Dokumen - Tips - Laporan Gerinda Universitas Riau
Dokumen - Tips - Laporan Gerinda Universitas Riau
PROSES PRODUKSI II
MESIN GERINDA
Oleh:
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T atas berkat rahmat
dan karunianya penulis dapat menyelesaikan Laporan Akhir Mesin Gerinda ini
dengan baik.
Adapun maksud dan tujuan penulisan Laporan Akhir Mesin Gerinda ini
adalah sebagai salah satu bukti telah mengikuti pratikum di Laboratorium
Teknologi Produksi Teknik Mesin Universitas Riau. Dalam penulisan laporan ini,
penulis membahas mengenai cara melakukan proses penggerindaan yang sering
dilakukan dalam pratikum Mesin Gerinda sesuai dengan prosedur dan cara kerja
yang digunakan baik dilaboratorium maupun dilapangan.
Penulis juga mengucapkan rasa terimkasih kepada :
a. Orang Tua yang telah memberikan dukungan moril maupun material
b. Dosen pengampu mata kuliah Proses Produksi II
C. Senior yang telah memberikan arahan dan masukan dalam pembuatan
laporan ini.
D. Teman-teman yang telah membantu dalam menulis laporan ini.
Dalam penyusunan laporan ini, penulis merasa masih terdapat kesalahan
maka dengan itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan laporan ini kedepan.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB IV PROSEDUR KERJA
4.1 Prosedur Kerja Mesin Gerinda Permukaan............................................. 33
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Perhitungan ............................................................................................. 45
BAB VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan ............................................................................................. 51
iv
DAFTAR GAMBAR
v
Gambar 2. 30 Kode Batu Gerinda ........................................................................ 26
Gambar 3. 1 Mikrometer .................................................................................... 27
Gambar 3. 2 Jangka Sorong ............................................................................... 27
Gambar 3. 3 Kunci Chuck .................................................................................. 28
Gambar 3. 4 Chuck Rahang Tiga ....................................................................... 28
Gambar 3. 5 Kepala Lepas ................................................................................. 28
Gambar 3. 6 Senter Mati .................................................................................... 29
Gambar 3. 7 Kunci L .......................................................................................... 29
Gambar 3. 8 Kuas ............................................................................................... 30
Gambar 3. 9 Mesin Gerinda Permukaan Datar .................................................. 30
Gambar 3. 10 Kunci L .......................................................................................... 31
Gambar 3. 11 Poros Pejal ..................................................................................... 31
Gambar 3. 12 Poros Berlubang ............................................................................ 31
Gambar 3. 13 Mild Steel ....................................................................................... 32
Gambar 3. 14 Grease ............................................................................................ 32
Gambar 4. 1 Panel Utama................................................................................... 33
Gambar 4. 2 Switch ON/OFF ............................................................................. 33
Gambar 4. 3 Tombol Emergency ....................................................................... 34
Gambar 4. 4 Peletakkan Benda Kerja ................................................................ 34
Gambar 4. 5 Tombol Elektromagnetik ............................................................... 34
Gambar 4. 6 Pengaturan Kekuatan Rekat Magnet ............................................. 35
Gambar 4. 7 Tombol Putaran Spindel, Hydraulik , dan Coolant ....................... 35
Gambar 4. 8 Penentuan Titik Datum .................................................................. 36
Gambar 4. 9 Tombol Putaran Spindel ................................................................ 36
Gambar 4. 10 Panel Digital .................................................................................. 36
Gambar 4. 11 Handel Sumbu Z ............................................................................ 37
Gambar 4. 12 Tuas Pengontrol ............................................................................. 37
Gambar 4. 13 Proses Pemakanan ......................................................................... 38
Gambar 4. 14 Tombol OFF Putaran Spindel, Hidraulik Dan Coolant ................ 38
Gambar 4. 15 Tombol Elektromagnetik ............................................................... 38
Gambar 4. 16 Panel Digital .................................................................................. 39
vi
Gambar 4. 17 Switch On/Off ................................................................................ 39
Gambar 4. 18 Panel Utama................................................................................... 39
Gambar 4. 19 Titik Pengamatan ........................................................................... 40
Gambar 4. 20 Switch Hidraulik Mesin ................................................................. 41
Gambar 4. 21 Kepala Lepas ................................................................................. 41
Gambar 4. 22 Switch Putaran Spindel.................................................................. 42
Gambar 4. 23 Penentuan Titik Datum .................................................................. 42
Gambar 4. 24 Skala Parameter Kedalaman Potong ............................................. 43
Gambar 4. 25 Handel Sumbu X ........................................................................... 43
Gambar 5. 1 Benda Kerja ................................................................................... 45
Gambar 5. 2 Benda Kerja Hasil Penggerindaan Silindris .................................. 49
Gambar 5. 3 Benda Kerja Hasil Penggerindaan Datar ....................................... 49
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR NOTASI
dw Diameter awal mm
q Rasio kecepatan
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Adapun tujuan diadakannya praktikum Mesin Gerinda ini, antara lain adalah
sebagai berikut.
1. Agar mahasiswa dapat memahami dan mengetahui bagian-bagian Mesin
Gerinda.
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami fungsi dan cara kerja
mesin gerinda.
3. Agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami peralatan-peralatan
yang digunakan sesuai fungsinya pada mesin gerinda.
1
2
1.3 Manfaat
Adapun manfaat yang dapat diperoleh setelah melakukan praktikum mesin
gerinda, antara lain.
1. Mahasiswa dapat mengetahui bagian-bagian mesin gerinda dan cara kerja
mesin gerinda.
2. Mahasiswa dapat mengetahui peralatan-peralatan yang digunakan dan
fungsinya.
3. Mahasiswa dapat menambah kemampuan dan keahlian dalam
mengoperasikan mesin gerinda.
4. Mahasiswa mampu memahami fungsi dan cara kerja mesin gerinda.
Bab VI Kesimpulan
Berisikan kesimpulan dan saran yang diberikan penulis, sebagai pesan-
pesan kepada pembaca.
TEORI DASAR
2.1 Pengertian
Mesin Gerinda adalah salah satu mesin perkakas yang digunakan untuk
mengasah/ memotong benda kerja dengan tujuan tertentu (Widarto.2008). Prinsip
kerja Mesin Gerinda adalah batu gerinda berputar bersentuhan dengan benda kerja
sehingga terjadi pengikisan, penajaman, pengasahan, atau pemotongan.
Mesin gerinda terutama dirancang untuk menyelesaikan pengerjaan
permukaan benda kerja berbentuk,
1. Silindris (cylindrical grinding)
2. Rata/ datar ( face grinding)
3. Dalam (internal grinding)
4. Pahat dan pemotong (tool dan special grinding)
4
5
Benda kerja dicekam pada kotak meja magnetik, digerakkan maju- mundur
di bawah batu gerinda. Meja pada Mesin Gerinda datar dapat dioperasikan
secara manual atau otomatis. Berdasarkan sumbu utamanya, Mesin Gerinda
datar dibagi menjadi 4 macam :
1) Mesin Gerinda datar horizontal dengan gerak meja bolak-balik, Mesin
Gerinda ini digunakan untuk menggerinda benda-benda dengan
permukaan rata dan menyudut.
2) Mesin Gerinda datar horizontal dengan gerak meja berputar, mesin jenis
ini dipergunakan untuk menggerinda permukaan rata poros,
4) Mesin Gerinda datar vertical dengan gerak meja berputar, mesin jenis
ini dipergunakan untuk menggerinda permukaan rata poros.
8) Meja mesin
Tempat dudukan benda kerja yang akan digerinda.
9) Kepala utama
Bagian yang menghasilkan gerak putar batu gerinda dan gerakan
pemakanan.
C. Proses Penggerindaan
1) Kecepatan putar batu gerinda
Secara teoritis kecepatan putar batu gerinda dapat dihitung
menggunakan rumus :
𝑉𝑐 𝑥 1000 𝑥 60
n= πxd
Di mana :
n = kecepatan putar (rpm)
Vc = kecepatan potong (m/det)
d = diameter batu gerinda (mm)
2) Waktu kerja mesin,
Waktu kerja mesin merupakan waktu yang dibutuhkan oleh mesin
untuk menyelesaikan suatu proses penggerindaan. Waktu kerja mesin
bisa dihitung dengan menggunakan rumus :
2𝑥𝐿𝑥𝑖
Tm = v x 1000 tanpa pemakanan kesamping
2𝑥𝐿𝑥𝐵𝑥𝑖
Tm = v x 1000 x s dengan pemakanan kesamping
Dimana;
L = panjang penggerindaan (mm)
= I+(jarak benda lebihan pemotongan)
I = panjang benda kerja (mm)
i = jumlah pemakanan (kali)
V = kecepatan gerak meja (m/men)
b = tebal benda kerja (mm)
B = tebal penggerindaan / B=b (mm)
s = pemakanan memanjang
9
3) Metode penggerindaan :
Terdapat dua metode yang sering dilakukan. Adapun metode
penggerindaan tersebut adalah sebagai berikiut.
a) Penggerindaan keliling
Metode penggerindaan ini sangat cocok untuk penggerindaan
permukaan, alur dan pasak. Dengan metode penggerindaan keliling
ini, sebelum mesin kita jalankan, kita perlu mengatur langkah
pergerakan mesin.
1) Kepala utama
Bagian yang menghasilakan gerak putar batu gerinda.
2) Spindel utama benda kerja (workhead)
Bagian yang mengatur kecepatan putar dan pencekaman benda kerja.
3) Kaki mesin
Sebagai pendukung mesin
4) Panel kontrol
Bagian pengatur proses kerja mesin
5) Meja bawah
Dudukan meja atas
6) Meja atas
Tempat dudukan kepala lepas di spindel utama benda kerja dan dapat
diatur sudutnya.
7) Kepala lepas (tailstock)
Menyangga benda kerja pada pencekaman diantara dua senter.
8) Perlengkapan pendingin
Tempat pengatur aliran cairan pendingin
Di mana :
n = kecepatan putar (rpm)
Vc = kecepatan potong (m/det)
d = diameter batu gerinda (mm)
2) Menghitung kecepatan putar benda kerja
Kecepatan putar benda kerja secara teoritis pada benda kerja dapat
dihitung dengan rumus :
𝑉𝑤 𝑥 1000
nw = πxd
Dimana ;
nw = kecepatan putar benda kerja (rpm)
vw = kecepatan potong benda kerja (m/men)
D = diameter benda kerja (mm)
3) Menghitung kecepatan gerak meja (feeding) pada mesin gerinda
silindris. Kecepatan gerak meja mesin gerinda silindris secara teoritis
dapat dihitung dengan rumus ;
Ls = nw x s
Dimana :
Ls = kecepatan gerak meja (m/men)
nw = kecepatan putar benda kerja (rpm)
s = kecepatan pemotongan setiap putaran benda kerja (m/putaran)
16
D. Gerakan-gerakan Utama
Mesin Gerinda silindris memiliki empat gerakan uatama pada saat
beroperasi, yaitu:
1) Gerak meja memajang
2) Gerak putar benda kerja
3) Gerak putar batu gerinda
4) Gerak pemakanan
3) Penggerindaan muka
Penggerindaan ini dilakukan untuk menggerinda muka (facing) sebuah
silinder. Sebelum proses penggerindaan dimulai, batu gerinda harus
ditruing 1° ke arah pusat, meja diatur tepat 90o, sehingga akan
menghasilkan permukaan yang tegak lurus terhadap sisi memanjang
diameter benda kerja.
Dari berbagai bentuk batu gerinda sebenarnya bahan utamanya hanya terdiri
dari dua jenis pokok, yaitu butiran asah / pemotong (abrassive), dan perekat
(bond) fungsi batu gerinda adalah sebagai berikut :
Untuk penggerindaan silindris, datar dan profil
Menghilangkan permukaan yang tidak rata
Untuk pekerjaan finishing permukaan
Untuk pemotongan
Penajaman alat-alat potong
tegangan tarik tinggi. Misalnya baja carbon, baja paduan, HSS. Simbol:
A.
b) Silicon Carbida (SiC)
Merupakan bahan yang sangat keras, kekerasannya mendekati intan.
Digunakan untuk menggerinda benda kerja bertegangan tarik rendah.
Misalnya, besi tuang kelabu, grafit, aluminium, kuningan dan carbida.
Simbol: C.
c) Diamond/ Intan
Bahan asah yang sangat keras, digunakan untuk menggerinda benda
kerja dengan kekerasan sangat tinggi. Contohnya carbida semen,
keramik, kaca, granit, marmer, batu permata. Simbol: D.
d) Boron Nitride (BN)
Bahan ini digunakan untuk menggerinda benda kerja yang sangat keras.
Kristal bahan ini berbentuk kubus. Contoh: baja perkakas dengan
kekerasan di atas 65 HRC, karbida. Simbol: CBN.
C. Macam-macam Perekat
1) Perekat Tembikar/ Vitrified-bond
Perekat ini paling banyak digunakan dalam pembuatan batu gerinda,
yakni hampir 80 % batu gerinda dibuat dengan perekat ini. Bahan dasar
perekat ini adalah keramik tanah liat dan mempunyai sifat tidak mudah
berubah walaupun ada pengaruh dari luar, seperti, air,oli, atau
perubahan suhu udara sehari – hari. Semua perekat tembikar tidak
fleksibel, artinya tidak tahan benturan, maka Batu gerinda potong
tidak dibuat dengan perekat ini. Keistimewaan batu gerinda ini adalah
tahan terhadap air, oli asam, dan panas.
2) Perekat Silikat/Silicat-bond
Digunakan untuk membuat batu gerinda yang kegunaannya mengasah
benda kerja yang sensitif terhadap panas, misalnya pisau frais, bor, dan
pahat HSS. Perekat jenis ini mudah melepaskan butiran.
25
3) Perekat Bakelit/Resinoid-bond
Dipakai untuk pembuatan batu gerinda dengan kecepatan tinggi, sangat
cocok untuk penggerindaan baja, tuangan, mengasah gergaji, dan
pembuatan gigi gergaji. Karena perekat ini mempunyai sifat
fleksibilitas tinggi, maka banyak digunakan untuk pembuatan batu
gerinda tipis
sampai ketebalan 0.8 mm. Perekat ini diberi kode huruf B.
4) Perekat Karet/Rubber-bond
Perekat karet mempunyai elastisitas tinggi dan diberi kode huruf R.
Perekat ini dipakai untuk pembuatan batu gerinda yang digunakan
untuk pekerjaan presisi atau pun kasar. Contoh untuk penggerinda
poros engkol dan pembuangan bekas pengelasan bahan stainless.
Perekat ini juga dapat dipakai untuk pembuatan batu gerinda
potong, karena daya elastisnya memenuhi syarat untuk batu gerinda
tipis.
5) Perekat Embelau/Shellac-bond
Diberi kode E, digunakan untuk pekarjaan presisi dan permukaan
sangat halus lebih halus dari perekat bakelit, ketahanan terhadap panas
rendah, dan dapat dibuat tipis. Contoh untuk penggerinda nok, rol
kertas, dll.
6) Perekat logam/metal-bond
Digunakan untuk mengikat butiran pemotong Boron Nitride dan intan.
Bronz + butiran = Galvanis.
Contoh :
Label/identitas RG 38 A 36 L 5 V BE, artinya :
38 = Kode pabrik
A = Jenis bahan asah
36 = ukuran butir asah
L = tingkat kekerasan
S = sususnan butiran asah
V = jenis bahan perekat (vetrified)
Jadi RG dengan label 38 A 36 L 5 V BE adalah sebuah batu gerinda
dengan bahan asah oksida alumunium, berukuran 36 butir per inchi,
mempunyai susunan sedang, perekat tembikar.
3.1 Alat
3.1.1 Mesin Gerinda Silindris
Adapun alat yang digunakan selama praktikum Mesin Gerinda silindris
adalah sebagai berikut:
1. Mikrometer
Digunakan untuk mengukur benda kerja.
Gambar 3. 1 Mikrometer
2. Jangka sorong
Digunakan untuk mengukur panjang benda kerja.
3. Kunci chuck
Digunakan untuk mengencangkan dan melonggarkan chuck pada mesin.
27
28
5. Kepala lepas
6. Senter mati
Berfungsi untuk menahan benda kerja yang silindris dan berputar, agar
tidak bergetar dan balance pada saat penggerindaan.
7. Kunci L
Berfungsi untuk mengencangkan dan melonggarkan baut kepala lepas.
Gambar 3. 7 Kunci L
8. Kuas
Berfungsi untuk membersihkan geram hasil penggerindaan pada mesin
gerinda dan benda kerja.
30
Gambar 3. 8 Kuas
Gambar 3. 10 Kunci L
3.2 Bahan
3.2.1 Benda Kerja Mesin Gerinda Silindris
1. Poros pejal
2. Poros berlubang
Gambar 3. 14 Grease
(Sumber : olipelumasindusti.com/apps/wp-content/2014/05/grease-300x225.jpg.
Diakses 02 Mei 2015)
BAB IV
PROSEDUR KERJA
33
34
4. Mesin disetting
a. Panel kontrol mesin gerinda silindris pada panel utam diaktifkan
b. Switch reset diaktifkan dengan cara diputar searah jarum jam
c. Swicth ON pada mesin ditekan
41
i. Jika telah selesai, tombol kuning pada badan mesin ditekan untuk
menggerakkan batu gerinda mundur secara otomatis
44
j. Coolant di non-aktifkan
k. Putaran benda kerja di non-aktifkan
l. Putaran batu gerinda di non-aktifkan
m. Mesin di non-aktifkan dengan cara menekan switch reset
n. Lepaskan benda kerja dari chuck
o. Ukur benda kerja kembali
p. Tempat kerja/ diruangan kerja dibersihkan kembali
BAB V
PEMBAHASAN
5.1 Perhitungan
5.1.1 Mesin Gerinda Silindris
A. Data Pengujian
Dari pengukuran yang telah dilakukan pada praktikum Mesin Gerinda
silindris diperoleh data sebagai berikut
45
46
3. Proses Pemesinan
- Putaran batu gerinda ( ns ) = 1710 rpm
- Putaran benda kerja ( nw ) = 364 rpm
- Panjang benda kerja ( lw ) = 106,8 mm
- Diameter batu gerinda ( ds ) = 300 mm
B. Pengolahan Data
- Sebelum digerinda
drata rata
22,28 22,44 22,1 22,9 22,14 22,14 22,65
7
- Sesudah digerinda
drata rata
22,25 22,34 22,1 22,1 22,07 22,09 22,12
7
47
.ds.ns
Vs m/min
1000
Vs 1611,64 m/min
.dw.nw
Vw m/min
1000
Vw 70,31 m/min
Vs
q
Vw
1611,64
q
70,31
q 22,92
𝑚 𝑚𝑚
20 𝑥 1000 𝑥 60 𝑠/𝑚𝑖𝑛
𝑠 𝑚
= π x 350mm
= 1091,35 rpm
= 3274,04 rpm
5.2 Analisis
Dari hasil perhitungan yang diperoleh ditampilkan dalam tabel hasil
perhitungan berikut ini.
3. vs 1611,64 mm
4. vw 70,31 mm
5. q 22,02
vs N ds
Kemudian dari hasil perhitungan yang kedua yaitu dari mesin gerinda datar/
permukaan, menunjukkan perbedaanh putaran yang cukup besar ketika kecepatan
potong berada pada kisaran 20 m/s dengan 60 m/s. Dari hasil ini dapat dipahami
bahwa, ketika kita akan menggerinda benda kerja kita harus memperhatikan jenis
dari material benda kerja yang kemudian di cari batu gerinda yang sesuai dengan
kapasitas kemampuan batu gerinda tersebut.
6.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Mesin Gerinda ini
adalah sebagai berikut.
1. Mesin Gerinda terdiri dari beberapa jenis mesin, namun dalam praktikum
ini hanya menggunakan Mesin Gerinda silindris dan Mesin Gerinda datar.
Adapun komponen-komponen dari kedua mesin ini adalah sebagai berikut,
misalnya kepala utama, spindel-spindel, tuas pengontrol, panel kontrol,
meja mesin, dan masih banyak lagi bagian yang lainnya.
2. Mesin Gerinda bekerja dengan cara menyentuhkan batu gerinda yang
berputar ke benda kerja atau sebaliknya benda kerja yang berputar dan
batu gerindanya yang diam. Bergantung kepada jenis mesinnya. Kemudian
dari sentuhan ini akan terjadi gesekan yang menyebabkan terjadinya
proses pemakanan/ pengasahan.
3. Peralatan-peralatan yang dipergunakan seperti kunci chuck, chuck rahang
tiga, kepala lepas, senter mati, dan kunci L.
4. Perputaran batu gerinda sangatlah tinggi yaitu diatas ribuan rpm.
Bergantung pada kecepatan potongnya dan jenis bahan abrasif batu
gerinda yang digunakan.
6.2 Saran
Adapun saran yang dapat disampaikan penulis adalah sebagai berikut.
1. Telitilah saat melakukan proses pengukuran benda kerja agar dihasilkan
hasil yang akurat.
2. Dalam penjepitan benda kerja, jepitlah benda kerja dengan baik hingga
balance, agar hasil penggerindaan yang dihasilkan merata pada seluruh
permukaan benda kerja
3. Dalam penggerindaan datar, hati-hati dalam menentukan titik datum.
Jangan menggeser meja keatas apabila meja otomatis sedang bekerja. Hal
51
52
4. ini dapat menimbulkan kerusakan pada benda kerja ataupun pada batu
gerinda
DAFTAR PUSTAKA
Http://olipelumasindusti.com/apps/wp-content/2014/05/grease-300x225.jpg.
Diakses 02 Mei 2015.
Rochim, Taufiq. 1993. Teori & Teknologi Proses Produksi. Higher Education
Development Support Project.
Widarto. 2008. Teknik Pemesinan untuk SMK. Jakarta. Direktorat jendaral
manajemen pendidikan dasar dan menengah, direktorat pembinaan
sekolah menengah kejuruan, departemen pendidikan nasional.
53
LAMPIRAN