Anda di halaman 1dari 12

BAB I

LATAR BELAKANG

Dunia kesehatan, memang merupakan sebuah profesi yang menuntut interaksi dan
komunikasi yang tinggi di antara sivitasnya. Oleh karena itu, pengetahuan dan pemahaman
tentang komunikasi itu sendiri dan prinsip – prinsip yang terdapat di dalamnya sangatlah
diperlukan. Ilmu komunikasi sendiri adalah ilmu yang harus dipahami esensinya, dan terus
menerus dilatih sehingga dapat mencapai hasil yang diinginkan. Dengan memaparkan satu
persatu unsur – unsur yang ada dalam komunikasi, pelaku komunikasi dapat melihat dengan
lebih jelas lagi hal – hal yang perlu diterapkan dan tidak perlu diterapkan saat berkomunikasi
dengan orang lain, oleh karena itu, penulis membuat makalah ini agar pihak – pihak yang
membacanya dapat mendapatkan manfaat.

A. RUMUSAN MASALAH

1. Bagimana Konsep Dasar dan Prinsip Komunikasi?


2. Apa yang dimaksud dengan Hambatan Komunikasi?
3. Bagaimana sikap dan berperilaku dalam Komunikasi?
4. Apa yang dimaksud dengan Komunikasi Interpersonal?
5. Bagaimana komunikasi dalam Penyampaian Berita Buruk?
6. Bagaimana berkomunikasi dengan pasien yang berkebutuhan khusus?

B. TUJUAN

1. Mengetahui Konsep Dasar dan Prinsip Komunikasi.


2. Mengetahui tentang Hambatan Komunikasi.
3. Mengetahui sikap dan berperilaku dalam Komunikasi.
4. Mengetahui tentang Komunikasi Interpersonal.
5. Mengetahui komunikasi dalam Penyampaian Berita Buruk.
6. Mengetahui berkomunikasi dengan pasien yang berkebutuhan khusus.
BAB II

PENDAHULUAN

A. KONSEP DASAR & PRINSIP KOMUNIKASI


Komunikasi berasal dari kata communicare yang artinya adalah berpartisipasi atau
memberitahukan atau communis yang artinya milik bersama atau berlaku dimana-mana.
Komunikasi mempunyai pengertian sebagai berikut:
 Pertukaran pikiran untuk menciptakan rasa saling mengerti dan percaya demi mewujudkan
hubungan baik antara seseorang dengan yang lain.
 Pertukaran fakta, gagasan, opini, atau emosi antar dua orang atau lebih.
 Hubungan yang dapat dilakukan melalui surat, kata-kata, symbol, atau pesan agar dapat
saling tukar-menukar arti dan pengertian terhadap sesuatu.
Komunikasi adalah proses penyampaian dan penerimaan pesan dari seseorang yang
dibagi kepada orang lain. Berkomunikasi berarti membantu menyampaikan pesan untuk
kemudian diketahui dan dipahami bersama. Pesan dalam komunikasi digunakan untuk
pengambilan keputusan.
1. Konsep dasar komunikasi
Komunikasi merupakan penyampaian informasi yang berisi ide, perasaan, perhatian,
makna, serta pikiran yang diberikan oleh pengirim informasi kepada penerima informasi dengan
harapan si penerima pesan menggunakan informasi tersebut untuk mengubah sikap dan
perilakunya. Komunikasi merupakan:
 Proses sosialisasi, yaitu proses belajar seorang anggota masyarakat untuk mengenal dan
menghayati kebudayaan masyarakat dalam lingkungannya.
 Proses yang terjadi dalam satu dan/atau dua arah.
 Aktivitas yang bersifat persuasif dan purposif, yaitu komunikasi merupakan salah satu usaha
untuk membujuk orang-orang dan memiliki tujuan.
 Aktivitas yang bertujuan untuk mendorong interpretasi atau pendapat individu.
 Aktivitas pertukaran makna dan pikiran.
 Aktivitas yang terjadi dalam ruang dan waktu tertentu.
2. Tujuan komunikasi
Tujuan komunikasi kesehatan menurut Alo Liliweri, dibedakan menjadi dua, yaitu tujuan
strategis dan tujuan praktis.
Tujuan strategis merupakan fungsi dari program yang dirancang dalam bentuk paket acara atau
paket modul. Fungsinya adalah:
 Relay information. Sumber yang diperoleh kemudian diteruskan ke pihak lain secara
berantai.
 Enable informed decision making. Informasi yang diperoleh memungkinkan untuk
pengambilan keputusan.
 Promote healthy behavior. Informasi dapat digunakan untuk mempromosikan perilaku
kesehatan.
 Promote peer information exchange. Mempromosikan pertukaran informasi antarsesama.
 Promote self-care. Mempromosikan kepedulian untuk diri sendiri.
 Manage demand for health service. Mengatur permintaan akan layanan kesehatan.
Tujuan praktis menurut Taibi Kahler, digunakan untuk meningkatkan kualitas sumber
daya manusia melalui pelatihan dan pendidikan, seperti berikut.
 Meningkatkan kemampuan dan keterampilan berkomunikasi efektif. Contohnya, praktis
berbicara, berpidato, memimpin rapat, berdialog, berdiskusi, bernegosiasi, menyelesaikan
konflik, menulis, membaca, wawancara, menjawab pertanyaan dan argumentasi.
 Membentuk sikap dan perilaku berkomunikasi. Contohnya, berkomunikasi yang
menyenangkan, berempati, berkomunikasi dengan kepercayaan diri, berkomunikasi dengan
membentuk kepercayaan publik dan pemberdayaan publik, membuat pertukaran informasi
atau gagasan menjadi menyenangkan, dan memberikan apresiasi terhadap terbentuknya
komunikasi yang baik.
3. Syarat penyampaian komunikasi
Komunikasi adalah kegiatan yang lekat dengan kehidupan sehari-hari. Komunikasi
menjadi faktor penentu keutuhan hubungan antar makhluk. Komunikasi juga merupakan
ketrampilan yang paling penting dalam hidup seseorang. Seseorang menghabiskan sebagian
besar jam disaat sadar dan bangun untuk berkomunikasi. Diperlukan keahlian dalam
berkomunikasi untuk mencapai komunikasi efektif. Untuk mengembangkannya, setidaknya
seseorang harus menguasai empat jenis ketrampilan dasar dalam berkomuniasi, yaitu menulis,
membaca dan mendengar serta berbicara.

4. syarat- syarat komunikasi yang efektif :


 Saling menghormati
 Syarat pertama dalam berkomunikasi adalah sikap menghargai setiap individu yang menjadi
sasaran pesan yang anda sampaikan. Sebab prinsip setiap manusia adalah ingin dihargai dan
dianggap penting.
 Empati
 Empati adalah perhatian dan kasih yang diwujudkan melalui tindakan. Empati juga
merupakan kemampuan seseorang untuk menempatkan diri pada situasi atau kondisi yang
dihadapi oleh orang lain. Salah satu syarat utama dalam memiliki sikap empati adalah
kemampuan untuk mendengarkan atau mengerti terlebih dahulu sebelum didengar atau
dimengerti oleh orang lain. Rasa empati akan memampukan orang untuk dapat
menyampaikan pesan dengan cara dan sikap yang akan memudahkan penerima pesan
menerimanya.
 c. Dapat didengarkan (Audible)
 Audible artinya dapt didengarkan atau dimengerti dengan baik. Jika empati orang harus
mendengarkan terlebih dahulu ataupun mampu menerima umpan balik dengan baik, maka
audible artinya pesan yang disampaikan dapat diterima oleh penerima pesan.
 d. Kejelasan (Clarity)
 Selain pesan harus dapat dimengerti denngan baik, hal penting lainnya adalahnkejelasan dari
pesan itu sendiri sehingga tidak menibulkan penafsiran yang berlainan.
 e. Rendah Hati (Humble)
 Sikap rendah hati adalah unsur yang terkait dengan syarat saling menghargai. Sikap rendah
hati adalah sikap yang penuh melayani, menghargai mau mendengar dan mau menerima
kritik, tidak sombong dan memandang rendah orang lain, berani mengakui kesalahan, dll.
Untuk membangun komunikasi yang efektif, berikut ini ada hal- hal yang sebaiknya
diperhatikan :
 Kontak mata
 Untuk menjadi orang yang mampu berkomunikasi efektif anda harus mampu menatap lawan
bicara dan mengambil jeda untuk memulai sebuah pembicaraan. Ini merupakan salah satu
cara yang membantu menciptakan kesan baik pada lawan bicara.
 Ekspresi wajah
 Wajah merupakan cermin kepribadian individu. Ekspresi wajah pikiran yang sedangmelintas
pada diri seseorang.
 Postur tubuh.
 Setiap gerak gerik tubuh saat berbicara harus dikoordinasikan dengan kekuataan yang
mayakinkan orang.

5. Unsur komunikasi
 Sumber.
Sumber merupakan salah satu unsur dari komunikasi. Kegiatan komuikasi yang terjadi
antar manusia selalu melibatkan pembuat atau pengirim informasi. Sumber ini dapat
disampaikan oleh satu orang dan juga dapat disampaikan dalam bentuk kelompok (contoh:
partai, organisasi atau lembaga). Sumber juga sering disebut dengan pengirim, komunikator, atau
dengan kata lain source, sender dan encoder.
 Pesan.
Unsur kedua dalam komunikasi adalah pesan. Dalam proses komunikasi, pesan adalah
suatu hal berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat atau propaganda yang
disampaikan oleh pengirim kepada penerima baik secara tatap muka atau langsung, maupun
melalui media komunikasi lainnya (contoh: televisi, telepon, koran). Pesan ini juga dapat disebut
dengan content.
 Media (channel).
Unsur komunikasi berikutnya adalah media. Media dalam proses komunikasi merupakan
suatu alat yang digunakan untuk menyampaikan sebuah pesan dari sumber kepada penerima.
Bentuk dari media ini bermacam-macam:
 Media antarpribadi, media ini berupa kurir, surat, maupun telepon.
 Media kelompok, ditujukan bagi kegiatan komunikasi yang diikuti oleh lebih dari 15 orang.
Medianya dapat berupa rapat, seminar, dan konferensi.
 media ini digunakan apabila komunikasi terjadi lebih dari 200 orang dan dilakukan dalam
rapat akbar.
 Media massa, merupakan salah satu contoh penyampaian komunikasi secara tidak langsung.
Karena dalam penyampaiannya, media ini menggunakan perantara berupa alat seperti
televisi, koran, dan radio.
Diantara bermacam-macam media yang digunakan dalam proses komunikasi, media yang
sangat penting dan dominan digunakan oleh manusia adalah pancaindera seperti mata dan
telinga.

6. Fungsi komunikasi
Komunikasi berfungsi sebagai informasi, pendidikan, dan untuk mendidik. Komunikasi
merupakan media untuk mentransformasikan ilmu. Informasi yang diberikan dapat berupa materi
tertulis, penjelasan verbal di kelas, atau berupa praktik. (Uripni dkk,2002)
Informasi diartikan sebagai berita yang sifatnya umum, sedangkan informasi massa
merupakan aktivitas pokok komunikasi yang mencakup kategori pengawasan lingkungan,
tindakan kolerasi, transmisi warisan sosial, dan hiburan.
 Pengawasan lingkungan
Pengawasan lingkungan menunjukan adanya kegiatan pengumpulkan dan distribusi informasi
mengenai kejadian yang berlangsung di lingkungan.
 Tindakan kolerasi
Tindakan kolerasi meliputi kegiatan interpretasi informasi mengenai lingkungan untuk
berprilaku sebagai respon terhadap suatu peristiwa.
 Transmisi warisan sosial
Transmisi warisan sosial berfokus pada komunikasi tentang pengetahuan, nilai, norma sosial dari
satu generasi ke generasi lain.
 Hiburan
Hiburan berdasarkan aktivitas pokok kegiatannya adalah tindakan komunikatif yang mempunyai
tujuan untuk menghibur.
 Pendidikan merupakan sarana untuk menyampaikan ilmu pengetahuan, keterampilan, dan
sikap melalui komunikasi. Mendidik adalah upaya mengubah sikap dan perilaku negatif dan
positif, dari yang belum tahu menjadi tahu. Dalam hal ini fungsi komunikasi
menitikberatkan pada proses penyampaiannya. (Uripni dkk,2002).

7. Faktor yang berperan dalam komunikasi


Ada berbagai faktor yang memengaruhi kualitas komunikasi dan hubungan antara pasien
dan tenaga kesehatan, yaitu:
 Faktor persamaan, seperti usia, jenis kelamin, disabilitas, etnisitas, dan agama.
 Faktor sosial, yaitu apakah antara pasien dan tenaga kesehatan terjalin hubungan yang baik
atau tidak.
 Kemampuan dalam berkomunikasi, termasuk kapasitas intelektual, bahasa, rasa empati,
kemampuan dalam menangani emosi.
 Berbagai pengalaman baik atau buruk dalam pemberian atau penerimaan pelayanan
kesehatan.
 Kemampuan dalam berkomunikasi nonverbal, seperti kontak mata, gerak tubuh, ekspresi
wajah, nada suara, sentuhan, kedekatan, serta tanda-tanda atau isyarat.
 Fokus dan berkonsentrasi saat berkomunikasi.
 Bersikap profesional.
 Lingkungan yang mendukung dan nyaman, misalnya tersedianya tempat duduk pada tempat
pelayanan kesehatan, tidak ada hal-hal yang sifatnya mengganggu.
BAB III

PEMBAHASAN

Kolaborasi interprofesional merupakan merupakan strategi untuk mencapai kualitas hasil


yang dinginkan secara efektif dan efisien dalam pelayanan kesehatan. Komunikasi dalam
kolaborasi merupakan unsur penting untuk meningkatkan kualitas perawatan dan keselamatan
pasien (Reni,A al,2010). Kemampuan untuk bekerja dengan profesional dari disiplin lain untuk
memberikan kolaboratif, patient centred care dianggap sebagai elemen penting dari praktek
profesional yang membutuhkan spesifik perangkat kompetensi.
The American Nurses Association (ANA, 2010) menggambarkan komunikasi efektif
sebagai standar praktik apoteker profesional. Kompetensi profesional dalam praktek farmasi
tidak hanya psikomotor dan keterampilan diagnostik klinis, tetapi juga kemampuan dalam
keterampilan interpersonal dan komunikasi. apoteker terdaftar diharapkan untuk berkomunikasi
dalam berbagai format dan di semua bidang praktek. Berhasilnya suatu komunikasi adalah
apabila kita mengetahui dan mempelajari unsur-unsur yang terkandung dalam proses
komunikasi. Unsur-unsur itu adalah sumber (resource), pesan (message), saluran (channel/
media) dan penerima (receiver/audience).
Komunikasi dapat efektif apabila pesan diterima dan dimengerti sebagaimana dimaksud
oleh pengirim pesan, pesan ditindaklanjuti dengan sebuah perbuatan oleh penerima pesan dan
tidak ada hambatan untuk hal itu (Hardjana, 2003). Komunikasi yang efektif terjadi bila
pendengar (penerima berita) menangkap dan menginterpretasikan ide yang disampaikan dengan
tepat seperti apa yang dimaksud oleh pembicara (pengirim berita). Terdapat beberapa faktor
yang perlu diperhatikan untuk mengupayakan proses komunikasi yang efektif, yaitu antara lain
:
a. Sensitifitas kepada penerima komunikasi
Sensitivitas ini sangatlah penting dalam penentuan cara komunikasi serta pemilihan media
komunikasi. Hal-hal yang bersifat penting dan pribadi paling baik dibicarakan secara langsung
atau tatap muka, dan dengan demikian mengurangi adanya kecanggungan serta kemungkinan
adanya miskomunikasi.

b. Kesadaran dan pengertian terhadap makna simbolis


Hal ini menjadi penting dalam seseorang mengerti komunikasi yang disampaikan. Komunikasi
seringkali disampaikan secara non verbal atau lebih dikenal dengan body language. Pengertian
akan body language, yang bisa berbeda sesuai dengan kultur, ini akan memberikan kelebihan
dalam komunikasi.
c. Penentuan waktu yang tepat dan umpan balik
Hal ini sangatlah penting terutama dalam mengkomunikasikan keadaan yang bersifat sensitif.
Umpan balik menjadikan komunikasi lebih efektif karena dapat memberikan kepastian mengenai
sejauh mana komunikasi yang diadakan oleh seseorang sumber (source) dapat diterima oleh
komunikan (receiver).
d. Komunikasi tatap muka
Komunikasi semacam ini memungkinkan kita untuk melihat dengan baik lawan bicara kita,
melihat body language, melihat mimik lawan bicara, serta menghilangkan panjangnya rantai
komunikasi yang memungkinkan terjadinya mis komunikasi.
e. Komunkasi efektif
Komunikasi efektif diharapkan dapat mengatasi kendala yang ditimbulkan oleh beberapa pihak,
pasien, dokter, apoteker, perawat maupun tenaga kesehatan lainnya. Dokter dapat mengetahui
dengan balk kondisi pasien dan keluarganya dan pasien pun percaya sepenuhnya kepada dokter
& apoteker. Kondisi ini amat berpengaruh pada proses penyembuhan pasien selanjutnya.

Kolaborasi antara penyedia layanan kesehatan yang diperlukan dalam pengaturan


perawatan kesehatan apapun, karena tidak ada profesi tunggal yang dapat memenuhi kebutuhan
semua pasien. Akibatnya, kualitas layanan yang baik tergantung pada profesional yang bekerja
sama dalam tim interprofessional. komunikasi yang efektif antara profesional kesehatan juga
penting untuk memberikan pengobatan yang efisien dan pasien-berorientasi komprehensif
.Selain itu, ada semakin banyak bukti yang menunjukkan bahwa komunikasi yang buruk antara
profesional kesehatan merugikan pasien. (Matziou1 at al, 2014).
Kolaborasi Interprofessional di lingkungan kerja profesional telah diakui oleh
keperawatan, kedokteran gigi, kedokteran, dokter, farmasi, dan kesehatan masyarakat organisasi
profesional sebagai komponen penting untuk aman, tinggi, kualitas, diakses, perawatan pasien
berpusat ( interprofessional Pendidikan Collaborative Panel Ahli, 2011). kolaborasi
interprofessional bekerja di profesi kesehatan untuk bekerja sama, berkolaborasi, berkomunikasi,
dan mengintegrasikan pelayanan dalam tim untuk memastikan perawatan yang terus menerus
dan dapat diandalkan (IOM, 2003).
Komunikasi mencakup berbagai strategi dan tujuan. Baik komunikasi formal dan
informal antara penyedia serta antara penyedia dan pasien dengan keluarga mereka adalah kunci
untuk perawatan pasien kolaboratif. Ada kebutuhan yang dirasakan untuk lebih jelas dalam
menanggapi bagaimana setiap memberikan kontribusi profesional untuk tim dan untuk lebih
efektif mendelegasikan pekerjaan dan anggota tim langsung. Lain disebutkan bahwa di daerah
kerja mereka, ada kurangnya komunikasi akan menghambat dalam pendelegasian. Keterampilan
komunikasi yang penting lain yang disebutkan adalah kemampuan untuk menyesuaikan bahasa
untuk target klien. Sementara peran pemahaman dan komunikasi yang efektif jelas muncul
sebagai kompetensi yang dominan untuk praktek kolaboratif yang efektif akan meningkatkan
kualitas.
Banyak literatur membuktikan hubungan antara komunikasi dan pasien hasil (Stewart
et al., 2000) dan kegagalan komunikasi telah secara konsisten dikaitkan dengan bahaya pasien.
Misalnya, JCAHO (2007) mengutip kegagalan komunikasi sebagai salah satu penyebab utama
pada sekitar 65% dari peristiwa sentinel dilaporkan. informasi transfer miskin dan diskontinuitas
perawatan telah ditemukan untuk menurunkan kualitas pelayanan di follow-up dan
meningkatkan hasil klinis yang merugikan (Kripalani et al., 2007). Selain itu, informasi yang
tidak lengkap atau tertunda telah terbukti mempengaruhi manajemen tindak lanjut (Kripalani et
al., 2007).
Kualitas pelayanan yang diberikan oleh pihak rumah sakit cenderung dilihat atau dinilai
oleh pasien atau masyarakat pengguna fasilitas kesehatan tersebut dari bentuk pelayanan yang
diberikan oleh perawat dan dokter terutama di ruang rawat inap. Hal ini karena mereka lama
berhubungan dengan rumah sakit dimulai berinteraksi pertama ke bagian poli atau UGD yang
kemudian dilanjutkan di ruang perawatan untuk beberapa hari. Pasien merasa puas bila perawat
dan dokter melakukan hubungan atau kerjasama yang baik atau berkualitas karena semakin
berkualitas jasa yang diberikan maka kepuasan yang dirasakan oleh pasien semakin tinggi.
Komunikasi yang efektif, bertanggungjawab dan saling menghargai perawat-dokter mampu
memberikan kontribusi yang terbaik dalam hubungan kerjasama. Komunikasi yang efektif antara
perawat-dokter mampu menumbuhkan kepercayaan antara profesi tersebut (Anggarawati, 2016) .
Untuk itu, perlu adanya komunikasi yang efektif dalam paktik kolaborasi interprofesi guna
meningkatkan kualitas pelayan dan keselamatan pasien
BAB IV
KESIMPULAN & SARAN

Komunikasi adalah proses penyampaian dan penerimaan pesan dari seseorang yang
dibagi kepada orang lain. Berkomunikasi berarti membantu menyampaikan pesan untuk
kemudian diketahui dan dipahami bersama. Pesan dalam komunikasi digunakan untuk
pengambilan keputusan.
Komunikasi efektif dalam Interprofesi Collaboration Practice sebagai upaya

meningkatkan kualitas pelayan. Oleh karena itu, komunikasi yang efektif dan kolaborasi perlu

diberi penekanan yang kuat di semua program perawatan kesehatan profesional untuk menjamin

kepuasan dan keamanan pasien.

SARAN

Komunikasi yang efektif dan kolaborasi perlu diberi penekanan yang kuat di semua

program perawatan kesehatan profesional untuk menjamin kepuasan dan keamanan pasien.

Anda mungkin juga menyukai