Pupuk organik adalah pupuk yang tersusun dari materi makhluk hidup yang diolah melalui proses
pembusukan (dekomposisi) oleh bakteri pengurai, seperti pelapukan sisa - sisa tanaman, hewan dan manusia.
Pupuk organik dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan
biologi tanah. Pupuk organik akan banyak memberikan keuntungan karena bahan dasar pupuk organik berasal
dari limbah pertanian, seperti: jerami, dan sekam padi, kulit kacang tanah, ampas tebu, belotong, batang jagung,
dan bahan hijauan lainnya. Sedangkan kotoran ternak yang banyak dimanfaatkan adalah kotoran sapi, kerbau,
kambing, ayam, itik, dan babi. Disamping itu, dengan berkembangnya permukiman, perkotaan dan industri
maka bahan dasar kompos makin beraneka. Bahan yang banyak dimanfaatkan antara lain: tinja, limbah cair,
sampah kota dan permukiman.
Pupuk organik merupakan bahan pembenah tanah yang paling baik dibanding bahan pembenah lainnya.
Nilai pupuk yang dikandung pupuk organik pada umumnya rendah dan sangat bervariasi, misalkan unsur
nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K) tetapi juga mengandung unsur mikro esensial lainnya. Pupuk organik
membantu dalam mencegah terjadinya erosi dan mengurangi terjadinya retakan tanah. Pemberian bahan organik
mampu meningkatkan kelembapan tanah dan memperbaiki pengatusan dakhil.
Nitrogen dan unsur hara lain yang dikandung oleh pupuk organik dilepaskan secara perlahan-lahan.
Penggunaan secara berkesinambungan akan banyak membantu dalam membangun kesuburan tanah, terutama
apabila dilaksanakan dalam waktu yang nisbi panjang. Pupuk organik mempunyai komposisi kandungan unsur
hara yang lengkap, tetapi tiap jenis unsur hara tersebut rendah.
Kandungan bahan organik di dalam tanah perlu dipertahankan agar jumlahnya tidak sampai dibawah 2%.
Selain penambahan pupuk organik, bahan organik didalam tanah dapat dipertahankan melalui cara – cara
sebagai berikut:
Terapkan rotasi tanaman dengan menyertakan jenis kacang – kacangan dalam pergiliran tanaman.
Sedapat mungkin mengembalikan sisa tanaman ke dalam tanah.
Atasi erosi yang dapat menghanyutkan bahan organik tanah.
Tanaman penutup tanah (cover crop). Cara ini lazim dilakukan di perkebunan kelapa sawit dan karet.
Minimalisasi pengolahan tanah, yakni mengolah tanah seperlunya saja.
Karakteristik umum yang dimiliki pupuk organik, ialah: kandungan unsur hara rendah dan sangat bervariasi,
penyediaan hara terjadi secara lambat, menyediakan hara dalam jumlah terbatas.
Meningkatnya produktivitas lahan pertanian. Karena dengan meningkatnya kadar kandungan bahan
organik dan unsur hara yang ada dalam tanah, maka dengan sendirinya akan memperbaiki sifat, kimia
dan biologi tadi tanah atau lahan pertanian.
semakin mudahnya melakukan pengolahan lahan karena tanah semakin baik
Harga pupuk organik lebih murah dan sangat mudah didapat dari alam
Pupuk organik mengandung unsur mikro yang lebih lengkap dibandingkan dengan pupuk kimia
Pupuk organik akan memberikan kehidupan badi mikroorganisme tanah
Kelebihan lain dari pupuk organik yaitu mempunyai kemampuan dalam memobilisasi atau
menjembatani hara yang ada di tanah sehingga akan membentuk partikel ion yang mudah diserap oleh
tanaman
Mempunyai kemampuan dalam melepas hara tanah dengan sangat perlahan dan terus menerus,
seihngga akan membantu mencegah terjadinya kelebihan suplai hara yang membuat tanaman
keracuanan
Mampu menjaga kelembaban dari tanah, sehingga akan mengurangi tekanan atau tegangan struktur
tanah pada tanaman
Mampu membantu mencegah erosi lapisan atas tanah
Mampu menjaga dan merawat tingkat kesuburan tanah
Memberi manfaat untuk kesehatan manusia, karena banyak kandungan nutrisi dan lebih lengkap dan
lebih banyak
Pupuk organik mampu menyediakan unsur makro dan mikro.
Memperbaiki granulasi tanah berpasir hingga padat sehingga dapat meningkatkan kualitas aerasi,
memperbaiki drainase tanah dan meningkatkan kemampuan tanah dalam menyimpan air.
Mengandung asam humat (humus) yang mampu meningkatkan kapasitas tukar kation tanah.
Penambahan pupuk organik dapat meningkatkan aktivitas mikroorganisme tanah.
Pada tanah asam, penambahan pupuk organik dapat membantu meningkatnya pH tanah.
Penggunaan pupuk organik tidak menyebabkan polusi tanah dan polusi air.
1. Meningkatkan kandungan air dan dapat menahan air untuk kondisi berpasir
2. Meningkatkan daya tahan terhadap pengikisan
3. Meningkatkan pertukaran udara, jumlah pori-pori dan sifat peresapan air untuk kondisi tanah liat.
4. Menurunkan tingkat kekerasan lapisan permukaan tanah
5. Mengandung unsur hara makro mikro yang lengkap
6. Aman (ramah lingkungan)
7. Efektif dan ekonomis (murah / mudah di dapat)
8. Menghilangkan rasidu kimia
9. Aplikasi yang mudah (bisa di aplikasikan sebelum atau sesudah masa tanam).
1. Diperlukannya dalam jumlah yang sangat banyak untuk memenuhi kebutuhan unsur hara dari suatu
pertanaman.
2. Hara yang dikandung untuk bahan yang sejenis sangat bervariasi.
3. Bersifat ruah (bulky), baik dalam pengangkutan dan penggunaannya dilapangan.
4. Kemungkinan akan menimbulkan kekahatan unsur hara apabila bahan organik yang diberikan belum
cukup matang.
A. Kompos
Kompos adalah hasil pembusukan sisa – sisa tanaman yang disebabkan oleh aktivitas
mikroorganisme pengurai. Kualitas kompos sangat ditentukan oleh besarnya perbandingan antara jumlah
karbon dan nitrogen (C/N rasio). Jika C/N rasio tinggi, berarti bahan penyusun kompos belum terurai
sempurna. Bahan kompos dengan C/N rasio tinggi akan terurai atau membusuk lebih lama dibandingkan
dengan bahan ber-C/N rendah. Kualitas kompos dianggap baik jika memiliki C/N rasio antara 12 – 15.
Bahan kompos, seperti sekam, jerami padi, batang jagung, dan serbuk gergaji, memiliki C/N rasio
antara 50 – 100. Daun segar memiliki C/N rasio 10 – 12. Proses pembuatan kompos akan menurunkan C/N
rasio hingga menjadi 12-15.
Karbohidrat, protein, dan lilin (bahan dengan C/N rasio tinggi) diurai menjadi senyawa sederhana
seperti NH3, CO2, H2, dan H2O. pada tahap ini, mikro organisme pengurai menyerap unsur hara dari
lingkungan sekitarnya untuk pertumbuhannya.
Setelah perombakan selesai, mikroorganisme pengurai akan mati. Konsekuensinya, unsur hara
penyusun tubuh mikro organisme akan dilepaskan. Pada tahap ini C/N rasio menjadi lebih rendah
karena banyak karbon yang berubah menjadi CO2 dan menguap ke udara. Namun, bertolak belakang
dengan karbon, kandungan nitrogennya justru berlimpah.
Jika C/N rasio telah mencapai angka 12 – 20 berarti unsur hara yang terikat pada humus telah
dilepaskan melalui proses mineralisasi sehingga dapat digunakan oleh tanaman.
Kandungan unsur hara kompos sebagai berikut:
Ciri fisik kompos yang baik adalah berwarna cokelat kehitaman, agak lembab, gembur, dan bahan
pembentuknya sudah tidak tampak lagi. Kompos ibarat multivitamin untuk tanah pertanian. Kompos akan
meningkatkan kesuburan tanah dan merangsang perakaran yang sehat. Kompos memperbaiki struktur tanah
dengan meningkatkan kandungan bahan organik tanah dan akan meningkatkan kemampuan tanah untuk
mempertahankan kandungan air tanah. Aktivitas mikroba tanah yang bermanfaat bagi tanaman akan meningkat
dengan penambahan kompos. Aktivitas mikroba ini membantu tanaman untuk menyerap unsur hara dari tanah
dan menghasilkan senyawa yang dapat merangsang pertumbuhan tanaman. Aktivitas mikroba tanah juga
diketahui dapat membantu tanaman menghadapi serangan penyakit.
Tanaman yang dipupuk dengan kompos juga cenderung lebih baik kualitasnya daripada tanaman yang
dipupuk dengan pupuk kimia, misal: hasil panen lebih tahan disimpan, lebih berat, lebih segar, dan lebih enak.
Kompos memiliki banyak manfaat bagi tanaman yaitu: meningkatkan kesuburan tanah, memperbaiki
struktur dan karakteristik tanah, meningkatkan kapasitas serap air tanah, meningkatkan aktivitas mikroba tanah,
meningkatkan kualitas hasil panen ( rasa, nilai gizi dan jumlah panen), menyediakan hormon dan vitamin bagi
tanaman, menekan pertumbuhan/seranggan penyakit pada tanaman, meningkatkan retensi/ketersedian hara
didalam tanah.
Adapula manfaat kompos dalam bidang ekonomi, yaitu: menghemat biaya untuk transportasi dan
penimbunan limbah, mengurangi ukuran/volume limbah, memiliki nilai jual yang lebih tinggi dari pada bahan
asalnya. Sedangkan manfaat dalam aspek lingkungan sebagai berikut: mengurangi usaha polusi udara karena
pembakaran limbah, mengurangi kebutuhan lahan untuk penimbunan.
Kekurangan kompos :
1. Pupuk kompos hanya memiliki sedikit unsur hara yang terkandung didalamnya. Sehingga, dalam memenuhi
kebutuhan hara pada tanaman, dibutuhkan jumlah pupuk yang relatif banyak dibandingkan penggunaan pupuk
kimia.
2. Berkaitan dengan penggunaan pupuk dalam jumlah banyak, maka biaya operasional untuk pengangkutan
semakin banyak pula. Sehingga anggaran biaya operasional lebih banyak dibanding jika menggunakan pupuk
organik.
3. Kekurangan yang ketiga ini disebabkan bila lahan yang tidak dulunya sering ditaburi pupuk kimia. Karena, pada
lahan yang semacam ini akan dibutuhkan pupuk kompos yang lebih banyak dibandingkan dengan takaran rata-
rata. Karena, tanah yang yang sudah berkurang kesuburannya akan membutuhkan pupuk kompos yang lebih
banyak agar baik untuk tanaman. Hal ini tentu akan menambah biaya bagi petani.
Proses Pengomposan
Proses pengomposan akan segera berlansung setelah bahan-bahan mentah dicampur. Proses
pengomposan secara sederhana dapat dibagi menjadi dua tahap, yaitu tahap aktif dan tahap pematangan. Selama
tahap-tahap awal proses, oksigen dan senyawa-senyawa yang mudah terdegradasi akan segera dimanfaatkan
oleh mikroba mesofilik. Suhu tumpukan kompos akan meningkat dengan cepat. Demikian pula akan diikuti
dengan peningkatan pH kompos. Suhu akan meningkat hingga di atas 50o – 70o C. Suhu akan tetap tinggi
selama waktu tertentu. Mikroba yang aktif pada kondisi ini adalah mikroba Termofilik, yaitu mikroba yang aktif
pada suhu tinggi. Pada saat ini terjadi dekomposisi/penguraian bahan organik yang sangat aktif. Mikroba-
mikroba di dalam kompos dengan menggunakan oksigen akan menguraikan bahan organik menjadi CO2, uap
air dan panas. Setelah sebagian besar bahan telah terurai, maka suhu akan berangsur-angsur mengalami
penurunan. Pada saat ini terjadi pematangan kompos tingkat lanjut, yaitu pembentukan komplek liat humus.
Selama proses pengomposan akan terjadi penyusutan volume maupun biomassa bahan. Pengurangan ini dapat
mencapai 30 – 40% dari volume/bobot awal bahan.
Proses pengomposan tergantung pada :
Sebelum digunakan pupuk kandang perlu mengalami proses penguraian. Dengan demikian, kualitas
pupuk kandang juga turut ditentukan oleh C/N rasio. Pupuk kandang yang banyak mengandung jerami memiliki
C/N rasio yang tinggi sehingga mikroorganisme memerlukan waktu yang lebih lama untuk menyelesaikan
proses penguraiannya. Contoh pupuk kandang yang banyak mengandung jerami, antaralain: pupuk kandang dari
sapi, kerbau, atau babi.
Dalam dunia pupuk kandang, dikenal istilah pupuk panas dan pupuk dingin. Pupuk panas adalah pupuk
kandang yang proses penguraiannya berlangsung cepat sehingga terbentuk panas, misalnya pupuk kandang dari
kuda, kambing, domba, ayam. Sedangkan pupuk dingin terjadi sebaliknya, C/N rasio yang tinggi menyebabkan
pupuk kandang terurai lebih lama dan tidak menimbulkan panas, misalnya pada sapi, kerbau, dan babi.
Ciri – ciri pupuk kandang yang baik dapat dilihat secara fisik atau kimiawi. Ciri fisiknya yakni
berwarna kehitaman, cukup kering, tidak mengandung dan tidak berbau menyengat. Ciri kimiawinya adalah
C/N rasio kecil (bahan pembentuknya sudah tidak terlihat) dan temperaturnya relative stabil.
Dapat memperbaiki kesuburan fisika tanah melalui perubahan struktur dan permeabilitas tanah.
Dapat memperbaiki kesuburan kimia tanah karena mengandung unsur N, P, K, Ca, Mg, dan Cl.
Dapat meningkatkan kegiatan mikroorganisme tanah yang berarti meningkatkan kesuburan biologis.
Dalam pelapukannya sering mengeluarkan hormon yang merangsang pertumbuhan tanaman, seperti:
auxin, gibberellin dan cytokinin.
C. Pupuk Hijau
Pupuk hijau adalah bagian dari tanaman yang masih hidup dan diberikan pada tanaman.
Pupuk hijau terbuat dari tanaman atau komponen tanaman yang dibenamkan ke dalam tanah. Jenis
tanaman yang banyak digunakan adalah dari familia Leguminoceae atau kacang-kacangan dan jenis
rumput-rumputan (rumput gajah). Jenis tersebut dapat menghasilkan bahan organik lebih banyak, daya
serap haranya lebih besar dan mempunyai bintil akar yang membantu mengikat nitrogen dari udara.
Mempertinggi kandungan bahan organik dalam tanah, sebagai pengganti yang telah habis diserap oleh
tanaman, selama periode pengolahan tanah.
Mengurangi leaching selama periode kosong antara dua objek agronomi yang dikelola.
Menambah nitrogen apabila yang dijadikan pupuk hijau.
Mengurangi erosi vertical.
Mengurangi penyakit akar pada kapas terhadap phymatotrichum.
Namun pupuk hijau juga memiliki kekurangan yaitu: tanaman hijau dapat sebagai kendala dalam
waktu, tenaga, lahan, dan air pada pola tanam yang menggunakan rotasi dengan tanaman legume dapat
mengundang hama ataupun penyakit dapat menimbulkan persaingan dengan tanaman pokok dalam hal tempat,
air dan hara pada pola pertanaman tumpang sari.
Pupuk Hijau Organik saat ini banyak diminati oleh berbagai lapisan masyarakat. Adanya isue Go Green yang
marak di media sosial dan kampanye hijau, maka kehadiran pupuk hijau organik senantiasa dinanti. Ternyata
pembuatan pupuk hijau organik tidak lah sulit.
Berikut bahan-bahan yang perlu disiapkan dalam pembuatan pupuk hijau organik:
Bahan Komposisi :
D. Pupuk Seresah
Pupuk seresah merupakan suatu pemanfaatan limbah atau komponen tanaman yang sudah
tidak terpakai. Misal jerami kering, bonggol jerami, rumput tebasan, tongkol jagung, dan lain-lain.
Pupuk seresah sering disebut pupuk penutup tanah karena pemanfaatannya dapat secara langsung, yaitu
ditutupkan pada permukaan tanah di sekitar tanaman (mulsa).
E. Pupuk Cair
Pupuk organik bukan hanya berbentuk padat dapat berbentuk cair seperti: pupuk anorganik.
Pupuk cair sepertinya lebih mudah di manfaatkan oleh tanaman karena unsur-unsur di dalamnya sudah
terurai dan tidak dalam jumlah yang terlalu banyak sehingga manfaatnya lebih cepat terasa. Bahan
baku pupuk cair dapat berasal dari pupuk padat dengan perlakuan perendaman. Setelah beberapa
minggu dan melalui beberapa perlakuan, air rendaman sudah dapat digunakan sebagai pupuk cair.
Biasanya dapat digunakan sebagai pupuk dasar tanaman, yang bersifat release dan memiliki kandungan unsur
hara lengkap.
Pupuk cair dapat langsung bisa diserap oleh daun untuk fotosintesis.
Pengaplikasihan sangat mudah dan tidak membutuhkan biaya yang cukup mahal.
Dapat membantu meningkatkan kapasitas tukat katian (KTK)
Dapat membantu dalam proses pelapukan bahan mineral
Meningkatkan ketersediaan unsur hara
Menjadikan sumber bahan makanan bagi mikroorganisme tanah, seperti bakteri, fungi yang menguntungkan.
Meningkatkan pengikatan antar partikel
Dapat membantu merevitalisasi daya olah tanah dan mengemburkan media tanah dengan optimal.
Terdapat dua macam tipe pupuk organik cair yang dibuat melalui proses pengomposan.
Pertama adalah pupuk organik cair yang dibuat dengan cara melarutkan pupuk organik yang telah jadi
atau setengah jadi ke dalam air. Jenis pupuk yang dilarutkan bisa berupa pupuk hijau, pupuk kandang,
pupuk kompos atau campuran semuanya. Pupuk organik cair semacam ini karakteristiknya tidak jauh
beda dengan pupuk organik padat, hanya saja wujudnya berupa cairan. Dalam bahasa lebih mudah,
kira-kira seperti teh yang dicelupkan ke dalam air lalu airnya dijadikan pupuk.
Pupuk cair tipe ini suspensi larutannya kurang stabil dan mudah mengendap. Kita tidak bisa
menyimpan pupuk tipe ini dalam jangka waktu lama. Setelah jadi biasanya harus langsung digunakan.
Pengaplikasiannya dilakukan dengan cara menyiramkan pupuk pada permukaan tanah disekitar
tanaman, tidak disemprotkan ke daun.
Kedua adalah pupuk organik cair yang dibuat dari bahan-bahan organik yang difermentasikan dalam
kondisi anaerob dengan bantuan organisme hidup. Bahan bakunya dari material organik yang belum
terkomposkan. Unsur hara yang terkandung dalam larutan pupuk cair tipe ini benar-benar berbentuk
cair. Jadi larutannya lebih stabil. Bila dibiarkan tidak mengendap. Oleh karena itu, sifat dan
karakteristiknya pun berbeda dengan pupuk cair yang dibuat dari pupuk padat yang dilarutkan ke
dalam air. Tulisan ini bermaksud untuk membahas pupuk organik cair tipe yang kedua.
Tabel 3. Perbandingan kandungan unsur hara kotoran kelelawar dengan kotoran unggas
Untuk membuat pupuk guano tentu saja bahan utama jangan sampai dilupakan. Kotoran kelelawar sebanyak 20
kg, EM4, air dan terpal. Pastikan pupuk yang kamu miliki sudah berwarna hitam atau hitam kecoklatan.
1. Larutan EM4 dilarutkan dengan air (perbandingan 10 tutup botol EM4 dilarutkan 1 liter air)
2. Pastikan untuk mengaduknya rata kemudian larutan tersebut dapat disiramkan larutan EM4 ke dalam kotoran
3. Aduk rata bersama kotoran kelelawar
4. Tutup rapat menggunakan terpal
5. Diamkan selama 2 minggu
G. Humus
Humus adalah material organik yang berasal dari degradasi ataupun pelapukan daun-daunan
dan ranting-ranting tanaman yang membusuk (mengalami dekomposisi) yang akhirnya mengubah
humus menjadi (bunga tanah), dan kemudian menjadi tanah. Bahan baku untuk humus adalah dari daun
ataupun ranting pohon yang berjatuhan, limbah pertanian dan peternakan, industri makanan,
agroindustri, kulit kayu, serbuk gergaji (abu kayu), kepingan kayu, endapan kotoran, sampah rumah
tangga, dan limbah-limbah padat perkotaan.
Humus merupakan sumber makanan bagi tanaman, serta berperan baik bagi pembentukan dan
menjaga struktur tanah. Senyawa humus juga berperan dalam pengikatan bahan kimia toksik dalam
tanah dan air. Selain itu, humus dapat meningkatkan kapasitas kandungan air tanah, membantu dalam
menahan pupuk anorganik larut-air, mencegah penggerusan tanah, menaikkan aerasi tanah, dan
menaikkan fotokimia dekomposisi pestisida atau senyawa-senyawa organik toksik. Kandungan utama
dari kompos adalah humus. Humus merupakan penentu akhir dari kualitas kesuburan tanah, jadi
penggunaan humus sama halnya dengan penggunaan kompos.
1. sangat mudah untuk ditumbuhi jamur ketika terjadi perubahan suhu, kelembaban dan aerasi yang
ekstrim,
2. memiliki tingkat porositas yang rendah sehingga akar tanaman akan susah untuk menyerap air,
3. penggunaannya sebagai media tanam harus dikombinasikan dengan media tanam lain yang mempunyai
porositas tinggi misalnya tanah atau pasir.
H. Pupuk Hayati
Istilah pupuk hayati digunakan sebagai nama kolektif untuk semua kelompok fungsional
mikroba tanah yang dapat berfungsi sebagai penyedia hara dalam tanah, sehingga dapat tersedia bagi
tanaman. Pemakaian istilah ini relatif baru dibandingkan dengan saat penggunaan salah satu jenis
pupuk hayati komersial pertama di dunia yaitu inokulan Rhizobium yang sudah lebih dari 100 tahun
yang lalu. Pupuk hayati dapat didefinisikan sebagai inokulan berbahan aktif organisme hidup yang
berfungsi untuk menambat hara tertentu atau memfasilitasi tersedianya hara dalam tanah bagi tanaman.
Memfasilitasi tersedianya hara ini dapat berlangsung melalui peningkatan akses tanaman
terhadap hara misalnya oleh cendawan mikoriza arbuskuler, pelarutan oleh mikroba pelarut fosfat,
maupun perombakan oleh fungi, aktinomiset atau cacing tanah. Penyediaan hara ini berlangsung
melalui hubungan simbiotis atau nonsimbiotis. Secara simbiosis berlangsung dengan kelompok
tanaman tertentu atau dengan kebanyakan tanaman, sedangkan nonsimbiotis berlangsung melalui
penyerapan hara hasil pelarutan oleh kelompok mikroba pelarut fosfat, dan hasil perombakan bahan
organik oleh kelompok organisme perombak.
Pupuk hayati pemasok nitrogen karena atmosfer mengandung nitrogen dalam jumlah yang
cukup banyak (78%) dan mampu disematkan oleh bebrapa jenis bakteri yang hidup bebas (non-
simbiosis) di dalam tanah atau bersimbiosis dengan tanaman, terutama tanaman jenis legume. Pada saat
ini yang banyak digunakan untuk pupuk hayati adalah Rhizobium, Azospirillium, Azotobakter, dan
Phosphobacteria. Beberapa jenis bakter yang mampu menyemat nitrogen udara.
Tabel 5.1 Beberapa jenis pupuk hayati yang mampu mengikat nitrogen
Pemanfaatan untuk
Pupuk hayati Fungsi/ kontribusi Kendala tanaman
Ganggang biru atau Menyemat 20-30kg N/ha Hanya efektif ditanah yg Tanah sawah
sianobakteri tergenang
(fotosintetik) Memerlukan sinar
Menaikan hasil 10%-15% matahari.
Menghasilkan senyawa yg
mendorong pertumbuhan
Pupuk Hayati Mampu memberikan manfaat bagi tanah dan tanaman secara berkesinambungan
Pupuk Hayati Mampu menyediakan unsur hara yang lengkap dan berkesinambungan, karena mikroorganisme
yang terkandung dalam pupuk hayati bisa memproduksi sendiri.
Pupuk Hayati Tidak memberi dampak negatif bagi tanah, tanaman, lingkungan dan manusia
Kualitas Pupuk hayati tergantung dari kualitas dan banyaknya populasi mikroorganisme. Seiring waktu,
pupulasi mikroorganisme bisa berkurang sehingga kualitasnya bisa menurun.
Kandungan Pupuk Hayati adalah makhluk hidup, jadi bisa mati dalam jangka waktu tertentu.
Pupuk Hayati Tidak bisa diaplikasikan dengan pupuk kimia atau pestisida.
Tanah berpasir, bekas pertambangan, tanah tererosi, atau tanah sangat padat yang mudah retak pada saat
musim kemarau, sebaiknya diberi pupuk organik dalam jumlah besar sebelum digunakan untuk bercocock
tanam. Setelah diberi pupuk organik, dilanjutkan dengan pengolahan tanah. Kedua perlakuan tersebut digunakan
supaya sifat fisik tanah membaik dan pemakaian pupuk organik menjadi lebih efisien.
Kebutuhan dosis pupuk organik yang sangat besar seringkali menyulitkan proses penebarannya. Namun,
sekarang telah dipasarkan pupuk organik yang dipadatkan dalam bentuk pelet atau konsentrat. Pupuk organik
dalam bentuk tersebut lebih mudah diaplikasikan dan dosis yang diperlukan menjadi lebih kecil. Dosis pupuk
organik yang besar memang tidak akan merusak tanaman. Namun, keseimbangan antara peningkatan hasil dan
biaya yang dikeluarkan harus dipertimbangkan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam aplikasi pupuk organik adalah sebagai berikut:
1. Penebaran pupuk organik sebaiknya diikuti dengan pengolahan tanah seperti pembajakan atau
penggemburan tanah agar pupuk organik dapat mencapai lapisan tanah yang lebih dalam.
2. Pemberian pupuk organik dengan dosis kecil tetapi sering, lebih baik dari pada dosis banyak yang
diberikan sekaligus.
3. Pada jagung, cabai, tomat, dan beberapa sayuran, pupuk organik sebaiknya ditempatkan pada lubang
tanaman satu minggu sebelum bibit ditanam.
4. Pada media tanam dalam pot, perbandingan antara kompos dan tanah yang ideal adalah 1 : 1.
5. Jika harus menggunakan pupuk organik yang belum terurai sempurna (rasio C/N masih tinggi), harus
diberi jeda waktu antara pemberian pupuk organik dan penanaman bibit, yakni minimal satu minggu.
Hal itu dilakukan untuk menghindari dampak buruk yang mungkin terjadi pada tanaman ketika proses
penguraian pupuk berlangsung.
Pupuk Anorganik
Pupuk anorganik adalah pupuk yang dibuat oleh pabrik-pabrik pupuk dengan meramu bahan-bahan
kimia anorganik berkadar hara tinggi. Misalnya urea berkadar N 45-46% (setiap 100 kg urea terdapat 45-46 kg
hara nitrogen) (Lingga dan Marsono, 2000).
Pupuk anorganik atau pupuk buatan dapat dibedakan menjadi pupuk tunggal dan pupuk majemuk.
Pupuk tunggal adalah pupuk yang hanya mengandung satu unsur hara misalnya pupuk N, pupuk P, pupuk K dan
sebagainya. Pupuk majemuk adalah pupuk yang mengandung lebih dari satu unsur hara misalnya N + P, P + K,
N + K, N + P + K dan sebagainya (Hardjowigeno, 2004).
Ada beberapa keuntungan dari pupuk anorganik, yaitu (1) Pemberiannya dapat terukur dengan tepat,
(2) Kebutuhan tanaman akan hara dpat dipenuhi dengan perbandingan yang tepat, (3) Pupuk anorganik tersedia
dalam jumlah cukup, dan (4) Pupuk anorganik mudah diangkut karena jumlahnya relatif sedikit dibandingkan
dengan pupuk organik. Pupuk anorganik mempunyai kelemahan, yaitu selain hanya mempunyai unsur makro,
pupuk anorganik ini sangat sedikit ataupun hampir tidak mengandung unsur hara mikro.
Seperti namanya pupuk kimia adalah pupuk yang dibuat secara kimia atau juga sering disebut dengan
pupuk buatan. Pupuk kimia bisa dibedakan menjadi pupuk kimia tunggal dan pupuk kimia majemuk. Pupuk
kimia tunggal hanya memiliki satu macam hara, sedangkan pupuk kimia majemuk memiliki kandungan hara
lengkap. Pupuk kimia yang sering digunakan antara lain Urea dan ZA untuk hara N; pupuk TSP, DSP, dan SP-
26 untuk hara P, KCl atau MOP untuk hara K.
Kelebihan nya :
Kelemahannya
Pupuk secara kelarutan cepat sehingga tingkat lossis ataupun kehilangan pupuk sangat tinggi
contohnya tercuci, menguap (urea). Kondisi ini dipengaruhi terhadap applikasi pemberian pupuk (4 T)
tepat waktu, tepat cara, tepat dosis dan tepat tempat. Sehingga kehilanggan dapat diperkecil.
Pupuk tunggal juga dapat memperburuk sifat tanah seperti menimbulkan pengerasan ataupun
peningkatan atom H dalam tanah (tetapi ini bisa dianulir dengan applikasi lain seperti tanam kacangan
ataupun pemakaian organik suplement.
Pupuk majemuk biasanya dibuat dengan mencampurkan pupuk-pupuk tunggal. Komposisi haranya
bermacam-macam, tergantung produsen dan komoditasnya. Pada tanaman kelapa sawit, pupuk majemuk
umumnya digunakan pada tahapan pembibitan dan tanaman belum menghasilkan. Pupuk majemuk yang
digunakan di pembibitan adalah pupuk majemuk NPKMg dengan komposisi 15 15 6 4 dan 12 12 17 2
(Nitrogen N 12%, kandungan fosfor P 12%, kandungan kalium K 17% dan kandungan magnesium Mg 2%. )
Pupuk majemuk biasa digunakan pada tanaman belum menghasilkan (TBM). Pada usia TBM, sistem
pertumbuhannya belum sempurna sehingga akan lebih baik jika diberikan pupuk dengan kandungan nutrisi yang
komplit. Pupuk majemuk biasa digunakan pada tanah marginal seperti tanah berpasir karena pupuk majemuk
mempunyai kelarutan yang lambat dan tidak menguap oleh panas. Selain itu pupuk majemuk mempunyai
efisiensi pemupukan yang lebih tinggi dibandingkan dengan pupuk tunggal. Pada berbagai jenis tanah efisiensi
pupuk majemuk ini tidak jauh berbeda.
Kelebihannya :
Pupuk slow reliase (tidak secara keseluruhan terurai sebab pupuk komposisi padan dengan bahan
lainnya.
Tidak merusak tanah bersinergis.
Kekurangannya
A. Pupuk Phospat
Deposit phospat sebagai batuan phospat secara alami ditemukan dalam batuan sedimen, batuan beku,
dan batuan metamorfosa. Penggunaan batuan phospat sebagai pupuk P-alam, terutama untuk penggunaan
langsung perlu memperhatikan hal-hal yang mempengaruhi reaktivitasnya, yaitu sifat mineral dan kimia batuan
phospat, sifat kelarutannya, dan respon tanaman terhadap pemupukan P-alam yang dinyatakan dengan respon
tanaman, yaitu dalam nilai RAE (Relative Agronomic Effectiveness).
Unsur P diserap tanaman dalam bentuk ortofosfat primer, H 2PO4. menyusul kemudian dalam HPO42-.
Species ion yang merajai tergantung dari PH sistem tanah-pupuk-tanaman, yang mempunyai ketersediaan tinggi
pada pH 5,5-7. kepekatan H2PO4 yang tinggi dalam larutan tanah memungkinkan tanaman mengangkutnya
dalam takaran besar karena perakaran tanaman diperkirakan mempunyai 10 kali penyerapan tanaman untuk
H2PO4 dibanding untuk HPO42-.
Bentuk P yang lain yang dapat diserap tanaman adalah pirofosfat dan metafosfat. Kedua bentuk ini
misalnya terdapat dalam bentuk pupuk P dan K metafosfat. Tanaman juga menyerap P dalam bentuk fosfat
organik, yaitu asam nukleat dan phytin. Kedua bentuk senyawa ini terbentuk melalui proses degradasi dan
dekomposisi bahan organik yang langsung dapat diserap oleh tanaman.
Unsur hara phospor (P) mempunyai peranan dalam merangsang pertumbuhan dan perkembangan akar,
membantu asimilasi dan respirasi, mempercepat proses pembungaan dan pembuahan, serta pemasakan biji dan
buah. Disamping itu phospor merupakan bahan dasar protein (ATP dan ADP). Gejala-gejala yang tampak pada
tanaman yang kekurangan P adalah daun berubah warna menjadi tua dan tampak mengkilat kemerahan: tepi
daun, cabang, dan batang berwarna merah ungu lalu berubah menjadi kuning. Ukuran buah atau biji kecil,
jelek, dan cepat matang.
Pemilihan pupuk P-alam berkualitas baik, yang digunakan secara langsung agar memberi manfaat
maksimum, memerlukan pengetahuan tentang sifat-sifat mineral dan kelarutannya. Reaktivitas merupakan
faktor utama untuk menilai kemampuan pupuk P-alam melepaskan P. Tingkat reaktivitas P-alam dipengaruhi
oleh kadar P-total, karbonat bebas dalam pupuk P-alam, jenis pupuk P-alam dan besar butiran. Makin halus
ukuran butir-butir pupuk, makin tinggi kelarutan atau reaktivitasnya, dan makin efektif pupuk tersebut.
Uraian Persyaratan
Kadar Ca dan Mg setara CaO min 40% min 40% min 40%
Kehalusan
Gas HF yang beracun biasanya dikumpulkan sebagai produksi sampingan. Jumlah senyawa Ca(H2PO4)2
dalam pupuk OSP : 30%
· Dijual dalam bentuk tepung/ butir berwarna kelabu & berbau asam, ± 93% larut dalam air & sisanya larut
dalam amonium sitrat netral. Kandungan Ca : 18 – 21%; S : 11 – 12%; mengandung unsur-unsur seperti : Mg,
Fe, Al, Cu, Mn, Zn, & CI. Bentuk fosfat yang ada dalam OSP : H2PO4-
b. TSP/ Ca(H2PO4)2
Pembuatannya dibuat dari apatit dan asam fosfat dengan jalan mencampurkan kedua bahan baku dalam
suatu mixer dari baja, kemudian mengeras dan selanjutnya dibentuk menjadi tepung, pelet atau butiran.
Reaksi inti :
Dibuat dengan wet-proses phosphoric acid. Persamaan phosphoric acid, dimana rockfhosphate direaksikan
dengan H2SO4
· Sama baik dengan OSP, hanya kurang lengkap tidak mengandung S yang cukup untuk tanaman. Kadar S :
0 – 2%
· Mengandung 48% P2O5, sedangkan OSP 16% P2O5 dan kadar Ca 12 – 16%
· Campuran rockfosfat dengan Na. Karbonat dan SiO2 (pasir kuarsa), dipanaskan pada suhu 1200oC.
· Dinginkan dengan air dan giling lalu saring dengan ukuran 180-mesh.
· Mengandung 12% P. Total & 11.8% p. Larut dalam asam sitrat alkalin.
· Dalam tanah bereaksi basa, karena mengandung Na 12% berpengaruh buruk terhadap struktur tanah.
b. Thomas Fosfat
· Dikenal dengan nama Basic slag/ Thomas slag dan Thomas slakken meel.
· Produk sampingan dalam pembuatan baja dari pig iron yang bahan bakunya adalah biji besi dengan kadar
fosfat tinggi.
· Dibuat melalui pemanasan pada suhu tinggi tanpa memakai larutan asam seperti Rhenania fosfat sehingga
disebut pupuk fosfat thermal.
· Bereaksi basa, baik untuk tanah masam, kurang baik untuk tanah berkapur
c. Novaphos
· Rock fosfat yang terdekomposisi sebagian dan dapat terdiri dari berbagai bentuk P, sehingga kelarutannya
beragam.
· 40% dari P- aktif dalam pupuk ini merupakan P-larut air, ± 30% P larut asam sitrat & 30% P larut asam
keras pekat.
· Mengandung 10% P(23% P 2O5) total & hanya 7% P yang larut air dan asam sitrat.
· Komposisi kimia : Ca-monofosfat (40%), apatit, sedikit CaSO4 dan oksida lain.
· Baik digunakan untuk tanaman semusim maupun tanaman tahunan à memberikan pengaruh yang cepat
pada awal pertumbuhan dan pengaruh untuk waktu panjang.
d. Rock Phosphate
· Bila pembuatan tanpa melalui dekomposisi kimia dan pemurnian akan memiliki sifat / komposisi sesuai
batuan asal.
· Warna dapat bervariasi, bisa coklat, kelabu-hitam, biru & putih tergantung dari warna deposit. Warna
coklat paling umum.
· Dalam pengolahan, setelah dibersihkan dari kotoran (tanah dan pasir), digiling à tepung, dengan
kehalusan 100mesh (saringan 0.14 mm) / lebih halus.
· Kandungan P dalam bentuk pupuk rock phosphat 11 – 17% P (total) dan ketersediaannya : 14 – 65% dari
kadar total.
· Pupuk ini tidak cocok untuk tanaman-tanah yang membutuhkan efek cepat dari pupuk seperti tanaman
semusim, tanah alkalin atau berkapur. Cocok untuk tanaman tahunan dan tanah masam.
Berdasarkan kelarutannya pupuk rock phosphate dibedakan menjadi 3 kelompok berdasarkan jumlah
komponen P yang aktif (larut) dalam asam formiat:
· Efisiensi dari pupuk RP selain ditentukan oleh sifat kelarutan, juga ditentukan oleh pH tanah,
kelembaban, dan suhu yang semuanya akan mempengaruhi aktivitas biotik yang berperan dalam reaksi
konservasi P dalam tanah.
· Umumnya batuan fosfat dipakai untuk industri pupuk (> 90 %) dan hanya kurang dari 8 % yang dipakai
langsung sebagai pupuk (dikenal dengan nama rock fosfat), 2 % dipakai untuk pakan ternak dan unggas.
Kelebihan P menyebabkan penyerapan unsur lain terutama unsur mikro seperti besi (Fe) ,tembaga (Cu) , dan
seng(Zn) terganggu. Namun gejalanya tidak terlihat secara fisik pada tanaman
Pemberian pupuk fosfor ini membantu merangsang pertumbuhan akar baru, dengan mempunyai cabang
perakaran yang lebih banyak akan membantu tanaman menyerap unsure hara lebih optimal
2. Memperkuat batang
Untuk memperkuat batang bias dengan memberikan pupuk fosfor, pemberian pupuk yang mengandung fosfor
tinggi sangat diperlukan bagi tanaman terutama bagi tanaman padi agar tanaman tidak mudah roboh atau rebah
saat terkena hujan dan angin.
Kebutuhan tanaman akan unsure hara termasuk kebutuhan unsure hara fosfor bias disuplay dengan cara
pemberian pupuk fosfor secara tepat waktu, waktu pemberian yang ideal untuk pupuk fosfor adalah pada waktu
pemupukan pertama.
Jika tanaman ingin berbunga dan berbuah dengan cepat, pemeberian pupuk fosfor menjadi salah satu solusinya.
Pemberian pupuk fosfor ini akan merangsang pembentukan bungan dan buah.
B. Pupuk Urea
Pupuk urea adalah pupuk kimia yang mengandung Nitrogen (N) berkadar tinggi. Unsur Nitrogen
merupakan zat hara yang sangat diperlukan tanaman. Pupuk Urea berbentuk butir-butir kristal berwarna
putih, dengan rumus kimia NH2 CONH2, merupakan pupuk yang mudah larut dalam air dan sifatnya sangat
mudah menghisap air (higroskopis), karena itu sebaiknya disimpan di tempat kering dan tertutup rapat.
Pupuk urea mengandung unsur hara N sebesar 46% dengan pengertian setiap 100 kg urea mengandung 46 kg
Nitrogen. Unsur hara Nitrogen yang dikandung dalam pupuk Urea sangat besar kegunaannya bagi tanaman
untuk pertumbuhan dan perkembangan, antara lain:
1. Membuat daun tanaman lebih hijau segar dan banyak mengandung butir hijau daun (chlorophyl) yang
mempunyai peranan sangat panting dalam proses fotosintesa
2. Mempercepat pertumbuhan tanaman (tinggi, jumlah anakan, cabang dan lain-lain)
3. Menambah kandungan protein tanaman
4. Dapat dipakai untuk semua jenis tanaman baik tanaman pangan, holtikultura, tanaman perkebunan,
usaha peternakan dan usaha perikanan
Pupuk Urea yang dikenal dengan nama rumus kimianya NH2CONH2 pertama kali dibuat secara
sintetis oleh Frederich Wohler tahun 1928 dengan mereaksikan garam cyanat dengan ammonium hydroxide.
Pupuk urea yang dibuat PT Pusri merupakan reaksi antara karbon dioksida (CO2) dan ammonia (NH3).
Kedua senyawa ini berasal dari bahan gas bumi, air dan udara. Ketiga bahan baku tersebut meruapakan
kekayaan alam yang terdapat di Sumatera Selatan.
Pada proses pembuatan amoniak dengan tekanan rendah dalam reaktor (±150 atmosfir) yaitu dengan
reaksi reforming merubah CO menjadi CO2, penyerapan CO2 dan metanasi. Reaksi reforming ini dilakukan
dalam 2 tingkatan yaitu :
Tingkat Pertama :
Gas bumi dan uap air direaksikan dengan katalis melalui piap-pipa vertikal dalam dapur reforming pertama dan
secara umum reaksi yang terjadi sebagai berikut:
Tingkat Kedua :
Udara dialirkan dan bercampur dengan arus gas dari reformer pertama di dalam reformer kedua, hal ini
dimaksudkan untuk menyempurnakan reaksi reforming dan untuk memperoleh campuran gas yang mengandung
nitrogen (N)2
2 CO + 4 H2O ---> 12 N2
lalu campuran gas sesudah reforming direaksikan dengan H2O di dalam converter CO untuk mengubah CO
menjadi
CO2CO + H2O ---> CO2 + H2
larutan KHCO3 dipanaskan guna mendapatkan CO2 sebagai bahan baku pembuatan urea. Setelah CO2
dipisahkan, maka sisa-sisa CO, CO2 dalam campuran gas harus dihilangkan yaitu dengan cara mengubah zat-zat
itu menjadi CH4 kembali
Lalu kita mensitesa nitrogen dengan hidrogen dalam suatu campuran ganda pada tekanan 150 atmosfir dan
kemudian dialirkan ke dalam converter amoniak.
Setelah didapatkan CO2 (gas) dan NH3 (cair), kedua senyawa ini direaksikan dalam reaktor urea dengan tekanan
200-250 atmosfer.
Reaksi ini berlangsung tanpa katalisator dalam waktu ±25 menit. Proses selanjutnya adalah memisahkan urea
dari produk lain dengan memanaskan hasil reaksi (urea, biuret, ammonium karbamat, air dan amoniak
kelebihan) dengan penurunan tekanan, dan temperatur 120-165 derajat Celsius, sehingga ammonium karbamat
akan terurai menjadi NH3 dan CO2, dan kita akan mendapatkan urea berkonsentrasi 70-75%.Untuk mendapatkan
konsentrasi urea yang lebih tinggi maka dilakukan pemekatan dengan cara:
Penguapan larutan urea di bawah vacuum (ruang hampa udara, tekanan 0,1 atmosfir mutlak), sehingga
larutan menjadi jenuh dan mengkristal.
Memisahkan kristal dari cairan induknya dengan centrifuge
Penyaringan kristal dengan udara panas
Untuk mendapatkan urea dalam bentuk butiran kecil, keras, padat maka kristal urea dipanaskan
kembali sampai meleleh dan urea cair lalu disemprotkan melalui nozzle-nozzle kecil dari bagian atas
menara pembutir (prilling tower).
Sementara tetesan urea yang jatuh melalui nozzle tersebut, dihembuskan udara dingin ke atas sehingga
tetesan urea akan membeku dan menjadi butir urea yang keras dan padat.
Pupuk NPK merupakan pupuk majemuk yang mengandung unsur hara utama lebih dari dua
jenis. Dengan kandungan unsur hara Nitrogen 15 % dalam bentuk NH 3, fosfor 15 % dalam bentuk P2O5,
dan kalium 15 % dalam bentuk K2O. Sifat Nitrogen (pembawa nitrogen ) terutama dalam bentuk amoniak
akan menambah keasaman tanah yang dapat menunjang pertumbuhan tanaman.
Pupuk NPK adalah pupuk buatan yang berbentuk cair atau padat yang mengandung unsur hara
utama nitrogen, fosfor, dan kalium. Pupuk NPK merupakan salah satu jenis pupuk majemuk yang paling
umum digunakan.
Nitrogen ( N )
Fosfor ( P )
-Berfungsi untuk pengangkutan energi hasil metabolisme dalam tanaman
-Merangsang pembungaan dan pembuahan
-Merangsang pertumbuhan akar
-Merangsang pembentukan biji
-Merangsang pembelahan sel tanaman dan memperbesar jaringan sel
-Tanaman yang kekurangan unsur P gejaalanya : pembentukan buah/dan biji berkurang, kerdil, daun
berwarna keunguan atau kemerahan ( kurang sehat )
Kalium ( K )
- Berfungsi dalam proses fotosintesa, pengangkutan hasil asimilasi, enzim dan mineral termasuk air.
- Meningkatkan daya tahan/kekebalan tanaman terhadap penyakit
- Tanaman yang kekurangan unsur K gejalanya : batang dan daun menjadi lemas/rebah, daun berwarna
hijau gelap kebiruan tidak hijau segar dan sehat, ujung daun menguning dan kering, timbul bercak coklat
pada pucuk daun.
Pemupukan telah memproduksi NPKPLUS TABLET MAKRO MIKRO dengan kandungan unsur hara
makro dan unsur hara mikro, serta slow release agent. Pemilihan bahan baku NPKPLUS TABLET MAKRO
MIKRO dilakukan dengan sangat tepat. Jenis dan jumlah penggunaan bahan pelepas lambat telah melewati
penelitian ilmiah.
Proses mixing selain homogenitas yang menjadi tujuan, urutan input dalam proses juga menjadi kunci
karena penyelimutan (coating) suatu bahan ke bahan tertentu juga menjadi tujuan. Tingkat kekerasan
(compacting degree) tertentu dan keseragaman antar briket dalam proses bricketing menjadi persyaratan mutlak.
Npkplus tablet makro mikro memiliki keunggulan yang mampu menunjang produktivitas tanaman melalui:
Pupuk TSP adalah nutrient anorganik yang digunakan untuk memperbaiki hara tanah untuk pertanian. TSP
artinya triple super phosphate. Rumus kimianya Ca(H2PO4). Kadar P2O5 pupuk ini sekitar 44-46%, namun di
lapangan bisa mencapai 56 %. TSP dibuat dengan sistem proses. Pada pembuatannya, batuan alam
(rockphosphate) fluor apatit diasamkam dengan asam fosfat hasil proses sebelumnya. Reaksi dasarnya sebagai
berikut:
Pupuk ZA adalah pupuk kimia buatan yang dirancang untuk memberi tambahan hara nitrogen dan
belerang bagi tanaman. Nama ZA adalah singkatan dari istilah bahasa Belanda, zwavelzure ammoniak, yang
berarti amonium sulfat (NH4SO4).
Wujud pupuk ini butiran kristal mirip garam dapur dan terasa asin di lidah. Pupuk ini higroskopis
(mudah menyerap air) walaupun tidak sekuat pupuk urea. Karena ion sulfat larut secara kuat, sedangkan ion
amonium lebih lemah, pupuk ini berpotensi menurunkan pH tanah yang terkena aplikasinya. Sifat ini perlu
diperhatikan dalam penyimpanan dan pemberiannya.
Pupuk ZA mengandung belerang 24 % dan nitrogen 21 %. Kandungan nitrogennya hanya separuh dari
urea, sehingga biasanya pemberiannya dimaksudkan sebagai sumber pemasok hara belerang pada tanah-tanah
yang miskin unsur ini. Namun demikian, pupuk ini menjadi pengganti wajib urea sebagai pemasok nitrogen bagi
pertanaman tebu karena tebu akan mengalami keracunan bila diberi pupuk urea.
Pupuk ZA
memperbaiki kualitas dan meningkatkan produksi serta nilai gizi hasil panen dan pakan ternak karena
peningkatan kadar protein pati, padi, gula, lemak, vitamin, dll.
Memperbaiki rasa dan warna hasil panen.
Tanaman lebih sehat dan lebih tahan terhadap gangguan lingkungan (hama, penyakit, kekeringan)
1. Membantu pembentukan butir hijau daun sehingga daun menjadi lebih hijau.
2. Menambah kandungan protein dan vitamin hasil panen.
3. Meningakatkan jumlah anakn yang menghasilkan (pada tanaman padi).
4. berperan penting pada proses pembulatan zat gula.
5. Memperbaiki warna, aroma, dan kelenturan daun tembakau ( khusus pada tembakau omprongan).
6. Memperbaiki aroma, mengurangi penyusutan selama penyimpangan, memperbesar umbi bawang
merah dan baeang putih.
Pupuk ZA sangat dianjurkan sebagai pupuk dasar dan pupuk susulan untuk semua jenis tanaman.
(Unsur hara Belerang dibutuhkan tanaman sejak awal pertumbuhan)
Pupuk ZA dapat dicampur dengan pupuk yang lain.
Enkapsulasi atau dengan SRF (Slow Release Fertilizer) yaitu memodifikasi produk pupuk
dalam bentuk SRF. Prosesnya yaitu blending antara zeolit sebagai supporting agen dan pupuk yang
dapat meningkatkan efesiensi penggunaan pupuk karena unsur-unsur hara (N, P, K, dll) dalam pupuk
diikat pada seluruh permukaan zeolit).