Anda di halaman 1dari 33

QBL 6: INFERTILITAS

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah


Keperawatan Maternitas 2
Dosen Pengampu : Desmawati, SKp. MKep. Sp.Mat, PhD

Disusun Oleh :
TUTOR E – RUANG 307

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAKARTA
2019

1
QBL 6
INFERTILITAS

INFERTILITAS
A. DEFINISI
Infertilitas atau kemandulan, adalah ketidak-mampuan secara biologis dari pasangan
suami-istri untuk menghasilkan keturunan yang lahir hidup. Kehamilan berakhir lebih cepat
dari waktu yang diperlukan sehingga anak lahir mati.

B. KLASIFIKASI
Infertilitas terdiri dari 2 macam, yaitu:
1. Infertilitas primer yaitu jika perempuan belum berhasil hamil walaupun koitus
teratur dan dihadapkan kepada kemungkinan kehamilan selama 12 bulan berturut-
turut.
2. Infertilitas sekunder yaitu disebut infertilitas sekunder jika perempuan pernah
hamil, akan tetapi kemudian tidak berhasil hamil lagi walaupun koitus teratur dan
dihadapkan kepada kemungkinan kehamilan selama 12 bulan berturut-turut.

C. ETIOLOGI DAN FAKTOR PREDISPOSISI


Faktor perempuan
Penyebab infertilitas pada wanita dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelompok, yaitu:
a. Gangguan ovulasi
• Gangguan ovulasi seperti SOPK, gangguan pada siklus haid, insufiensi ovarium
primer. WHO membagi kelainan ovulasi ini dalam 3 kelas, yaitu:
• Kelas 1 : Kegagalan pada hipotalamus hipofisis (hipogonadotropin - hipogonadism)
• Kelas 2 : Gangguan fungsi ovarium (normogonadotropin -normogonadism)
• Kelas 3 : Kegagalan ovarium (hipergonadotropin-hipogonadism)
• Kelas 4 : Hiperprolaktinemia
b. Gangguan tuba dan pelvis
• Kerusakan tuba dapat disebabkan oleh infeksi (Chlamidia, Gonorrhoea, TBC) maupun
endometriosis. Klasifikasi kerusakan tuba yaitu:

2
• Ringan/ Grade 1 : Oklusi tuba proksimal tanpa adanya fibrosis atau oklusi tuba distal
tanpa ada distensi. Mukosa tampak baik. Perlekatan ringan (perituba-ovarium)
• Sedang/Grade 2 : Kerusakan tuba berat unilateral
• Berat/Grade 3 : Kerusakan tuba berat bilateral. Fibrosis tuba luas. Distensi tuba > 1,5
cm. Mukosa tampak abnormal. Oklusi tuba bilateral. Perlekatan berat dan luas.
c. Gangguan uterus
• Kelainan Uterus yang menyebabkan infertilitas antara lain :
• Septum Uteri : Hal ini dapat menghambat maturasi normal embrio karena kapasitas
uterus yang kecil. Septum uteri berdasarkan ukuran dibagi menjadi 3 kelompok :
• - Stadium I : 0-1 cm
• - Stadium II : 1-3 cm
• - Stadium III : >3 cm
• Mioma Uteri : Mioma khususnya mioma submukosa mempengaruhi transportasi gamet
dengan cara menghalangi ostium tuba. Pembesaran dari rahim dan distorsi dari kontur
uterus mungkin mempengaruhi implantasi, menyebabkan disfungsional kontraktilitas
uterus, yang pada gilirannya bisa mengganggu dengan migrasi sperma, transportasi sel
telur atau mengganggu nidasi.
Faktor pria
Penyebab infertilitas pada pria di bagi menjadi 3 kategori utama yaitu :
a. Gangguan produksi sperma misalnya akibat kegagalan testis primer
(hipergonadotropik hipogonadisme) yang disebabkan oleh faktor genetik (sindrome
Klinefelter, mikrodelesi kromosom Y) atau kerusakan langsung lainnya terkait
anatomi, infeksi (mumps orchitis), atau gonadotoksin.
b. Gangguan fungsi sperma, misalnya akibat antibodi antisperma, radang saluran
genital (prostatitis), varikokel, kegagalan reaksi akrosom, ketidaknormalan biokimia,
atau gangguan dengan perlengketan sperma ( ke zona pelusida) atau penetrasi.
c. Sumbatan pada duktus, misalnya akibat vasektomi, tidak adanya vas deferens
bilateral, atau sumbatan kongenital atau yang didapat pada epididimis atau duktus
ejakulatorius.
Selain itu Fertilitas laki-laki juga dapat menurun akibat dari:
a. Kelainan urogenital kongenital atau didapat

3
b. Infeksi saluran urogenital
c. Suhu skrotum yang meningkat (contohnya akibat dari varikokel)
d. Kelainan endokrin
e. Kelainan genetik
f. Faktor imunologi

D. FAKTOR RISIKO INFERTILITAS


Kemungkinan ketidak suburan dapat dipengaruhi faktor-faktor risiko sebagai berikut:
 Usia
Infertilitas wanita dapat dikaitkan dengan usia. Tingkat kesuburan wanita menurun secara
signifikan pada usia 30-an akhir. Sekitar 95 persen wanita yang berusia 35 tahun akan
hamil setelah 3 tahun melakukan hubungan seks tanpa kontrasepsi, sedangkan hanya 75
persen wanita usia 38 tahun yang hamil pada jangka waktu yang sama.
 Merokok
Kebiasaan ini dapat merusak serviks dan tabung saluran indung telur, sekaligus
meningkatkan risiko keguguran dan kehamilan ektopik. Rokok juga dianggap membuat
indung telur Anda mengalami penuaan lebih cepat dan akan menghabiskan sel telur Anda
sebelum waktunya, sehingga mempersulit kemungkinan hamil.
 Berat badan
Proses ovulasi dengan normal dapat terhambat ketika seorang wanita memiliki berat badan
berlebih atau kurang secara signifikan. Upaya mencapai berat badan sehat berdasarkan
kategori Indeks Massa Tubuh (IMT) menunjukkan dapat meningkatkan frekuensi ovulasi
serta kemungkinan hamil. Disisi lain, olahraga yang terlalu ekstrim juga dapat memicu
masalah kesuburan wanita.
 Alkohol
Konsumsi minuman beralkohol yang berlebihan dikaitkan dengan peningkatan risiko
gangguan ovulasi dan endometriosis.
 Kelainan bawaan
Infertilitas wanita bisa disebabkan oleh kelainan bawaan misalnya septate uterus, yang
dapat menyebabkan keguguran berulang atau tidak dapat hamil. Septate uterus adalah

4
kondisi ketika adanya kelainan pada rongga rahim, di mana uterus terbagi oleh dinding otot
atau jaringan ikat.
 Infertilitas tanpa sebab tertentu
Terkadang infertilitas wanita tidak dapat ditemukan penyebabnya. Hal itu bisa saja dipicu
oleh kombinasi dari beberapa faktor dari kedua pasangan. Meski sulit menerima hal
tersebut, tidak jarang masalah ini teratasi sendiri seiring dengan waktu.
 Wanita karir
Olloto dkk (2012) menyebutkan bahwa infertilitas lebih banyak ditemukan pada wanita
karir. Dalam penelitian yang dilakukan, didapatkan bahwa 72% wanita infertil merupakan
wanita karir dan sisanya wanita tidak bekerja atau yang kita kenal dengan istilah ibu rumah
tangga. Dengan demikian hasil penelitian ini sesuai dengan teori dan penelitian yang
dilakukan sebelumnya. Semakin lama durasi infertil yang dialami seorang wanita maka
kesempatan untuk memperoleh kehamilan akan semakin menurun. Pasangan yang kurang
dari tiga tahun mengalami infertilitas memiliki kesempatan yang lebih besar untuk
memperoleh kehamilan.

5
E. PATOFISIOLOGI
 PADA PRIA

Pria

Disfungsi hipotalamus & hipofisis,


terpapar radiasi dan toksik

Ketidakseimbangan hormonal

Fungsi testis Obstruksi ductus Ketidakmampuan


menurun & tubulus untuk ejakulasi

Produksi inflamasi Mempengaruhi


sperma faktor psikologis
menurun

Bentuk sperma Resiko infeksi cemas


menjadi abnormal

6
 PADA WANITA

Wanita

Gangguan hipotalamus & hipofisis, terpapar


radiasi, toksik, dan gaya hidup

Pembentukan FSH dan LH

Gangguan bentuk anatomi sistem


Abnormaltas serviks
reproduksi

Bentuk tubapalopi yang tidak Mempengaruhi proses pemasukkan


sesuai akibat cedera atau infeksi sperma

Sperma tidak dapat lewat dan tidak


terjadi fertilisasi

Hasil konsepsi tidak berkembang normal

Tidak kunjung hamil

ansietas

7
F. MANIFESTASI KLINIS
1. Wanita

 Terjadi kelainan system endokrin


 Hipomenore dan amenore
 Diikuti dengan perkembangan seks sekunder yang tidak adekuat menunjukkan
masalah pada aksis ovarium hipotalamus hipofisis atau aberasi genetik
 Wanita dengan sindrom turner biasanya pendek, memiliki payudara yang tidak
berkembang,dan gonatnya abnormal
 Wanita infertil dapat memiliki uterus
 Motilitas tuba dan ujung fimbrienya dapat menurun atau hilang akibat infeksi,
adhesi, atau tumor
 Traktus reproduksi internal yang abnormal

2. Pria
 Riwayat terpajan benda – benda mutan yang membahayakan reproduksi (panas,
radiasi, rokok, narkotik, alkohol, infeksi)
 Status gizi dan nutrisi terutama kekurangan protein dan vitamin tertentu
Riwayat infeksi genitorurinaria
 Hipertiroidisme dan hipotiroid
 Tumor hipofisis atau prolactinoma
 Disfungsi ereksi berat
 Ejakulasi retrograt
 Hypo/epispadia
 Mikropenis
 Andesensus testis (testis masih dalam perut/dalam liat paha
 Gangguan spermatogenesis (kelainan jumla, bentuk dan motilitas sperma)
 Hernia scrotalis (hernia berat sampai ke kantong testis )
 Varikhokel (varises pembuluh balik darah testis)
 Abnormalitas cairan semen

8
G. KOMPLIKASI & PROGNOSIS
Menurut Behman dan Kistner, prognosis terjadinya kehamilan pada pasangan
infertilitas tergantung pada umur suami, umur istri, dan lamanya dihadapkan pada
kemungkinan kehamilan (frekuensi senggama dan lamanya perkawinan).

Fertilitas maksimal wanita dicapai pada umur 24 tahun, sementara fertilitas maksimal
pria dicapai pada umur 24 hingga 25 tahun.pengelolaan mutahir terhadap pasangan infertile
dapat membawa kehamilan kepada lebih dari 50% pasangan, walaupun masih selalu ada 10-
20% pasangan yang belum diketahui etiologinya. Separuhnya lagi terpaksa harus hidup tanpa
anak, atau memperoleh anak dengan jalan lain, umpamanya dengan inseminasi buatan donor,
atau mengangkat anak ( adopsi ).

H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Waktu (hari keberapa Rasional
dalam siklus menstruasi)
1. Histerosalpingogram 7-10 Untuk mengidentifikasi
kelainan struktural tuba

2. Prostat test (PCT) 1-2 hari sebelum ovulasi Mengidentifikasi faktor


serviks serta kelainan
interaksi antara sperma dan
lendir serviks

3. Laparoskopi Bervariasi, sebelum ovulasi Mengidentifikasi obstruksi


tuba atau adhesi peritoneal

4. Reaksi antigen- Bervariasi, saat ovulasi Tes imunologi untuk


antibodi imobilisasi menentukan interaksi lendir
sperma serviks dan sperma

5. Tes progestin
challenge Saat ovulai Untuk mengevaluasi ovulasi

9
6. Peningkatan LH di
urine (alat Setiap hari, mulai 2-3 hari Mengidentifikasi
pemeriksaan ovulasi sebelum peningkatan LH peningkatan LH,
di rumah) diharapkan mendokumentasikan ovulasi

7. Ultrasound
Transvaginal Bervariasi Mengidentifikasi
abnormalitas struktur uterus
8. Pemeriksaan
progesteron plasma 20-25 (atau 1 minggu Fase midluteal; memeriksa
di serum sebelum menstruasi apakah produksi progesteron
diperkirakan) oleh korpus luteum adekuat
9. Suhu tubuh basal
Catat sepanjang siklus Peningkatan terjadi sebagai
respon progesteron,
mendokumentasikan ovulasi
10. Biopsi endometrium
21-27 Fase luteal akhir, sekretori
akhir; memeriksa respon
endometrium terhadap
progesteron dan apakah fase
luteal adekuat; dokumentasi
ovulasi
11. Analisi semen
Kapan saja Mengidentifikasi kelainan di
semen
12. Pemeriksaan
penetrasi sperma

10
Setelah 2 hari namun tidak Mengidentifikasi
lebih dari seminggu tidak kemampuan sperma untuk
ejakulasi mempenetrasi ovum

I. PENATALAKSANAAN MEDIS
 Obat Terapi Infertilitas

1. Klomifen sitrat

Klomifen adalah obat kesuburan digunakan untuk mengobati infertilitas anovulasi.


Hal ini terjadi ketika ketidaksuburan wanita disebabkan oleh kegagalan ovarium
berovulasi. klomifen memicu ovulasi dengan melepaskan hormon-hormon tertentu dalam
kasus di mana siklus bulanan tidak merangsang pelepasan telur.

Dosis obat klomifen tablet mulai dari 50mg/hari dimulai dari hari ke 5 menstruasi.
Efek samping dari klomifen sitrat ini seperti rasa tidak nyaman di abdomen, mual muntah,
nyeri payudara, pembesaran ovarium

2. Menotropins (human menopausal gonadotrophins)

Obat ini umumnya digunakan untuk mengobati masalah kehamilan tertentu pada
wanita. Obat ini menyediakan follicle stimulating hormone (FSH) dan luteinzing hormone
(LH) yang membantu menstimulasikan ovarium yang sehat untuk membuat sel telur. Obat
ini biasanya digunakan dengan kombinasi hormon lain (human chorionic gonadotrophin-
hCG) untuk membantu Anda mengalami kehamilan dengan cara membawa perkembangan
dan pelepasan sel telur dewasa (ovulasi). Obat ini tidak disarankan untuk wanita yang
ovariumnya tidak lagi membuat sel telur dengan benar (primary ovarian failure).

Dosis obat bervariasi tergabtung repons ovarium,dosis awal adalah 75 IU FSH dan
75IU LH(1 ampul) selama 7-12 hari,intramuskular dan subkutan . Efek samping dari
menotropins yaitu pembesaran ovarium, iritasi lokal di lokasi injeksi.

11
3. Agonis GnRH (nafarelin asetat, leuprolide asetat)

Agonis GnRH adalah kelompok obat yang telah digunakan untuk mengobati
endometriosis. Dosis obat Nafarelin 200mcg (1 spray) intranasal 2 kali sehari selama 6
bulan dan leuprolide asetat 3,75 mg IM setiap 28 hari selama 6 bulan, efek samping dari
nafarelin dan leuprolide yaitu vagina kering, nyeri otot dan sendi, sakit kepala, kehilangan
massa tulang ringan.

4. Obat sensitifitas insulin ( metformin, pioglitazone)

Metformin adalah Obat diabetes yang bisa kembalikan kesuburan, salah satunya
karena obat ini bekerja dengan menyeimbangkan hormon . Pertama, seperti yang sudah
dijelaskan di atas resistensi insulin banyak ditemukan pada perempuan dengan SOPK.
Metformin digunakan untuk mengatasi resistensi insulin dengan mengatur hormon
reproduksi dan mengembalikan ovulasi.

Dosis awal adalah 500mg dan dinaikan selama beberapa minggu sampai 1500mg
perhari. Efek samping dari mengkonsumsi obat ini yaitu mual, muntah, diare, disfungsi
hepar

5. Inhibitor aromatase (letrozole, anastrozole)

Letrozol merupakan inhibitor aromatase non steroidal yang sangat spesifik yang
pada mulanya disetujui untuk penggunaan pada perempuan pasca menopause dengan
kanker payudara untuk menekan produksi estrogen. Saat ini, Letrozol digunakan juga
untuk pengobatan infertilitas. Letrozol sebagai tambahan terbaru untuk terapi kesuburan,
Obat ini dapat digunakan untuk induksi ovulasi dan juga dapat meningkatkan terjadinya
kehamilan.

Dosis : tablet 2,5-7,5 mg per oral selama 5 hari

Efek samping : sakit kepala , nyeri payudara, meningkatakan risiko kelainan kongenital

12
 Terapi reproduksi berbantu (Assisted reproductive therapies (art))

Prosedur Definisi Indikasi

1. Fertilisasi in vitro- Telur pasien diambil dari Sumbatan atau kelainan tuba,
transfer embrio ovariumnya, difertilisasi di infertilitas berat pria,
(IVF-ET) laboratorium dg sperma, dan endrometriosis, infertilitas
ditransfer ke dalam uterus yang tidak dapat dijelaskan,
setelah terjadi perkembangan faktor serviks, infertilitas
embrio normal imunologis

2. Transfer gamet Oosit diambil dr ovarium, Sama dengan IVF ET


intrafallopian diletakkan dlm kateter berisi kecuali: anatomi dan patensi
(GIFT) sperma aktif yg sudah dicuci tuba normal, tidak ada
dan secepatnya ditransfer ke kelainan tuba sebelumnya
ujung tuba yg berfimbria. minimal di salah satu tuba
Fertilisasi terjadi di dlm tuba
uterus

3. IVF ET dan GIFT dg Proses sama dg yg dijelaskan Infertilitas berat pria;


sperma donor sebelumnya kecuali pada aazospermia; indikasi IVF
kasus di mana fertilitas ET atau GIFT
pasangan pria sangat
terganggu dan sperma donor
dpt dipakai; bila
menggunakan sperma donor,
pasangan wanita harus punya
indikasi untuk IVF dan GIFT

4. Transfer zigot Prosesnya sama dg IVF ET; Sama dg GIFT


intrafallopian setelah fertilisasi invitro, ova

13
(ZIFT) akan diletakkan di tuba saat
fase zigot

5. Oosit donor Telur akan didonasikan dg Menopause awal,


prosedur IVF dan telur pengangkatan ovarium,
tersebut akan diinseminasi. ovarium tdk ada sejak lahir;
Embrio akan ditransfer ke kelainan autosom atau X-
uterus pasien yg telah linked, gagalnya fertilisasi
disipakan secara hormonal setelah beberapa kali
dg estrogen dan progesteron melakukan IVF karena
kelainan kecil pd oosit atau
kelainan pd interaksi oosit
dan sperma

6. Embrio donor Embrio donor akan ditransfer Infertilitas yg tdk dpt


(adopsi embrio) ke dlm uterus wanita infertil disembuhkan dg bentuk
pd waktu yg tepat (normal terapi yg lebih tdk agresif,
atau diinduksi) dlm siklus tdk adanya ovarium,
menstruasi pasangan pria aazospermik
atau gangguan infertilitas
berat

7. Karier gestasional Pasien menjalani Tidak adanya rahim sejak


(surrogate) IVF dan satu atau lebih lahir atau diangkat
embrio ditransfer ke wanita sebelumnya, uterus yg
lain (karier) yg telah terganggu scr reproduktif;
dikontrak oleh pasangan mioma; adhesi uterus;
untuk mengandung bayi kondisi medis yg
sampai aterm. Karier tdk mengancam hidup selama
mempunyai investasi genetik kehamilan seperti diabetes,
pd anak. masalah imun, penyakit

14
jantung, hati dan ginjal yg
berat

8. Inseminasi donor Sperma donor digunakan Pasangan pria aazospermik


terapeutik (TDI) untuk menginseminasi atau mempunyai jumlah
pasangan wanita sperma yg sangat sedikit,
pasangan mempunyai
kelainan genetik, pria
mempunyai antibodi anti
sperma

9. Injeksi sperma Pemilihan salah satu sperma Sama dg TDI


intrasitoplasma yg kemudian diinjeksikan
secara langsung ke dlm telur
untuk mencapai fertilisasi.
Digunakan dg IVF

10. Assisted hatching Zona pelusida di penetrasi Keguguran berulang;


secara kimiawi atau manual meningkatkan angka
untuk menciptakan celah implantasi pd wanita dg
untuk embrio yg sedang usaha IVF sebelumnya yg
membelah keluar dan dpt gagal; usia lanjut
berimplantasi di dinding
uterus

15
J. ASUHAN KEPERAWATAN
A) PENGKAJIAN
1. Identitas Klien
Nama, jenis kelamin, suku bangsa / latar belakang kebudayaan, agama,
status sipil, pendidikan, pekerjaan dan alamat.
2. Riwayat Kesehatan
WANITA
a. Riwayat Kesehatan Dahulu
- Riwayat terpajan benda – benda mutan yang membahayakan reproduksi di
rumah
- Riwayat infeksi genitorurinaria
- Hipertiroidisme dan hipotiroid, hirsutisme
- Infeksi bakteri dan virus ex:toksoplasama
- Tumor hipofisis atau prolaktinoma
- Riwayat penyakit menular seksual
- Riwayat kista

b. Riwayat Kesehatan Sekarang


- Endometriosis dan endometrits
- Vaginismus (kejang pada otot vagina)
- Gangguan ovulasi
- Abnormalitas tuba falopi, ovarium, uterus, dan servik
- Autoimun

c. Riwayat Kesehatan Keluarga


Memiliki riwayat saudara/keluarga dengan aberasi genetic
d. Riwayat Obstetri
- Tidak hamil dan melahirkan selama satu tahun tanpa alat kontrasepsi
- Mengalami aborsi berulang
- Sudah pernah melahirkan tapi tidak hamil selama satu tahun tanpa alat
kontrasepsi
PRIA
a. Riwayat Kesehatan Dahulu
• Riwayat terpajan benda – benda mutan yang membahayakan reproduksi
(panas, radiasi, rokok, narkotik, alkohol, infeksi)

• Status gizi dan nutrisi terutama kekurangan protein dan vitamin tertentu

• Riwayat infeksi genitorurinaria

16
• Hipertiroidisme dan hipotiroid

• Tumor hipofisis atau prolactinoma

• Trauma, kecelakan sehinga testis rusak

• Konsumsi obat-obatan yang mengganggu spermatogenesis

• Pernah menjalani operasi yang berefek menganggu organ reproduksi


contoh : operasi prostat, operasi tumor saluran kemih

• Riwayat kista

• Riwayat penyakit menular seksual

b. Riwayat Kesehatan Sekarang


• Disfungsi ereksi berat

• Ejakulasi retrograt

• Hypo/epispadia

• Mikropenis

• Andesensus testis (testis masih dalam perut/dalam liat paha)

• Gangguan spermatogenesis (kelainan jumla, bentuk dan motilitas


sperma)

• Saluran sperma yang tersumbat

• Hernia scrotalis (hernia berat sampai ke kantong testis )

• Varikhokel (varises pembuluh balik darah testis)

• Abnormalitas cairan semen

c. Riwayat Kesehatan Keluarga


Memiliki riwayat saudara/keluarga dengan aberasi genetik
B) PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan wanita
a. Pemeriksaan vagina
Masalah vagina yang dapat mengahambat penyimpanan air mani ke dalam
vagina sekitar serviks ialah adanya sumbatan atau peradangan. Sumbatan psikogen

17
disebut vaginismus atau disparenia, sedangkan sumbatan anatomik dapat karena
bawaan atau perolehan.
b. Pemeriksaan leher Rahim
Pemeriksaan standar leher rahim yang dikenal sebagai PAP Smear (smear test)
ini perlu dilakukan 3-5 tahun sekali pada setiap wanita dewasa dengan kehidupan seks
yang aktif. Vagina dibuka dengan spekulum dan contoh sel permukaan lehir rahim
diambil dengan alat spatula, lalu dibawa ke lab untuk dianalisa, jangan melakukan
hubungan seksual, Douche / menggunakan produk pembersih vagina selama 24 jam
setelah PAP Smear.
Pemeriksaan Pria
a. Mengamati kelainan fisik
Dalam kesempatan pemeriksaan fisik dilihat penyebaran rambut dan lemak
yang tidak rata, atau konsistensi testis, bisa menjadi tanda akibat ketidakseimbangan
hormonal kelainan fisik lain dari alat reproduksi pria yang perlu diperiksa adalah
kemungkinan adanya parut atau varises pada scrotum yang dapat mempengaruhi
jumlah dan kemampuan bergerak (mobilitas) sperma. Salah satu testis tidak turun
(kroptorkismus) berarti memperkecil kemampuan produksi sperma.
b. Penampungan air mani
Air mani ditampung dengan jalam masturbasi langsung kedalam botol gelas
yang bermulut lebar (atau gelas minum), setelah abstensi 3-5 hari. Sebaiknya
penampungan dilakukan dirumah kemudian dibawa kelaboratorium dalam 2 jam
setelah dikeluarkan.

C) DIAGNOSA KEPERAWATAN
• Ansietas berhubungan dengan ancaman pada status kesehatan, fungsi peran, dan
konsep diri

• Gangguan konsep diri ; harga diri rendah berhubungan dengan gangguan


fungsional

• Gangguan rasa nyaman b/d gejala terkait penyakit

• Ketidakefektifan koping b/d gangguan dalam pola melepaskan tekanan

• Nyeri akut berhubungan dengan efek test diagnostic

18
D) RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Dx 1
Ansietas berhubungan dengan ancaman pada status kesehatan, fungsi peran, dan
konsep diri
NOC : Tingkat Kecemasan ( kode 1211, hal 572 )
NIC :
• Gunakan pendekatan yang menyenangkan

• Jelaskan semua prosedur dan apa yang di rasakan selama prosedur

• Bantu pasien untuk mengenal situasi ayng meimbulkan kecemasan

• Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan , ketakutan , persepsi

• Instruksikan pasien menggunakan teknik relaksasi

Dx 2
Gangguan konsep diri ; harga diri rendah berhubungan dengan gangguan fungsional
NOC: Citra Tubuh ( kode 1200, hal 79 )
Koping ( kode 1302, hal 281 )
NIC :
• menggunakan proses pertolongan interaktif yang berfokus pada kebutuhan
masalah, atau perasaan pasien dan orang terdekat untuk meningkatkan atau
mendukung koping, pemecahan masalah

• tunjukkan rasa percaya diri terhadap kemampun pasien untuk menguasai situasi

• ajarkan keterampilan prilaku yang positif melalui bermain peran, model dan
diskusi

• buat statement positive terhadap pasien

Dx 3
Gangguan rasa nyaman b/d gejala terkait penyakit

NOC : Tingkat Kecemasan ( kode 1211, hal 572 )


Tingkat Ketidaknyamanan ( kode 2109, hal 576 )

19
NIC :
• Gunakan pendekatan yang menyenangkan

• Temani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut

• Identifikasi tingkat kenyamanan

• Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan

• Intruksikan pasien menggunakan teknik relaksasi

Dx 4
Ketidakefektifan koping b/d gangguan dalam pola melepaskan tekanan
NOC : Pembuatan Keputusan ( kode 0906, hal 334 )
Penampilan Peran ( kode 1918, hal 349 )
NIC :
• menginformasikan pasien alternatif atau solusi lain penanganan

• memfalisitasi pasien untuk membuat keputusan

• bantu pasien untuk mengidentifikasi keuntungan,kerugian dari keadaan

• Bantu pasien untuk ideikasi bermacam-macam nilai kehidupan

• Bantu pasien identifikasi strategi positife untuk mengatur pola nilai yang dimiliki

Dx 5
Nyeri akut berhubungan dengan efek test diagnostic
NOC: Kepuasan Klien : Manajemen Nyeri ( kode 3016, hal 179 )
NIC:
• Lakukan komunikasi terapeutik

• Pantau lokasi, lamanya intensitas dan penyebaran (PQRST)

• Ajarkan teknik relaksasi

• Berikan lingkungan yang nyaman

• Kolaborasi pemberian anti nyeri

20
KASUS INFERTILITAS
Seorang ibu, 39 tahun datang dengan suaminya 40 tahun seorang perokok berat ke
Puskesmas untuk konsultasi supaya dapat kembali hamil. Mereka nikah usia ibu 23 tahun,
hamil usia 30 tahun, telah memiliki anak, yang saat ini berusia 5 tahun. Setelah kehamilan
pertama, ibu tersebut menggunakan kontrasepsi suntik tiap tiga bulan, namun sejak usia anaknya
2 tahun (usia ibu 32 tahun) berarti 7 tahun yang lalu tidak lagi menggunakan kontrasepsi suntik.
Saat menggunakan KB suntik, haidnya sering tidak teratur dan mengalami perdarahan bercak
di antara haid. Namun sejak satu tahun terakhir setelah stop KB suntik, haidnya sudah kembali
teratur, namun belum kunjung hamil juga. Ibu tersebut setelah melahirkan anak pertamanya sudah
menjalani konsultasi untuk penggunaan kontrasepsi dan disarankan untuk memakai spiral karena
untuk mendapatkan anak pertama saja agak susah yaitu setelah 7 tahun menikah baru hamil tanpa
menggunakan kontrasepsi, namun ibu tetap memilih KB suntik tiga bulan karena takut memakai
benda asing dalam tubuh. Ners Spesialis Maternitas telah menjelaskan bahwa penggunaan KB
suntik ini akan mengganggu siklus haid karena perubahan hormonal dan sebaiknya ibu jangan ber
KB atau kalau tetap ingin pakailah IUD, mengingat siibu termasuk susah mendapatkan anak.
Saat ini, setelah tidak menggunakan KB suntik selama 7 tahun, keinginan siibu punya anak
lagi tak kunjung terkabul. Ibu takut kesuburannya terpengaruh oleh penggunaan KB suntik
sebelumnya. Ners spesialis maternitas memberikan konseling pemeriksaan dasar infertilitas pada
Ibu dan suaminya, kemudian tim kes Puskesmas merujuk pasangan ini ke RS untuk pemeriksaan
selanjutnya guna mewujudkan keinginan pasangan ini untuk mendapatkan keturunan lagi. Di
rumah sakit ibu menjalani pemeriksaan darah untuk menilai status hormonal, pemeriksaan USG
transvagina, pemeriksaan patensi tuba. Suami menjalani pemeriksaan analisa sperma. Dari
analisis semua hasil pemeriksaan, disarankan agar keinginan ibu dan suaminya untuk cepat punya
anak lagi tercapai dapat dilakukan dengan memanfaatkan teknologi reproduksi berbantu, seperti
bayi tabung dan lain-lain karena mengingat usia ibu sudah hampir 40 tahun yang notabenenya
sudah berisiko untuk kehamilan.

Pengkajian
IDENTITAS
Nama istri : Ny. “A” Nama suami : Tn. “B”
Umur : 39 tahun Umur : 40 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMA
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta

21
Penghasilan :- Penghasilan : ±Rp. 3.000.000,-
Alamat : Yogyakarta Alamat : Yogyakarta

KELUHAN UTAMA / ALASAN KUNJUNGAN


 Klien mengatakan sejak satu tahun terakhir setelah stop KB suntik, haidnya sudah
kembali teratur, namun belum kunjung hamil juga

 Klien mengatakan takut kesuburannya terpengaruh oleh penggunaan KB suntik


sebelumnya.

RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG


-Pria : Perokok

RIWAYAT OBSTETRI
-Sudah pernah melahirkan

DATA PSIKOSOSIAL
 Pasien mengatakan ia ingin memiliki anak lagi setelah usianya sudah tidak muda lagi .

PEMERIKSAAN FISIK UMUM


 Keadaan umum : Baik

 Kesadaran : Conposmentis

 TTV : - Tensi : 110/70 mmHg - Suhu : 36,8˚C

- Nadi : 80 x/menit - RR : 21 x/menit


 TB/BB : 155 cm / 54 kg

PEMERIKSAAN DALAM
 Tidak ada kelainan vagina

 Tidak ada kelainan servik

22
 Bentuk uterus retro fleksi

ANALISA DATA
NO DATA MASALAH ETIOLOGI
1 DS : Defisien Kurang sumber Pengetahuan
• Klien mengatakan sejak Pengetahuan mengenai ketidaksuburan
satu tahun terakhir reproduksinya
setelah stop KB suntik,
haidnya sudah kembali
teratur, namun belum
kunjung hamil juga
• Klien mengatakan takut
kesuburannya
terpengaruh oleh
penggunaan KB suntik
sebelumnya.
DO :
• Klien telah disarankan
untuk memakai spiral
karena untuk
mendapatkan anak
pertama saja agak susah
namun ibu tetap
memilih KB suntik 3
bulan
• Pasien terlihat masih
bingung saat diberikan
konseling tentang
pemeriksaan dasar
infertilitas

23
2
DS : Defisien Kurang sumber pengetahuan
• Klien mengatakan sejak Pengetahuan mengenai pemakaian IUD
satu tahun terakhir setelah
stop KB suntik, haidnya
sudah kembali teratur,
namun belum kunjung hamil
juga
• Klien mengatakan takut
memakai benda asing
didalam tubuh (spiral)
DO :
• Klien telah disarankan untuk
memakai spiral karena untuk
mendapatkan anak pertama
saja agak susah namun ibu
tetap memilih KB suntik 3
bulan
• Klien telah dijelaskan bahwa
penggunaan KB suntik akan
mengganggu siklis haid
karena perubahan hormonal

3 DS : Defisien Kurang sumber Pengetahuan


• Klien dan suami Pengetahuan mengenai teknologi bayi
mengatakan ingin cepat tabung
mempunyai anak lagi
DO :
• Klien dan suami telah
menjalani pemeriksaan dasar
infertilitas
• Usia klien 39 th dan usia
suami 40 th
• Klien mendapatkan anak
pertama setelah 7 tahun
menikah baru hamil tanpa
menggunakan alat
kontrasepsi
• Berdasarkan analisis hasil
pemeriksaan klien dan suami
disarankan untuk
memanfaatkan teknologi
reproduksi berbantu seperti
bayi tabung karena
mengingat usia ibu hampir
40 th

24
4 DS : Ansietas Ancaman status terkini yaitu
• Klien mengatakan takut khawatir tidak bisa hamil lagi
kesuburannya terpengaruh akibat pemakian KB suntik
oleh penggunaan KB
suntik sebelumnya.
• Klien memilih KB suntik
tiga bulan karena takut
memakai benda asing dalam
tubuh.
DO :
• Klien terlihat cemas dan
takut ketika ners
menyarankan pemasangan
IUD
• Klien terlihat khawatir
ketika ners menjelaskan
penggunaan KB suntik ini
akan mengganggu siklus
haid karena perubahan
hormonal

25
Diagnosa
1. Defisiensi Pengetahuan b/d Kurang Sumber Pengetahuan mengenai ketidaksuburan
reproduksinya

2. Defisiensi pengetahuan b/d kurang sumber pengetahuan mengenai pemakaian IUD

3. Defisiensi pengetahuan b/d kurang sumber pengetahuan mengenai teknologi bayi tabung

4. Ansietas b/d Ancaman Status Terkini yaitu khawatir tidak bisa hamil lagi akibat
pemakian KB suntik

Intervensi
No Dx Tujuan & Kriteria Hasil Rencana Tindakan
1,2,3. Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Rumuskan tujuan dalam program yang
selama 1 × 24 jam diharapkan masalah dipilih klien
Defisiensi Pengetahuan berhubungan 2. Tentukan pengetahuan tentang
dengan Kurang Sumber Pengetahuan kesehatan dan gaya hidup klien
dapat teratasi dengan hasil : 3. Tekankan manfaat penggunaan KB
1. Klien mengerti tentang KB spiral
yang di jalani 4. Berikan informasi mengenai harapan
2. Klien mengerti bagaimana realistis
kontrasepsi yang dipilih 5. Sediakan bahan rujukan seperti
bekerja pamphlet secara tepat
3. Klien mengetahui
penggunaan kontrasepsi
4. Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Kaji sumber kecemasan klien
selama 1 × 24 jam diharapkan masalah 2. Ajarkan teknik relaksasi
Ansietas berhubungan dengan Ancaman 3. Berikan informasi sesuia kebutuhan
Status Terkini dapat teratasi dengan hasil klien
: 4. Berikan kesempatan kepada klien
untuk bertanya

26
1. Rasa takut klien akan IUD 5. Kaji pengetahuan klien tentang IUD
berkurang 6. Beri penjelasan mengenai IUD
2. Klien mengetahui tentang 7. Lakukan evaluasi terhadap
manfaat dari pemasangan IUD pemahaman klien

27
KELUARGA BERENCANA (KB)
a. DEFINISI
Pengertian Keluarga Berencana (KB) menurut UU No 10 tahun 1992 (tentang
perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) adalah upaya peningkatan
kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan (PUP),
pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga
kecil, bahagia dan sejahtera.
Program KB adalah bagian yang terpadu (integral) dalam program pembangunan
nasional dan bertujuan untuk menciptakan kesejahteraan ekonomi, spiritual dan sosial budaya
penduduk Indonesia agar dapat dicapai keseimbangan yang baik dengan kemampuan produksi
nasional. Karena Keluarga Berencana adalah suatu program pemerintah yang dirancang untuk
menyeimbangkan antara kebutuhan dan jumlah penduduk, maka dari itu program KB ini
diharapkan menerima Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS) yang
berorientasi pada pertumbuhan yang seimbang.
b. JENIS-JENIS KB
Pada wanita yang aktif secara seksual, kehamilan pada tahun pertama dapat mencapai
90% jika tidak menggunakan KB alias alat kontrasepsi. Beberapa wanita menunda kehamilan
untuk berbagai alasan, seperti pendidikan, karir, finansial dan lainnya. Pemilihan alat
kontrasepsi yang tepat dapat membantu wanita untuk menunda kehamilan.
Kebanyakan metode kontrasepsi efektif jika digunakan dengan tepat. Kegagalan
kontrasepsi bisa disebabkan banyak hal, baik karena salah pemakaian, penggunaan yang
terlewat atau tidak teratur, atau karena metode itu sendiri yang kurang ampuh. Pemilihan
metode KB harus disesuaikan dengan kebutuhan pasangan, berikut metode kontrasepsi yang
sering digunaka
a. Alat kontrasepsi hormonal
Kontrasepsi hormonal umumnya mengandung kombinasi dari progestin & estrogen,
atau progesteron saja. Alat kontrasepsi ini tersedia dalam berbagai bentuk, pil KB, suntik KB,
implan, patch, dan cincin vagina.
1) Pil KB kombinasi progestin dan estrogen
Kelebihan:
- Mengurangi perdarahan saat menstruasi
- Mengurangi gejala PMS
- Membuat siklus haid lebih teratur
- Meningkatkan kepadatan tulang

28
- Mengurangi risiko penyakit kanker ovarium & endometrium, stroke,
salphingitis, rematik
Kekurangan:
- Meningkatkan risiko hipertensi dan penyakit kardiovaskular
- Peningkatan berat badan
- Dapat mengganggu produksi ASI
- Tidak mengurangi risiko infeksi menular seksual
- Metode yang menggunakan kombinasi hormon adalah pil, suntik, patch, cincin
vagina.
 Pil KB : harus diminum setiap hari, tidak mengganggu kenyamanan
hubungan seks.
 Suntik KB : penyuntikan sekali tiap bulannya.
 Patch KB : mudah digunakan, tahan air, tidak mengganggu kenyamanan
hubungan seks, bisa timbul iritasi kulit
 Cincin vagina: pemakaian mudah, diganti sekali tiap bulan, relatif lebih
mahal, bisa timbul efek samping seperti peradangan atau keputihan.

2) Pil KB progestin
Kelebihan:
- Tidak menimbulkan efek samping hipertensi dan penyakit kardiovaskular
- Tidak mengganggu produksi ASI
Kekurangan:
- Peningkatan berat badan
- Siklus menstruasi tidak teratur
- Tidak mengurangi risiko infeksi menular seksual
- Metode yang menggunakan progestin adalah pil, suntik, implan.
 Pil : harus diminum pada jam yang sama setiap harinya.Suntik: penyuntikan
setiap 3
bulan sekali.
 Implan : efektif untuk jangka waktu panjang, bisa timbul nyeri di tempat
pemasangan.

29
3) Alat KB IUD (Intra-Uterine Device)
IUD merupakan alat berbentuk seperti huruf T yang dimasukkan ke dalam rahim,
terkadang menyisakan sedikit benang di vagina untuk menandakan posisi IUD. Ada 2 jenis
IUD, yaitu IUD berisi tembaga dan hormon. IUD tembaga bisa digunakan sampai 10 tahun,
sedangkan IUD hormon hanya sampai 5 tahun, beberapa wanita merasakan kram perut
pada penggunaan IUD tembaga.
Kelebihan:
- Merupakan metode “use and forget”. Mudah digunakan, dan setelah pemasangan
wanita tidak perlu repot untuk sehari-harinya seperti pada penggunaan pil KB
- Merupakan metode jangka panjang.
- Tidak mengganggu kesuburan, setelah dilepas, kesuburan dapat kembali dengan cepat.
Kekurangan:
- Posisi IUD dapat bergeser.
- Tidak nyaman bagi wanita, terkadan juga bagi pria saat berhubungan karena ada
benang sisa IUD.
- Dapat timbul efek samping seperti kram dan perdarahan saat menstruasi yang lebih
banyak.

b. Metode kontrasepsi penghalang fisik


1. Kondom
Kondom bisa digunakan pada pria dan wanita. Efektivitas kondom dalam
mencegah kehamilan meningkat terutama setelah ditambahkan lubrikan spermisida di
kondom.
Kelebihan:
- Dapat mencegah penularan penyakit kelamin
- Praktis dan mudah digunakan
Kekurangan:
- Pada beberapa orang, dapat timbul alergi karena bahan pembuat kondom
- Hanya dapat digunakan sekali
- Pemakaian harus tepat karena dapat timbul risiko terlepas

30
2. Spermisida
Spermisida adalah zat kimia yang dapat merusak sperma. Spermisida dapat
berbentuk krim, jeli, busa atau supositori.
Kelebihan:
- Alternatif bagi wanita yang menginginkan proteksi sementara.
- Bisa didapatkan dengan mudah.
Kekurangan:
- Masa perlindungan yang singkat, efektivitasnya berkurang apabila melebihi satu jam
pemakaian.
- Tidak mencegah penularan penyakit kelamin.

3. Diafragma
Diafragma biasanya terbuat dari lateks atau silikon, berbentuk melingkar seperti
kubah dan berfungsi mencegah sperma masuk ke dalam rahim.
Kelebihan:
- Dapat digunakan dengan spermisida untuk meningkatkan efektivitasnya.
- Bisa dipakai berulang kali.
Kekurangan:
- Diafragma yang terlalu besar bisa membuat rasa yang tidak nyaman, sedangkan yang
terlalu kecil bisa berisiko lepas atau pindah posisi.
- Dapat menimbulkan iritasi.

c. Alat kontrasepsi alami


Beberapa pasangan tidak menggunakan metode kontrasepsi di atas dikarenakan
berbagai faktor, seperti agama, budaya, atau keluarga. Metode pilihan yang dapat dilakukan
antara lain:
1. Sistem KB kalender
Metode ini menggunakan penghitungan masa subur wanita, dan menghindari
berhubungan seks pada masa subur tersebut.
Kelebihan:
- Murah.

31
- Tidak menggunakan alat atau hormon.
Kekurangan:
- Kurang efektif, kegagalan metode ini pada tahun pertama mencapai 20%.

2. Menyusui
Pada ibu yang menyusui anaknya secara eksklusif, pembuahan tidak dapat terjadi
selama 10 minggu pertama, sehingga kehamilan dapat dicegah.
Kelebihan : Sama seperti sistem kalender.
Kekurangan : Kurang efektif. Biasanya pasangan yang menggunakan metode ini
menunggu haid pertama setelah melahirkan untuk berhenti berhubungan seks, padahal masa
pembuahan terjadi sebelum adanya menstruasi.

d. Kontrasepsi permanen
Kontrasepsi permanen atau sterilisasi merupakan pilihan bagi pasangan yang tidak
ingin memiliki anak lagi. Pada wanita, teknik yang dapat dilakukan adalah tubektomi, ligasi
tuba, implan tuba, dan elektrokoagulasi tuba. Sedangkan pada pria dapat dilakukan vasektomi.
Kelebihan:
- Efektivitas yang sangat tinggi dalam mencegah kehamilan
- -Tidak memerlukan alat atau hormon tambahan lagi
Kekurangan:
- Biaya relatif lebih mahal dibanding metode lain
- Risiko komplikasi tindakan berupa perdarahan atau infeksi
- Tidak menurunkan risiko penularan penyakit kelamin

32
KEKERASAN PADA WANITA
a. Kemiskinan

Kemiskinan adalah fenomena multidimensional. Oleh sebab itu, masalah kemiskinan harus
didekati dari berbagai aspek, termasuk di antaranya aspek gender. Kemiskinan akan berdampak
pada aspek lain, terutama terbatasnya keamanan perempuan.

Data Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan mencatat pada tahun 2001 terjadi
3.169 kasus kekerasan terhadap perempuan, tahun 2002 meningkat. Kekerasan terhadap
perempuan terjadi lintas kelas dan tidak selalu terdapat korelasi antara kemiskinan dan
kekerasan terhadap perempuan. Namun, disinyalir kemiskinan bisa menjadi salah satu faktor
pencetus kekerasan dalam rumah tangga dengan korban utama perempuan dan anak.
b. Pertimbangan keperawatan
Kekerasan dalam rumah tangga juga dapat mengakibatkan dampak psikologis, dimana korban
melihat dirinya negatif, banyak menyalahkan diri, menganggap dirinya yang
bertanggungjawab terhadap kekerasan yang dialaminya, kekecewaan, ketakutan, kemarahan
yang tidak dapat diungkap dan mengalami depresi. Oleh sebab itu terdapat peran keperawatan
maternitas terhadap kekerasan wanita, antara lain:
1) Pemberi asuhan keperawatan

• Melakukan pengkajian dan pendekatan


1

• Perlu juga dilakukan promosi bahwa dengan berdiam diri tidak akan
2 menyelesaikan permasalahan

• Menjamin rasa nyaman dan membina hubungan saling percaya


3

2) Pembela
Penghubung antara perempuan hamil yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga
dengan pihak-pihak terkait dalam penatalaksanaan kekerasan dalam rumah tangga,
sebagai contoh: memfasilitasi perempuan hamil yang mengalami kekerasan dalam
rumah tangga berkomunikasi dengan pemerintah atau Lembaga Swadaya
Masyarakat (LSM) yang peduli terhadap kekerasan dalam rumah tangga.

3) Pendidik
Disini perawat perlu meningkatkan pengetahuan ibu dan meningkatkan kemampuan
dan kepercayaan diri ibu bahwa dia layak dihargai dan perlu meminta pertolongan
untuk keluar dari permasalahan (Bobak & Jansen, 1985).

33

Anda mungkin juga menyukai