Anda di halaman 1dari 9

Hubungan Aantara Self-esteem dengan Body Image pada

Remaja Awal yang Mengalami Obesitas

Victoria Nurvita
Muryantinah Mulyo Handayani
Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Surabaya

Abstract.
This research aims to determine the relationship between self-esteem and body image of early
adolescent with obesity. The subjects of the research comprise 41 female adolescents with obe-
sity whose ages between 12-15. This research is conducted at several junior high schools (SMP) in
the district of Jember. Data were collected using questionnaire, which the body image scale com-
piled by the author, while the self-esteem scale was developed by Rosenberg (1965). It is found
that the reliability of self-esteem scale (r) is 0,822 and the reliability of body image scale is 0,923.
Here, the data analysis is done by using Spearman Rho’s correlation technique along with SPSS
18.0 for Windows. The result of the data analysis shows that the level of significance at 0,00
point indicating Ho being rejected means that there is a relationship between self esteem variable
and body image variable. Further, the number of coefficient correlation between two variables
is 0,855 which shows positive relationship between two variables. The higher self-esteem, more
positive body image would get.

Keywords: Self-esteem; Body Image; Obesity; Early Adolescent

Abstrak.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara self-esteem dengan
body image pada remaja awal yang mengalami obesitas. Subjek pada penelitian ini berjumlah
41 remaja putri yang berusia 12-15 tahun yang mengalami obesitas. Penelitian ini dilakukan pada
beberapa sekolah menengah pertama (SMP) di kabupaten Jember. Alat pengumpul data berupa
kuisioner self-esteem dan body image. Skala body image disusun sendiri oleh penulis, sedang-
kan skala self-esteem merupakan hasil translasi dari skala self-esteem yang disusun oleh Rosen-
berg (1965). Reliabilitas skala self-esteem (r) sebesar 0,822 dan reliabilitas body image sebesar
0,923. Analisis data dilakukan menggunakan teknik korelasi Spearman’s Rho dengan bantuan
SPSS 18.0 for windows. Hasil analisis data menunjukkan taraf siginifikansi sebesar 0,00 yang
berarti Ho ditolak, artinya terdapat hubungan antara variabel self-esteem dan variabel body
image. Besar koefisien korelasi antar dua variabel adalah 0,855 yang menunjukkan hubungan

Korespondensi:
Victoria Nurvita, e-mail : victorianurvita@gmail.com
Muryantinah Mulyo Handayani, e-mail: muryantinah.mulyo@psikologi.unair.ac.id
Fakultas Psikologi Univeritas Airlangga, Jl. Dharmawangsa Dalam Selatan Surabaya 60286

41
Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental
Vol. 4 No. 1 April 2015
Victoria Nurvita, Muryantinah Mulyo Handayani

positif antar dua variabel. Hal ini dapat diartikan bahwa semakin tinggi self-esteem, maka body
image yang dimiliki semakin positif pula.

Kata kunci: Self-esteem; Body Image; Obesitas; Remaja Awal

PENDAHULUAN melakukan diet (Levine & Smolak dalam Cash &


Pruzinsky, 2002).
Masa remaja merupakan masa transisi Gross (dalam Santrock, 2003)
perkembangan antara masa anak-anak dan mengungkapkan bahwa para remaja putri
dewasa yang ditandai dengan perubahan biologis, seringkali tidak puas dengan keadaan tubuhnya
kognitif, dan sosial. Masa remaja berlangsung dari dikarenakan bertambahnya lemak tubuh pada
usia 12-21 tahun yang dibagi menjadi: masa remaja diri mereka, sedangkan para remaja putra
awal (12-15 tahun), masa remaja pertengahan (15- menjadi lebih puas karena massa otot mereka
18 tahun), dan masa remaja akhir (18-21 tahun) meningkat. Kekhawatiran yang berlebihan
(Monks. dkk, 2006). Pada masa ini, terjadi berbagai terhadap kecenderungan untuk menjadi gemuk
perubahan pada diri remaja, salah satunya adalah (overweight) ataupun obesitas menjadi sumber
perubahan fisik. Terkait dengan perubahan fisik keprihatinan bagi para remaja putri. Obesitas itu
yang terjadi, para remaja harus dapat menerima sendiri merupakan kelebihan berat badan sebagai
keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya akibat dari penimbunan lemak tubuh yang
secara efektif, dimana hal tersebut merupakan berlebihan (Hasdianah, dkk., 2014).
salah satu tugas perkembangan remaja (Santrock, Sebagaimana yang terjadi di Indonesia,
2003). berdasarkan laporan Riset Kesehatan Dasar
Perhatian yang berlebihan pada bentuk yang dilakukan oleh Badan Penelitian dan
tubuh yang sedang mengalami perubahan Pengembangan Kesehatan Kementerian
terutama terjadi selama pubertas pada masa Kesehatan Republik Indonesia, bahwa prevalensi
remaja awal (Santrock, 2003). Para remaja nasional obesitas umum pada perempuan lebih
mengembangkan gambaran pribadi tentang besar dibandingkan pada laki-laki dan meningkat
bagaimana bentuk tubuh mereka, dimana hal dari tahun ke tahun. Pada tahun 2013, prevalensi
tersebut terkait erat dengan body image. Body nasional obesitas umum pada perempuan lebih
image merupakan pengalaman individu yang tinggi daripada laki-laki, yaitu 32,9% dibanding
berupa persepsi terhadap bentuk dan berat 19,7%. Berdasarkan data tersebut, terjadi
tubuhnya, serta perilaku yang mengarah pada peningkatan prevalensi obesitas pada perempuan
evaluasi individu tersebut terhadap penampilan dari tahun 2007 sebesar 13,9% dan pada tahun
fisiknya (Cash, 2012). 2010 sebesar 15,5%. (Riset Kesehatan Dasar, 2013).
Periode penting terkait dengan Obesitas terjadi di berbagai provinsi di Indonesia,
perkembangan body image terjadi pada masa dimana salah satunya adalah provinsi Jawa Timur.
remaja awal, khususnya bagi para remaja putri. Berdasarkan laporan hasil Riset Kesehatan Dasar
Perkembangan remaja putri pada masa remaja provinsi Jawa Timur di 38 kabupaten/kota pada
awal terkait dengan meningkatnya berat badan, tahun 2007, prevalensi obesitas di Jawa Timur
body image yang negatif, dan dorongan yang lebih banyak terjadi pada perempuan, yaitu
kuat untuk memiliki tubuh yang kurus serta 25% dibanding 15% pada laki-laki. Kabupaten

Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental 42


Vol. 4. No. 1 April 2015
Hubungan Antara Self-Esteem Dengan Body Image Pada Remaja Awal Yang Mengalami Obesitas

Jember merupakan salah satu kabupaten diantara image yang negatif (Schwartz & Brownell, 2004).
kabupaten di Jawa Timur, dengan prevalensi Shroff & Thompson (2006) juga
obesitas pada perempuan yang terbesar kedua mengungkapkan bahwa remaja putri yang
setelah kabupaten Sumenep (Riset Kesehatan mengalami obesitas lebih tidak puas dengan
Dasar Provinsi Jawa Timur, 2007). tubuhnya yang mengarah pada terbentuknya body
Perkembangan body image itu sendiri image negatif dibandingkan dengan remaja putri
dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya yang memiliki berat badan normal. Bagi para
sosialisasi kebudayaan, pengalaman-pengalaman remaja putri, pembicaraan mengenai penampilan
interpersonal, karakteristik fisik, dan faktor dan berat badan sangatlah sensitif. Tekanan
kepribadian. Pada faktor kepribadian, self- yang diterima dari teman-teman sebaya untuk
esteem merupakan hal yang sangat penting memiliki tubuh yang kurus sangat terkait dengan
terkait dengan perkembangan body image. internalisasi yang kuat terhadap ketidakpuasan
Seseorang yang memiliki self-esteem yang tinggi pada tubuh yang dimiliki. Tekanan-tekanan yang
akan mengembangkan evaluasi yang positif berasal dari teman-teman sebaya, mempengaruhi
terhadap tubuhnya, namun sebaliknya seseorang para remaja dalam berperilaku untuk
yang memiliki self-esteem yang rendah akan menyesuaikan diri dengan kelompok teman-
meningkatkan body image yang negatif (Cash & teman sebayanya.
Pruzinsky, 2002). Pada masa remaja awal, para remaja putri
Self-esteem merupakan sikap seseorang cenderung memiliki self-esteem yang rendah
berdasarkan persepsi tentang bagaimana ia (Guindon, 2010). Terlebih lagi para remaja putri
menghargai dan menilai dirinya sendiri secara yang obesitas mengakibatkan stigma negatif, yang
keseluruhan, yang berupa sikap positif atau negatif membawa konsekuensi psikologis maupun sosial,
terhadap dirinya (Rosenberg, 1965 dalam Mruk, dimana menimbulkan kecemasan sosial, depresi,
2006). Self-esteem itu sendiri merupakan salah body image yang negatif, dan rendahnya kepuasan
satu faktor yang mempengaruhi perkembangan hidup karena mereka lebih sering ditolak dan
body image. Seseorang yang memiliki self-esteem dikucilkan oleh teman-temannya. Remaja putri
yang positif akan mengembangkan evaluasi yang yang mengalami obesitas lebih banyak mengalami
positif terhadap tubuhnya, namun sebaliknya diskriminasi dibandingkan dengan remaja putra
seseorang yang memiliki self-esteem yang buruk terkait dengan interaksi sosial dengan teman
akan meningkatkan body image yang negatif sebayanya yang mengakibatkan mereka tidak puas
(Cash & Pruzinsky, 2002). dengan keadaan tubuhnya sehingga membentuk
Pada masa remaja awal, terjadinya berbagai body image yang negatif (Pearce, dkk., 2002).
perubahan terutama perubahan fisik membuat Berdasarkan paparan-paparan diatas
para remaja putri menunjukkan perhatian yang itulah, penulis ingin melakukan kajian apakah
sangat besar pada bentuk tubuhnya. Remaja terdapat hubungan antara self-esteem dengan
putri yang mengalami obesitas akan lebih merasa body image pada remaja awal yang mengalami
tidak puas dengan tubuhnya dan merasa malu obesitas.
dengan berat badan yang dimiliki dibandingkan
dengan teman-teman sebayanya yang memiliki Body Image
berat badan normal, sehingga hal tersebut Body image (citra tubuh) merupakan
menyebabkan mereka mengembangkan body pengalaman individu yang berupa persepsi

43 Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental


Vol. 4. No. 1 April 2015
Victoria Nurvita, Muryantinah Mulyo Handayani

terhadap bentuk dan berat tubuhnya, serta mengenai perasaan berharga yang diungkapkan
perilaku yang mengarah pada evaluasi individu dalam sikap-sikap individu terhadap dirinya.
tersebut terhadap penampilan fisiknya (Cash, Cobb (2000) juga menyatakan bahwa harga
2012). diri (self-esteem) merupakan penilaian seseorang
Terdapat beberapa faktor yang terhadap dirinya, apa yang diyakini, baik penilaian
mempengaruhi perkembangan citra tubuh (body yang positif maupun negatif tentang diri mereka.
image) seseorang (Cash & Pruzinsky, 2002), Berdasarkan paparan-paparan diatas
yaitu 1) sosialisasi kebudayaan, 2) pengalaman- mengenai definisi self-esteem, maka dapat
pengalaman interpersonal, 3) karakteristik fisik, disimpulkan bahwa self-esteem merupakan
4) faktor kepribadian. Pada faktor kepribadian, penilaian individu tentang bagaimana ia
self-esteem merupakan faktor yang sangat menghargai dan menilai dirinya sendiri secara
penting terkait dengan perkembangan body keseluruhan, yang berupa sikap positif atau
image. Seseorang yang memiliki self-esteem negatif terhadap segala sesuatu yang berkaitan
yang positif akan mengembangkan evaluasi yang dengan dirinya.
positif terhadap tubuhnya, namun sebaliknya
seseorang yang memiliki self-esteem yang buruk METODE PENELITIAN
akan meningkatkan body image yang negatif.
Cash (dalam Seawell & Burg, 2005), Penelitian yang digunakan oleh penulis
mengungkapkan bahwa terdapat lima aspek pada adalah penelitian kuantitatif. Berdasarkan tujuan
body image (citra tubuh), yaitu 1) appearance penelitian, penelitian ini merupakan penelitian
evaluation (evaluasi penampilan), 2) appearance explanatory. Berdasarkan teknik pengumpulan
orientation (orientasi penampilan), 3) body data yang digunakan, penelitian ini menggunakan
areas satisfaction (kepuasaan terhadap bagian teknik survei. Pada penelitian yang dilakukan
tubuh), 4) overweight preoccupation (kecemasan oleh penulis terdapat dua variabel, yang terdiri
untuk menjadi gemuk), 5) self classified weight dari variabel bebas dan variabel terikat. Variabel
(pengkategorian tubuh). bebas (X) dalam penelitian ini adalah self-esteem,
sedangkan variabel terikat (Y) dalam penelitian
Self-esteem
ini adalah body image.
Self-esteem merupakan sikap seseorang
Penelitian ini dilakukan pada 41 siswi di
berdasarkan persepsi tentang bagaimana ia
beberapa Sekolah Menengah Pertama (SMP) di
menghargai dan menilai dirinya sendiri secara
kabupaten Jember, yaitu SMP Negeri 1 Jember,
keseluruhan, yang berupa sikap positif atau
SMP Negeri 2 Jember, SMP Negeri 4 Jember,
negatif terhadap dirinya (Rosenberg, 1965 dalam
SMP Negeri 6 Jember, dan SMP Negeri 7 Jember.
Mruk, 2006).
Karakteristik dari populasi yang dijadikan
Coopersmith (1967 dalam Mruk, 2006)
sebagai subjek penelitian, yaitu remaja putri yang
menyatakan bahwa self-esteem merupakan
berusia 12 hingga 15 tahun yang memiliki indeks
evaluasi individu dan kebiasaan memandang
massa tubuh (IMT) ≥ 27 kg/m2. Teknik sampling
dirinya sendiri, yang mengarah pada penerimaan
yang digunakan oleh penulis adalah purposive
atau penolakan, serta keyakinan individu terhadap
sampling. Pengumpulaan data yang dilakukan
kemampuan yang dimiliki, atau dengan kata
oleh penulis menggunakan kuisioner yang berupa
lain self-esteem merupakan penilaian personal
skala likert.

Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental 44


Vol. 4. No. 1 April 2015
Hubungan Antara Self-Esteem Dengan Body Image Pada Remaja Awal Yang Mengalami Obesitas

Terdapat dua skala yang digunakan oleh korelasi spearman’s rho sebesar 0,855. Cohen
penulis sebagai alat ukur penelitian, yaitu skala (dalam Pallant, 2011) mengungkapkan bahwa
body image yang disusun sendiri oleh penulis ketika koefisien korelasi berada pada rentang 0,50
sebanyak 50 aitem dan skala self-esteem yang sampai dengan 1,00 maka korelasi berada pada
merupakan hasil translasi dari skala self-esteem kategori yang besar. Hal tersebut menunjukkan
yang disusun oleh Rosenberg (1965) sebanyak bahwa self-esteem memiliki dampak yang cukup
10 aitem. Analisis data yang digunakan dalam besar terhadap perkembangan body image pada
penelitian ini adalah uji asumsi yang terdiri dari remaja awal yang mengalami obesitas.
uji normalitas dan uji linearitas, kemudian setelah Hasil pada penelitian ini mendukung
hasil uji asumsi diperoleh, penulis melakukan uji teori yang diungkapkan oleh Cash & Pruzinsky
korelasi dengan menggunakan teknik analisis (2002) bahwa self-esteem berperan penting
korelasi spearman’s rho. dalam perkembangan body image. Harter (dalam
Santrock, 2003) juga mengungkapkan bahwa
HASIL DAN BAHASAN penampilan fisik yang terkait dengan body image
secara konsisten memiliki hubungan yang paling
Berdasarkan hasil uji korelasi yang telah di- kuat terhadap self-esteem.
lakukan oleh penulis dengan teknik analisis kore- Hasil penelitian ini juga didukung oleh
lasi spearman’s rho, diketahui bahwa nilai signifi- penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh
kansi sebesar 0,000. Hal tersebut menunjukkan Williams & Currie (2000) yang menunjukkan
bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara bahwa antara self-esteem dengan body image
variabel self-esteem dengan body image karena ni- memiliki hubungan korelasi yang positif. Semakin
lai taraf signifikan antara kedua variabel kurang rendah self-esteem yang dimiliki, maka semakin
dari 0,05. Pada hasil uji korelasi tersebut juga negatif body image pada diri individu, begitu
diketahui bahwa koefisien korelasi pada peneli- juga sebaliknya semakin tinggi self-esteem maka
tian ini sebesar 0,855 yang menunjukkan bahwa semakin positif pula body image yang dimiliki.
terdapat hubungan yang positif antar dua varia- Mellor, dkk., (2010) juga melakukan penelitian
bel, yang artinya semakin tinggi self-esteem, maka mengenai hubungan yang menyatakan bahwa
body image yang dimiliki semakin positif pula. terdapat hubungan korelasi yang positif antara
Koefisien korelasi menunjukkan seberapa self-esteem dengan body image.
kuat hubungan antara kedua variabel yang diteliti. Berbeda dengan penelitian-penelitian yang
Rentang koefisien korelasi antara -1,00 hingga mendukung hasil pada penelitian yang dilakukan
1.00, dimana korelasi -1,00 menunjukkan bahwa oleh penulis, terdapat penelitian yang dilakukan
antara kedua varibel memiliki hubungan yang oleh Ermanza (2008) mengenai hubungan antara
negatif, sedangkan koefisien korelasi sebesar 1,00 self-esteem dan body image pada remaja putri
menunjukkan bahwa kedua variabel memiliki yang mengalami obesitas dari sosial ekonomi
hubungan positif yang sempurna (Pallant, 2011). menengah atas. Subjek pada penelitian yang
Pada penelitian yang telah dilakukan dilakukan oleh Ermanza adalah remaja putri
penulis menunjukkan bahwa antara kedua dengan rentang usia pada masa remaja, yaitu 15
variabel memiliki hubungan yang tergolong hingga 20 tahun, serta mengklasifikasikan subjek
besar, hal tersebut dapat dilihat dari koefisien yang memiliki status sosial ekonomi menengah
korelasi berdasarkan hasil dari teknik analisis atas. Hasil penelitian tersebut menyatakan

45 Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental


Vol. 4. No. 1 April 2015
Victoria Nurvita, Muryantinah Mulyo Handayani

bahwa tidak terdapat hubungan antara self- bahwa tekanan yang diterima dari teman sebaya
esteem dengan body image pada remaja putri untuk memiliki tubuh yang kurus sangat terkait
yang mengalami obesitas dari sosial ekonomi dengan internalisasi yang kuat terhadap tubuh
menengah atas. kurus yang ideal dan ketidakpuasan terhadap
Penelitian tersebut berbeda dengan citra tubuh (Shroff & Thompson, 2006). Tekanan-
penelitian yang dilakukan oleh penulis karena tekanan yang berasal dari teman-teman sebaya,
penulis memilih remaja awal yang mengalami mempengaruhi para remaja dalam berperilaku
obesitas dengan rentang usia 12 hingga 15 untuk menyesuaikan diri dengan kelompok teman-
tahun sebagai subjek penelitian dan tidak teman sebayanya. Hubungan atau interaksi sosial
mengklasifikasikan subjek berdasarkan status yang terjalin akan menentukan perkembangan
sosial ekonomi. Hasil penelitian yang dilakukan self-esteem pada individu (Coopersmith, 1967
oleh penulis menyatakan bahwa terdapat dalam Mruk, 2006). Seseorang yang memiliki
hubungan yang signifikan antara self-esteem self-esteem yang positif akan mengembangkan
dengan body image pada remaja putri awal yang evaluasi yang positif terhadap tubuhnya, namun
obesitas. sebaliknya seseorang yang memiliki self-esteem
Perbedaan hasil penelitian dapat yang rendah akan meningkatkan body image yang
disebabkan oleh faktor usia. Pada penelitian yang negatif (Cash & Pruzinsky, 2002).
dilakukan oleh Ermanza (2008), subjek penelitian Hasil penelitian ini juga menunjukkan
adalah remaja putri dengan rentang usia pada bahwa sebanyak 29,27% atau 12 subjek memiliki
masa remaja, yaitu 15 hingga 20 tahun, sedangkan body image rendah, yang menunjukkan bahwa
penulis memilih subjek penelitian remaja putri subjek memiliki body image negatif. Subjek
awal yang berusia 12 hingga 15 tahun karena pada yang memiliki body image negatif lebih banyak
masa remaja awal merupakan periode penting dibandingkan hanya 3 subjek yang memiliki body
terhadap perkembangan citra tubuh (body image) image positif dengan persentase sebesar 7,32%.
bagi para remaja putri (Cash & Pruzinsky, 2002). Pada kategorisasi self-esteem juga menunjukkan
Pada masa remaja awal yang ditandai bahwa sebanyak 24,39% atau 10 subjek berada
dengan terjadinya pubertas, para remaja dalam kategori self-esteem yang rendah.
memiliki perhatian lebih pada tubuhnya dan Subjek yang memiliki self-esteem yang rendah
membangun citra tubuh (body image) mereka lebih banyak dibandingkan hanya 6 subjek
sendiri, dibandingkan dengan masa akhir remaja yang memiliki self-esteem yang tinggi dengan
(Hamburg, 1974 & Wright, 1989 dalam Santrock, persentase sebesar 14,63%.
2003). Pada masa remaja awal, terjadinya berbagai Remaja yang memiliki body image positif
perubahan terutama perubahan fisik membuat menunjukkan bahwa mereka merasa puas
para remaja putri menunjukkan perhatian yang terhadap bentuk tubuh dan penampilannya.
sangat besar pada bentuk tubuhnya. Terdapat Mereka tidak peduli dengan figur wanita
penelitian pada remaja dengan rentang usia 12 ideal yang ada di masyarakat, namun mereka
hingga 15 tahun, yang dilakukan oleh French, menerima segala perubahan pada bentuk
dkk., (dalam Guindon, 2010) mengungkapkan tubuhnya. Berbeda dengan remaja yang memiliki
bahwa rendahnya self-esteem pada remaja terkait body image negatif, yang merasa bentuk tubuh
dengan penampilan fisik. dan penampilannya tidak sesuai dengan apa yang
Beberapa penelitian juga mengungkapkan ada di media maupun apa yang diharapkan oleh

Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental 46


Vol. 4. No. 1 April 2015
Hubungan Antara Self-Esteem Dengan Body Image Pada Remaja Awal Yang Mengalami Obesitas

lingkungan sosialnya. Body image yang negatif awal yang mengalami obesitas disarankan untuk
akan berdampak pada rendahnya self-esteem lebih menghargai tubuh yang dimiliki dan
yang dimiliki, stress secara emosional, kebiasaan menggali potensi dalam diri. Sehingga nantinya
perilaku diet yang tidak sehat, kecemasan, para remaja awal, khususnya remaja putri
depresi, gangguan makan, kesehatan seksual dapat menilai dirinya secara lebih positif. Bagi
yang terancam, social withdrawal, dan berhenti keluarga, interaksi sosial dari anggota keluarga
melakukan kegiatan olahraga (http://wellbeing. berupa komentar dan kritik yang diberikan oleh
rice.edu/bodyimage). anggota keluarga mengenai penampilan fisik
Berdasarkan paparan-paparan di atas, akan berpengaruh terhadap perkembangan citra
maka dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian tubuh (body image) para remaja. Oleh karena itu,
ini telah menjawab rumusan masalah penelitian, diharapkan para anggota keluarga, khususnya
yaitu terdapat hubungan antara self-esteem orang tua memberikan bimbingan terkait dengan
dengan body image pada remaja awal yang perkembangan fisik dan dukungan kepada
mengalami obesitas. Namun, penulis juga para remaja awal khususnya remaja putri yang
menyadari terdapat kelemahan pada penelitian mengalami obesitas. Bagi peneliti selanjutnya,
ini, diantaranya teknik analisis yang digunakan disarankan untuk memperbanyak referensi
adalah uji statistik non parametrik, yaitu teknik dan literatur terkait dengan faktor-faktor yang
analisis korelasi spearman’s rho. Hal tersebut berhubungan dengan body image. Penulis juga
dikarenakan distribusi data dalam penelitian ini menyarankan untuk memperhitungkan waktu
tidak normal, sehingga berdampak dalam hal pengambilan data. Hal tersebut penting untuk
generalisasi. Generalisasi pada hasil penelitian, dilakukan agar nantinya ketika melakukan
dimana hanya berlaku untuk sampel penelitian pengambilan data, peneliti dapat memperoleh
yang ada dalam penelitian ini, sehingga masih jumlah subjek penelitian yang lebih banyak, tidak
belum bisa dilakukan generalisasi dengan akurasi terhalang oleh kegiatan sekolah maupun ujian
yang bisa dipercaya ke dalam populasi. sekolah, dan juga diharapkan peneliti selanjutnya
dapat melakukan pendekatan terlebih dahulu
SIMPULAN DAN SARAN kepada subjek penelitian agar nantinya subjek
dapat lebih merasa nyaman ketika proses
Berdasarkan hasil analisis data, maka pengambilan data berlangsung.
diperoleh kesimpulan bahwa terdapat hubungan
yang signifikan antara self-esteem dengan body
image pada remaja awal yang mengalami obesitas.
Hubungan antara kedua variabel tersebut
menghasilkan koefisien korelasi yang positif,
yang berarti bahwa semakin tinggi self-esteem
yang dimiliki oleh remaja awal yang mengalami
obesitas, maka semakin positif pula body image
mereka.
Adapun beberapa saran yang ditujukan
pada remaja awal yang mengalami obesitas,
keluarga, dan penelitian selanjutnya. Bagi remaja

47 Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental


Vol. 4. No. 1 April 2015
Victoria Nurvita, Muryantinah Mulyo Handayani

PUSTAKA ACUAN

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI. (2007). Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas) 2007 Provinsi Jawa Timur. Jakarta, Indonesia: Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia.
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI. (2013). Riset Kesehatan
Dasar: Riskesdas 2013. Jakarta, Indonesia: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Body Image. Diakses pada tanggal 6 Oktober 2014 dari http://wellbeing.rice.edu/bodyimage/
Cash, T.F., & Pruzinsky, T. (2002). Body image: A handbook of theory, research, and clinical practice.
New York: The Guilford Press.
Cash, T.F. (2012). Cognitive-Behavioral Perspectives on Body Image. Encyclopedia of Body Image and
Human Appearance , Vol. 1.
Cobb, N.J. (2000). Adolescence: Continuity, change, and diversity (4th ed). California: Mayfield Publishing
Company.
Ermanza, G.H. (2010). Hubungan antara Harga Diri dan Citra Tubuh pada Remaja Putri yang Mengalami
Obesitas dari Sosial Ekonomi Menengah Atas. Skripsi. Jakarta: Fakultas Psikologi Universitas
Indonesia.
Guindon, M.H. (2010). Self-esteem across the lifespan: Issues and interventions (5th ed). New York :
Routledge Taylor & Francis Group.
Hasdianah, H.R., Siyoto, S.H., & Peristyowati, Y. (2014). Gizi, pemantapan gizi, diet, dan obesitas.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Mellor, D., Fuller-Tyszkiewicz, M., McCabe, M.P., & Ricciardelli, L.A. (2010). Body image and self-esteem
across age and gender: A short-term longitudinal study. Sex Roles, 63, 672-681.
Monks, F.J., Knoers, A.M.P., & Haditono, S.R. (2006). Psikologi perkembangan: Pengantar dalam
berbagai bagiannya. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Mruk, C.J. (2006). Self-esteem research, theory, and practice: Toward a positive psychology of self-esteem
(3rd ed). New York: Springer Publishing Company.
Pallant, J. (2011). SPSS survival manual: A step by step guide to data analysis using SPSS (4th ed). Australia:
Allen & Unwin.
Pearce, M.J., Julie, B., & Pristein, M.J. (2002). Adolescent obesity, overt and relational peer victimization
and romantic relathionships. Obesity Research Journal, 10, 5.
Rosenberg Self-Esteem Scale (1965). Diakses pada tanggal 7 September 2014 dari https://cyfernetsearch.
org/sites/default/files/PsychometricsFiles/Self-esteem%20scale,%20Rosenberg%20(high%20
school)_0.pdf
Santrock, J.W. (2003). Adolescence perkembangan remaja (6th ed). Jakarta: Erlangga.
Santrock, J.W. (2003). Life span development (Perkembangan masa hidup) (5th ed). Jakarta: Erlangga.
Schwartz, M.B., & Brownell, K.D. (2004). Obesity and body image. Department of Psychology, 1, 43-56.
Seawell, A.H., & Burg, S.D. (2005). Body image and sexuality in women with and without systemic lupus
erythematosus. Sex Roles, 53.
Shroff, H., & Thompson, J.K. (2006). Peer Influences, Body-Image Dissatisfaction, Eating Dysfunction
and Self-Esteem in Adolescent Girls. Journal of Health Psychology, 11, 533-551.

Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental 48


Vol. 4. No. 1 April 2015
Hubungan Antara Self-Esteem Dengan Body Image Pada Remaja Awal Yang Mengalami Obesitas

Williams, J.M., & Currie, Candace. (2000). Self-esteem and physical development in early adolescence:
Pubertal timing and body image. Journal of Early Adolescence, 20, 129-149.

49 Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental


Vol. 4. No. 1 April 2015

Anda mungkin juga menyukai