Anda di halaman 1dari 15

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Elbow adalah sebagai mobilitas dan stabilitas penghubung antara mobilitas gerak
lengan atas dan lengan bawah, memberikan kontrol dan stabilitas lengan atas dan lengan
bawah. Ada beberapa kasus di elbow seperti Tennis Elbow.
Tennis Elbow merupakan salah satu gangguan sendi pada siku yang paling sering
terjadi. Istilah Tennis Elbow dipakai karena biasa terjadi pada pemain tennis. Prevalensi
atau angka kejadian Tennis Elbow antara 1% – 3% dari seluruhpenduduk dunia dan 50%
dari pemain tennis. Kasus ini lebih banyak terjadi pada pria dibanding wanita
(Verhaar,2008).
Tennis Elbow merupakan salah satu kondisi dimana sendi siku bagian luar terasa nyeri
akibat peradangan atau iritasi pada tempat melekatnya tendon extensor carpi radialis
pada epicondylus humeri (Dorland, 2002).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah pada Tennis Elbow yang
akan dikemukakan yaitu :
1. Apa itu Tennis Elbow?
2. Bagaimana perencanaan serta intervensi yang dapat dilakukan fisioterapi pada kasus
Tennis Elbow?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dari Penulisan makalah ini, yaitu :


1. Untuk mengetahui apa itu Tennis Elbow
2. Untuk mengetahui perencanaan serta intervensi yang dapat di lakukan fisioterapi pada
kasus Tennis Elbow
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Definisi

Tennis elbow merupakan salah satu kondisi dimana sendi siku bagian luar terasa nyeri
akibat peradangan atau iritasi pada tempat melekatnya tendon ekstensor carpi radialis
pada epicondylus humeri (Dorland, 2002).
Tennis elbow atau sering disebut juga Epicondylus Lateral merupakan salah satu
cidera karena penggunaan yang berlebihan (over use). Cidera karena over use pada
umumnya adalah karena penggunaan yang terlalu banyak dan terlalu cepat melakukan
latihan atau pekerjaan yang sebenarnya melampaui kemampuannya. Epicondylus lateralis
merupakan gangguan siku yang paling sering terjadi. Istilah Tennis Elbow dipakai karena
biasa terjadi pada pemain tennis tetapi pada kenyataannya hanya sebagian jumlah kecil
pasien yang mengalami keadaan tersebut setelah bermain tennis. Sering kali penderita
Tennis Elbow berusia 35 tahun hingga 55tahun. Pada lansia berusia lebih dari 60 tahun
atau usia 30 tahun jarang mengalami kondisi tersebut (Levesque, 2009).
Ada beberapa tipe tennis elbow antara lain :
1. Type I : peradangan pada tendon ekstensor carpi radialis longus.
2. Type II : peradangan pada tendoperiosteal extensor carpi radialis brevis.
3. Type III : peradangan pada tendomuscular junction ekstensor carpi radialis
brevis.
4. Type IV : peradangan pada muscle belly ekstensor carpi radialis brevis.

2.2 Anatomi Elbow

1.Tulang
Elbow disusun oleh 3 tulang, yaitu :
1. Humerus
2. Radius
3. Ulna

2. Otot
Elbow disusun oleh beberapa otot, yaitu :

1. M. Bicep brachii
3. M. trisep brachii

4. M. Brachioradialis
2. M. Brachialis
5. M. Pronator Teres

7. M. Supinator

6. M. Pronator quadratus

Gerakan yang terjadi di elbow beserta ototnya, yaitu :


3. Sendi

Elbow memiliki 3 sendi, yaitu :


1. Humeroulnar joint merupakan sendi yang membatasi antara humerus dan ulna
2. Humeroradial joint merupakan sendi yang membatasi antara humerus dan radial
3. Radioulnar joint merupakan sendi yang membatasi antara radius dan ulna

4. Ligamen

Elbow diperkuat oleh 3 ligament, yaitu :


1. Ligamen Collateral Radial
2. Ligamen Collateral Ulnar
3. Ligamen Annular
5. Saraf

Saraf yang terdapat di elbow, yaitu :


1. Saraf Radial
2. Saraf Ulnar
3. Saraf Median

2.3 Etiologi
Etiologi dari Tennis Elbow belum jelas, banyak para ahli menganggap bahwa gerakan
yang terus menerus secara intensif dalam bentuk pronasi dan supinasi dengan tangan yang
memegang tangkai raket, sehingga menimbulkan over strain pada otot extensor lengan
bawah yang berorigo pada epicondylus lateralis humeri. Tarikan pada otot-otot tersebut
akan menimbulkan yang makin lama makin bertumpuk menjadi makrotrauma sehingga
menimbulkan Tennis Elbow (Wibowo, 2007).

2.4 Tanda dan Gejala


Menurut Ovedoff (2002) tanda gejala yang sering dialami oleh penderita tennis elbow
antara lain adalah :
1. Adanya nyeri kira-kira 1 - 2 cm di daerah lateral dari sendi siku tepatnya di area
epicondylus lateralis humeri yang menjalar hingga lengan atas dan bawah.
2. Terjadi kelemahan pada otot-otot pergelangan tangan sehingga terjadi penurunan
aktivitas fungsional pegangan dapat melemah seperti ketidakmampuan membuka
pintu dan sulit untuk mengangkat, menggenggam barang, atau melakukan hal-hal
kecil seperti menulis atau menggosok.
3. Nyeri terjadi pada sendi siku bagian luar ketika tangan ekstensi dan sendi pergelangan
tangan melawan tahanan.
4. Nyeri terjadi ketika adanya tekanan (palpasi) di bawah epicondylus lateralis humeri.
5. Nyeri siku bertambah bila menggenggam dan memutar dilakukan bersamaan,
mungkin menjalar ke bagian luar lengan dan lengan bawah.
6. Rasa panas terbakar dari siku ke lengan
7. Rasa sakit terus berlangsung, bahkan ketika istirahat
8. Siku menjadi kaku
Dengan demikian tennis elbow merupakan suatu kondisi yang sangat kompleks sehingga
dapat menghambat seseorang dalam melakukan aktivitasnya dan perlu dilakukan
penanganan secara tepat, efektif dan efisien agar dapat mengembalikan kemampuan gerak
fungsional.

2.5 Proses Fisioterapi


2.5.1 Pemeriksaan dan Pengukuran
1. Pemeriksaan
a. Chair Test
Prosedur : Pasien diminta untuk
mangangkat kursi dengan posisi tangan
pronasi dan lengan lurus.
Hasil : (+) Karena adanya peningkatan
nyeri pada Epicondylus Lateral

b. Bowden Test
Prosedur : Pasien diminta untuk memencet
Sfigmomanometer dengan posisi tangan
pronasi dan lengan lurus.
Hasil : (+) Karena adanya peningkatan
nyeri pada Epicondylus Lateral
c. Golfer Elbow Sign
Prosedur : Pasien dengan posisi siku 90˚
lalu terapis menggengam lengan atas pasien
dan pasien diminta untuk meluruskan sikunya
dengan melawan tahanan dari terapis.
Hasil : (-) Karena tidak ada nyeri pada
Epicondylus Medial

2. Pengukuran
a. Nyeri
 Nyeri Diam (Numeric Rating Scale)

 Nyeri Bergerak (Numeric Rating Scale)

 Nyeri Tekan (Numeric Rating Scale)

3
b. Gerak Dasar
 Gerak aktif
Gerakan Keterangan Nyeri

Flexi Elbow +

Ekstensi Elbow S = 0˚ - 0˚ - 125˚ +

 Gerak Pasif
Gerakan Keterangan Nyeri Endfeel

Flexi Elbow + Soft and feel


S = 0˚ - 0˚ - 115˚
Ekstensi Elbow + Hard end feel

 Isometrik Melawan Tahanan


Gerakan Keterangan Nyeri

Flexi Elbow Tahanan Minimal +

Ekstensi Elbow S = 0˚ - 0˚ - 90˚ +

c. MMT
Nilai MMT pasien 4 : Pasien dapat melawan tahanan minimal
d. Pengukuran Bengkak
Test Antropometri
Dekstra Sinistra
30 cm (ada bengkak) 24 cm

2.5.2 Perencanaan Fisioterapi


1. Tujuan Treatment
a. Jangka Pendek
 Mengurangi nyeri
 Meningkatkan LGS
 Mengurangi bengkak
 Meningkatkan kekuatan otot
b. Jangka panjang
 Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa hambatan
 Meningkatkan kapasitas fisik dan fungsional
2. Tindakan Fisioterapi
a. Teknologi Fisioterapi :
 Infa Red (IR) : Mengurangi nyeri
 Ultra Sound : Mempercepat proses penyembuhan dan
perbaikan jaringan.
 Terapi latihan : Membantu pemulihan pasien, meningkatkan
fungsi fisik pasien
b. Edukasi :
 Memberikan penjelasan kepada keluarga tentang kondisinya
 Diajarkan tahap-tahap latihan agar dapat dilakukan dirumah
 Pasien dianjurkan untuk membatasi aktivitas yang memprovokasi siku

2.5.3 Intervensi
1. Infared Rays (IR)
Infared Rays merupakan metode terapi dengan menggunakan gelombang
elektromagentik. Tujuannya adalah untuk mengurangi nyeri.
 Cara Pengaplikasian
 Pastikan alat sudah di cek dan berfungsi dengan baik,
 Pasien diposisikan senyaman mungkin dan rileks
 Tangan yang akan diterapi harus terbebas dari pakaian dan segala
aksesoris.
 Pastikan alat tegak lurus dengan area terapi
 Jarak 45 – 60 cm
 Waktu 15 menit
2. Ultra Sound
Ultrasound merupakan metode terapi dengan menggunakan gelombang
suara frekuensi tinggi. Tujuannya adalah untuk mempercepat proses
penyembuhan dan perbaikan jaringan.
 Cara Pengaplikasian
 Pastikan alat sudah di cek dan berfungsi dengan baik,
 Pasien diposisikan senyaman mungkin dan rileks
 Tangan yang akan diterapi harus terbebas dari pakaian dan segala
aksesoris.
 Intensitas 1,5 watt/cm2, lamanya terapi 5 menit.
 Frekuensi yang digunakan yaitu 3 MHz dengan arus continue.
 Alat diatur sedemikian rupa sehingga dapat menjangkau tangan yang akan
diterapi.
 Kemudian area yang akan diterapi diberikan coupling medium kemudian
tranduser ditrempelkan
 Lalu mesin dihidupkan lalu tranduser digerakan circumduksi (memutar)
pelan-pelan dan irama yang teratur di epicondylus lateral hingga 2 cm ke
arah tendon ekstensor carpi radialis dengan arah tegak lurus dengan area
terapi.
3. Massage
 Massage Posisi pasien tidur terlentang atau duduk dengan keadaan rileks,
 Bebaskan lengan dari pakaian dan accesoris, agar tidak mengganggu
proses terapi.
 Terapis mulai melakukan friction, tidak menggunakan baby oil karna akan
licin.
 Terapis melakukan dengan jari-jari. Gerakan menyilang pada tendo
periosteal otot ekstensor carpi radialis brevis tepatnya di epicondylus
lateral humeri.
 Dosis intensitas: tekanan yang dalam (deep pressure) 20 kali friction dalam
2 kali repetisi dan durasi selama 7 menit.
4. Terapi Latihan
a. Stretching (Mill’s Manipulation)
 Posisi pasien tidur terlentang atau duduk dimana lengan diposisian serileks
mungkin
 Fisioterapis memposisikan siku penderita full ekstensi sedangkan lengan
bawah pronasi serta sendi wrist diposisikan full fleksi.
 Kemudian tangan terapis heterolateral mendorong siku penderita ke arah
full ekstensi, sedangkan tangan terapis homolateral memberikan
penguluran (stretching) kearah full pronasi lengan bawah dan fleksi wrist.
 Pertahankan posisi ini selama 20 – 30 detik
 Pengulangan dilakukan 5-10 kali
b. Strengthening
 Tangan dengan telapak pronasi siku bertumpu di tepi meja atau di atas
lutut sehingga hanya tangan yang bisa bergerak.
 Pasien diberi aba-aba untuk bergerak ke atas, terapis fiksasi telapak tangan
dan memberi tahanan yang berlawanan arah dengan gerakan pasien.
 Tangan pasien posisi mid pronasi supinasi, lalu putar wrist ke arah pronasi
– supinasi.
 Terapis memberi tahanan yang berlawanan arah. Tahan 10 kali
pengulangan, 3 – 5 kali per hari.
2.5.4 Evaluasi
1. Evaluasi nyeri dengan NRS
Nyeri T1 T2 T3 T4 T5 T6
Nyeri Diam 1 1 1 0 0 0
Nyeri Bergerak 4 4 3 2 2 0
Nyeri Tekan 2 2 1 1 1 0

2. Evaluasi LGS dengan Goniometer


 Gerak Aktif
Bidang T1 T2 T3 T4 T5 T6
S 0˚- 0˚ - 130˚ 30˚ - 0˚ - 135 ˚ 30˚ - 0˚ - 135˚ 35˚ - 0˚ - 140˚ 35˚ - 0˚ - 145˚ 35˚ - 0˚ - 145˚
 Gerak Pasif
Bidang T1 T2 T3 T4 T5 T6
S 0˚- 0˚ - 120˚ 30˚ - 0˚ - 125˚ 30˚ - 0˚ - 135˚ 35˚ - 0˚ - 140˚ 35˚ - 0˚ - 140˚ 35˚ - 0˚ - 150˚
 Isometrik
Bidang T1 T2 T3 T4 T5 T6
S 0˚- 0˚ - 100˚ 30˚ - 0˚ - 115˚ 30˚ - 0˚ - 120˚ 35˚ - 0˚ - 125˚ 35˚ - 0˚ - 135˚ 35˚ - 0˚ - 140˚
3. Evaluasi MMT
T1 T2 T3 T4 T5 T6
4 4 4 4 5 5
2.5.5 Home Program
Berikan penjelasan kepada pasien atau anggota keluarga apa yang dapat dilakukan :
1. RICE
2. Massage
3. Mobilisasi & stretching
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Tennis elbow atau sering disebut juga lateral epicondylitis merupakansalah satu
cidera karena penggunaan yang berlebihan (over use). Cidera karena over use pada
umumnya adalah karena penggunaan yang terlalu banyak dan terlalu cepat melakukan
latihan atau pekerjaan yang sebenarnya melampaui kemampuannya. Pasien mendapatkan
penanganan fisioterapi, setelah dilakukan penatalaksanaan fisioterapi pada pasien ini
ternyata didapatkan hasil yang cukup baik dibandingkan dengan saat sebelum dilakukan
tindakan fisioterapi.

3.2 Saran
1. Bagi Fisioterapis
Untuk mengidentifikasi masalah-masalah yang muncul dan mampu melakukan
intervensi fisioterapi yang tepat.
2. Bagi Pasien
Diharapkan kepada pasien ketekunan dalam menerapkan edukasi dari terapis dan
melakukan latihan di rumah agar permasalahan pada pasien bisa terpecahkan.

Anda mungkin juga menyukai