Anda di halaman 1dari 5

Penanggulangan penyakit menular seksual

1. Hiv aids
Berikut ini, 4 rumusan tindakan strategis yang dapat dilakukan guna
meningkatkan penanggulangan HIV/AIDS di kota dan kabupaten :
Strategi 1 : Menyediakan dan meningkatkan sitem penanggulangan HIV/AIDS.
Sistem penanggulangan HIV/AIDS sudah ada dibeberapa daerah dimana pencegahan dan
perawatan bagi orang terinfeksi dilengkapi dengan sistem itu. Namun sistem yang ada
belum terintegasi dengan baik dan tidak memiliki perawatan yang memadai. Bahkan ada
beberapa kota yang belum memiliki sistem penanggulangan HIV/AIDS sama sekali. Oleh
karena itu pencegahan dan perawatan dalam penanggulangan HIV/AIDS adalah prioritas
utama yang harus dilakukan. Secara teknis pemerintah daerah harus menyediakan dan
meningkatkan sistem penanggulangan HIV/AIDS tersebut.
Strategi 2 : Menata institusi teknis pemerintah dan membuat peraturan. Instansi
yang bertanggung jawab terhadap penyediaan dan peningkatan penanggulangan
HIV/AIDS perlu ditingkatkan dengan melibatkan dengan beberapa instansi
lainnyadibawah koordinasi kantor walikota. Oleh karena, secara subtansial penyediaan
dan peningkatan penanggulangan HIV/AIDS tidak dapat dipisahkan maka peran KPAP,
DINKES, dll hendaknya mepunyai komitment yang kuat dalam penanggulangan
HIV/AIDS pada masing – masing kota atau kabupaten. Disamping itu peraturan pada
tingkat peraturan daerah perlu diadakan sebagai instrumen dalam penanggulangan
HIV/AIDS.
Strategi 3 : Meningkatkan partisipasi masyarakat. Partisipasi masyarakat
merupakan aspek yang potensial untuk menunjang penanggulangan HIV/AIDS, Oleh
karena itu, sangat penting pemerintah melakukan tindakan guna meningkatkan,
memperbaiki dan partisipasi kesadaran masyarakat. Tindakan yang dapat dilakukan
berupa penyebaran informasi, membuat program yang berhubungan dengan
penanggulangan HIV/AIDS, peningkatan kapasitas bagi lembaga-lembaga swadaya
masyarakat (Misalnya : Lembaga Pemberdayaan Masyarakat yang ada di tingkat
kelurahan) untuk memberikan informasi yang tepat tentang HIV/AIDS pada warga.
Kegiatan seperti ini perlu dilakukan guna mencegah infeksi baru pada masyarakat luas
serta menurunkan stigma dan diskriminasi pada odha.
Strategi 4 : Mencari dana penunjang dari masyarakat dan swasta. Secara umum,
sumber keuangan untuk penanggulangan HIV/AIDS berasal dari Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara (APBN) atau Daerah (APBD). Sumber keuangan lain yang
berpotensi sebagai penunjang dapat berasal dari pihak masyarakat atau swasta. Hal ini
dapat dilakukan dengan pertimbangan bahwa penanggulangan HIV/AIDS melibatkan
semua pihak (Stakeholder) misalnya pihak yang menyediakan tempat hiburan malam
(cafe, lokalisasi, diskotik, dll) dan masyarakat. Dana dapat diperoleh dengan cara
membayar retribusi atau pajak bagi pihak-pihak yang menyediakan tempat hiburan
malam. Namun, semua tindakan tersebut harus dilakukan berdasarkan peraturan resmi
pemerintah.

2. Hespes kelamin

Untuk mengurangi gejala infeksi herpes genital, dokter akan memberikan obat-obatan
antivirus seperti asiklovir, famsiklovir, dan valasisklovir. Obat-obatan ini hanya berfungsi
mencegah virus herpes simpleks agar tidak menggandakan diri, tapi tidak bisa
menghilangkan virus dari tubuh secara sepenuhnya.

Jika gejala infeksi tidak terlalu parah, konsumsi obat antivirus mungkin tidak
diperlukan. Sebagai gantinya, dokter akan menyarankan pasien untuk meredakan gejala
yang muncul dengan perawatan mandiri di rumah. Berikut ini adalah beberapa hal yang bisa
dilakukan:

 Bersihkan luka atau tukak agar tidak menjadi infeksi sekaligus mempercepat
penyembuhan. Pembersihan ini bisa dengan menggunakan air biasa atau air garam.
 Untuk meringankan rasa sakit, tutup luka dengan es batu yang dibalut dengan kain.
Jangan menempelkan es secara langsung pada permukaan yang terluka.
 Gunakan krim penghilang rasa sakit pada luka melepuh atau tukak. Selain itu
perbanyaklah minum air mineral. Kedua hal ini bertujuan untuk memudahkan dan
meringankan rasa sakit saat buang air kecil.
 Gunakan pakaian yang longgar untuk mengurangi rasa sakit pada area kulit yang
mengalami luka lepuh.
Herpes Genital pada Pengidap HIV

Herpes genital yang terlalu sering kambuh bisa disebabkan karena sistem kekebalan
tubuh melemah. Hal ini menandakan bahwa jumlah antibodi yang dihasilkan tubuh untuk
melawan infeksi berkurang. Alhasil, gejala herpes lebih sering terjadi dan tingkat
keparahannya menjadi lebih serius.

Bagi yang sering mengalami infeksi herpes genital berulang dan memiliki rutinitas
seksual kurang aman (berganti-ganti pasangan, tidak mengenakan kondom atau pengaman,
melakukan hubungan seks anal), disarankan untuk melakukan tes HIV. Penderita HIV
memiliki kekebalan tubuh yang jauh lebih lemah dibanding orang yang sehat, sehingga
memerlukan penanganan khusus yang berbeda dengan penderita lainnya.

3. Gonore
Bakteri gonore dapat diobati dengan suntikan antibodi, biasanya dokter memberikan
saran untuk kembali melakukan pemeriksaan setelah satu sampai dua minggu untuk
memastikan bakteri gonore telah hilang sepenuhnya.

4. Infeksi jamur

Jika infeksi jamur pada vagina Anda tidak disebabkan oleh kehamilan, Anda bisa
merawatnya sendiri di rumah dengan obat-obatan yang bisa Anda beli tanpa resep dokter,
seperti dengan mengoleskan krim antijamur (butoconazole, clotrimazole, miconazole,
dan terconazole) di area bermasalah atau minum tablet antijamurfluconazole untuk mengatasi
gejalanya dari dalam. Jika Anda hamil, jangan sembarangan pakai obat untuk menangani
infeksi Candida apapun tanpa membicarakannya dulu dengan dokter.

5. Sifilis

Pengobatan sipilis tergantung pada tahapan penyakit:

- Tahap satu cukup mudah untuk disembuhkan dengan antibiotik, baik dengan cara
disuntik atau diminum.
- Jika Anda berada dalam tahap 2 dan tahap 3 penyakit ini, Anda akan diberikan antibiotik
untuk waktu yang lama.

Biasanya darah Anda akan diperiksa setelah pengobatan untuk memastikan bahwa
infeksi sudah hilang.

Seperti apa sperma yang normal?

Ketika dilihat dari mikroskop, kepala sperma yang normal berbentuk oval dengan
panjang 4,0-5,5 mm dan lebar 2,5-3,5 mm. Normalnya, leher berbentuk kurus berukuran 1-2µm.
Pada bagian ini tidak boleh terdapat sisa-sisa zat proses pematangan sperma. Ekor sperma yang
normal memiliki panjang 9-10 kali dari panjang kepala, berbentuk lurus memanjang dari leher
atau membentuk alur gelombang.

Sperma dianggap memiliki kelincahan gerak (motilitas) normal jika 40% dari
keseluruhan sperma bisa bergerak bebas, dan setidaknya 32% harus berenang dalam gerakan
maju atau di dalam lingkaran besar.

Ketika sampel dilihat secara kasat mata lewat uji makroskopik, cairan mani yang normal
seharusnya berwarna putih keabuan atau putih mutiara, dan berbau khas seperti bunga akasia.
Air mani Anda dikatakan normal jika setelah diperiksa volumenya minimal 1,5 mililiter, dengan
kandungan 15 juta sel sperma per mililiternya. Setelah dikeluarkan, air mani yang normal akan
cepat menggumpal namun kembali mencair lagi dalam waktu kurang lebih 60 menit.

Kadar pH air mani yang normal seharusnya sekitar 7,2. Apabila pH-nya terlalu basa
(lebih dari 8), ini menandakan potensi infeksi. Apabila pH air mani Anda kurang dari 7 (terlalu
asam) dan jumlah spermanya sangat sedikit ketika dilihat dari mikroskop, ini mungkin
menandakan adanya kerusakan pada saluran pengalir sperma yang menyebabkan masalah
ejakulasi seperti ejakulasi retrograde (ejakulasi terbalik).

Sperma dinyatakan masih bisa berfungsi baik jika 4% dari total sel sperma dalam sampel
berbentuk normal. Jika jumlah sperma Anda rendah ketika dilihat lewat mikroskop, namun
ternyata memiliki gerak yang tergolong baik (60% atau lebih sperma bergerak), maka masalah
kesuburan tidak perlu dikhawatirkan.

Apabila pada sampel ditemukan banyak sel darah putih, patut dicurigai adanya infeksi
pada saluran reproduksi laki-laki. Infeksi dan/atau penyakit tertentu, seperti diabetes, dapat
memengaruhi kesuburan Anda secara tidak langsung. Jika hasil tes kesuburan pria dinyatakan
tidak normal atau tidak subur, segeralah buat janji temu dengan dokter untuk mendiskusikan
langkah perawatan selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai