SEKOLAH
DOSEN PEMBIMBING
DISUSUN OLEH:
T.A 2018/2019
KATA PENGANTAR
Segala Puji bagi allah SWT, atas rahmat dan hidayah nya penulis dapat menyelesaikan makalah
dengan judul KONSEP DASAR PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BBL
SAKIT. Makalah ini di tulis untuk memenuhi kebutuhan dan tuntunan berbagai kalangan dalam
melakukan pendokumentasian pada asuhan kebidanan yang telah di gunakan. Sebagai makalah
pendokumentasian asuhan kebidanan, di tujukan kepada mahasiswa kebidanan, praktisi bidan
agar lebih mudah dan memahami dan menerapkan pemberian asuhan kebidanan.
Penulis menyadari makalah ini masih sangat jauh dari sempurna. Penulis membuka diri untuk
menerima masukan dan kritikan yang membangun, demi penyempurnaan makalah ini,semoga
makalah ini bermanfaat bagi bidan .
penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR……………………………………………………………………….......
BAB I
KONSEP DASAR
DOKUMENTASI…………….......................................................................
1. PENDAHULUAN ……………………………………………………………………....
B . PENGERTIAN DOKUMENTASI…………………………………………………………...
1. TUJUAN DOKUMENTASI…………………………………………...............................
2. PRINSIP-PRINSIP DOKUMENTASI KEBIDANAN ……………………………..........
3. ASPEK LEGAL DALAM DOKUMENTASI…………………………………………....
4. MANFAAT DOKUMENTASI……………………………………...................................
BABII
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama dalam bidang
kesehatan yang saat ini terjadi di negara Indonesia. Derajat kesehatan anak mencerminkan
derajat kesehatan bangsa, sebab anak sebagai generasi penerus bangsa memiliki kemampuan
yang dapat dikembangkan dalam meneruskan pembangunan bangsa. Berdasarkan alasan
tersebut, masalah kesehatan anak di prioritaskan dalam perencanaan atau penataan
pembangunan bangsa.
Angka kesakitan bayi menjadi indicator kedua dalam menentukan derajat kesehatan
anak, karena nilai kesehatan merupakan cerminan dari lemahnya daya tahan tubuh bayi dan
anak balita. Angka kesakitan tersebut juga dapat dipengaruhi oleh status gizi, jaminan
pelayanan kesehatan anak, perlindungan kesehatan anak, factor sosial anak dan pendidikan
ibu (Hidayat, 2008).
Angka kejadian diare nasional tahun 2006 sebesar 423 per 1.000 penduduk pada
semua umur (hasil survey subdit diare, Ditjen PP dan PL Depkes) sekitar 162.000 balita
meninggal setiap tahun atau sekitar 460 balita setiap harinya. Dari hasil Survey Kesehatan
Rumah Tangga (SKRT) di Indonesia, diare merupakan penyebab kematian nomor 3 bagi
bayi setelah pneumonia dan radang paru-paru.
Jumlah penderita diare di Provinsi Jawa Timur pada tahun 2006 sebesar 837.724,
dengan penderita pada balita 346.297, balita dengan diare yang ditangani sebesar 41,33 %,
sedangkan Case Fatality Rate (CFR) sebesar 0,03 %.
1.2 Tujuan
Mahasiswa diharapkan mengerti dan memahami teori yang didapatkan selama proses
belajar mengajar sehingga dapat menerapkan secara nyata, sesuai tugas dan wewenang
bidan dan untuk menambah pengetahuan tentang anak sakit dengan diare, macam, serta
penanganannya.
PEMBAHASAN
Dokumentasi ini perlu karna dapat digunakan sebagai bahan untuk mempertanggung
jawabkan tindakan yang dilakukan dan juga bila ada kejadian gunggatan, maka dokumentasi
kebidanan dapat memebantu. Bidan sebagai tenaga kesehatan dan pelaksana asuhan
kebidanan wajib mencatat dan melaporkan kegiatannya yang dokumentasinya harus
tersimpan dengan baik. Sistem pendokumentasian yang dilaksanakan dapat memberikan
manfaat antara lain sebagai sarana komunikasi antara tenaga kesehatan, sarana untuk dapat
mengikuti perkembangan dan evaluasi pasien, dapat dijadikan data penelitian dan
pendidikan, dan mempunyai nilai hukum merupakan dokumentasi yang sah. Dalam
kebidanan banyak hal penting yang harus didokumentasikan yaitu segala asuhan atau
tindakan yang diberikan oleh bidan baik pada ibu hamil, bersalin, nifas, bayi, dan keluarga
berencana.
Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang berarti bahan pustaka, baik yang
berbentuk tulisan maupun rekaman lainnya seperti dengan pita
suara/cassete,vidio,film,gambar dan foto (suyono trino). Dalam kamus besar bahasa
indonesia adalah surat yang tertulis/tercetak yang dapat di pakai sebagai bukti keterangan
(seperti akta kelahiran, surat nikah, surat perjanjian, dan sebagainya). Dokumen dalam
bahasa inggris berarti satu atau lebih lembar kertas resmi (offical) dengan tulisan di
atasnya. Secara umum dokumentasi dapat di artikan sebagai suatu catatan otentik atau
semua surat asli yang dapat di rtikan sebagai suatu catatan otentik atau semua surat asli
yang dapat di buktikan atau di jadikan bukti dalam persoalan hukum. Dokumentasi adalah
suatu proses pencatatan, penyimpanan informasi data atau fakta yang bermakna dalam
pelaksanaan kegiatan(peter Sali).
1. Tulisan yang berisi komunikasi tentang kenyataan yang essensial untuk menjaga
kemungkinan-kemungkinan yang bisa terjadi untuk suatu periode tertentu.
2. Menyiapkan dan memelihara kejadian-kejadian yang di perhitungkan melalui
gambaran, catatan /dokumentasi.
3. Membuat catatan pasien yang otentik tentang kebutuhan asuhan kebidanan,
4. Memonitor catatan profesional dan data dari pasien, kegiatan perawatan,
perkembangan pasien menjadi sehat atau sakit dan hasil asuhan kebidanan.
5. Melaksanakan kegiatan perawatan, mengurangi penderitaan dan perawatan pada
pasien yang hampir meninggal dunia.
Dokumentasi mempunyai 2 sifat yaitu tertutup dan terbuka, tertutup apabila di dalam berisi
rahasia yang tidak pantas di perlihatkan, di ungkapakan dan di sebarluaskan kepada
masyarakat.terbuka apabila dokumen tersebut selalu berinteraksi fengan lingkungan nya
yang menerima dan menghimpun informasi.
Dokumentasi dalam kebidanan adalah suatu bukti pencatatan dan pelaporan yang di
miliki oleh bidan dalam melakukan catatan perawatan yang berguna untuk kepentingan
Klien, bidan dan tim kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan dengan dasar
komunikasi yang akurat dan lengkap secara tertulis dengan tanggung jawab bidan.
Dokumentasi dalam asuhan kebidanan merupakan suatu pencatatan yang lengkap dan
akurat terhadap keadaan/kejadian yang dilihat dalam pelaksanaan asuhan kebidanan
(proses asuhan kebidanan).
Dokumentasi yang dikomunikasikan secara akurat dan lengkap dapat berguna untuk:
Sebagai upaya untuk melindungi pasien terhadap kualitas pelayanan keperawatan yang
diterima dan perlindungan terhadap keamanan perawat dalam melaksanakan tugasnya,
maka perawat/bidan diharuskan mencatat segala tindakan yang dilakukan terhadap pasien.
Hal ini penting berkaitan dengan langkah antisipasi terhadap ketidakpuasan pasien
terhadap pelayanan yang diberikan dan kaitannya dengan aspek hukum yang dapat
dijadikan settle concern, artinya dokumentasi dapat digunakan untuk menjawab
ketidakpuasan terhadap pelayanan yang diterima secara hukum.
Dokumentasi asuhan kebidanan yang dilaksanakan secara baik dan benar akan membantu
para siswa kebidanan maupun siswa kesehatan lainnya dalam proses belajar mengajar
untuk mendapatkan pengetahuan dan membandingkannya, baik teori maupun praktek
lapangan.
Informasi yang ditulis dalam dokumentasi dapat digunakan sebagai sember data penelitian.
Hal ini erat kaitannya dengan yang dilakukan terhadap asuhan kebidanan yang diberikan,
sehingga melalui penelitian dapat diciptakan satu bentuk pelayanan keperawatan dan
kebidanan yang aman, efektif dan etis.
Melalui dokumentasi yang diakukan dengan baik dan benar, diharapkan asuhan kebidanan
yang berkualitas dapat dicapai, karena jaminan kulitas merupakan bagian dari program
pengembangan pelayanan kesehatan. Suatu perbaikan tidak dapat diwujudkan tanpa
dokumentasi yang kontinu, akurat dan rutin baik yang dilakukan oleh bidan maupun tenaga
kesehatan lainnya. Audit jaminan kualitas membantu untuk menetapkan suatu akreditasi
pelayanan kebidanan daam mencapai standar yang telah ditetapkan.
Dengan dokumentasi akan didapatkan data yang actual dan konsisten mencakup seluruh
asuhan kebidanan yang dilakukan.
9. Untuk mencatat
Dokumentasi akan diperluakn untuk memonitor kinerja peralatan, system, dan sumber
daya manusia. Dari dokumentasi ini, manajemen dapat memutuskan atau menilai apakah
departemen tersebut memenuhi atau mencapai tujuannya dalam skala waktu dan batasan
sumber dayanya. Selain itu manajemen dapat mengukur kualitas pekerjaan, yaitu apakah
outputnya sesuai dengan spesifikasi dan standar yang telah ditetapkan.
Dokumentasi yang baik akan membantu dalam pelatihan untuk tujuan penanganan instalasi
baru atau untuk tujuan promosi.
Catatan pasien merupakan dokumen yang legal dan bermanfaat sendiri juga bagi
tenaga kesehatan yang mengandung arti penting dan perlu memperhatikan prinsip
dokumentasi yang dapat ditinjau dari dua segi yaitu :
1. Prinsip pencatatan
2. Ditinjau dari isi
Semua catatan informasi tentang klien merupakan dokumentasi resmi dan bernilai
hukum.bila terjadi suatu masalah yang berhubungan dengan profesi kebidanan,dimana
bidan sebagai pemberi jasa,maka dokumentasi dapat digunakan sewaktu-waktu,sebagai
barang bukti di pengadilan.oleh karena itu data-data harus di identifikasi secara
lengkap,jelas,objektif dan ditandatangani oleh tenaga kesehatan
2. Sistem pencatatan
3. Model naratif
4. Model orientasi masalah
5. Model fokus
Simplicity (kesederhanaan)
Conservatism
Dokumentasi harus benar-benar akurat yaitu didasari oleh informasi dari data yang
dikumpulkan.dengan demikian jelas bahwa data tersebut berasal dari pasien, sehingga
dapat dihindari kesimpulan yang tidak akurat.sebagai akhir catatan ada tanda tangan dan
nama jelas pemberi asuhan
Kesabaran
Precision (ketepatan)
Dokumentasi memerlukan kejelasan dan objektivitas dari data-data yang ada,bukan data
samaran yang dapat menimbulkankan kerancuan
Confidentiality (rahasia)
Informasi yang dapat dari pasien didokumentasikan dan petugas wajib menjaga atau
melindungi rahasia pasien yang bersangkutan
Dapat dibuat catatan secara singkat,kemudian dipindahkan secara lengkap (dengan nama
dan identifikasi yang jelas)
Hasil observasi atau perubahan yang nyata harus segera dicatat Dalam keadaan
emergency dan bidannya terlibat langsung dalam tindakan, perlu ditugaskan seseorang
khusus untuk mencatat semua tindakan secara berurutan
Selalu tulis nama jelas dan jam serta tanggal tindakan dilaksanakan
Rekam medis yang mudah dibaca dan akurat merupakan dokumentsai pelayanan
kesehatan yang sangat menentukan yang mengkomunikasikan informasi penting tentang
pasien ke berbagai profesional.Dalam kasus hukum,rekam medis dapat menjadi landasan
berbagai kasus gugatan atau sebagai alat pembela diri Bidan,Perawat,Dokter atau fasilitas.
2. Tindakan kriminal
Tindakan kriminal berkaitan dengan perselisihan antara individu dan masyarakat secara
keseluruhan .
1. Manfaat Dokumentasi
Berapa manfaat dokumentasi ditinjau dari berbagai aspek antara lain yaitu :
1. Aspek Administrasi
2. Untuk mendefinisikan fokus asuhan bagi klien atau kelompok
3. Untuk membedakan tanggung gugat bidan dari tanggung gugat anggota tim pelayana
kesehatan yang lain
4. Untuk memberikan penelahaan dan pengevaluasian asuhan (perbaikan kualitas )
5. Untuk memberikan kriteria klasifikasi pasien
6. Untuk memberikan justifikasi
7. Untuk memberikan data guna tinjauan adminitrasi dan legal
8. Untuk memenuhi persyaratan hukum, akreditasi dan profesional
9. Untuk memberikan data penelitian dan tujuan pendidikan
10. Aspek Hukum
Semua catatan informasi tentang klien merupakan dokumentasi resmi dan bernilai
hukum. Bila terjadi suatu masalah yang berhubungan dengan profesi kebidanan, dimana
bidan sebagai pemberi jasa dan klien sebagai pengguna jasa,maka dokumentasi
diperlukan sewaktu-waktu. Dokumentasi tersebut dapat dipergunakan sebagai barang
bukti dipengadilan. Oleh karena itu data-data harus diidentifikasi secara lengkap,jelas,
objektif, dan ditandatangani oleh pemberi asuahan, tanggal dan perlunya dihindari
adanya penulisan yang dapat menimbulkan interprestasi yang salah.
3. Aspek Pendidikan
4. Aspek Penelitian
5. Aspek Ekonomi
Dokumentasi mempunyai efek secara ekonomi, semua tindakan atau asuhan yang
belum,sedang, dan telah diberikan dicatat dengan lengkap yang dapat dipergunakan
sebagai acuhan atau pertimbangan dalam biaya bagi klien.
6. Aspek Manajemen
Melalui dokumentasi dapat dilihat sejauh mana peran dalam fungsi bidan dalam
memberikan asuhan kepada klien. Dengan demikian akan dapat diambil kesimpulan
tingkat keberhasilan pemberian asuhan guna pembinaan dan pengembangan lebih lanjut.
Beberapa teknik penulisan dalam dokumentasi asuhan kebidanan pada ibu nifas
(postpartum) antara lain sebagai berikut:
1.mengumpulkan data
Data yang dikumpulkan pada masa postpartum adalah sebagai berikut:catatan pasien
sebelumnya seperti catatan perkembangan ante dan intranatal,lama postpartum,catatan
perkembangan,suhu,denyut nadi,pernapasan,tekanan darah,pemeriksaan laboratorium dan
laporan pemeriksaan tambahan,catatan obat-obatan,riwayat kesehatan ibu seperti
mobilisasi,buang air kecil,buang air besar,nafsu makan,ketidaknyamanan atau rasa
sakit,kekhawatiran,makanan bayi,reaksi bayi,reaksi proses melahirkan dan
kelahiran,kemudian pemeriksaan fisik bayi,tanda-tanda vital,kondisi payudara,puting
susu,pemeriksaan abdomen,kandung kemih,uterus,lochea mulai warna,jumlah dan
banyak,pemeriksaan perineum,seperti adanya edema,inflamasi,hematoma,pus,luka bekas
episiotomi,kondisi jahitan,ada tidaknya hemorhoid,pemeriksaan ekstremitas seperti ada
tidaknya varises,refleks,dan lain-lain.
Interpretasi data dasar yang akan dilakukan adalah beberapa data yang ditemukan pada
saat pengkajian postpartum seperti:
Diagnosis :postpartum hari pertama perdarahan nifas postsectio cesaria dan lain-lain
Beberapa hasil dari interpretasi data dasar dapat digunakan dalam identifikasi diagnosis
atau masalah potensial kemungkinan sehingga akan ditemukan beberapa diagnosis atau
masalah potensial pada masa postpartum,serta antisipasi terhadap masalah yang timbul.
4.menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera atau masalah potensial pada masa
postpartum.
Rencana asuhan menyeluruh pada masa postpartum yang dapat dilakukan antara lain
sebagai berikut:
3.diet
4.perawatan perineum
8.obat pencahar
9.dan lain-lain
b.asuhan lanjutan
2.perawatan payudara
3.rencana KB
5.dan lain-lain
6.melaksanakan perencanan
Tahap ini dilakukan dengan melaksanakan rencana asuhan kebidanan secara menyeluruh
yang dibatasi oleh standar asuhan kebidanan pada masa postpartum.
7.evaluasi
S:data objektif
Berisi tentang data dari pasien melalui anamnesis (wawancara)yang merupakan ungkapan
langsung.
O:data objektif
Data yang didapat dari hasil observasi melalui pemeriksaan fisik pada masa postpartum
P: Perencanaan
c. Diare.
Klasifikasi diare meliputi tanpa dehidrasi, dehidrasi ringan/sedang, dan dehidrasi
berat. Etiologi diare meliputi infeksi(bakteri E.Colli ), virus(rata virus), parasit(amoeba),
malabsorbsi, alergi, keracunana, defisiensi imun, atau sebab lain.
c. Disentri
Setelah 2 hari munculnya gejala, tanyakan apakah diare berkurang, apakah jumlah darah
dalam tinja berkurang, apakah nafsu makan anak membaik. Jika dehidrasi atasi dehidrasi.
Jika diare jumlah tinja dan nafsu makan tetap/memburuk ganti dengan antibiotik pilihan
untuk shigella, dan kembali 2 hari kemudian (keculai usia kurang dari 12 bulan dengan
dehidrasi pada kunjungan pertama atau campak dalam 3 bulan terakhir harus dilakukan
rujukan). Jika diare berkurang, jumlah darah berkurang dan nafsu makan membaik
lanjutkan antibiotik hingga selesai.
d. Malaria
Malaria yang dimaksud disini adalah malaria yang terjadi di daerah resiko tinggi atau
resiko rendah. Jika anak tetap demam sesudah 2 hari atau demem lgi dalam 14 hari,
lakukan penilaian ulang lengkap terhadap gejala utama untuk mencari poenyebab lain dari
demam. Tindakan dilkukan jika ada tanda bahaya umum atau kaku duduk, kondisi ini
harus diperlakukan sebagai penyakit berat dengan demam. Jika ada penyebab lain dari
demam, berikanpengobatanyangsesuai.
Jika malaria merupakan satu 0- satunya penyebab demam periksa sedian darah yang sudah
diambil sebelumnya. Jika hasilnya positif falsifarum atau aa infeksi campuran, beri
antimalaria pilihan kedua. Jika tetap demem lakukan rujukan. Jika positif untuk vivak
berikan klorokuin 3 hari + ¼ tablet primakuin/hari selama 5 hari. Jika negatif lakukan
rujukan untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Demam yang terjadi di daerah resiko rendah malaria. Jika tetap demam setelah 2 hari,
lakukan penilaian ulang lengkap untuk gejala utama dan penyebab lain. Tindakan
dilakukan jika ada tanda bahaya seperti kaku duduk, kondisi ini diperlakukan sebagai
penyakit berat dengan demam. Jika ada penyebab lain dari demam, beri pengobatan. Jika
malaria merupakan satu – satunya penyebab demam, ambil sedian darah, beri obat
antimalaria oral pilihan pertama tanpa menunggu hasil sedian darah, nasihatkan untuk
kembali dalam 2 hari jika tetap demam. Jika anak tetap demam selama 7 hari, lakukan
rujukan untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Demem yang terjadi pada daerah tanpa resiko malaria dan tidak ada kunjungan ke daerah
dengan resiko malaria. Jika tetap demem setelah 3 hari lakukan penilaian ulkang lengkap
terhadap gejala utama untuk mencari penyebab lain. Tindakan dilakukanjika ada tanda
umum atau kaku duduk, kondisi ini diperlakukan sebagai penyakit berat dengan demam.
Jika ada penyebab lain dari demam berikan pengobatan sesuai lasifikasi. Jika anak tetap
demam selama 7 hari, lakukan rujukan untuk pemeriksaan lebih lanjut. Jika tidak diketahui
penyebab dememnya anjurkan untuk kembali dalam 2 hari. Jika tetap demam pastikan
bahw anak mendapat tambahan cairan dan mau makan.
Sesudah 2 hari munculnya gejala, perhatikan apakah matanya merah dan ada nanah keluar
dari mata? Apakah ada luka di mulut? Bagaimana bau mulut? Pengobatan infeksi mata
diberikan jika mata masih bernanah. Jika pemberian obat sudah benar lakukan rujukan
tetapi jika salah ajari cara yang benar. Jika mata tidak bernanah dan tidak merah hentikan
pengobatan. Pengobatan luka dimulut diberika jika gejala memburuk dan tercium bau
busuk. Jika demikian lakukan rujukan. Jika mulut tetap atau makin membaik lakukan
pengobatan dengan gentian violet 0,25 % sampai 5 hari.
Jika tetap demem setelah 2 hari munculnya gejala lakukan penilaian ulang lengkap untuk
mencari penyebab lain. Tindakan dilakukan jika ada tanda umum atau kaku duduk kondisi
ini diperlakukan sebagai penyakit berat dengan demam. Jika ada penyebab lain berikan
pengobatan yang sesuai. Jika ada tanda – tanda DBD kondisi ini diperlakukan sebagai
DBD. Jika tetap demem selama 1 minggu lakukan rujukan.
Setelah 5 hari munculyan masalah lakukan penilaian tentang cara pemberian makan.
Nasihat ibu tentang masalah dalam pemberian makanan yang masih ada atau baru
dijumpai. Jika ada perubahan yang mendasar minta untuk kunjungan ulang. Jika berat
badan menurut usia sangat rendah minta kembali setelah 4 minggu untu evaluasi BB.
k. Anemia
Setelah 4 minggu munculnya gejala beri zat besi untuk 4 minggu berikunya dan beritahu
untuk kembali 4 minggu kemudian. Jika dalam 8 minggu masih pucat rujuk untuk
pemeriksaan lebih lanjut. Jika telapak tangan sudah tidak pucat dalam 8 minggu tidak perlu
pengobatan tambahan.
Setelah 2 hari munculnya gejala perhatikan tali pusat bayi apakah merah atau keluar
nanah? Apakah kemerahan meluas? Apakah pustula makin banyak atau parah? Tindakan
dilakukan jika ada nanah atau kemerahan menetap atau bertambah parah, jika demikian
lakukan rujukan. Jika nanah dan kemerahan membaik lanjutkan antibiotik sampai 5 hari.
Setelah 2 hari gejala trush ini muncul lakukan penilaian terhadap luka di mulut bayi. Jika
bertambah parah atau bayi bermasalah dengan menyusui lakukan rujukan. Jika luika
menetap atau membaik dan bayi mau menyusui dengan baik lanjutkan dengan gentian
violet 0,25 % sampai 5 hari.
Jika tidak segera ditangani, kadar bilirubin terus meningkat sehingga dapat
meracuni otak, terjadinya kerusakan saraf yang dapat menyebabkan cacat seperti tuli,
pertumbuhan terhambat atau kelumpuhan otak besar atau bahkan dapat menyebabkan
kematian. Jika mengalami salah satu gejala tersebut di atas segera periksakan bayi ke
dokter.
a. Pengertian Diare
Ø Diare adalah keadaan frekuensi BAB lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali
pada anak. Konsistensi feces dapat bewarna hijau atau dapat pula bercampur lendir
dan darah atau lendir saja.
Ø Diare adalah buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja yang encer dengan
frekuensi lebih banyak dari biasanya.
Ø Diare akut adalah diare yang terjadi secara mendadak dan berlangsung kurang dari 7
hari pada bayi dan anak yang sebelumnya sakit
Ø Menurut Hipocrates mendefinisikan diare sebagai pengeluaran tinja yang tidak
normal dan cair. Dibagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI / RSCM, diare diartikan
sebagai buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja yang encer dengan
frekuensi buang air besar sudah lebih dari 4 kali perhari sedangkan untuk bayi
berumur lebih dari 1 bulan dan anak, bila frekuensinya lebih dari 3 kali perhari.
1. Faktor Infeksi
b. Infeksi Parenteral :Infeksi dibagian tubuh lain di luar alat pencernaan seperti :
« Radang Tenggorokan
Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan anak berumur dibawah 2 tahun
2. Faktor Malarbsorbsi
a. Malarbsorbsi Karbohidrat (Disakarida, Monosakarida)
b. Malarbsorbsi Lemak
c. Malarbsorbsi Protein
3. Faktor Makanan
4. Faktor Psikologis
Rasa takut, cemas dan tegang, walaupun jarang jika terjadi pada anak dapat
menyebabkan diare kronis.
c. Jenis Diare
1. Diare Akut
Diare akut adalah diare yang terjadi sewaktu-waktu, tetapi gejalanya dapat
menjadi berat.
Pada diare kronis terjadinya lebih kompleks, berupa faktor yang menimbulkannya
terutama jika sering berulang pada anak. Diare kronis / diare yang menetap akan
berakhir 14 hari atau lebih lama, karena :
« Gejala-gejala sisa karena cidera usus oleh setiap enteropatogen pasca infeksi
akut.
d. Patogenesis
1. Gangguan Osmotic
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan
tekanan osmotic dalam rongga usus meninggi sehingga terjadi pergeseran air dan
elektrolit ke dalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang
usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.
2. Gangguan Sekresi
Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi
peningkatan reaksi sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjutnya
timbul diare karena terdapat peningkatan isi rongga usus.
Lebih kompleks dan faktor yang menimbulkan ialah inflasi bakteri, parasit,
malarbsorbsi, malnutrisi, dll.
e. Patofisiologi
3. Hipoglikemia
1. Bayi atau anak menjadi cengeng dan gelisah, suhu badan meningkat
4. Anus lecet
g. Komplikasi
2. Renjatan hipovolemik
4. Hipoglikemia
5. Intoleransi sekunder akibat kerusakan villi mukosa usus defisiensi enzim laktosa
6. Kejang
h. Klasifikasi Diare
Tind
Klasifikasi Diare Gejala Klasifikasi
Pen
1. Dehidrasi ■ Terdapat dua / a. Diare ■ J
lebih tanda-tanda Dehidrasi Berat klas
berikut :
♥ B
♥ Latergis / tidak untu
sadar (ren
dan
♥ Mata cowong /
cekung ■ J
mem
♥ Tidak bisa
klas
minum / malas
:
minum
♥ R
♥ Cubitan kulit
perut kembali ♥ J
sangat lambat min
dan
sela
■ J
dida
beri
untu
■ Terdapat dua / b. Diare ■ B
lebih tanda-tanda Dehidrasi Ringan dan
berikut : / Sedang renc
tabl
♥ Gelisah, rewel /
bert
marah
■ J
♥ Mata cowong /
mem
cekung
klas
♥ Haus, minum :
dengan lahap
♥ R
♥ Cubitan kulit
♥ J
perut kembali
min
sangat lambat
dan
sela
■ N
kem
■ K
3 ha
perb
■ Tidak cukup c. Diare Tanpa ■ B
tanda-tanda untuk Dehidrasi mak
di klasifikasikan renc
sebagai diare tabl
dehidrasi berat bert
atau ringan /
■ N
sedang
kem
■ K
3 ha
perb
2. Jika Diare 14 ■ Ada Dehidrasi a. Diare ■ A
hari / Lebih Persisten Berat sebe
kecu
klas
■ R
■ Tanpa b. Diare ■ N
Dehidrasi Persisten pem
diar
■ B
(10
turu
■ K
5 ha
3. Darah Dalam ■ Ada darah a. Disentri ■ B
Tinja dalam tinja yan
■ B
(10
turu
■ N
kem
■ K
2 ha
i. Pemeriksaan Penunjang
2. Pemeriksaan Darah : Darah perifer lengkap, analisis gas darah dan elektrolit
(terutama Na, K, Ca dan P serum pada diare yang disertai kejang)
3. Pemeriksaan kadar ureum dan klanin darah untuk mengetahui faal ginjal
4. Cuodenal incubation, untuk mengetahui kuman penyebab secara kuantitatif
terutama pada diare kronik
j. Penanganan
1. Pemberian Cairan
a. Cairan peroral
« Pada pasien dengan dehidrasi ringan dan sedang cairan diberikan peroral
berupa cairan yang berisikan NaCl dan NaHCO3, KCl dan Glukosa
« Untuk diare akut dan kolera pada anak diatas usia 6 bulan kadar Natrium 90
mg/l
Cara sederhana ini dapat dibuat sendiri (formula tidak lengkap) hanya
mengandung garam dan gula (NaCl dan sukrosa) atau air tajin yang diberi
garam dan gula
Ø Peroral sebanyak anak mau minum (ad libitum) atau 1 gelas tiap
defekasi
« Dehidrasi Ringan
« Dehidrasi Sedang
2. Pengobatan Dietelik
Untuk anak dibawah 1 tahun dan diatas 1 tahun dengan BB kurang dari 7 kg jenis
makanannya adalah :
a. Susu (ASI dan susu formula yang mengandung laktosa rendah dan asam lemak
tidak jenuh, misalnya LLM, almiron atau sejenisnya)
3. Obat – Obatan
« Papaverihn
« Ekstra bveladona
« Opium loperamid
« Kaolin
« Dektini
« Chorcool
« Tahurol
d. Antibiotika
Pada umumnya antibiotik tidak diperlukan untuk mengatasi diare akut kecuali
bila penyebabnya jelas, seperti :
Asuhan kebidanan ini adalah bantuan yang diberikan oleh bidan kepada klien atau
pasien yang pelaksanaannya dilakukan dengan cara :
1. Pengertian
2. Langkah-langkah
Pada langkah pertama ini berisi semua informasi yang akurat dan lengkap dari semua
sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Yang terdiri dari data subjektif data objektif.
Data subjektif adalah yang menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data
klien melalui anamnesa. Yang termasuk data subjektif antara lain biodata, riwayat
kesehatan, keluhan utama, riwayat menstruasi, riwayat kesehatan, riwayat kehamilan,
persalinan dan nifas, pengetahuan klien.
Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah potensial atau diagnosa potensial
berdasarkan diagnosa atau masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan
antisipasi bila memungkinkan dilakukan pencegahan. Bidan diharapkan dapat waspada
dan bersiap-siap diagnosa atau masalah potensial ini benar-benar terjadi.
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan untuk
dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai
dengan kondisi klien.
Pada langkah ini direncanakan usaha yang ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya.
Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap masalah atau diagnosa yang
telah di identifikasi atau di antisipasi.
Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang diuraikan pada
langkah kelima dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini bisa dilakukan
seluruhnya oleh bidan atau sebagian lagi oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya.
Walau bidan tidak melakukan sendiri ia tetap memikul tanggung jawab untuk
mengarahkan pelaksanaannya.
Ø Langkah VII : Evaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan kebidanan yang sudah
diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar tetap
terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah di identifikasi didalam diagnosa
dan masalah. Rencana tersebut dianggap efektif jika memang benar dalam
pelaksanaannya.
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 PENGKAJIAN
1. Biodata
Usia : 1 tahun
Anak Ke : 1 (satu)
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kesehatan anaknya dengan keluhan anak berak
encer dan berampas ± 6 kali dalam sehari dan sudah berlangsung selama 1 hari.
3. Riwayat Antenatal
4. Riwayat Kelahiran
5. Riwayat Imunisasi
10 / 08 28 / 11 27 / 12 27 / 12 23 / 05
Terakhir sekali
- -
di berikan
2009 2009 2009 2009 2009
Frekuensi
1x 3x 3x 4x 1x - -
pemberian
6. Riwayat Kesehatan
Ø Orang Tua : Ibu mengatakan bahwa dirinya dan suami tidak pernah
menderita penyakit menular seperti (HIV/AIDS, TBC,
Hepatitis), penyakit menurun seperti (DM, Hipertensi, Asma)
dan penyakit menahun seperti (Jantung, Ginjal).
c. Perilaku Kesehatan
Ibu mengatakan bahwa anaknya dalam keadaan sakit dan sedang menderita
penyakit diare.
Ibu mengatakan suami dan keluarganya sangat senang atas kehadiran anak
pertamnya yang sudah mulai beranjak besar.
a. Pola Nutrisi
Lauk, sayur, buah yang dikonsumsi : Tahu, tempe, telur, sayuran dan jeruk
b. Pola Eliminasi
BAK : Ibu mengatakan bahwa anaknya BAK 5-8 x perhari, warna khas,
bau khas dan tidak ada nyeri
c. Pola Aktivitas
Ibu mengatakan bahwa anaknya tidur siang ± 4 jam (12.00 – 16.00 WIB) dan
tidur malam ± 10 jam (21.00 – 07.00 WIB)
e. Personal Hygiene
1. Pemeriksaan Umum
a. Kesadaran : Composmentis
♥ TB : 75 cm
♥ Lingk. Dada : 30 cm
♥ Lingk. Kepala : 45 cm
d. Tanda-Tanda Vital :
2. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
Kepala
Ø Keadaan kulit kepala : Bersih dan tidak ada ketombe
Ø Warna rambut : Hitam
Ø Jumlah : Lebat
Ø Rontok / Tidak : Tidak Rontok
Muka
Ø Kebersihan : Bersih
Ø Pucat : Tidak pucat
Ø Oedema : Tidak oedema
Mata
Ø Bentuk : Tidak cowong
Ø Conjungtiva : Tidak anemis
Ø Sklera : Tidak ikterus
Ø Palpebra : Tidak oedema
Hidung
Ø Kebersihan : Bersih
Ø Pernafasan cuping hidung : Tidak ada
Ø Polip : Tidak ada
Ø Sekret : Tidak ada
Telinga
Ø Bentuk : Simetris
Ø Kelainan : Tidak ada
Ø Kebersihan : Bersih dan tidak ada serumen
Mulut
Ø Bentuk : Simetris, tidak ada labio skisis / palato skisis
Ø Bibir : Tidak ada stomatitis
Ø Gigi : Keadaan gigi rapi dan tidak ada caries gigi
Ø Mukosa mulut : Lembab
Ø Lidah : Bersih
Leher
Ø Pembesaran kel. tyroid : Tidak ada
Ø Pembesaran vena jugularis : Tidak ada
Aksilla
Ø Pembesaran kel. limfe : Tidak ada
Dada dan payudara
Ø Bentuk : Simetris / funnel chest
Ø Kebersihan : Bersih
Abdomen
Ø Kebersihan : Bersih
Ø Pembeesaran Abdomen : Tidak ada
Ø Turgor Kulit : Menurun
Punggung
Ø Posisi tulang belakang : Normal / Lordosis (Tegak)
Genetalia
Ø Kebersihan : Bersih
Ø Kelainan : Tidak ada
Anus
Ø Kelainan : Tidak ada
Keadaan : lecet
Ekstermitas atas & bawah
Ø Simetris : Simetris
Ø Oedema : Tidak oedema
Ø Jumlah Jari : Lengkap, tidak ada polidaktil / sindaktil
b. Palpasi
Dada & payudara
Ø Nyeri tekan : Tidak ada
Ø Tumor / benjolan : Tidak ada
Ø Keluaran : Tidak ada
Leher
Ø Pembesaran kel. tyroid : Tidak ada
Ø Pembesaran vena jugularis : Tidak ada
Abdomen
♥ Nyeri Tekan : Tidak ada
♥ Kembung : Ada kembung
c. Auskultasi
Dada
♥ Ronchi / Whezing : Tidak ada
Abdomen
♥ Bising Usus : Positif
d. Perkusi
Refleks patella : Tidak dilakukan
3. Tumbuh Kembang
a. Tumbuh (Antropometri)
♥ BB : 10 kg
♥ TB : 75 cm
♥ Lingk. Dada : 30 cm
♥ Lingk. Kepala : 45 cm
b. Kembang
4. Pemeriksaan Penunjang
a. Darah
Hemoglobin : Tidak dilakukan
b. Urine
Albumin : Tidak dilakukan
Reduksi : Tidak dilakukan
c. Pemeriksaan Laboratorium lain-lain
Tidak dilakukan
3.2 INTEPRETASI DATA DASAR, DIAGNOSA MASALAH, DAN KEBUTUHAN.
Diagnosa : An. N usia 1 tahun
DATA DASAR :
S
KEBUTUHAN : Cairan
Tanggal Jam Diagnosa / Masalah Data Dasar
08-10-2010 16.10 Anak “N” usia 1 tahun DS : Ibu mengatakan anaknya berak encer dan berampas ±
6x dalam sehari dan sudah berlangsung selama 1
hari
DO : ♥ Kesadaran : Composmentis
■ Nadi : 96 x/menit
■ RR : 35 x/menit
Tidak ada
■ RR : 40 – 60 x/menit
INTERVENSI RASIONAL
1. Lakukan pemeriksaan pada anak 1. Dengan melakukan pemeriksaan pada anak
diharapkan dapat mengetahui kondisi yang
dialami oleh anak saat ini
5. Lakukan rehidrasi dengan memberikan 5. Diharapkan keadaan anak dapat membaik dan
oralit tidak terjadi dehidrasi
b. Personal Hygiene
3.6 IMPLEMENTASI
♥ Kesadaran : Composmentis
■ Suhu : 37,1 °C
■ RR : 35 x/menit
16.35 3. Melakukan observasi kesadaran, keadaan umum dan tanda-tanda
vital
a. Nutrisi
b. Personal Hygiene
♥ Metronidazol : 3 x ½ tablet
♥ Diaform : 3 x ½ tablet
♥ Ratrim : 2 x ½ tablet
♥ CTM : 3 x ½ tablet
♥ Vosea : 3 x 1 sendok teh
3.7 EVALUASI
S : Ibu mengatakan mengerti dengan penjelasan yang telah diberikan oleh petugas dan
ibu dapat mengulang kembali apa yang telah dijelaskan oleh petugas
O : ♥ Kesadaran : Composmentis
■ Suhu : 37,1 °C
■ RR : 35 x/menit
♥ Personal Hygiene
♥ Nutrisi
♥ Kontrol ulang 3 hari lagi pada tanggal 11 Oktober 2010 atau sewaktu-waktu jika
ada keluhan
BAB IV
PENUTUP
Setelah penulis memberikan asuhan kebidanan pada Anak “N” dengan diare tanpa
dehidrasi di BPS Vinsentia Ismijati, Surabaya, maka penulis dapat mengambil suatu kesimpulan
dan saran sesuai uraian dibawah berikut :
4.1 Kesimpulan
1. Pengkajian
DO : ♥ Kesadaran : Composmentis
■ Suhu : 37,1 °C
■ RR : 35 x/menit
5. Intervensi
Diagnosa : Anak “N” usia 1 tahun dengan diare tanpa dehidrasi
1. Melakukan pemeriksaan kepada anak untuk mengetahui kondisi yang dialami oleh
anak saat ini
♥ Kesadaran : Composmentis
■ Suhu : 37,1 °C
■ RR : 35 x/menit
4. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga pasien untuk mengetahui
kondisi pasien saat ini
a. Nutrisi
♥ Diet rendah serat dengan cara melakukan pengenceran pada pembuatan susu
formula
b. Personal Hygiene
♥ Metronidazol : 3 x ½ tablet
♥ Diaform : 3 x ½ tablet
♥ CTM : 3 x ½ tablet
7. Evaluasi
S : Ibu mengatakan mengerti dengan penjelasan yang telah diberikan oleh petugas
dan ibu dapat mengulang kembali apa yang telah dijelaskan oleh petugas
O : ♥ Kesadaran : Composmentis
■ Suhu : 37,1 °C
■ RR : 35 x/menit
♥ Personal Hygiene
♥ Nutrisi
♥ Kontrol ulang 3 hari lagi pada tanggal 11 Oktober 2010 atau sewaktu-waktu
jika ada keluha
B. Saran
Hendaknya mahasiswa dapat lebih memperhatikan setiap kasus yang terjadi di tempat
praktek sehingga mahasiswa dapat menyusun setiap asuhan kebidanan yang sesuai.
Dapat memberikan bimbingan kepada mahasiswa baik dari segi teori maupun
keterampilan secara maksimal agar mahasiswa dapat bekerja secara mudah dan
mandiri dalam memberikan pelayan dengan baik dan benar sesuai dengan protap
yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
Komariah, k (2005). Perawatan ibu masa nifas dan bayi baru lahir. Jakarta.
Seller, P.M., 2000, Midwifery, Vol. 1 dan 2, 1st Edition, Juta & Co.Ltd, Cape Town
Varney, 1997, Varney’s Midwifery, 3rd Edition, Jones and Barlet Publishers, Sudbury: England
Staf Pengajar IKA FKUI 1998. Ilmu Kesehatan Anak Jilid 1. Jakarta : FKUI
Widjaja, M.C. 2002. Mengatasi Diare dan Keracunan Pada Balita. Jakarta : Kawan