihan
terhadap Kelenturan Otot Penari Modern

Universitas Lambung Mangkurat


20

B. Hipotesis

1. Terdapat hubungan antara frekuensi latihan dengan kelenturan otot penari

modern.

2. Terdapat hubungan antara lama latihan dengan kelenturan otot penari modern.

Universitas Lambung Mangkurat


BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan pendekatan

cross sectional, untuk mengetahui hubungan frekuensi dan lama latihan terhadap

kelenturan otot penari modern.

B. Populasi dan Sampel

Populasi pada penelitian adalah penari modern di Sanggar Tari Scarlet

Banjarmasin. Sampel ditetapkan dengan menggunakan metode purposive

sampling. Sampel penelitian adalah penari yang memenuhi kriteria inklusi dan

tidak termasuk kedalam kriteria eksklusi. Jumlah sampel menurut Gay dan Diehl

untuk metode causal correlative studies adalah minimal 30 orang.23 Kriteria

inklusi sampel sebagai berikut :

1. Berjenis kelamin laki-laki

2. Usia 17-25 tahun

3. IMT normal

4. Dalam keadaan sehat (tidak ada gangguan neuromuskuler, tidak mengalami

cedera atau patah tulang)

5. Tidak mengkonsumsi obat-obatan, seperti golongan benzodiazepin, barbiturate

dan golongan obat yang bersifat muscle relaxan

6. Kooperatif, subjek penelitian dapat diajak bekerja sama untuk melakukan

prosedur penelitian

21

Universitas Lambung Mangkurat


22

Kriteria eksklusi sampel sebagai berikut :

1. Menolak dijadikan subjek penelitian

2. Tidak dapat berhadir saat prosedur penelitian

3. Dalam keadaan tidak sehat atau kelelahan saat prosedur penelitian

C. Instrumen Penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah penggaris, kotak, dan

lembar hasil pemeriksaan.

D. Variabel Penelitian

1. Variabel bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah frekuensi dan lama latihan.

2. Variabel terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kelenturan otot.

3. Variabel pengganggu

Variabel pengganggu dalam penelitian ini adalah :

a. Obat-obatan

Subjek penelitian diberikan informasi untuk tidak mengkonsumsi obat-obatan,

seperti golongan benzodiazepin, barbiturate dan golongan obat muscle relaxan

yang dapat mempengaruhi kelenturan otot dalam 24 jam sebelum penelitian

dilaksanakan.

b. Riwayat penyakit

Subyek penelitian ditanya terlebih dahulu bahwa tidak memiliki gangguan atau

penyakit saraf dan gangguan sistem muskuloskeletal.

Universitas Lambung Mangkurat


23

c. Istirahat, aktivitas fisik dan kondisi psikis

Subjek penelitian diinformasikan untuk beristirahat yang cukup dan tidak

melakukan kegiatan fisik yang sedang hingga berat serta dalam keadaan

tenang.

d. Riwayat patah tulang

Keadaan ini juga adalah salah satu yang dapat mempengaruhi dalam

pengukuran kelenturan otot seseorang.

E. Definisi Operasional

1. Kelenturan otot merupakan kemampuan otot untuk memanjang, menggerakkan

satu atau lebih sendi dalam suatu jangkauan tertentu yang akan diukur dengan

metode sit and reach test.

2. Penari modern adalah subjek penelitian yang melakukan tarian modern jenis

hip-hop serta memiliki variasi dalam frekuensi dan lama latihan .

3. Frekuensi latihan adalah jumlah latihan yang dilakukan dalam 1 minggu dalam

satuan hari/minggu. Apabila berubah-ubah maka dihitung rata-rata dalam 4

minggu terakhir.

4. Lama latihan adalah waktu latihan menari selama 1 hari dalam satuan menit.

F. Prosedur Penelitian

1. Ethical Clearance

Penelitian dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Komite Etik

Penelitian Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat.

Universitas Lambung Mangkurat


24

2. Pemilihan sampel dan informed consent

Sebelum pemilihan sampel dilakukan, populasi penelitian diberi

penjelasan mengenai latar belakang, tujuan dan prosedur penelitian yang akan

dilakukan. Selanjutnya subjek penelitian diminta untuk mengisi lembaran yang

berisi data identitas diri dan kuisioner yang berkaitan dengan kriteria inklusi.

Subjek yang memenuhi syarat akan diminta untuk menandatangani lembaran

informed consent sebagai bukti bahwa subjek telah bersedia untuk dijadikan

sebagai sampel penelitian.

3. Tahap persiapan

Tiga hari sebelum pengambilan data, sampel penelitian yang telah

ditetapkan diinformasikan untuk tidak mengkonsumsi obat-obatan seperti

golongan benzodiazepin, barbiturate dan golongan obat muscle relaxan yang

dapat mempengaruhi kelenturan otot dalam 24 jam sebelum pengukuran

dilaksanakan (1 hari sebelumnya), beristirahat yang cukup (6-8 jam) dan tidak

melakukan kegiatan fisik yang sedang hingga berat serta dalam keadaan tenang.

4. Tahap pengukuran dan pencatatan

a. Tahap pengukuran diawali dengan persiapan alat yaitu penggaris, kotak sit

and reach, dan lembar hasil pemeriksaan.

b. Pada subjek penelitian dilakukan anamnesis singkat dan pemeriksaan tanda

vital.

c. Subjek disuruh melakukan pemanasan terlebih dahulu..

d. Subjek diminta melepaskan alas kaki.

e. Subjek diukur kelenturan ototnya dengan metode sit and reach test.

Universitas Lambung Mangkurat


25

f. Subjek diminta duduk dengan kedua kakinya diluruskan dan ditempelkan

tegak lurus pada bagian bawah kotak.

g. Subjek diminta untuk meraih ujung kedua kaki mereka dengan kedua

tangannya melalui bagian atas pada kotak. Jika kedua tangannya dapat

melewati ujung kedua kakinya, maka hasilnya positif. Apabila tidak

melewatinya maka hasilnya negatif.

h. Ukur jarak antara ujung kedua kaki dan ujung kedua tangan subjek dengan

penggaris dalam cm kemudian catat hasilnya dalam lembar hasil

pemeriksaan.

i. Proses pengukuran dan pencatatan selesai.

5. Tahap analisis dan interpretasi data

Data yang didapatkan dari proses pengukuran dan pencatatan di

kumpulkan dan di analisis.

Universitas Lambung Mangkurat


26

Skema alur penelitian hubungan frekuensi dan lama latihan terhadap kelenturan

otot penari modern dapat dilihat pada gambar 4.1 berikut.

Ethical clearance

Pemilihan sampel dengan metode purposive sampling dan infomed consent

Tahap persiapan

Alat dan bahan penelitian Anamnesis dan pemeriksaan fisik

Tahap pelaksanaan

Pengukuran dan pencatatan


kelenturan otot

Analisis data

Interpretasi

Gambar 4.1 Skema Alur Penelitian Hubungan Frekuensi dan Lama Latihan
terhadap Kelenturan Otot Penari Modern

G.Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data

Data dikumpulkan dalam bentuk data primer, yaitu data yang diambil dari

subjek penelitian berupa identitas dan data dasar status kesehatan, serta kelenturan

otot pada subjek penelitian yang memiliki variasi terhadap frekuensi dan lama

latihan. Data disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.

Universitas Lambung Mangkurat


27

H. Cara Analisis Data

Normalitas data dianalisis dengan uji Saphiro-Wilk. Uji ini dipilih karena

besar sampel dalam penelitian ini <50 subjek. Apabila hasil uji Saphiro-Wilk

menghasilkan nilai p>0,05 maka data dianggap normal. Uji hipotesis yang

digunakan adalah uji Pearson bila sebaran data normal. Apabila sebaran data

tidak normal, dilakukan transformasi data terlebih dahulu apabila masih tidak

normal maka uji yang digunakan adalah uji Spearman Rho.

I. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Banjarmasin. Waktu penelitian dilaksanakan

Juli-September 2018.

Tabel 4.1 Jadwal Penelitian Hubungan Frekuensi dan Lama Latihan terhadap
Kelenturan Otot Penari Modern

Kegiatan Bulan Ke-


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Penyusunan Proposal X X
Konsultasi X X X X X X X X X X X X
Seminar KTI dan Perbaikan X
Pelaksanaan Penelitian X X X
Pengolahan Data dan analisis X X X X X
penelitian

Penyusunan Laporan X
Seminar KTI II X

Universitas Lambung Mangkurat


28

J. Biaya Penelitian

Rincian biaya pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut:

Penelusuran referensi : Rp. 100.000,-

Percetakan : Rp. 150.000,-

Penggandaan dan Penjilidan : Rp. 150.000,- +

Jumlah Rp. 400.000,-

Universitas Lambung Mangkurat


DAFTAR PUSTAKA

1. Malkogeorgos, Alexandros., Zaggelidou, Eleni., Zaggelidis, Georgios.,


Christos, Galazoulas. Physiological elements required by dancers. National
Institute For Sport Research. 2013;22(5-6):343-357.

2. Koutedakis, Yiannis., Jamurtas, Athanasios. The dancers as performing athlete


physiological consideration. Sports Medicine. 2004;34(10):651.

3. Chatterjee, Saikot., Dey, Sushmita., Ranjan Adhikary, Samir. A comparative


study on balance and flexibility between dancer and non-dancer girls. Journal
of Sports and Physical Education. 2014;1(5):36-40.

4. S, Sabaananth., V, Gopinath.,T, Thevanthy. Effect of different dance training


on vital capacity among post-pubescent girls. International Journal of
Multidisciplinary Studies (IJMS). 2014;1(1):86.

5. Valentim-Silva, João Rafael., Lentini Costa, Marcelo., de Oliveira, Glauber


Lameira et al. High intensity exercise and flexibility of the lower limbs: dose-
effect study. Revista Brasileira de Medicina de Esporte. 2016;22(4):313.

6. Budiharjo, Santosa., Romi, M.Mansyur., Prakosa, Djoko. Pengaruh senam


aerobic low impact intensitas sedang terhadap kelenturan badan pada wanita
usia lanjut tidak terlatih. Berkala Ilmu Kedokteran. 2005;37(4):181.

7. Chapleau, Christopher M. The effect of acupuncture and static stretch on the


flexibility of the hamstring muscles. International Journal of Complementary
and Alternative Medicine. 2017;4(5):1.

8. Abbas, Divan Mohaideen., Sultana, Bilques. Efficacy of active stretching in


improving the hamstring flexibility. International Journal of Physiotherapy
and Research. 2014;2(5):725-732.

9. Suardi Shaharuddin, Sismaherni bt., Mondam, Srinivas. The effectiveness of


static and dynamic stretching on hamstring flexibility after 4-weeks training to
prevent the risk of injuries. Malaysian Journal of Medical and Microbiological
Research. 2015;2(3):176.

10. Aji Putra, Ranu Baskora. Software tentang fleksibilitas atlet senam. Journal of
Physical Education and Sports. 2014;1(1):17-18.

11. Australian College of Sport and Fitness. Flexibility Test – Sit and Reach.
2013.

29

Universitas Lambung Mangkurat


30

12. Nhamo, Edmore., Magonde, Simbarashe. Dance as a viable alternative sport:


effect of traditional dances on the health and fitness of zimbabwean women.
Journal of Sports and Physical Education. 2013;1(1):20.

13. Verghese, Joe., Lipton, Richard B., Katz, Mindy J et al. Leisure activities and
the risk of dementia in the elderly. The New England Journal of Medicine.
2003;348(25):2508-2516.

14. Osgood, Nancy J., Meyers, Beth Smith., Orchowsky, Stan. The impact of
creative dance and movement training on the life satisfaction of older adults: an
exploratory study. Journal of Applied Gerontology. 1990;9(3):255-265.

15. Kim, Se-Hong., Park, Seo-Jin., Kim, Minjeong et al. Effect of dance exercise
on cognitive function in elderly patients with metabolic syndrome: a pilot
study. Journal of Sports Science and Medicine. 2011;10(4):671-678.

16. Rosari, Dorothea Cathalina. Pusat pelatihan disk jockey dan modern dance di
yogyakarta. 2015:6-7. Universitas Atma Jaya. Yogyakarta.

17. Darmawan, Rizki. Perancangan media interaktif tutorial hip-hop dance dengan
konsep multimedia. 2014:4-5.

18. Anggriawan, Nova. Peran fisiologi olahraga dalam menunjang prestasi. Jurnal
Olahraga Prestasi. 2015;11(2):13.

19. World Health Organization. Global Recommendations on Physical Activity


for Health. 2010:24-27.

20. Koutedakis, Yiannis., Kalinoglou, Antonis S., Metsios, Giorgos. The


significance of muscular strength in dance. Journal of Dance Medicine and
Science. 2005;9(1):30-32.

21. International Association for Dance Medicine and Science. Stretching for
Dancers. 2012.

22. Stosic, Dejan., Uzunovic, Slavoljub., Velickovic, Sasa et al. Effect of dance
aerobic on body composition. International Scientific Conference. 2016.

23. Amirullah. Metode Penelitian dan Manajemen. Bayumedia Publishing


Malang. 2015:10.

Universitas Lambung Mangkurat


LAMPIRAN
Lampiran 1.Surat Pernyataan Persetujuan Mengikuti Penelitian Hubungan
Frekuensi dan Lama Latihan Terhadap Kelenturan Otot Penari
Modern
SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN MENGIKUTI PENELITIAN
HUBUNGAN FREKUENSI DAN LAMA LATIHAN TERHADAP
KELENTURAN OTOT PENARI MODERN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama :

Umur :

Alamat :

Setelah membaca atau mendapatkan penjelasan, Saya memahami


sepenuhnya tentang penelitian :

Judul Penelitian : Hubungan Frekuensi dan Lama Latihan Terhadap


Kelenturan Otot Penari Modern

Nama Peneliti : M Naufal Firdaus

Jenis Penelitian : Observasional Analitik

Lokasi Penelitian : Banjarmasin

Dengan ini saya menyatakan tidak bersedia / bersedia*) mengikuti


penelitian tersebut secara sukarela sebagai probandus penelitian diatas.

Pernyataan ini saya buat dihadapan saksi yang ikut menandatangani


pernyataan ini.

Banjarmasin, 2018

Saksi Subyek Penelitian

(…………………………) (…………………………)

*) coret salah satu

31

Universitas Lambung Mangkurat


Lampiran 2.Kuisioner
DATA IDENTITAS DIRI DAN HASIL PEMERIKSAAN

Identitas Subjek Penelitian


1. Nama :
2. Jenis kelamin :
3. Umur : tahun
4. Tempat, tanggal lahir :
5. Riwayat pendidikan terakhir :
6. Frekuensi latihan/minggu : x/minggu
7. Lama latihan/x latihan : menit jam
8. Tinggi Badan : cm
9. Berat Badan : kg
10. IMT :
11. Sit and reach test :

Silahkan jawab dan isi pernyataan berikut dengan tanda ( ) pada ( □ )

12. Apakah anda melakukan latihan menari yang teratur dalam 2 bulan terakhir?
□ Ya
□ Tidak
13. Apakah anda pernah mengalami kecelakaan yang menyebabkan patah tulang?
□ Ya
□ Tidak

14. Apakah anda akhir-akhir ini mengalami stress berat dan perubahan mood yang
drastis?
□ Ya
□ Tidak

15. Apakah anda sering mengalami kesemutan?


□ Ya
□ Tidak

32

Universitas Lambung Mangkurat


33

16. Apakah anda sering mengalami kejang?


□ Ya
□ Tidak

17. Apakah anda sering mengalami kelemahan otot?


□ Ya
□ Tidak

18. Apakah anda akhir-akhir ini mengkonsumsi obat-obatan?


□ Ya *(tuliskan nama obat yang dikonsumsi: …………………………….)
□ Tidak

Anamnesis :

Tanda Vital :

□ Tekanan darah : / mmHg


□ Frekuensi nafas : x/menit
□ Frekuensi nadi : x/menit
□ Suhu tubuh : ℃

Universitas Lambung Mangkurat


Lampiran 3.Tabel Pengolahan Data Hasil Penelitian

Berdasarkan Gay dan Diehl, untuk metode causal comparative studies


ukuran sampel yang digunakan minimal 30 orang perkelompok. Dengan
pengambilan sampel melalui metode stratified random sampling.

A. Hasil

1. Hubungan Frekuensi Latihan dan Kelenturan Otot Penari Modern

Frekuensi
Nama Sampel Kelenturan Otot (cm)
Latihan
…..
…..
…..
…..
…..
…..
…..
…..
…..
…..
…..
…..
*dst

34

Universitas Lambung Mangkurat


35

2. Hubungan Lama Latihan dan Kelenturan Otot Penari Modern

Lama
Nama Sampel Kelenturan Otot (cm)
Latihan
…..
…..
…..
…..
…..
…..
…..
…..
…..
…..
…..
…..
*dst

B. Distribusi Sampel

1. Variabel Bebas

a). Frekuensi Latihan

Frekuensi Latihan Frekuensi Persentase


Kurang (1 hari/minggu) ….. ….%
Sedang (2 hari/minggu) ….. ….%
Baik (3-5 hari/minggu) ….. ….%
Lebih (>5 hari/minggu) ….. ….%
Jumlah ….. ….%

Universitas Lambung Mangkurat


36

b). Lama Latihan

Lama Latihan Frekuensi Persentase


Kurang (<10 menit) ….. ….%
Sedang (10-30 menit) ….. ….%
Baik (>30-60 menit) ….. ….%
Lebih (>60 menit) ….. ….%
Jumlah ….. …..%

2. Variabel Terikat

Kelenturan Otot Frekuensi Persentase


Very Poor (< -20 cm) ….. ….%
Poor (-20 cm s.d. -9 cm) ….. ….%
Fair (-8 cm s.d. -1 cm) ….. ….%
Average (0 cm s.d. +5 cm) ….. ….%
Good (+6 cm s.d. +16 cm) ….. …..%
Excellent (+17 cm s.d. +27
….. ….%
cm)
Super (> +27 cm) ….. ….%
Jumlah ….. …..%

Universitas Lambung Mangkurat

Anda mungkin juga menyukai