Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

METODE PEMBELAJARAN

Disusun Oleh:

Siti Fatimah

UNIVERSITAS TERBUKA

TAHUN 2018/2019
METODE PEMBELAJARAN

Menurut Sudjana ( 1989 : 30 ) yang termasuk dalam komponen pembelajaran adalah “


tujuan, bahan, metode dan alat serta penilaian “Metode mengajar yang digunakan
guru hampir tidak ada yang sisa-sia, karena metode tersebut mendatangkan hasil
dalam waktu dekat atau dalam waktu yang relatif lama. Hasil yang dirasakan dalam
waktu dekat dikatakan seabagi dampak langsung (Instructional effect) sedangkan hasil
yang dirasakan dalam waktu yang reltif lama disebut dampak pengiring (nurturant
effect) biasanya bekenaan dengan sikap dan nilai. (Syaiful Bahri Djamarah,
2000,194)Macam-macam Metode Pembelajaran :

1. METODE CERAMAH

Metode ceramah adalah metode yang boleh dikatakan metode tradisonal.


Karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan
antara guru dan anak didik dalam interaksi edukatif.

a. Kelebihan Metode Ceramah

1) Guru mudah menguasai kelas.

2) Mudah dilaksanakan.

3) Dapat diikuti anak didik dalam jumlah besar.

4) Guru mudah menerangkan bahan pelajaran berjumlah besar.

b. Kekurangan Metode Ceramah

1) Kegiatan pengajaran menjadi verbalisme (pengertian kata-kata).

2) Anak didik yang lebih tanggap dari sisi visual akan menjadi rugi dan
anak didik yang lebih tanggap auditifnya dapat lebih besar
menerimanya.

3) Bila terlalu lama membosankan.


4) Sukar mengontrol sejauhmana pemerolehan belajar anak didik

5) Menyebabkan anak didik pasif.

2. METODE EKSPERIMEN

Metode eksperimen adalah metode pemberian kesempatan kepada anak didik


perorangan atau kelompok, untuk dilatih melakukan suatu proses atau
percobaan. Dengan metode ini anak didik diharapkan sepenuhnya terlibat
merencanakan eksperimen, melakukan eksperimen, menemukan fakta,
mengumpulkan data, mengendalikan variabel, dan memecahkan masalah yang
dihadapinya secara nyata.

a. Kelebihan Metode Eksperimen


1) Metode ini dapat membuat anak didik lebih percaya atas
kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri
daripada hanya menerima kata guru atau buku;

2) Anak didik dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan


studi eksplorasi (menjelajahi) tentang ilmu dan teknologi,
suatu sikap yang dituntut dari seorang ilmuwan; dan

3) Dengan metode ini akan terbina manusia yang dapat


membawa terobosan-terobosan baru dengan penemuan
sebagai hasil percobaannya yang diharapkan dapat
bermanfaat bagi kesejahteraan hidup manusia.

b. Kekurangan Metode Eksperimen

1) Tidak cukupnya alat-alat mengakibatkan tidak setiap anak


didik berkesempatan mengadakan eksperimen;

2) Jika eksperimen memerlukan jangka waktu yang lama, anak


didik harus menanti untuk melanjutkan pelajaran; serta
3) Metode ini lebih sesuai untuk menyajikan bidang-bidang ilmu
dan teknologi.

3. METODE PEMBERIAN TUGAS DAN RESITASI

Pemberian tugas dengan arti guru menyuruh anak didik misalnya membaca,
tetapi dengan menambahkan tugas-tugas seperti mencari dan membaca buku-
buku lain sebagai perbandingan, atau disuruh mengamati orang/masyarakatnya
setelah membaca buku itu. Dengan demikian, pemberian tugas adalah suatu
pekerjaan yang harus anak didik selesaikan tanpa terikat dengan tempat.

a. Kelebihan Metode Pemberian Tugas dan Resitasi


1) Pengetahuan yang anak didik peroleh dari hasil belajar
sendiri akan dapat diingat lebih lama; dan

2) Anak didik berkesempatan memupuk perkembangan dan


keberanian mengambil inisiatif, bertanggung jawab, dan
berdiri sendiri.

b. Kekurangan Metode Pemberian Tugas dan Resitasi

1) Seringkali anak didik melakukan penipuan di mana anak


didik hanya meniru hasil pekerjaan orang lain tanpa mau
bersusah payah mengerjakan sendiri;

2) Terkadang tugas itu dikerjakan orang lain tanpa pengawasan;


dan

3) Sukar memberikan tugas yang memenuhi perbedaan


indi¬vidual.

4. METODE DISKUSI
Diskusi adalah memberikan altematif jawaban untuk membantu memecahkan
berbagai problem kehidupan. Dengan catatan persoalan yang akan
didiskusikan harus dikuasai secara mendalam.

a. Kelebihan Metode Diskusi


1) Menyadarkan anak didik bahwa masalah dapat dipecahkan
dengan berbagai jalan dan bukan satu jalan (satu jawaban
saja).

2) Menyadarkan anak didik bahwa dengan berdiskusi mereka


saling mengemukakan pendapat secara konstruktif sehingga
dapat diperoleh keputusan yang lebih baik.

3) Membiasakan anak didik untuk mendengarkan pendapat


orang lain sekalipun berbeda dengan pendapatnya sendiri dan
membiasakan bersikap toleran.

b. Kekurangan Metode Diskusi

1) Tidak dapat dipakai pada kelompok yang besar;

2) Peserta diskusi mendapat informasi yang terbatas;

3) Dapat dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara; dan

4) Biasanya orang menghendaki pendekatan yang lebih formal.

5. METODE LATIHAN

Metode latihan (driil) disebut juga metode training, yaitu suatu cara mengajar
untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu. Juga, sebagai sarana untuk
memelihara kebiasaan-kebiasaan yang baik. Selain itu, metode ini dapat
digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan, dan
keterampilan.
a. Kelebihan Metode Latihan
1) Dapat untuk memperoleh kecakapan motoris, seperti
menulis, melafalkan huruf, membuat dan menggunakan alat-
alat.

2) Dapat untuk memperoleh kecakapan mental, seperti dalam


perkalian, penjumlahan, pengurangan, pembagian, tanda-
tanda/simbol, dan sebagainya.

3) Dapat membentuk kebiasaan dan menambah ketepatan dan


kecepatan pelaksanaan.

b. Kekurangan Metode Latihan

1) Menghambat bakat dan inisiatif anak didik karena anak didik


lebih banyak dibawa kepada penyesuaian dan diarahkan
kepada jauh dan pengertian.

2) Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan.

3) Kadang-kadang latihan yang dilaksanakan secara berulang-


ulang merupakan hal yang monoton dan mudah
membosankan.

4) Dapat menimbulkan verbalisme.

6. METODE PROYEK

Metode proyek adalah suatu cara mengajar yang memberikan kesempatan


kepada anak didik untuk menggunakan unit-unit kehidupan sehari-hari sebagai
bahan pelajarannya. Bertujuan agar anak didik tertarik untuk belajar.

a. Kelebihan Metode Proyek


1) Dapat merombak pola pikir anak didik dari yang sempit
menjadi lebih luas dan menyeluruh dalam memandang dan
memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan.

2) Melalui metode ini, anak didik dibina dengan membiasakan


menerapkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan dengan
terpadu, yang diharapkan praktis dan berguna dalam
kehidupan sehari-hari.

b. Kekurangan Metode Proyek

1) Kurikulum yang berlaku di negara kita saat ini, baik secara


vertikal maupun horizontal, belum menunjang pelaksanaan
metode ini;

2) Organisasi bahan pelajaran, perencanaan, dan pelaksanaan


metode ini sukar dan memerlukan keahlian khusus dari guru,
sedangkan para guru belum disiapkan untuk ini;

3) Harus dapat memilih topik unit yang tepat sesuai kebutuhan


anak didik, cukup fasilitas, dan memiliki sumber-sumber
belajar yang diperlukan;

4) Bahan pelajaran sering menjadi luas sehingga dapat


mengaburkan pokok unit yang dibahas.

7. PICTURE AND PICTURE

Langkah-langkah :
1) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2) Menyajikan materi sebagai pengantar
3) Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan
berkaitan dengan materi
4) Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian
memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan
yang logis
5) Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar
tersebut
6) Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menamkan
konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai
7) Kesimpulan/rangkuman

8. NUMBERED HEAD TOGETHER ((KEPALA BERNOMOR)


Langkah-langkah :
1) Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap
kelompok mendapat nomor

2) Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok


mengerjakannya

3) Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan


memastikan tiap anggota kelompok dapat
mengerjakannya/mengetahui jawabannya

4) Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang


dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka

5) Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk


nomor yang lain

6) Kesimpulan

9. COOPERTIVE SCRIPT

Skrip kooperatif :
metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan bergantian secara lisan
mengikhtisarkan, bagian-bagian dari materi yang dipelajari
Langkah-langkah :

1. Guru membagi siswa untuk berpasangan


2. Guru membagikan wacana/materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat
ringkasan

3. Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara
dan siapa yang berperan sebagai pendengar

4. Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan


memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya.
Sementara pendengar :

 Menyimak/mengoreksi/menunjukkan ide-ide pokok yang kurang


lengkap

 Membantu mengingat/menghafal ide-ide pokok dengan


menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya

5. Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan


sebaliknya. Serta lakukan seperti diatas.

6. Kesimpulan Siswa bersama-sama dengan Guru

7. Penutup

10. KEPALA BERNOMOR STRUKTUR (MODIFIKASI DARI NUMBER


HEADS)
Langkah-langkah :

1. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok


mendapat nomor

2. Penugasan diberikan kepada setiap siswa berdasarkan nomor terhadap


tugas yang berangkai
Misalnya : siswa nomor satu bertugas mencatat soal. Siswa nomor dua
mengerjakan soal dan siswa nomor tiga melaporkan hasil pekerjaan dan
seterusnya.

3. Jika perlu, guru bisa menyuruh kerja sama antar kelompok. Siswa disuruh
keluar dari kelompoknya dan bergabung bersama beberapa siswa
bernomor sama dari kelompok lain. Dalam kesempatan ini siswa dengan
tugas yang sama bisa saling membantu atau mencocokkan hasil kerja sama
mereka

4. Laporkan hasil dan tanggapan dari kelompok yang lain

5. Kesimpulan

11. JIGSAW (MODEL TIM AHLI)

Langkah-langkah :

1. Siswa dikelompokkan ke dalam = 4 anggota tim


2. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda

3. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan

4. Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub bab yang
sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan
sub bab mereka

5. Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal
dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab yang mereka
kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh

6. Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi

7. Guru memberi evaluasi

8. Penutup
12. ARTIKULASI
Langkah-langkah :

1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai

2. Guru menyajikan materi sebagaimana biasa

3. Untuk mengetahui daya serap siswa, bentuklah kelompok berpasangan dua


orang

4. Menugaskan salah satu siswa dari pasangan itu menceritakan materi yang
baru diterima dari guru dan pasangannya mendengar sambil membuat
catatan-catatan kecil, kemudian berganti peran. Begitu juga kelompok
lainnya

5. Menugaskan siswa secara bergiliran/diacak menyampaikan hasil


wawancaranya dengan teman pasangannya. Sampai sebagian siswa sudah
menyampaikan hasil wawancaranya

6. Guru mengulangi/menjelaskan kembali materi yang sekiranya belum


dipahami siswa

7. Kesimpulan/penutup

13. MIND MAPPING

Sangat baik digunakan untuk pengetahuan awal siswa atau untuk menemukan
alternatif jawaban
Langkah-langkah :

1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai


2. Guru mengemukakan konsep/permasalahan yang akan ditanggapi oleh
siswa dan sebaiknya permasalahan yang mempunyai alternatif jawaban

3. Membentuk kelompok yang anggotanya 2-3 orang


4. Tiap kelompok menginventarisasi/mencatat alternatif jawaban hasil
diskusi

5. Tiap kelompok (atau diacak kelompok tertentu) membaca hasil diskusinya


dan guru mencatat di papan dan mengelompokkan sesuai kebutuhan guru

6. Dari data-data di papan siswa diminta membuat kesimpulan atau guru


memberi perbandingan sesuai konsep yang disediakan guru

14. MAKE - A MATCH (MENCARI PASANGAN)


Langkah-langkah :
1. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik
yang cocok untuk sesi review, sebaliknya satu bagian kartu soal dan bagian
lainnya kartu jawaban
2. Setiap siswa mendapat satu buah kartu
3. Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang
4. Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan
kartunya (soal jawaban)
5. Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi
poin
6. Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang
berbeda dari sebelumnya
7. Demikian seterusnya
8. Kesimpulan/penutup

15. THINK PAIR AND SHARE

Langkah-langkah :

1. Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai


2. Siswa diminta untuk berfikir tentang materi/permasalahan yang disampaikan
guru
3. Siswa diminta berpasangan dengan teman sebelahnya (kelompok 2 orang) dan
mengutarakan hasil pemikiran masing-masing

4. Guru memimpin pleno kecil diskusi, tiap kelompok mengemukakan hasil


diskusinya

5. Berawal dari kegiatan tersebut, Guru mengarahkan pembicaraan pada pokok


permasalahan dan menambah materi yang belum diungkapkan para siswa

6. Guru memberi kesimpulan

7. Penutup

16. BERTUKAR PASANGAN


Langkah-langkah :

1. Setiap siswa mendapat satu pasangan (guru bisa menunjuk pasangannya


atau siswa memilih sendiri pasangannya).

2. Guru memberikan tugas dan siswa mengerjakan tugas dengan


pasangannya.

3. Setelah selesai setiap pasangan bergabung dengan satu pasangan yang lain.

4. Kedua pasangan tersebut bertukar pasangan, kemudian pasangan yang


baru ini saling menanyakan dan mencari kepastian jawaban mereka.

5. Temuan baru yang didapat dari pertukaran pasangan kemudian dibagikan


kepada pasangan semula.

17. SNOWBALL THROWING

Langkah-langkah :

1. Guru menyampaikan materi yang akan disajikan


2. Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing
ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi
3. Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing,
kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada
temannya

4. Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja, untuk


menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah
dijelaskan oleh ketua kelompok

5. Kemudian kertas yang berisi pertanyaan tersebut dibuat seperti bola dan
dilempar dari satu siswa ke siswa yang lain selama ± 15 menit

6. Setelah siswa dapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan


kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas
berbentuk bola tersebut secara bergantian

7. Evaluasi

8. Penutup

18. TEBAK KATA


Media :
Buat kartu ukuran 10X10 cm dan isilah ciri-ciri atau kata-kata lainnya yang
mengarah pada jawaban (istilah) pada kartu yang ingin ditebak.
Buat kartu ukuran 5X2 cm untuk menulis kata-kata atau istilah yang mau
ditebak (kartu ini nanti dilipat dan ditempel pada dahi ataudiselipkan di
telinga.
Langkah-langkah :

1. Guru menjelaskan kompetensi yang ingin dicapai atau materi ± 45 menit

2. Guru menyuruh siswa berdiri berpasangan di depan kelas

3. Seorang siswa diberi kartu yang berukuran 10×10 cm yang nanti


dibacakan pada pasangannya. Seorang siswa yang lainnya diberi kartu
yang berukuran 5×2 cm yang isinya tidak boleh dibaca (dilipat) kemudian
ditempelkan di dahi atau diselipkan ditelinga.
4. Sementara siswa membawa kartu 10×10 cm membacakan kata-kata yang
tertulis didalamnya sementara pasangannya menebak apa yang dimaksud
dalam kartu 10×10 cm. jawaban tepat bila sesuai dengan isi kartu yang
ditempelkan di dahi atau telinga.

5. Apabila jawabannya tepat (sesuai yang tertulis di kartu) maka pasangan


itu boleh duduk. Bila belum tepat pada waktu yang telah ditetapkan boleh
mengarahkan dengan kata-kata lain asal jangan langsung memberi
jawabannya.

6. Dan seterusnya

19. METODE KARYA WISATA

adalah metode pembelajaran dengan cara mengunjungi suatu objek tertentu, misal
museum, pabrik , dsb
Keunggulan
a. mengamati kenyataan beraneka ragam dari dekat
b. menghayati pengalaman baru dengan turut dalam kegiatan
c. menjawab masalah dengan melihat, mendengarkan dan membuktikan
d. memperoleh informasi dengan wawancara
e. mempelajari sesuatu dengan integral dan komprehensif
Kelemahan
a. memerlukan persiapan yang melibatkan banyak pihak
b. memerlukan pengawasanyang lebih dekat
c. tidak selalu murah

20. COURSE REVIEW HORAY

Langkah-langkah :
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapa
2. Guru mendemonstrasikan/menyajikan materi
3. Memberikan kesempatan siswa tanya jawab
4. Untuk menguji pemahaman, siswa disuruh membuat kotak 9/16/25 sesuai
dengan kebutuhan dan tiap kotak diisi angka sesuai dengan selera masing-
masing siswa
5. Guru membaca soal secara acak dan siswa menulis jawaban di dalam
kotak yang nomornya disebutkan guru dan langsung didiskusikan, kalau
benar diisi tanda benar (Ö) dan salan diisi tanda silang (x)
6. Siswa yang sudah mendapat tanda Ö vertikal atau horisontal, atau diagonal
harus berteriak horay … atau yel-yel lainnya
7. Nilai siswa dihitung dari jawaban benar jumlah horay yang diperoleh
8. Penutup

21. METODE DEBAT

Metode debat merupakan salah satu metode pembelajaran yang sangat penting
untuk meningkatkan kemampuan akademik siswa. Materi ajar dipilih dan
disusun menjadi paket pro dan kontra. Siswa dibagi ke dalam beberapa
kelompok dan setiap kelompok terdiri dari empat orang. Di dalam
kelompoknya, siswa (dua orang mengambil posisi pro dan dua orang lainnya
dalam posisi kontra) melakukan perdebatan tentang topik yang ditugaskan.
Laporan masing-masing kelompok yang menyangkut kedua posisi pro dan
kontra diberikan kepada guru.

Selanjutnya guru dapat mengevaluasi setiap siswa tentang penguasaan materi


yang meliputi kedua posisi tersebut dan mengevaluasi seberapa efektif siswa
terlibat dalam prosedur debat.

Pada dasarnya, agar semua model berhasil seperti yang diharapkan


pembelajaran kooperatif, setiap model harus melibatkan materi ajar yang
memungkinkan siswa saling membantu dan mendukung ketika mereka belajar
materi dan bekerja saling tergantung (interdependen) untuk menyelesaikan
tugas. Ketrampilan sosial yang dibutuhkan dalam usaha berkolaborasi harus
dipandang penting dalam keberhasilan menyelesaikan tugas kelompok.
Ketrampilan ini dapat diajarkan kepada siswa dan peran siswa dapat
ditentukan untuk memfasilitasi proses kelompok. Peran tersebut mungkin
bermacam-macam menurut tugas, misalnya, peran pencatat (recorder),
pembuat kesimpulan (summarizer), pengatur materi (material manager), atau
fasilitator dan peran guru bisa sebagai pemonitor proses belajar.

22. METODE ROLE PLAYING

Metode Role Playing adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran


melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Pengembangan
imajinasi dan penghayatan dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai
tokoh hidup atau benda mati. Permainan ini pada umumnya dilakukan lebih
dari satu orang, hal itu bergantung kepada apa yang diperankan. Kelebihan
metode Role Playing:

Melibatkan seluruh siswa dapat berpartisipasi mempunyai kesempatan untuk


memajukan kemampuannya dalam bekerjasama.
1. Siswa bebas mengambil keputusan dan berekspresi secara utuh.
2. Permainan merupakan penemuan yang mudah dan dapat digunakan dalam
situasi dan waktu yang berbeda.
3. Guru dapat mengevaluasi pemahaman tiap siswa melalui pengamatan pada
waktu melakukan permainan.
4. Permainan merupakan pengalaman belajar yang menyenangkan bagi anak.

23. METODE PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING)


Metode pemecahan masalah (problem solving) adalah penggunaan metode
dalam kegiatan pembelajaran dengan jalan melatih siswa menghadapi berbagai
masalah baik itu masalah pribadi atau perorangan maupun masalah kelompok
untuk dipecahkan sendiri atau secara bersama-sama.
Orientasi pembelajarannya adalah investigasi dan penemuan yang pada
dasarnya adalah pemecahan masalah.
Adapun keunggulan metode problem solving sebagai berikut:
1. Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan.
2. Berpikir dan bertindak kreatif.
3. Memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis
4. Mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan.
5. Menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan.
6. Merangsang perkembangan kemajuan berfikir siswa untuk menyelesaikan
masalah yang dihadapi dengan tepat.
7. Dapat membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan,
khususnya dunia kerja.
Kelemahan metode problem solving sebagai berikut:
1. Beberapa pokok bahasan sangat sulit untuk menerapkan metode ini. Misal
terbatasnya alat-alat laboratorium menyulitkan siswa untuk melihat dan
mengamati serta akhirnya dapat menyimpulkan kejadian atau konsep
tersebut.
2. Memerlukan alokasi waktu yang lebih panjang dibandingkan dengan
metode pembelajaran yang lain.

24. PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH

Problem Based Instruction (PBI) memusatkan pada masalah kehidupannya


yang bermakna bagi siswa, peran guru menyajikan masalah, mengajukan
pertanyaan dan memfasilitasi penyelidikan dan dialog.
Langkah-langkah:

1. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. Menjelaskan logistik yang


dibutuhkan. Memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah
yang dipilih.
2. Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas
belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik,
tugas, jadwal, dll.)
3. Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai,
melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan
masalah, pengumpulan data, hipotesis, pemecahan masalah.
4. Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang
sesuai seperti laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan
temannya.
5. Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap
penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.
Kelebihan:
1. Siswa dilibatkan pada kegiatan belajar sehingga pengetahuannya
benar-benar diserapnya dengan baik.
2. Dilatih untuk dapat bekerjasama dengan siswa lain.
3. Dapat memperoleh dari berbagai sumber.
Kekurangan:
4. Untuk siswa yang malas tujuan dari metode tersebut tidak dapat
tercapai.
5. Membutuhkan banyak waktu dan dana.
6. Tidak semua mata pelajaran dapat diterapkan dengan metode ini

25. COOPERATIVE SCRIPT

Skrip kooperatif adalah metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan
secara lisan mengikhtisarkan bagian-bagian dari materi yang dipelajari.
Langkah-langkah:
1. Guru membagi siswa untuk berpasangan.
2. Guru membagikan wacana / materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat
ringkasan.
3. Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai
pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar.
4. Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan
memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya. Sementara pendengar
menyimak / mengoreksi / menunjukkan ide-ide pokok yang kurang
lengkap dan membantu mengingat / menghapal ide-ide pokok dengan
menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya.
5. Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan
sebaliknya, serta lakukan seperti di atas.
6. Kesimpulan guru.
7. Penutup.
Kelebihan:
 Melatih pendengaran, ketelitian / kecermatan.
 Setiap siswa mendapat peran.
 Melatih mengungkapkan kesalahan orang lain dengan lisan.
Kekurangan:
 Hanya digunakan untuk mata pelajaran tertentu
 Hanya dilakukan dua orang (tidak melibatkan seluruh kelas
sehingga koreksi hanya sebatas pada dua orang tersebut).

26. PICTURE AND PICTURE

Picture and Picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar
dan dipasangkan / diurutkan menjadi urutan logis.
Langkah-langkah:

1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.


2. Menyajikan materi sebagai pengantar.
3. Guru menunjukkan / memperlihatkan gambar-gambar yang berkaitan
dengan materi.
4. Guru menunjuk / memanggil siswa secara bergantian memasang /
mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis.
5. Guru menanyakan alas an / dasar pemikiran urutan gambar tersebut.
6. Dari alasan / urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep /
materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.
7. Kesimpulan / rangkuman.
Kebaikan:
1. Guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa.
2. Melatih berpikir logis dan sistematis.
Kekurangan:Memakan banyak waktu. Banyak siswa yang pasif.

27. NUMBERED HEADS TOGETHER

Numbered Heads Together adalah suatu metode belajar dimana setiap siswa
diberi nomor kemudian dibuat suatu kelompok kemudian secara acak guru
memanggil nomor dari siswa.
Langkah-langkah:
1. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok
mendapat nomor.
2. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya
3. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap
anggota kelompok dapat mengerjakannya.
4. Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil
melaporkan hasil kerjasama mereka.
5. Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang
lain.
6. Kesimpulan.
Kelebihan:
 Setiap siswa menjadi siap semua.
 Dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh.
 Siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai.
Kelemahan:
 Kemungkinan nomor yang dipanggil, dipanggil lagi oleh guru.
 Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru

28. METODE INVESTIGASI KELOMPOK (GROUP INVESTIGATION)

Metode investigasi kelompok sering dipandang sebagai metode yang paling


kompleks dan paling sulit untuk dilaksanakan dalam pembelajaran kooperatif.
Metode ini melibatkan siswa sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik
maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Metode ini menuntut
para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi
maupun dalam ketrampilan proses kelompok (group process skills). Para guru
yang menggunakan metode investigasi kelompok umumnya membagi kelas
menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 5 hingga 6 siswa dengan
karakteristik yang heterogen. Pembagian kelompok dapat juga didasarkan atas
kesenangan berteman atau kesamaan minat terhadap suatu topik tertentu. Para
siswa memilih topik yang ingin dipelajari, mengikuti investigasi mendalam
terhadap berbagai subtopik yang telah dipilih, kemudian menyiapkan dan
menyajikan suatu laporan di depan kelas secara keseluruhan. Adapun deskripsi
mengenai langkah-langkah metode investigasi kelompok dapat dikemukakan
sebagai berikut:

a. Seleksi topik
Parasiswa memilih berbagai subtopik dalam suatu wilayah masalah
umum yang biasanya digambarkan lebih dahulu oleh guru. Para siswa
selanjutnya diorganisasikan menjadi kelompok-kelompok yang
berorientasi pada tugas (task oriented groups) yang beranggotakan 2
hingga 6 orang. Komposisi kelompok heterogen baik dalam jenis
kelamin, etnik maupun kemampuan akademik.
b. Merencanakan kerjasama
Parasiswa beserta guru merencanakan berbagai prosedur belajar
khusus, tugas dan tujuan umum yang konsisten dengan berbagai topik
dan subtopik yang telah dipilih dari langkah a) di atas.
c. Implementasi
Parasiswa melaksanakan rencana yang telah dirumuskan pada langkah
b). Pembelajaran harus melibatkan berbagai aktivitas dan ketrampilan
dengan variasi yang luas dan mendorong para siswa untuk
menggunakan berbagai sumber baik yang terdapat di dalam maupun di
luar sekolah. Guru secara terus-menerus mengikuti kemajuan tiap
kelompok dan memberikan bantuan jika diperlukan.
d. Analisis dan sintesis
Parasiswa menganalisis dan mensintesis berbagai informasi yang
diperoleh pada langkah c) dan merencanakan agar dapat diringkaskan
dalam suatu penyajian yang menarik di depan kelas.
e. Penyajian hasil akhir
Semua kelompok menyajikan suatu presentasi yang menarik dari
berbagai topik yang telah dipelajari agar semua siswa dalam kelas
saling terlibat dan mencapai suatu perspektif yang luas mengenai topik
tersebut. Presentasi kelompok dikoordinir oleh guru.
f. Evaluasi
Guru beserta siswa melakukan evaluasi mengenai kontribusi tiap
kelompok terhadap pekerjaan kelas sebagai suatu keseluruhan.
Evaluasi dapat mencakup tiap siswa secara individu atau kelompok,
atau keduanya.

29. METODE JIGSAW

Pada dasarnya, dalam model ini guru membagi satuan informasi yang besar
menjadi komponen-komponen lebih kecil. Selanjutnya guru membagi siswa
ke dalam kelompok belajar kooperatif yang terdiri dari empat orang siswa
sehingga setiap anggota bertanggungjawab terhadap penguasaan setiap
komponen/subtopik yang ditugaskan guru dengan sebaik-baiknya. Siswa dari
masing-masing kelompok yang bertanggungjawab terhadap subtopik yang
sama membentuk kelompok lagi yang terdiri dari yang terdiri dari dua atau
tiga orang.

Siswa-siswa ini bekerja sama untuk menyelesaikan tugas kooperatifnya dalam:


a) belajar dan menjadi ahli dalam subtopik bagiannya; b) merencanakan
bagaimana mengajarkan subtopik bagiannya kepada anggota kelompoknya
semula. Setelah itu siswa tersebut kembali lagi ke kelompok masing-masing
sebagai “ahli” dalam subtopiknya dan mengajarkan informasi penting dalam
subtopik tersebut kepada temannya. Ahli dalam subtopik lainnya juga
bertindak serupa. Sehingga seluruh siswa bertanggung jawab untuk
menunjukkan penguasaannya terhadap seluruh materi yang ditugaskan oleh
guru. Dengan demikian, setiap siswa dalam kelompok harus menguasai topik
secara keseluruhan.

30. METODE TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT)

Pembelajaran kooperatif model TGT adalah salah satu tipe atau model
pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh
siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor
sebaya dan mengandung unsur permainan dan reinforcement.
Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran
kooperatif model TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks
disamping menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat dan
keterlibatan belajar.

Ada5 komponen utama dalam komponen utama dalam TGT yaitu:


1. Penyajian kelas
Pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi dalam penyajian
kelas, biasanya dilakukan dengan pengajaran langsung atau dengan
ceramah, diskusi yang dipimpin guru. Pada saat penyajian kelas ini siswa
harus benar-benar memperhatikan dan memahami materi yang
disampaikan guru, karena akan membantu siswa bekerja lebih baik pada
saat kerja kelompok dan pada saat game karena skor game akan
menentukan skor kelompok.
2. Kelompok (team)
Kelompok biasanya terdiri dari 4 sampai 5 orang siswa yang anggotanya
heterogen dilihat dari prestasi akademik, jenis kelamin dan ras atau etnik.
Fungsi kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman
kelompoknya dan lebih khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok
agar bekerja dengan baik dan optimal pada saat game.
3. Game
Game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk menguji
pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian kelas dan belajar
kelompok. Kebanyakan game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan sederhana
bernomor. Siswa memilih kartu bernomor dan mencoba menjawab
pertanyaan yang sesuai dengan nomor itu. Siswa yang menjawab benar
pertanyaan itu akan mendapat skor. Skor ini yang nantinya dikumpulkan
siswa untuk turnamen mingguan.
4. Turnamen
Biasanya turnamen dilakukan pada akhir minggu atau pada setiap unit
setelah guru melakukan presentasi kelas dan kelompok sudah mengerjakan
lembar kerja. Turnamen pertama guru membagi siswa ke dalam beberapa
meja turnamen. Tiga siswa tertinggi prestasinya dikelompokkan pada meja
I, tiga siswa selanjutnya pada meja II dan seterusnya.
5. Team recognize (penghargaan kelompok)
Guru kemudian mengumumkan kelompok yang menang, masing-masing
team akan mendapat sertifikat atau hadiah apabila rata-rata skor memenuhi
kriteria yang ditentukan. Team mendapat julukan “Super Team” jika rata-
rata skor 45 atau lebih, “Great Team” apabila rata-rata mencapai 40-45 dan
“Good Team” apabila rata-ratanya 30-40

KESIMPULAN

Belajar atau pembelajaran adalah merupakan sebuah kegiatan yang wajib kita lakukan
dan kita berikan kepada anak-anak kita. Karena ia merupakan kunci sukses unutk
menggapai masa depan yang cerah, mempersiapkan generasi bangsa dengan wawasan
ilmu pengetahuan yang tinggi. Yang pada akhirnya akan berguna bagi bangsa, negara,
dan agama. Melihat peran yang begitu vital, maka menerapkan metode yang efektif
dan efisien adalah sebuah keharusan. Dengan harapan proses belajar mengajar akan
berjalan menyenangkan dan tidak membosankan.

Kesimpulannya, tidak ada satupun metode pengajaran dan penyampain materi ke anak
didik yang sempurna. Buktinya, tiap-tiap metode memiliki celah dan kelemahan di
sana-sini. Jadi, semuanya tergantung tenaga pendidik dalam mengoptimalisasikan
kelebihan yang tersedia serta meminimalisir berbagai kelemahan yang ada pada tiap-
tiap metode. Saya yakin, dengan adanya keserasian antara metode yang diterapkan
dengan kemampuan yang dimiliki oleh tenaga pendidik jauh lebih ampuh dalam
mencapai hasil optimal dalam proses belajar mengajar ketimbang "sibuk" menerapkan
tradisi pengajaran lama yang kurang berbobot dan terkadang begitu monoton!

Anda mungkin juga menyukai