Anda di halaman 1dari 5

Journal of Business and Economics June 2010

Vol. 9 No. 1, p 35 - 39
ISSN: 1412-0070

Budaya Organisasi dan Tantangan Globalisasi

Lefrand Pasuhuk*
Fakultas Ekonomi Universitas Klabat

An organization’s culture is formed by the founder of the organization as meaning together to enhance the
progress and effectiveness of a company. Much evidence suggests that a strong culture of an organization has led the
organization in a better success rate. But in this era of globalization, as now, there are challenges facing the
organization, which could affect the culture of an organization. With the disappearance of borders between countries,
facilitate the entry of the culture of the countries (developed countries) to other countries. This is also true for an
organization. Cultural organizations have been formed would be a challenge due to organization. Cultural
organization formed to improve corporate performance an corporate activities will be more effective. Organizations
wherever it operates, will not be separated from the influence of globalization. If the organization does not anticipate
the rapid cultural changes coused by globalization, the globalization that is what will destroy the culture of an
organization.

Key words: organizational culture, globalization

PENDAHULUAN melakukan hal-hal dengan baik dan murah. Hal-


hal tersebut di atas yang merupakan dampak dari
Setiap organisasi memiliki budaya yang ingin globalisasi, tentunya juga akan mempengaruhi
dipertahankan ataupun dikembangkan demi budaya organisasi.
kemajuan organisasi. Sesuai dengan definisi yang Pentingnya Budaya Organisasi. Dalam
dituliskan oleh Robbins & Judge (2008) bahwa lingkungan kehidupan manusia dipengaruhi oleh
budaya organisasi adalah sebuah sistem makna budaya di mana dia berada seperti nilai-nilai,
bersama yang dianut oleh para anggota yang keyakinan, dan perilaku sosial yang kemudian
membedakan suatu organisasi dari organisasi- menghasilkan budaya sosial atau budaya
organisasi lainnya maka setiap kegiatan yang masyarakat. Demikian juga halnya yang terjadi
dilaksanakan oleh organisasi akan pada anggota organisasi dengan segala nilai
menggambarkan budaya organisasi tersebut. Baik keyakinan dan perilakunya di dalam organisasi
para manajer maupun semua karyawan dalam yang kemudian akan menciptakan budaya
organisasi akan bertindak dan bekerja sesuai organisasi. Budaya organisasi adalah suatu konsep
dengan budaya organisasi mereka. Budaya yang banyak mendapat perhatian dari berbagai
organisasi ini yang akan menjadi pedoman bagi kalangan, terutama para pelaku dan pengelolah
organisasi dalam kelangsungan aktifitas mereka. organisasi. Berdasarkan pengalaman yang telah
Memasuki abad ke 20 globalisasi yang merupakan dialami oleh banyak organisasi bisnis, ada bukti
suatu kekuatan potensial mulai mempengaruhi yang cukup signifikan bahwa budaya organisasi
organisasi. Dalam tingkat yang lebih rendah, maka memberikan kontribusi terhadap efektivitas
suatu kelompok akan berinteraksi ataupun kegiatan organisasi. Seperti yang dikatakan oleh
bergantung pada kelompok yang lainnya. Ardana, Mujiati, & Sriathi (2009) banyak bukti
Dalam tingkat yang lebih tinggi suatu negara yang menggambarkan bahwa suksesnya suatu
akan bergantung pada negara lainnya. Begitu pula organisasi disebabkan karena budayanya yang
yang terjadi dengan suatu organisasi. Ini semua begitu kuat yang membuat organisasi itu lebih
adalah pengaruh dari globalisasi. Robbins & percaya diri dan akhirnya menjadi lebih efektif.
Judge (2008) mengatakan bahwa pengaruh Budaya organisasi akan berpengaruh terhadap
globalisasi menyebabkan organisasi tidak lagi perilaku anggota organisasi, dari level yang paling
dipisahkan oleh batas-batas nasional. Lebih lanjut tinggi sampai level terendah. Pengaruh tersebut
lagi seiring dengan pengaruh globalisai Walean, R. terutama akan tampak pada kinerja dan kepuasan
(2008) mengatakan globalisasi produksi dan kerja dan hasil yang dicapai. Sesuai dengan
penjualan menunjukkan bahwa tingkat persaingan definisinya bahwa budaya organisasi itu
yang semakin tinggi dan tingkat persaingan yang merupakan suatu konsep makna bersama, maka
semakin tinggi berarti semakin banyak tuntutan setiap tindakan dan kegiatan organisasi akan
perbaikan dalam hal pengurangan biaya, mencerminkan organisasi tersebut. J.J.
meningkatkan produktifitas karyawan, dan Hoenigman dalam Wikipedia bahasa Indonesia

*alamat korespondensi: www.unklab.ac.id


36 Lefrand Pasuhuk

mengatakan bahwa Aktivitas adalah salah satu perusahaan mengalami pasang surut dan
wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola menerapkan budaya perusahaan yang berbeda
dari manusia dalam masyarakat. Sebagai contoh dari satu waktu ke waktu yang lain. Perubahan
Rumah Sakit Advent Manado menerapkan budaya budaya dari waktu ke waktu bisa disebabkan
mereka dengan cara pelayanan yang disertai karena perubahan yang terjadi di dalam organisasi
dengan senyuman. Universitas Klabat, melayani ataupun karena perubahan yang terjadi di luar
mahasiswa selama 24 jam sehari, dan ini ditandai organisasi.
dengan semua pegawai tinggal di dalam kampus. Mempertahankan Budaya Organisasi.
Ini adalah contoh kecil penerapan budaya Robbins & Judge (2008) mencatat tiga hal yang
organisasi yang menjadi konsep makna bersama memainkan peran sangat penting dalam
oleh setiap karyawan dari suatu organisasi. mempertahankan sebuah budaya yaitu: (1)
Sopiah (2008) mengatakan bahwa budaya Praktek seleksi – mengidentifikasi dan merekrut
perusahaan sangat penting perannya dalam individu-individu yang memiliki pengetahuan,
mendukung terciptanya suatu organisasi atau keterampilan, dan kemampuan untuk berhasil
perusahaan yang efektif. Hal ini mendukung apa menjalankan pekerjaan dan budaya di dalam
yang dikatakan oleh Robbins & Judge (2008) organisasi; (2) Tindakan manajemen puncak –
bahwa budaya mempertinggi komitmen melalui apa yang mereka katakan dan bagaimana
organisasional dan meningkatkan konsistensi mereka berperilaku; (3) Metode sosialisasi –
perilaku karyawan. organisasi mesti membantu para karyawan baru
Asal-mula Sebuah Budaya Organisasi. beradaptasi dengan kulturnya. Apabila ketiga hal
Budaya organisasi juga disebut sebagai cara ini berjalan dengan baik maka diharapkan budaya
pandang suatu perusahaan akan tujuan yang organisasi yang diwariskan oleh pendiri organisasi
hendak dicapai, karena asal mula budaya akan dapat dipertahankan dari generasi ke
dimulaikan dari pendiri organisasi. Seperti yang generasi. Lebih lanjut Robbins & Judge (2008)
dikatakan oleh Robbins & Judge (2008) bahwa mengatakan bahwa budaya ditransmisikan kepada
sumber tertinggi budaya sebuah organisasi yakni, karyawan melalui berbagai bentuk, dan bentuk
para pendirinya. Semua kebiasaan, tradisi dan yang paling mungkin adalah menceritakan kisah,
tata cara umum yang digunakan dalam ritual, simbol-simbol material, dan bahasa.
melakukan segala sesuatu yang ada dalam Dengan menggunakan bentuk transmisi ini maka
organisasi adalah hasil dari apa yang telah budaya organisasi itu ditransmisikan untuk
dilakukan oleh para pendiri ataupun pendahulu diterapkan oleh para karyawan organisasi.
dari suatu organisasi. Hal ini tercermin dari cara Dengan cara mengulang-ulangi kegiatan-kegiatan
pendiri ataupun pendahulu memperkenalkan yang dapat dilakukan untuk mempertahankan
budaya organisasi dalam organisasi yang budaya organisasi, maka para karyawan
dipimpinnya. Lebih lanjut Robbins & Judge, organisasi akan dengan cepat bisa menerapkan
(2008) mengatakan bahwa proses penciptaan budaya organisasi. Di dukung oleh Ardana,
budaya terjadi dalam tiga cara: Pertama, pendiri Mujiati, & Sriathi (2009), bahwa yang terpenting
hanya merekrut dan mempertahankan karyawan bagi para pengelola organisasi adalah bagaimana
yang sepikiran dan seperasaan dengan mereka. menciptakan serta memelihara suatu budaya
Kedua, mereka melakukan indoktrinasi dan organisasi yang kuat dan jelas, karena akan dapat
mengsosialisasikan cara pikir dan perilaku mereka memandu atau mengarahkan usaha-usaha
kepada karyawan. Ketiga, perilaku sendiri produktif anggota organisasi dan akhirnya
bertindak sebagai model peran yang mendorong mampu menghantarkan organisasi secara
karyawan. Merekrut karyawan yang sepikiran keseluruhan dalam mencapai tujuan-tujuannya.
dan seperasaan dengan pendiri, akan Budaya organisasi memegang peranan yang
mempermudah para pendiri untuk penting bagi kemajuan dan perkembangan
mengsosialisasikan budaya organisasi. Tidak organisasi. Itulah sebabnya menurut Wahjono
banyak indoktrinasi yang perlu dilakukan apabila (2010) hal yang tak kalah pentingnya dalam
mendapatkan karyawan yang sepikiran dan memelihara budaya organisasi adalah
perasaan yang sama dengan pendiri organisasi. mempertahankannya.
Jadi budaya organisasi itu pada dasarnya Fungsi Budaya Organisasi. Menurut
mencerminkan kepribadian pendiri organisasi, Robbins & Judge (2008) bahwa budaya memiliki
karena semua yang dikehendaki untuk dilakukan lima fungsi dalam organisasi: Penentu batas-batas
dan apa yang tidak diinginkan untuk dilakukan – budaya menciptakan perbedaan antara satu
oleh para karyawan, itulah yang diindoktrinasikan organisasi dengan organisasi lainnya. Memuat
ataupun disosialisasikan oleh pendiri organisasi. rasa identitas anggota organisasi. Budaya
Menurut Sopiah (2008) bahwa pada dasarnya memfasilitasi lahirnya komitmen terhadap sesuatu
untuk membangun budaya perusahaan yang kuat, yang lebih besar. Budaya meningkatkan
memerlukan waktu yang cukup lama dan stabilitas sistem sosial – budaya adalah perekat
bertahap. Boleh jadi dalam perjalanannya sebuah sosial yang membantu menyatukan organisasi
Vol. 9, 2010 Budaya Organisasi Dan Tantangan Globalisasi 37

dengan menyediakan standar dalam organisasi. dalam globalisasi adalah teknologi informasi dan
Budaya bertindak sebagai kendali yang menuntun komunikasi. Lebih lanjut menurut Krisna (2005)
dan membentuk sikap dan perilaku karyawan. dalam Darmiyati (2008) mengatakan bahwa
Seperti pendapat Robbins, maka WT Heelen & dewasa ini, perkembangan teknologi begitu cepat
Hunger (1986) dalam Sopiah (2008) secara spesifik sehingga segala informasi dengan berbagai bentuk
mengemukakan sejumlah peran penting yang dan kepentingan dapat tersebar luas ke seluruh
dimainkan oleh budaya perusahaan, yaitu: dunia. Oleh karena itu globalisasi tidak dapat kita
Membantu menciptakan rasa memiliki jati diri hindari kehadirannya. Di manapun manusia itu
bagi pekerja; Dapat dipakai untuk berada dan bermasyarakat, maka di situ globalisai
mengembangkan ikatan pribadi dengan akan hadir. Tidak ada yang bisa mencegah
perusahaan; Membantu stabilisasi perusahaan kehadiran globalisasi.
sebagai suatu system sosial, Menyajikan pedoman Globalisasi Ekonomi. Menurut Tambunan
perilaku sebagai hasil dari norma-norma perilaku (2008) bahwa proses globalisasi ekonomi adalah
yang sudah terbentuk. Secara singkat dapat perubahan perekonomian dunia yang bersifat
dikatakan bahwa budaya organisasi memiliki mendasar atau struktural dan proses ini akan
peran yang penting dalam meningkatkan kinerja berlangsung terus dengan laju yang akan semakin
organisasi agar menjadi lebih efektif, sesuai cepat mengikuti perubahan teknologi yang juga
dengan yang diharapkan oleh pendiri organisasi. akan semakin cepat dan peningkatan serta
Globalisasi. Mustofa (2008) memberikan tiga perubahan pola kebutuhan masyarakat dunia.
pengertian globalisasi yaitu : Globalisasi adalah Perkembangan ini telah meningkatkan kadar
sebuah perubahan sosial berupa bertambahnya hubungan saling ketergantungan ekonomi dan
keterkaitan diantara elemen-elemen yang terjadi juga mempertajam persaingan antarnegara, tidak
akibat perkembangan teknologi di bidang hanya dalam perdagangan internasional tetapi
transportasi dan komunikasi yang memfasilitasi juga dalam investasi, keuangan, dan produksi.
pertukaran budaya dan ekonomi internasional. Globalisasi ekonomi ditandai dengan semakin
Globalisasi juga bisa diartikan proses dimana menipisnya batas-batas geografi dari kegiatan
berbagai peristiwa, keputusan dan kegiatan di ekonomi atau pasar secara nasional atau regional,
belahan dunia yang satu dapat membawa tetapi semakin mengglobal menjadi satu proses
konsekuensi penting bagi berbagai individu dan yang melibatkan banyak negara. Globalisasi
masyarakat di belahan dunia yang lain. Selain itu ekonomi biasanya dikaitkan dengan proses
globalisasi juga berarti meningkatnya saling internasionalisasi produksi, perdagangan dan
keterkaitan antara berbagai belahan dunia melalui pasar uang. Globalisasi ekonomi merupakan
terciptanya proses ekonomi, lingkungan, politik suatu proses yang berada di luar pengaruh atau
dan pertukaran kebudayaan. Jadi globalisasi jangkauan kontrol pemerintah, karena proses
mencakup semua bidang seperti proses perubahan tersebut terutama digerakkan oleh kekuatan pasar
sosial, arus informasi, aliran barang, jasa dan uang global, bukan oleh kebijakan atau peraturan yang
serta pertukaran budaya. Lebih lanjut Jamli (2005) dikeluarkan oleh sebuah pemerintah secara
mengatakan bahwa globalisasi pada hakekatnya individu. Lebih lanjut menurut Tanri Abeng
adalah suatu proses dari gagasan yang (2008) perwujudan nyata dari globalisasi ekonomi
dimunculkan, kemudian ditawarkan untuk diikuti antara lain terjadi dalam bentuk-bentuk berikut:
oleh bangsa lain yang akhirnya sampai pada suatu Globalisasi produksi – perusahaan berproduksi
titik kesepakatan bersama dan menjadi pedoman diberbagai negara. Globalisasi pembiayaan –
bersama bagi bangsa-bangsa di seluruh dunia. perusahaan global mempunyai akses untuk
Globalisasi semakin menghilangkan batas-batas memperoleh pinjaman. Globalisasi tenaga kerja –
negara. perusahaan global akan mampu memanfaatkan
Globalisasi tidak terbatas hanya pada tenaga kerja dari seluruh dunia. Globalisasi
kelompok atau negara tertentu. Globalisasi tidak jaringan informasi – informasi akan cepat dan
hanya terjadi dalam suatu aspek kehidupan mudah didapat. Globalisasi perdagangan –
tertentu. Globalisasi menjangkau semua aspek terwujud dalam bentuk penurunan dan
kehidupan masyarakat. Seperti yang dikatakan penyeragaman tariff serta penghapusan berbagai
oleh Krisna (2005) dalam Darmiyati (2008) hambatan nontarif. Globalisasi ekonomi akan
mengatakan; sebagai proses, globalisasi lebih membuka persaingan antar organisasi atau
berlangsung melalui dua dimensi dalam interaksi perusahaan yang berada di dalam negeri dengan
antar bangsa, yaitu dimensi ruang dan waktu. perusahaan dari luar negeri.
Ruang makin dipersempit dan waktu makin Tantangan Globalisasi. Kehadiran
dipersingkat dalam interaksi dan komunikasi pada globalisasi tentunya membawa pengaruh bagi
skala dunia. Globalisasi berlangsung dalam kehidupan suatu negara dan juga bagi suatu
semua bidang kehidupan seperti bidang ideologi, organisasi, globalisasi ekonomi memperlancar arus
politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan barang dan jasa keluar masuk dalam suatu
keamanan dan lain-lain. Faktor pendukung utama negara. Menurut Walean (2008) perubahan pada
38 Lefrand Pasuhuk

era globalisasi adalah konstan, cepat dan radikal dalam negeri demikian pula sebaliknya. Lebih
yang mendesak organisasi untuk mengantisipasi lanjut Mujiati (2008) mengatakan, globalisasi telah
perubahan yang ada. Globalisasi juga membuka memberikan dampak pada seluruh aspek
arus tenaga kerja dari luar negeri untuk masuk ke kehidupan masyarakat tak terkecuali juga
angkatan kerja. Dengan menghilangnya batas- jati diri bangsa, kebudayaan lokal dan identitas
batas negara, memudahkan angkatan kerja untuk suatu daerah, karena arus budaya yang lebih besar
bekerja di negara manapun sesuai dengan yang merupakan budaya dan identitas global.
keahliannya. Akibatnya, suatu organisasi akan Hal-hal di atas akan menjadi tantangan yang besar
memiliki keragaman (diversitas), baik dari budaya, bagi suatu organisasi karena akan timbul
ras, umur, gender, skill, maupun pendidikan. fanatisme rasial, etnis dan agama dalam suatu
Kondisi ini mempengaruhi organisasi, baik orgnaisasi. Sekelompok karyawan dari negara
pengaruh positif mapupun negative. Diperkuat tertentu akan merasa bahwa mereka merupakan
oleh Marjono (2007) menambahkan bahwa ras atau etnis yang lebih tinggi dari kelompok
globalisasi ekonomi jelas memberikan dampak yang lain, jadi harus mendapatkan posisi yang
yang cukup jauh. Baik dalam bentuk ancaman lebih tinggi dalam organisasi. Demikian pula
ketergantungan yang mempersulit usaha bangsa karyawan yang datang dari negara yang lebih
menuju kemandirian, maupun dalam bentuk maju, akan memilih dan merasa pantas untuk
pemupukan modal dikalangan kelompok elit yang bekerja pada posisi yang lebih tinggi. Muncul
tidak selalu sejalan dengan kebijakan pemerataan sikap individualisme yang menimbulkan ketidak
kesejahteraan. Globalisasi juga memberikan pedulian antar perilaku sesama karyawan. Semua
pengaruh saling ketergantungan antar organisasi. ini akan berpotensi menimbulkan masalah dalam
Widodo (2008) menambahkan bahwa selain peran organisasi. Tantangan bagi manajemen untuk bisa
negara lain (negara maju), perubahan sosial di mengelolah angkatan kerja yang datang dari
negara-negara berkembang dipengaruhi oleh berbagai latar belakang yang berbeda, agar tujuan
organisasi internasional dan bahkan perusahaan organisasi bisa tercapai dengan baik.
multi nasional. Gaya hidup akan cenderung
meniru budaya barat yang dianggap lebih maju.
Globalisasi akan memberikan kesempatan KESIMPULAN
kepada setiap organisasi untuk membuka usaha di
setiap negara. Seperti yang dikatakan Fahey & Budaya organisasi yang kuat sangat penting
Randall (1996) bahwa globalisasi memungkinkan bagi suatu organisasi, dan telah terbukti sangat
perusahaan mencari sumber masukan seperti menolong organisasi itu dalam beraktifitas.
bahan baku, modal, dan bahkan pengetahuan Dengan budaya yang kuat memastikan bahwa
ilmiah di pasar internasional, dan melokasikan setiap orang dalam organisasi dituntun ke arah
kegiatan-kegiatan tertentu di seberang lautan yang sama. Budaya yang kuat dapat ditunjukkan
untuk memanfaatkan tenaga kerja atau modal dengan rendahnya tingkat perputaran karyawan.
murah. Budaya organisasi dari suatu perusahaan Peran budaya sangatlah besar terhadap
atau organisasi di negara A tidak menjamin bahwa kelangsungan organisasi, namun dalam era
budaya yang sama akan berhasil jika diterapkan di globalisasi yang sangat sarat dengan perubahan
negara B, walaupun dalam organisasi yang sama. yang begitu cepat dan sulit diprediksi tapi sangat
Kemudian seperti yang dikatakan Robbins & besar dampaknya bagi masa depan organisasi,
Judge (2008) praktek-praktek manajemen harus kehadiran budaya organisasi yang fleksibel
diubah guna mencerminkan nilai-nilai dari menjadi semakin relevan. Kehadiran globalisasi
negara-negara yang berbeda di mana suatu merupakan suatu tantangan yang sangat besar dan
organisasi beroperasi. Lebih lanjut ditambahkan, cepat terhadap budaya organisasi. Globalisasi
para manajer harus menghadapi tugas sulit untuk membawa perubahan yang sangat cepat dan
menyeimbangkan kepentingan organisasi mereka kadang radikal. Itulah sebabnya budaya
dengan tanggungjawab terhadap masyarakat di organisasi juga dapat dipakai sebagai konsep
mana mereka beroperasi. Masuknya karyawan dalam menyusun strategi perubahan ataupun
asing dalam organisasi juga akan banyak pengembangan organisasi yang dipimpin.
mempengaruhi budaya yang telah ada dalam
suatu organisasi. Lebih lanjut pula Robbins &
Judge (2008) mengatakan bahwa salah satu DAFTAR PUSTAKA
tantangan yang paling penting dan berbasis luas
yang sekarang ini dihadapi oleh organisasi adalah Abeng, T. (2008) Tantangan Globalisasi dan
beradaptasi dengan individu-individu yang Kesiapan Korporasi
berbeda. Globalisasi berfokus pada perbedaan di http://www.rmexpose.com/detail_list_m
antara individu-individu yang berbeda. Mustofa arketreview_baru.php? page=1&id=329
(2008) juga menambahkan bahwa globalisasi akan diakses tgl 17 Agustus 2010
membuat dunia seragam sehingga menghilangkan Ardana K. Mujiati, N.W. & Sriathi A.A.A. (2009)
Vol. 9, 2010 Budaya Organisasi Dan Tantangan Globalisasi 39

Perilaku Keorganisasian, Edisi 2.


Yogyakarta: Graha Ilmu
Darmiyati, T. (2008) Pengaruh Globalisasi Terhadap
Nilai-Nilai Nasionalisme di akses 18
Agustus 2010 dari
www.wikimu.com/News/DisplayNews.a
spx?id=7124
Fahey, L. & Randall, R.M. (1996) The Portable MBA
Strategi. Terjemahan: Agus Maulana.
Jakarta: Binarupa Aksara
Jamli, E. dkk. (2005) Kewarganegaraan. Jakarta:
Bumi Aksara
Marjono (2007) Konsepsi Kehidupan Global Antar
Bangsa Menurut Faham Pancasila. Diakses
17 Agustus 2010 dari
http://buletinlitbang.dephan.go.id/index
.asp?Unomor=19& mnorutisi=1
Mujiati, N. W. (2008) Mengelola Keragaman
Angkatan Kerja Untuk Meraih
Keunggulan Kompetitif. Buletin Studi
Ekonomi Volume 13 Nomor 1.
Mustofa (2008) Pengertian dan Ciri-ciri Globalisasi.
Diakses 12 Agustus 2010
http://mustofasmp2.wordpress.com/200
8/12/31/pengertian-dan-ciri-ciri-
globalisasi/
Robbins, S.P. & Judge, T.A. (2008) Perilaku
Organisasi, Edisi 12. Terjemahan: Diana
Angelica. Jakarta: Salemba Empat.
Sopiah (2008) Perilaku Organisaional, Edisi 1.
Yogyakarta: Penerbit Andi
Tambunan, T. (2008) Pengusaha KADIN Brebes Di
Dalam Era Globalisasi: Tantangan dan
Ancaman. Di akses 9 Agustus 2010 dari
http://www.kadinindonesia.or.id/enm/i
mages/dokumen/KADIN-98-
249806022008.pdf
Wahjono, S.I. (2010) Perilaku Organisasi, Edisi
Pertama. Penerbit: Graha Ilmu,
Yogyakarta.
Walean, R. (2008) Sumber Daya Manusia Dan
Dorongan Terhadap Perubahan Organisasi.
Journal of Business and Economics (JBE).
Vol. 7 No. 2, pp. 199-203
Widodo, S. (2008) Proses Perubahan Sosial dalam
Konteks Global. Di akses 16 Agustus 2010
dari http://learning-
of.slametwidodo.com/

Anda mungkin juga menyukai