PEMBAHASAN
A. Hasil
hasil yang tidak memenuhi syarat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan RI pada
kedua sampel.
10 -1 2 koloni
10 -2 16 koloni
10 -3 2 koloni
10 -4 0 koloni
𝐾𝑀+𝐾𝑃
Rata-rata pengenceran (X) =
2
0+2
=
2
=1
101 =10, 102 =100, 103 =1000, 104 =10000
(𝑎−𝑋).10+(𝑏−𝑋).100+(𝑐−𝑋).1000+(𝑑−𝑋).10000
Perhitungan =
4
(2−1).10+(16−1).100+(2−1).1000+(0−1).10000
=
4
10+1500+1000+0
=
4
=627,5
13
14
10 -1 1 koloni
10 -2 70 koloni
10 -3 26 koloni
10 -4 9 koloni
𝐾𝑀+𝐾𝑃
Rata-rata pengenceran (X) =
2
0+2
=
2
=1
101 =10, 102 =100, 103 =1000, 104 =10000
(𝑎−𝑋).10+(𝑏−𝑋).100+(𝑐−𝑋).1000+(𝑑−𝑋).10000
Perhitungan =
4
(1−1).10+(70−1).100+(26−1).1000+(9−1).10000
=
4
0+6900+25000+80000
=
4
=27,975
B. Pembahasan
dikedua sampel tidak memenuhi syarat dari peraturan Badan Pengawas Obat dan
Kabupaten Magelang.
15
1. Wajik
Baku Mutu =
Menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan RI
Jenis Makanan Jenis cemaran Batas Maksimum
microba
Dodol ,wingko Kapang 2 X 102 koloni/g
berbasis tepung beras
ketan dan wajik
2. Egg Roll
Dihasilkan dari perhitungan sampel egg roll adalah 2,8.104 dan dapat
Baku Mutu =
Menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan RI
Jenis Makanan Jenis cemaran Batas Maksimum
microba
Tepung tapioka,tpung Kapang 1 X 104 koloni/g
hunkwee,tepung kacang
hijau,tepung
singkong,tepung ,tepung
garut,tepung siap pakai
untuk kue
16
Dari hasil kedua sampel tersebut terdapat penganceran 10-2 dengan hasil
lebih tinggi dari pengenceran 10-1 hal tersebut dapat dikarenakan karena 2 faktor
yaitu :