Anda di halaman 1dari 80

KUALITAS AIR DAN PARAMETER KUALITAS AIR

Kualitas Air
1. Pengertian Kualitas Air
Kualitas air adalah kondisi kalitatif air yang diukur dan atau di uji
berdasarkan parameter-parameter tertentu dan metode tertentu berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku (Pasal 1 keputusan Menteri
Negara Lingkungan Hidup Nomor 115 tahun 2003). Kualitas air dapat
dinyatakan dengan parameter kualitas air. Parameter ini meliputi parameter
fisik, kimia, dan mikrobiologis(Masduqi,2009).
Menurut Acehpedia (2010), kualitas air dapat diketahui dengan
melakukan pengujian tertentu terhadap air tersebut. Pengujian yang dilakukan
adalah uji kimia, fisik, biologi, atau uji kenampakan (bau dan warna).
Pengelolaan kualitas air adalah upaya pemaliharaan air sehingga tercapai
kualitas air yang diinginkan sesuai peruntukannya untuk menjamin agar kondisi
air tetap dalam kondisi alamiahnya.

2. Hubungan Antar Kualitas Air


Menurut Lesmana (2001), suhu pada air mempengaruhi kecepatan
reaksi kimia, baik dalam media luar maupun dalam tubuh ikan. Suhu makin
naik, maka reaksi kimia akan ssemakin cepat, sedangkan konsentrasi gas akan
semakin turun, termasuk oksigen. Akibatnya, ikan akan membuat reaksi toleran
dan tidak toleran. Naiknya suhu, akan berpengaruh pada salinitas, sehingga
ikan akan melakukan prosess osmoregulasi. Oleh ikan dari daerah air payau
akan malakukan yoleransi yang tinggi dibandingkan ikan laut dan ikan tawar.
Manurut Anonymaus(2010), laju peningkatan pH akan dilakukan oleh
nilai pH awal. Sebagai contoh : kebutuhan jumlah ion karbonat perlu
ditambahkan utuk meningkatkan satu satuan pH akan jauh lebih banyak
apabila awalnya 6,3 dibandingkan hal yang sama dilakukan pada pH 7,5.
kenaikan pH yang akan terjadi diimbangi oleh kadar Co2 terlarut dalan air.
Sehingga, Co2 akan menurunkan pH.

3. Parameter Kualitas Air


3.1 Parameter Fisika
a) Kecerahan
Kecerahan adalah parameter fisika yang erat kaitannya dengan proses
fotosintesis pada suatu ekosistem perairan. Kecerahan yang tinggi menunjukkan
daya tembus cahaya matahari yang jauh kedalam Perairan.. Begitu pula
sebaliknya(Erikarianto,2008).
Menurut Kordi dan Andi (2009), kecerahan adalah sebagian cahaya
yang diteruskan kedalam air dan dinyetakan dalam (%). Kemampuan cahaya
matahari untuk tembus sampai kedasar perairan dipengaruhi oleh kekeruhan
(turbidity) air. Dengan mengetahui kecerahan suatu perairan, kita dapat
mengetahui sampai dimana masih ada kemungkinan terjadi proses asimilasi
dalam air, lapisan-lapisan manakah yang tidak keruh, yang agak keruh, dan
yang paling keruh. Air yang tidak terlampau keruh dan tidak pula terlampau
jernih, baik untuk kehidupan ikan dan udang budidaya.

b) Suhu
Menurut Nontji (1987), suhu air merupakan faktor yang banyak
mendapat perhatian dalam pengkajian- pengkajian kaelautan. Data suhu air
dapat dimanfaatkan bukan saja untuk mempelajari gejala-gejala fisika didalam
laut, tetapi juga dengan kaitannya kehidupan hewan atau tumbuhan. Bahkan
dapat juga dimanfaatkan untuk pengkajian meteorologi. Suhu air dipermukaan
dipengaruhi oleh kondisi meteorologi. Faktor- faktor metereolohi yang berperan
disini adalah curah hujan, penguapan, kelembaban udara, suhu udara,
kecepatan angin, dan radiasi matahari.
Suhu mempengaruhi aktivitas metabolisme organisme, karena itu
penyebaran organisme baik dilautan maupun diperairan tawar dibatasi oleh
suhu perairan tersebut. Suhu sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
kehidupan biota air. Secara umum, laju pertumbuhan meningkat sejalan
dengan kenaikan suhu, dapat menekan kehidupan hewan budidaya bahkan
menyebabkan kematian bila peningkatan suhu sampai ekstrim(drastis)(Kordi
dan Andi,2009).

3.2 Parameter Kimia


a) pH
Menurut Andayani(2005), pH adalah cerminan derajat keasaman yang
diukur dari jumlah ion hidrogen menggunakan rumus pH = -log (H+). Air murni
terdiri dari ion H+dan OH- dalam jumlah berimbang hingga Ph air murni biasa 7.
Makin banyak banyak ion OH+ dalam cairan makin rendah ion H+ dan makin
tinggi pH. Cairan demikian disebut cairan alkalis. Sebaliknya, makin banyak
H+makin rendah PH dan cairan tersebut bersifat masam. Ph antara 7 – 9 sangat
memadai kehidupan bagi air tambak. Namun, pada keadaan tertantu,
dimana air dasar tambak memiliki potensi keasaman, pH air dapat turun hingga
mencapai 4.
pH air mempengaruhi tangkat kesuburan perairan karena
mempengaruhi kehidupan jasad renik. Perairan asam akan kurang produktif,
malah dapat membunuh hewan budidaya. Pada pH rendah( keasaman
tinggi), kandungan oksigan terlarut akan berkurang, sebagai akibatnya
konsumsi oksigen menurun, aktivitas naik dan selera makan akan berkurang. Hal
ini sebaliknya terjadi pada suasana basa. Atas dasar ini, maka usaha budidaya
perairan akan berhasil baik dalam air dengan pH 6,5 – 9.0 dan kisaran optimal
adalah ph 7,5 – 8,7(Kordi dan Andi,2009).

b) Oksigan Terlarut / DO
Mnurut Wibisono (2005), konsentrasi gas oksigen sangat dipengaruhi oleh
suhu, makin tinggi suhu, makin berkurang tingkat kelarutan oksigen. Dilaut,
oksigen terlarut (Dissolved Oxygen / DO) berasal dari dua sumber, yakni dari
atmosfer dan dari hasil proses fotosintesis fitoplankton dan berjenis tanaman
laut. Keberadaan oksigen terlarut ini sangat memungkinkan untuk langsung
dimanfaatkan bagi kebanyakan organisme untuk kehidupan, antara lain pada
proses respirasi dimana oksigen diperlukan untuk pembakaran (metabolisme)
bahan organik sehingga terbentuk energi yang diikuti dengan pembentukan
Co2 dan H20.
Oksigen yang diperlukan biota air untuk pernafasannya harus terlarut
dalam air. Oksigen merupakan salah satu faktor pembatas, sehinnga bila
ketersediaannya didalam air tidak mencukupi kebutuhan biota budidaya,
maka segal aktivitas biota akan terhambat. Kebutuhan oksigen pada ikan
mempunyai kepentingan pada dua aspek, yaitu kebutuhan lingkungan bagi
spesies tertentu dan kebutuhan konsumtif yang terandung pada metabolisme
ikan(Kordi dan Andi,2009).

C) CO2
Karbondioksida (Co2), merupakan gas yang dibutuhkan oleh tumbuh-
tumbuhan air renik maupun tinhkat tinggi untuk melakukan proses fotosintesis.
Meskipun peranan karbondioksida sangat besar bagi kehidupan organisme air,
namun kandungannya yang berlebihan sangat menganggu, bahkan menjadi
racu secara langsung bagi biota budidaya, terutama dikolam dan
ditambak(Kordi dan Andi,2009).
Meskipun presentase karbondioksida di atmosfer relatif kecil, akan tetapi
keberadaan karbondioksida di perairan relatif banyak,kerana karbondioksida
memiliki kelarutan yang relatif banyak.

d) Amonia
Makin tinggi pH, air tambak/kolam, daya racun amnia semakin
meningkat, sebab sebagian besar berada dalam bentuk NH3, sedangkan
amonia dalam molekul (NH3) lebih beracun daripada yang berbentuk ion
(NH4+). Amonia dalam bentuk molekul dapat bagian membran sel lebih cepat
daripada ion NH4+ (Kordi dan Andi,2009).
Menurut Andayani(2005), sumber amonia dalam air kolam adalah eksresi
amonia oleh ikan dan crustacea. Jumlah amonia yang dieksresikan oleh ikan
bisa diestimasikan dari penggunaan protei netto( Pertambahan protein pakan-
protein ikan) dan protein prosentase dalam pakan dengan rumus :
Amonia – Nitrogen (g/kg pakan) = (1-0- NPU)(protein+6,25)(1000)
Keterangan : NPU : Net protein Utilization /penggunaan protein netto
Protein : protein dalam pakan
6,25 : Rati rata-rata dari jumlah nitrogen.

e) Nitrat nitrogen
Menurut Susana (2002), senyawa kimia nitrogen urea (N-urea) ,algae
memanfaatkan senyawa tersebut untuk pertumbuhannya sebagai sumber
nitrogen yang berasal dari senyawa nitrogen-organik. Beberapa bentuk
senyawa nitrogen (organik dan anorganik) yang terdapat dalam perairan
konsentrasinya lambat laun akan berubah bila didalamnya ada faktor yang
mempengaruhinya sehingga antara lain akn menyebabkan suatu
permasalahan tersendiri dalam perairan tersebut.
Menurut Andayani(2005), konsentasi nitrogen organik di perairan yang
tidak terpolusi sangat beraneka ragam. Bahkan konsentrasi amonia nitrogen
tinggi pada kolam yang diberi pupuk daripada yang hanya biberi pakan.
Nitrogen juga mengandung bahan organik terlarut. Konsentrsi organik nitrogan
umumnya dibawah 1mg/liter pada perairan yang tidak polutan. Dan pada
perairan yang planktonya blooming dapat meningkat menjadi 2-3 mg/liter.

f) Orthophospat
Menurut Andayani (2005), orthophospat yang larut, dengan mudah
tesedia bagi tanaman, tetapi ketersediaan bentuk-bentuk lain belum
ditentukan dengan pasti. Konsentrasi fosfor dalam air sangat rendah :
konsentasi ortophospate yang biasanya tidak lebih dari 5-20mg/liter dan jarang
melebihi 1000mg/liter. Fosfat ditambahkan sebagai pupuk dalam kolam, pada
awalnya tinggi orthophospat yang terlarut dalam air dan konsentrasi akan turun
dalam beberapa hari setelah perlakuan.
Menurut Muchtar (2002), fitoplankton merupakan salah satu parameter
biolagi yang erat hubungannya dengan fosfat dan nitrat. Tinggi rendahnya
kelimpahan fitoplankton disuatu perairan tergantung tergantung pada
kandungan zat hara fosfat dan nitrat. Sama halnya seprti zat hara lainnya,
kandungan fosfat dan nitrat disuatu perairan, secara alami terdapat sesuai
dengan kebutuhan organisme yang hidup diperairan tersebut.

4. Kualitas Air yang Baik


Menurut O-fish (2010), ada lima syarat utama kualitas air yang baik untuk
kehidupan ikan :
Rendah kadar amonia dan nitrit
Bersih secara kimiawi
Memiliki pH, kesadahan, dan temperatur yang memadai
Rendah kadar cemaran organik
Stabil
Apabila persyaratan tersebut diatas dapat dijaga dan dipelihara dengan baik,
maka ikan yang dipelihara mampu memelihara dirinya sendiri, terbebas dari
berbagai penyakit, dan dapat berkembang biak dengan baik.
Menurut Agromedia(2007), air yang baik untuk pertumbuhan lele dumbo
adalah air bersih yang berasal dari sungai, air hujan, dan air sumur.
Pemanfaatan sumber air harus harus dikelola dengan baik terutama kualitas
dan kuantitas. Kualitas air sangat mendukung pertumbuhan lele dumbo. Oleh
karena itu, aor yang digunakan harus banyak mengandung zat hara, serta
tidak tercemar olah racun dan zat rumah tangga lainnya.

5. Efek Kualitas Air


Air dari alam atau natural water secara foundamental akan berbeda
kondisinya dengan air dari tempat budidaya, terutama sistem tertutup yang
menggunakan akuarium atau bak, berdasarkan sifat kimia maupun biologi.
Jumlah ikan ditempat budidaya umumnya jauh lebih banyak dibandingkan
jumlah air. Akibatnya, material hasil metrabolisme yang dikeluarkan ikan tidak
dapat mengurai seimbang. Artinya, waktu penguraian metabolit secara alami
tidak mencukupi karena jumlahnya cukup banyak. Oleh karena itu, air tidak
dapat atau sulit kembali menjadi baik dan cenderung menghasilkan substannsi
atau bahan metabolit yang berbahaya bagi ikan(Lesmana,2001).
Menurut O-fish(2010), kualitas air secara umum menunjukkan mutu atau
kondisi air yang dikaitkan dengan suatu kagiatan atau keperluan tertentu.
Dalam lingkup akuarium, kulitas air secara umum mengacu pada kandungan
polutan atau cemaran yang terkandung dalam air dalam kaitannya untuk
menunjang kehidupan ikan dan kondisi ekosstem yang memadai.
Menurut Susanto(2002), suatu limbah yang mengandung beban
pencemar masuk ke lingkungan perairan dapat menyebabkan perubhan
kualitas air. Salah satu efeknya adalah menurunya kadar oksigen terlarut yang
berpengaruh terhadap fungsi fisiologis organisme akuatik. Air limbah
memungkinkan mengandung mikroorganisme patogen atau bahan kimia
beracun berbahaya yang dapat menyebabkan penyakit infeksi dan tersebar
ke lingkungan
2. KEBIJAKAN PENENTUAN KUALITAS AIR SERTA SANKSI BAGI PELAKU
PENCEMARAN DAN TANGGUNG JAWAB NEGARA MENGANTISIPASI
PENCEMARAN AIR

AIR BUKANLAH PRODUK DARI SUATU HASIL KOMERSIALISASI SEPERTI HALNYA


BARANG YANG LAIN, NAMUN LEBIH CONDONG DISEBUT SEBAGAI WARISAN
YANG HARUS DILINDUNGI, DIPERTAHANKAN, DAN DIPERLAKUKAN DENGAN
BENAR
Air merupakan hajat hidup kita. Kita meminumnya untuk mempertahankan
hidup. Kita mencuci dengan air. Air pula adalah hal yang utama bagi
pertanian dalam hal pengairan persa-wahan, dan juga bagi peternakan. Air
dalam perindustrian digunakan selain sebagai bagian dari proses produksi juga
dipakai sebagai pendingin. Selain itu, air menyediakan habitat hidup bagi ikan
dan binatang air lainnya. Disamping itu memiliki peran psikologis yang penting
dalam hal menyediakan area rekreasi juga bagi keindahan alam. Sebagai
tambahan, air memiliki peran yang sangat penting pula dalam proses dan
membuang limbah yang berasal dari domestik atau perindustrian. Pembua-
ngan limbah padat atau cair ke perairan dapat menimbulkan pencemaran air.
Pencemaran air dapat muncul dalam berbagai macam cara. Bahan-bahan
seperti limbah kotoran domestik, bahan kimia, deterjen adalah pencemaran
yang umum dibuang ke perairan apakah itu disengaja atau tidak disengaja..
Perta-nian juga salah satu penyebab utama dalam pencemaran air dalam hal
penggunaan pestisida atau pupuk yang berbahan kimia, disamping limbah
industri, yaitu sisa produksi yang ber-bentuk zat cair yang dibuang melalui pipa-
pipa perusahaan ke saluran air umum. Akibat pencemaran air pada saluran air
ini dapat menyebabkan kerusakan atau timbul penyakit bagi binatang serta
tetumbuhan air, termasuk manusia.
Bagi Indonesia sebagai negara kepulauan yang lautnya meliputi dua per tiga
wilayah nasionalnya, dan memiliki garis pantai kedua terpanjang di dunia, dan
juga dikenal sebagai negara bahari, memiliki tanggung jawab yang sangat
besar untuk melindungi perairannya dari pencemaran air. Untuk itu pengaturan
hukum lingkungan yang ada harus bersifat terpadu dan komprehensif. Selain
itu, juga diperlukan penerapan prinsip-prinsip hukum pencemaran lintas batas
nasional dalam peraturan perundang-undangan yang diatur secara integratif.
Namun demikian aturan hanya tinggal aturan apabila tidak disertai dengan
penegakan hukum. Penegakan Hukum dalam mengatasi pelaku pence-maran
air memiliki peran yang sangat penting, untuk menimbulkan efek jera (ultimum
remedium). Hal ini perlu dilakukan untuk memunculkan wibawa hukum, yang
diharapkan dapat mem-bawa perubahan mendasar sikap masyarakat untuk
berperan serta dalam setiap gerak pembangunan nasional. Makna inilah yang
disodorkan Mochtar Kusumaatmadja yang mengadopsi pemi-kiran Roscoe
Pound tentang “law as a tool of social engineering” yaitu hukum sebagai
sarana perekayasa masyarakat, yang mendorong penciptaan aturan
perundang-undangan dan yurisprudensi. (Otje Salman, dan Eddy Damian,
2002).
Pemberantasan pencemaran air ternyata tidak mudah, hal ini karena
kenyataannya banyak tipe perairan seperti sungai, kolam, danau, dan laut
yang memiliki kapasitas yang berbeda dalam menyerap dan penyebaran
polusi (air). Sebagai contoh, sungai yang memiliki kemampuan lebih dalam
memurnikan air yang tercemar karena mikro organisme yang terdapat dalam
sungai disamping efek matahari dan aerasi udara, apabila dibandingkan
dengan kolam kecil (rawa). Oleh kare-nanya, pembuangan limbah ke sungai
dalam batas-batas tertentu masih bisa ditolerir. Hal ini menyebabkan adanya
kecenderungan pembuangan limbah ke sungai merupakan hal yang disukai
dan dianggap efektif. Sebab biaya yang dikeluarkan sangat murah, bahkan
tanpa biaya sama sekali. Ini menjadi persoalan dalam pembuatan aturan,
sejauh mana larangan pembuangan limbah ke sungai itu bisa menjamin
kemampuan sungai dalam mengabsorsi dan menyebarkan limbah. Atau
dengan kata lain, apa ukuran bahwa suatu sungai itu tercemar oleh limbah.
Padahal disisi lain, sungai pada umumnya di Indonesia, khususnya di kota besar
adalah penyedia bahan baku air minum yang diselenggarakan oleh
Perusahaan Air Minum Daerah. Sehingga bila sungai dicemari, akan
berdampak langsung pada kehidupan manusia.
Sehingga adalah hal sangat penting dalam mengendalikan pence-maran air,
khususnya di sungai. Tinda-kan yang diharapkan, tentunya adalah
menghentikan sumber pencemaran. Namun itu sulit, sebab secara alami
manusia akan menerbitkan limbah, oleh karenanya mengendalikan sumber
polu-tan dengan melihat kemampuan sungai atau perairan dalam
mengabsorsi dan mendispersikan polutan itu menjadi isu utama, yang perlu
diatur oleh seorang regulator peraturan.
Oleh karena itu upaya pence-gahan pencemaran air secara langsung, atau
upaya pembatasan pembuangan limbah, serta bagaimana cara member-
sihkan perairan dari limbah, serta sanksi yang diberikan bagi poluter, dan
memas-tikan tindakan itu tidak diulangi dan membayar biaya pembersihan,
dan juga memberikan kompensansi bagi pihak-pihak yang dirugikan akibat
pence-maran.
Untuk itu pengaturan pembua-ngan kotoran ke saluran air merupakan hal yang
menjadi perhatian dalam pengendalian pencemaran air.
Masyarakat Eropa (EC), memi-liki semboyan dalam pengaturan air sebagai
berikut :
“Air bukanlah produk dari suatu hasil komersialisasi seperti halnya barang yang
lain, namun lebih condong disebut sebagai warisan yang harus dilindungi,
dipertahankan, dan diperlakukan dengan benar”.
Harapan yang terkandung dalam semboyan tersebut adalah pengaturan
penggunaan air dan kualitas air yang digunakan masyarakat, dalam suatu atu-
ran sederhana dan terintegrasi, yang melindungi air baik yang berada diper-
mukaan maupun bawah tanah, dari segala bentuk pencemaran yang akan,
dan pasti timbul akibat pemanfaatan air. Untuk itu perlu dibuat aturan yang
ber-kenaan dengan:
 Pencegahan kerusakan lebih lanjut dari lingkungan air dan melindungi, dan
meningkatkan kualitas air.
 Peningkatan penggunaan air secara terus menerus, berdasarkan perlin-
dungan jangka panjang dari sumber daya air yang ada.
 Pengurangan bahkan menghentikan (sedapat mungkin) penyebab limbah
berbahaya bagi perairan
 Pengurangan polusi air tanah
 Pengurangan akibat banjir dan keke-ringan. (Justine Thornton & Silas Beckwith,
2004).

Pengaturan air pertama kali harus dimulai dari saluran air yang mengarah ke
sungai, yang kemudian harus diklasifikasikan berdasarkan ting-kat pencemaran,
apakah itu baik sekali, baik, cukup, buruk dan buruk sekali. Dalam pengelolaan
manajemen sungai, hal itu harus ditetapkan untuk mencapai tingkatan status
baik untuk setiap per-airan sungai. Ini untuk menjaga status dan kualitas sungai,
sebab ini akan berdampak pada manusia, binatang dan tumbuhan yang
menggantungkan hidup-nya pada perairan seperti sungai terse-but.
Pengaturan itu lebih lanjut harus memastikan status baik itu tetap terjaga.
Hal lain yang harus diperhatikan adalah:
 Status ekologi dari sungai, ini berkaitan dengan kualitas dari komunitas biologi,
karakteristis kimia dan hidrologi.
 Status kimia, ini berkenaan dengan standar minimum kandungan kimia yang
terdapat dalam sungai. Tentu saja penentuan standar bagus atau tidak
didapat dari suatu hasil penelitian sebelumnya tentang kan-dungan kimia suatu
perairan.
 Sasaran lainya.

Pengaturan ini diharapkan me-nyediakan tingkat perlindungan yang tinggi dari


perairan semacam sungai ini. Perlindungan lain yang termasuk dalam
pengaturan air, adalah perlindungan bagi air tanah, pengurangan terhadap
bahan-bahan berbahaya bagi kesehatan.
Pengaturan tentang pengairan selanjutnya diatur dalam UU No. 11 Tahun 1974,
yang menganut asas lestari. Namun sayang konsep pencemaran air dalam
undang-undang ini belum dida-sarkan pada konsep baku mutu yang
diperlukan bagi penetapan peruntukan lingkungan sehingga pengaruhnya
pada lingkungan belum dapat diukur. (Daud Silalahi, 1996).
Ironisnya pada tahun 1970-an telah lahir prinsip-prinsip ekologi yang telah
dideklarasikan dalam Stockholm Declaration, yang mengatur ukuran mengenai
pencemaran atau kerusakan lingkungan, termasuk sumber daya alam hayati.
Sehingga seharusnya dalam UU No. 11 Tahun 1974 tentang Pengairan ini
seyogyanya prinsip-prinsip dalam Stockholm Declaration dapat diadopsi.
Penegakan hukum terhadap pencemaran air
Seperti yang sudah diuraikan sebelumnya berkenaan dengan perlunya aturan
hukum mengenai perlindungan terhadap pencemaran air, maka pene-gakan
hukumnya pun tak kalah pentingnya. Khususnya untuk mence-gah, dan
mengkriminalisasi suatu per-buatan yang dikategorikan sebagai per-buatan
pencemaran air, dan pemberian sanksi bagi pencemar bagi wilayah air yang
dikendalikan dari pencemaran. Adapun wilayah air yang harus dikenda-likan
dari pencemaran terdiri atas:
 wilayah air yang relevan, yaitu batas perairan wilayah sejauh 12 mil dari
surutnya pantai (teritorial water)
 perairan pantai
 zona perikanan, ini termasuk danau, waduk, dan saluran air lainnya
 air tanah. (Justine Thornton & Silas Beckwith, 2004).

Wilayah-wilayah tersebut, harus terhindar dari berbagai macam zat pen-cemar


apakah yang bersifat padat atau cair.
Apabila mengacu pada keten-tuan Pasal 17 UU No.23 Tahun 1997 tentang
Pengelolaan Lingkungan hidup, secara umum diatur tentang kewajiban
pengelolaan bahan-bahan berbahaya, sedangkan pada Pasal 16 ditekankan
mengenai tanggung jawab pengelolaan limbah bagi siapapun yang menjadi
penanggung jawab suatu kegiatan usaha.
Pelanggaran atas pencemaran perairan mengakibatkan tanggung jawab
mutlak bagi si pelaku, hal ini sesuai dengan ketentuan Pasal 35 Ayat 1 UU No.23
Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan hidup, dan itu mewajibkan bagi
pelaku pencemaran (dalam hal ini pencemaran air), dikenakan kewajiban
untuk membayar ganti rugi secara lang-sung dan seketika pada saat terjadinya
pencemaran, apakah itu secara sengaja atau karena kealpaan dengan
denda dari Rp. 100.000.000,- sampai dengan Rp. 750.000.000,- disamping
pidana penjara. Adapun pengaturan lebih lanjut tentang sanksi ini diatur dalam
Pasal 41 – 48 UU No.23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan hidup.
Alternatif penerapan sanksi lainnya adalah sanksi perdata, yaitu berupa ganti
rugi kepada penderita dan biaya pemulihan kepada negara (Pollu-ter pays
principle). Prinsip ini meru-pakan bentuk kebijaksanaan lingkungan dan jalan
keluar bagi kasus pencemaran pada umumnya di negara maju. Artinya
meskipun telah dilakukan pembayaran ganti rugi terhadap penderita, pelaku
pencemaran air tetap tidak terbebas dari kewajiban untuk membayar biaya
pemulihan lingkungan yang telah rusak atau tercemar kepada negara. Karena
negara memiliki fasilitas untuk melaku-kan pemulihan.
Tindakan Pencegahan
Membersihkan suatu perairan yang terkena pencemaran adalah sangat
mahal, memakan waktu dan kemung-kinan memakan korban. Hal yang lebih
baik yang dapat dilakukan adalah melakukan pencegahan, dengan mem-
bangun sistem peringatan dini pence-maran.
Sistem yang dimaksud adalah pembuatan zona perlindungan perairan, yang
dibuat berdasarkan undang-undang (peraturan), serta membuat perencanaan
tentang pengendalian atau kontrol per-airan dalam bentuk prosedur baku.
Upaya perlindungan perairan seperti yang dikemukakan diatas telah
diterapkan oleh Kanada dengan mene-tapkan Artic Waters Act, 1970 yang
memberikan perlindungan lingkungan laut hingga 100 mil dari garis dasar. Hal
itu mereka buat berdasarkan anggapan tentang adanya state responsibility as
a costal state to the international commu-nity in general; a resposibility to pro-
hibit ships from using the seas in a way violate of reasonable standards. Disam-
ping itu munculnya hak negara pantai terhadap pencemaran atas perairannya
muncul berdasarkan hukum interna-sional umum.
Namun demikian, pencemaran terhadap perairan pasti akan selalu terjadi, dan
seperti yang telah diuraikan dalam tulisan terdahulu, alam memiliki kemampuan
untuk menyerap, mengu-raikan zat-zat pencemar tersebut sesuai dengan
kapasitas yang dimiliki alam. Untuk itu negara bertanggung jawab untuk
mengatur pula ambang batas (treshold) pencemaran sebagai ukuran
tanggung jawab negara. Amerika dalam beberapa kasus seperti New York v
New Jersey (USA, 1921) dan Kasus Georgia v Tennesse Copper (USA, 1906)
menya-takan adanya tanggung jawab negara pada perlindungan lingkungan
sebagai perwujudan dari konsep kedaulatan, dan pemerintah didorong untuk
memperha-tikan moral issues that trascend ques-tion of jurisdiction and
procedure. (Daud Silalahi, 1996).

3. PENTINGNYA KUALITAS AIR DAN PELESTARIANNYA

Air merupakan komponen lingkungan yang penting bagi kehidupan.


Makhluk hidup di muka bumi ini tak dapat terlepas dari kebutuhan akan air. Air
merupakan kebutuhan utama bagi proses kehidupan di bumi, sehingga tidak
ada kehidupan seandainya di bumi tidak ada air. Namun demikian, air dapat
menjadi malapetaka bilamana tidak tersedia dalam kondisi yang benar, baik
kualitas maupun kuantitasnya. Air yang relatif bersih sangat didambakan oleh
manusia, baik untuk keperluan hidup sehari-hari, untuk keperluan industri, untuk
kebersihansanitasi kota, maupun untuk keperluan pertanian dan lain
sebagainya.
Dewasa ini, air menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian yang serius.
Untuk mendapat air yang baik sesuai dengan standar tertentu, saat ini menjadi
barang yang mahal, karena air sudah banyak tercemar oleh bermacam-
macam limbah dari berbagai hasil kegiatan manusia. Sehingga secara kualitas,
sumberdaya air telah mengalami penurunan. Demikian pula secara kuantitas,
yang sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan yang terus meningkat.
Dari hari ke hari bila diperhatikan, makin banyak berita-berita mengenai
pencemaran air. Pencemaran air ini terjadi dimana-mana. Di Teluk Jakarta
terjadi pencemaran yang sangat merugikan bagi petambak. Tidak saja udang
dan bandeng yang mati, tapi kerang hijaupun turut mati pula, beberapa jenis
spesies ikan telah hilang. Secara kimiawi, pencemaran yang terjadi di Teluk
Jakarta tersebut telah sangat parah. Indikasinya populasi kerang hijau
berkembang lebih cepat dan semakin banyak, padahal hewan ini merupakan
indikator pecemar. Kadar logam antara lain seng, tembaga dan timbal telah
mencapai ambang batas normal. Kondisi ini sangat berbahaya, karena logam
berat dapat diserap oleh manusia atau hewan yang memakannya dan akan
terjadi akumulasi (Republika, 17/02/03). Di Waduk Saguling juga
terjadi pencemaran logam berat(merkuri) dan kadar H2SO4 yang tinggi,
sehingga pencemaran ini sangat mempengaruhi ekonomi masyarakat sekitar,
ribuan petani ikan mas jaring terapung di kawasan ini terancam gulung tikar
karena produksi ikan turun terus (Pikiran Rakyat, 08/06/03). Selain itu,
penggunaan pestisida yang berlebihan dan berlangsung lama, juga akan
mengakibatkan pencemaran air.
Sebagai contoh, hal ini terjadi di NTB yang terjadi pencemaran karena dampak
pestisida dan limbah bakteri e-coli. Petani menggunakan pestisida di sekitar
mata air Lingsar dan Ranget (Bali Post, 14/8/03).
Krisis air juga terjadi di hampir semua wilayah Pulau Jawa dan sebagian
Sumatera, terutama kota-kota besar baik akibat pencemaran limbah cair
industri, rumah tangga ataupun pertanian. Selain merosotnya kualitas air akibat
pencemaran, krisis air juga terjadi dari berkurangnya ketersediaan air dan
terjadinya erosi akibat pembabatan hutan di hulu serta perubahan
pemanfaatan lahan di hulu dan hilir. Menyusutnya pasokan air pada 3
beberapa sungai besar di Kalimantan menjadi fenomena yang mengerikan,
sungai-sungai tersebut mengalami pendangkalan akibat minimnya air pada
saat kemarau serta ditambah erosi dan sedimentasi. Pendangkalan di sungai
Mahakam misalnya meningkat 300% selama kurun waktu 10 tahun terakhir (Air
Kita Diracuni, 2004).
Pencemaran air di banyak wilayah di Indonesia, seperti beberapa contoh di
atas, telah mengakibatkan terjadinya krisis air bersih. Lemahnya pengawasan
pemerintah serta keengganannya untuk melakukan penegakan hukum secara
benar menjadikan problem pencemaran air menjadi hal yang kronis yang
makin lama makin parah
Indikator Pencemaran Air
Indikator atau tanda bahwa air lingkungan telah tercemar adalah adanya
perubahan atau tanda yang dapat diamati yang dapat digolongkan menjadi :
1. Pengamatan secara fisis, yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan
tingkat kejernihan air (kekeruhan), perubahan suhu, warna dan adanya
perubahan warna, bau dan rasa.

2. Pengamatan secara kimiawi, yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan


zat kimia yang terlarut, perubahan pH.

3. Pengamatan secara biologis, yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan


mikroorganisme yang ada dalam air, terutama ada tidaknya bakteri pathogen.

Indikator yang umum diketahui pada pemeriksaan pencemaran air adalah pH


atau konsentrasi ion hydrogen, oksigen terlarut (Dissolved Oxygen, DO),
kebutuhan oksigen biokimia (Biochemiycal Oxygen Demand, BOD) serta
kebutuhan oksigen kimiawi (Chemical Oxygen Demand, COD).
pH atau Konsentrasi Ion Hidrogen
Air normal yang memenuhi syarat untuk suatu kehidupan mempunyai pH
sekitar 6,5 – 7,5. Air akan bersifat asam atau basa tergantung besar kecilnya pH.
Bila pH di bawah pH normal, maka air tersebut bersifat asam, sedangkan air
yang mempunyai pH di atas pH normal bersifat basa. Air limbah dan bahan
buangan industri akan mengubah pH air yang akhirnya akan mengganggu
kehidupan biota akuatik.
Sebagian besar biota akuatik sensitif terhadap perubahab pH dan menyukai
pH antara 7 – 8,5. Nilai pH sangat mempengaruhi proses biokimiawi perairan ,
misalnya proses nitrifikasi akan berakhir pada pH yang rendah. Pengaruh nilai
pH pada komunitas biologi perairan dapat dilihat pada table di bawah ini
Tabel : Pengaruh pH Terhadap Komunitas Biologi Perairan

Sumber : modifikasi Baker et al., 1990 dalam Efendi, 2003


Pada pH < 4, sebagian besar tumbuhan air mati karena tidak dapat
bertoleransi terhadap pH rendah. Namun ada sejenis algae yaitu
Chlamydomonas acidophila mampu bertahan pada pH =1 dan algae Euglena
pada pH 1,6.
Oksigen terlarut (DO)
Tanpa adanya oksegen terlarut, banyak mikroorganisme dalam air tidak dapat
hidup karena oksigen terlarut digunakan untuk proses degradasi senyawa
organic dalam air. Oksigen dapat dihasilkan dari atmosfir atau dari reaksi
fotosintesa algae. Oksigen yang dihasilkan dari reaksi fotosintesa algae tidak
efisien, karena oksigen yang terbentuk akan digunakan kembali oleh algae
untuk proses metabolisme pada saat tidak ada cahaya. Kelarutan oksigen
dalam air tergantung pada temperature dan tekanan atmosfir.
Berdasarkan data-data temperature dan tekanan, maka kalarutan oksigen
jenuh dalam air pada 25o C dan tekanan 1 atmosfir adalah 8,32 mg/L (Warlina,
1985).
Kadar oksigen terlarut yang tinggi tidak menimbulkan pengaruh fisiologis bagi
manusia. Ikan dan organisme akuatik lain membutuhkan oksigen terlarut
dengan jumlah cukup banyak. Kebutuhan oksigen ini bervariasi antar
organisme. Keberadaan logam berta yang berlebihan di perairan akan
mempengaruhi system respirasi organisme akuatik, sehingga pada saat kadar
oksigen terlarut rendah dan terdapat logam berat dengan konsentrasi tinggi,
organisme akuatik menjadi lebih menderita (Tebbut, 1992 dalam Effendi, 2003).
Pada siang hari, ketika matahari bersinar terang, pelepasan oksigen oleh proses
fotosintesa yang berlangsung intensif pada lapisan eufotik lebih besar daripada
oksigen yang dikonsumsi oleh proses respirasi. Kadar oksigen terlarut dapat
melebihi kadar oksigen jenuh, sehingga perairan mengalami supersaturasi.
Sedangkan pada malam hari, tidak ada fotosintesa, tetapi respirasi terus
berlangsung. Pola perubahan kadar oksigen ini mengakibatkan terjadinya
fluktuasi harian oksigen pada lapisan eufotik perairan. Kadar oksigen maksimum
terjadi pada sore hari dan minimum pada pagi hari.
Kebutuhan Oksigen Biokimia (BOD)
Dekomposisi bahan organic terdiri atas 2 tahap, yaitu terurainya bahan organic
menjadi anorganik dan bahan anorganik yang tidak stabil berubah menjadi
bahan anorganik yang stabil, misalnya ammonia mengalami oksidasi menjadi
nitrit atau nitrat (nitrifikasi). Pada penentuan nilai BOD, hanya dekomposisi tahap
pertama ynag berperan, sedangkan oksidasi bahan anorganik (nitrifikasi)
dianggap sebagai zat pengganggu.
Dengan demikian, BOD adalah banyaknya oksigen yang dibutuhkan oleh
mikroorganisme dalam lingkungan air untuk memecah (mendegradasi) bahan
buangan organic yang ada dalam air menjadi karbondioksida dan air. Pada
dasarnya, proses oksidasi bahan organic berlangsung cukup lama. Menurut
Sawyer dan McCarty, 1978 (Effendi, 2003) proses penguraian bahan buangan
organic melalui proses oksidasi oleh mikroorganisme atau oleh bakteri aerobic
adalah :
CnHaObNc + (n + a/4 – b/2 – 3c/4) O2 → n CO2 + (a/2 – 3c/2) H2O +
c NH3
Bahan organic oksigen bakteri aerob 9
Untuk kepentingan praktis, proses oksidasi dianggap lengkap selama 20 hari,
tetapi penentuan BOD selama 20 hari dianggap masih cukup lama. Penentuan
BOD ditetapkan selama 5 hari inkubasi, maka biasa disebut BOD5. Selain
memperpendek waktu yang diperlukan, hal ini juga dimaksudkan untuk
meminimumkan pengaruh oksidasi ammonia yang menggunakan oksigen juga.
Selama 5 hari masa inkubasi, diperkirakan 70% – 80% bahan organic telah
mengalami oksidasi. (Effendi, 2003).
Jumlah mikroorganisme dalam air lingkungan tergantung pada tingkat
kebersihan air. Air yang bersih relative mengandung mikroorganisme lebih
sedikit dibandingkan yang tercemar. Air yang telah tercemar oleh bahan
buangan yang bersifat antiseptic atau bersifat racun, seperti fenol, kreolin,
detergen, asam cianida, insektisida dan sebagainya, jumlah
mikroorganismenya juga relative sedikit. Sehingga makin besar kadar BOD nya,
maka merupakan indikasi bahwa perairan tersebut telah tercemar, sebagai
contoh adalah kadar maksimum BOD5 yang diperkenankan untuk kepentingan
air minum dan menopang kehidupan organisme akuatik adalah 3,0 – 6,0 mg/L
berdasarkan UNESCO/WHO/UNEP, 1992. Sedangkan berdasarkan
Kep.51/MENKLH/10/1995 nilai BOD5 untuk baku mutu limbah cair bagi kegiatan
industri golongan I adalah 50 mg/L dan golongan II adalah 150 mg/L.

Kebutuhan Oksigen Kimiawi (COD)


COD adalah jumlah oksigen yang diperlukan agar bahan buangan yang ada
dalam air dapat teroksidasi melalui reaksi kimia baik yang dapat didegradasi
secara biologis maupun yang sukar didegradasi. Bahan buangan organic
tersebut akan dioksidasi oleh kalium bichromat yang digunakan sebagai
sumber oksigen (oxidizing agent) menjadi gas CO2 dan gas H2O serta sejumlah
ion chrom.
Jika pada perairan terdapat bahan organic yang resisten terhadap degradasi
biologis, misalnya tannin, fenol, polisacharida dansebagainya, maka lebih
cocok dilakukan pengukuran COD daripada BOD. Kenyataannya hampir
semua zat organic dapat dioksidasi oleh oksidator kuat seperti kalium
permanganat dalam suasana asam, diperkirakan 95% – 100% bahan organic
dapat dioksidasi.
Seperti pada BOD, perairan dengan nilai COD tinggi tidak diinginkan bagi
kepentingan perikanan dan pertanian. Nilai COD pada perairan yang tidak
tercemar biasanya kurang dari 20 mg/L, sedangkan pada perairan tercemar
dapat lebih dari 200 mg/L dan pada limbah industri dapat mencapai 60.000
mg/L (UNESCO,WHO/UNEP, 1992).
SUMBER PENCEMARAN AIR
Banyak penyebab sumber pencemaran air, tetapi secara umum dapat
dikategorikan menjadi 2 (dua) yaitu sumber kontaminan langsung dan tidak
langsung. Sumber langsung meliputi efluen yang keluar dari industri, TPA
sampah, rumah tangga dan sebagainya. Sumber tak langsung adalah
kontaminan yang memasuki badan air dari tanah, air tanah atau atmosfir
berupa hujan (Pencemaran Ling. Online, 2003). Pada dasarnya sumber
pencemaran air berasal dari industri, rumah tangga (pemukiman) dan
pertanian. Tanah dan air tanah mengandung sisa dari aktivitas pertanian
misalnya pupuk dan pestisida. Kontaminan dari atmosfir juga berasal dari
aktifitas manusia yaitu pencemaran udara yang menghasilkan hujan asam.
Komponen Pencemaran Air
Saat ini hampir 10 juta zat kimia telah dikenal manusia, dan hampir 100.000 zat
kimia telah digunakan secara komersial. Kebanyakan sisa zat kimia tersebut
dibuang ke badan air atau air tanah. Sebagai contoh adalah pestisida yang
biasa digunakan di pertanian, industri atau rumah tangga, detergen yang biasa
digunakan di rumah tangga atau PCB yang biasa digunakan pada alat-alat
elektronik.
Erat kaitannya dengan masalah indikator pencemaran air, ternyata komponen
pencemaran air turut menentukan bagaimana indikator tersebut terjadi.
Menurut Wardhana (1995), komponen pencemaran air yang berasal dari
industri, rumah tangga (pemukiman) dan pertanian dapat dikelompokkan
sebagai bahan buangan:
1. padat

2. cairan berminyak

3. organic dan olahan bahan makanan

4. berupa panas

5. anorganik

6. zat kimia

Bahan buangan padat


Yang dimaksud bahan buangan padat adalah adalah bahan buangan yang
berbentuk padat, baik yang kasar atau yang halus, misalnya sampah. Buangan
tersebut bila dibuang ke air menjadi pencemaran dan akan menimbulkan
pelarutan, pengendapan ataupun pembentukan koloidal.
Apabila bahan buangan padat tersebut menimbulkan pelarutan, maka
kepekatan atau berat jenis air akan naik. Kadang-kadang pelarutan ini disertai
pula dengan perubahan warna air. Air yang mengandung larutan pekat dan
berwarna gelap akan mengurangi penetrasi sinar matahari ke dalam air.
Sehingga proses fotosintesa tanaman dalam air akan terganggu. Jumlah
oksigen terlarut dalam air menjadi berkurang, kehidupan organisme dalam air
juga terganggu.
Terjadinya endapan di dasar perairan akan sangat mengganggu kehidupan
organisme dalam air, karena endapan akan menutup permukaan dasar air
yang mungkin mengandung telur ikan sehingga tidak dapat menetas. Selain
itu, endapan juga dapat menghalangi sumber makanan ikan dalam air serta
menghalangi datangnya sinar matahari.
Pembentukan koloidal terjadi bila buangan tersebut berbentuk halus, sehingga
sebagian ada yang larut dan sebagian lagi ada yang melayang-layang
sehingga air menjadi keruh. Kekeruhan ini juga menghalangi penetrasi sinar
matahari, sehingga menghambat fotosintesa dan berkurangnya kadar oksigen
dalam air.

Bahan buangan organic dan olahan bahan makanan


Bahan buangan organic umumnya berupa limbah yang dapat membusuk
atau terdegradasi oleh mikroorganisme, sehingga bila dibuang ke perairan
akan menaikkan populasi mikroorganisme. Kadar BOD dalam hal ini akan naik.
Tidak tertutup kemungkinan dengan berambahnya mikroorganisme dapat
berkembang pula bakteri pathogen yang berbahaya bagi manusia. Demikian
pula untuk buangan olahan bahan makanan yang sebenarnya adalah juga
bahan buangan organic yang baunya lebih menyengat. Umumnya buangan
olahan makanan mengandung protein dan gugus amin, maka bila didegradasi
akan terurai menjadi senyawa yang mudah menguap dan berbau busuk (misal.
NH3).
Bahan buangan anorganik
Bahan buangan anorganik sukar didegradasi oleh mikroorganisme, umumnya
adalah logam. Apabila masuk ke perairan, maka akan terjadi peningkatan
jumlah ion logam dalam air. Bahan buangan anorganik ini biasanya berasal
dari limbah industri yang melibatkan penggunaan unsure-unsur logam seperti
timbal (Pb), Arsen (As), Cadmium (Cd), air raksa atau merkuri (Hg), Nikel (Ni),
Calsium (Ca), Magnesium (Mg) dll.
Kandungan ion Mg dan Ca dalam air akan menyebabkan air bersifat sadah.
Kesadahan air yang tinggi dapat merugikan karena dapat merusak peralatan
yang terbuat dari besi melalui proses pengkaratan (korosi). Juga dapat
menimbulkan endapan atau kerak pada peralatan.
Apabila ion-ion logam berasal dari logam berat maupun yang bersifat racun
seperti Pb, Cd ataupun Hg, maka air yang mengandung ion-ion logam
tersebut sangat berbahaya bagi tubuh manusia, air tersebut tidak layak minum.
Bahan buangan cairan berminyak
Bahan buangan berminyak yang dibuang ke air lingkungan akan mengapung
menutupi permukaan air. Jika bahan buangan minyak mengandung senyawa
yang volatile, maka akan terjadi penguapan dan luas permukaan minyak yang
menutupi permukaan air akan menyusut. Penyusutan minyak ini tergantung
pada jenis minyak dan waktu. Lapisan minyak pada permukaan air dapat
terdegradasi oleh mikroorganisme tertentu, tetapi membutuhkan waktu yang
lama.
Lapisan minyak di permukaan akan mengganggu mikroorganisme dalam air.
Ini disebabkan lapisan tersebut akan menghalangi diffusi oksigen dari udara ke
dalam air, sehingga oksigen terlarut akan berkurang. Juga lapisan tersebut
akan menghalangi masuknya sinar matahari ke dalam air, sehingga
fotosintesapun terganggu. Selain itu, burungpun ikut terganggu, karena bulunya
jadi lengket, tidak dapat mengembang lagi akibat terkena minyak.

Bahan buangan berupa panas (polusi thermal)


Perubahan kecil pada temperatur air lingkungan bukan saja dapat menghalau
ikan atau spesies lainnya, namun juga akan mempercepat proses biologis pada
tumbuhan dan hewan bahkan akan menurunkan tingkat oksigen dalam air.
Akibatnya akan terjadi kematian pada ikan atau akan terjadi kerusakan
ekosistem. Untuk itu, polusi thermal inipun harus dihindari. Sebaiknya industri-
industri jika akan membuang air buangan ke perairan harus memperhatikan
hal ini.

Bahan buangan zat kimia

Bahan buangan zat kimia banyak ragamnya, tetapi dalam bahan pencemar
air ini akan dikelompokkan menjadi :
a. Sabun (deterjen, sampo dan bahan pembersih lainnya).
b. Bahan pemberantas hama (insektisida),
c. Zat warna kimia,
d. Zat radioaktif

http://inilingkunganku.blogspot.com/2014/01/kualitas-air-dan-parameter-kualitas-air.html
sumber 2

Parameter Kualitas Air


berdasarkan Faktor Kimia,
Fisika dan Biologinya
By Flysh Geost
Parameter Kualitas Air - Sebagai salah satu sumber daya yang sangat
dibutuhkan dalam kehidupan manusia, air tentu memegang peranan
penting di alam. Sebagai sumber daya yang langsung dinikmati
manfaatnya oleh makhluk hidup yang ada di bumi, tentu tidak bisa
sembarangan dalam memilih air. Ada parameter kualitas air yang
harus dipertimbangkan ketika akan memanfaatkan air, baik untuk
digunakan dalam kehidupan sehari-hari maupun untuk kebutuhan
lain.

Baca juga: Siklus Hidrologi

Parameter kualitas air sendiri merupakan parameter yang digunakan


untuk mengukur tingkat kualitas air. Untuk mengetahui kualitas air ini
bisa dilakukan dengan melakukan pengujian, baik berupa pengujian
biologi, fisika maupun pengujian kualitas air tersebut.

Dalam pengujian yang dilakukan terhadap air tersebut, ada beberapa


indikator yang harus dipenuhi untuk bisa menyebut air yang diuji
tersebut memiliki kualitas yang baik dan layak untuk dimanfaatkan.
Beberapa indikator atau parameter yang digunakan itu antara lain
sebagai berikut:

1. Tingkat Keasaman (pH)


Parameter kualitas air yang pertama dilihat dari segi kimianya. pH
atau tingkat keasaman air akan menentukan apakah air tersebut
memiliki kualitas yang baik atau tidak. Tingkat keasaman di dalam air
akan sangat mempengaruhi tingkat kesuburan wilayah perairan
tersebut. Perairan dengan tingkat keasaman tinggi maka
produktivitasnya rendah, begitu pun sebaliknya pada kondisi basa.
Maka yang paling baik adalah perairan dengan tingkat keasaman yang
normal.

2. Suhu
Suhu merupakan parameter kualitas air selanjutnya yang dapat
mempengaruhi perkembangan organisme di dalamnya. Suhu di suatu
wilayah perairan bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor, misalnya
musim, ketinggian wilayah perairan dari permukaan laut, kedalaman
air bahkan aliran airnya. Suhu air yang paling ideal bagi pertumbuhan
organisme di dalamnya adalah perairan dengan perbedaan suhu yang
tidak begitu signifikan antara di siang maupun malam hari.

3. Kecerahan
Faktor yang mempengaruhi kualitas air selanjutnya adalah tingkat
kecerahan. Kecerahan adalah parameter fisika kualitas air. Tingkat
kecerahan air akan sangat berpengaruh pada fotosisntesis dari
organisme-organisme penghuni wilayah perairan tersebut. Apalagi
jika perairan tersebut hendak digunakan sebagai lokasi budidaya ikan
atau organisme pangan lain, maka tingkat kecerahan adalah faktor
yang sangat penting untuk menunjang kehidupan di dalamnya. Air
yang baik untuk lingkungan hidup hendaknya tidak terlalu cerah
maupun terlalu keruh.

4. Organisme Penghuni wilayah perairan


Selain dari segi kimia dan fisikanya, parameter kualitas air juga bisa
dilihat dari unsur biologisnya. Misalnya adanya keragaman jenis
plankton di dalam wilayah perairan tersebut atau juga jenis ikan yang
bisa hidup di wilayah perairan tersebut.

Jika di satu wilayah perairan terdapat jenis ikan tertentu dalam jumlah
banyak, maka hal tersebut bisa mengindikasikan kualitas airnya.
Begitu juga sebaliknya, jika tidak banyak ikan yang hidup di wilayah
perairan tersebut, maka kualitas airnya pun tidak bisa dibilang bagus.

Baca juga: Pengertian Air

Sebagai sumber daya alam yang memiliki peran penting, air tidak
hanya bisa dimanfaatkan oleh manusia saja. Beberapa organisme juga
memanfaatkan wilayah perairan sebagai tempat tinggalnya. Maka dari
itu, diperlukan pengujian tentang parameter kualitas air untuk
mengukur kualitas air dari unsur-unsur Fisika, Kimia maupun
biologinya.

Dengan mengetahui parameter dari kualitas air yang baik, maka


manusia juga bisa memanfaatkannya untuk banyak hal. Selain
dimanfaatkan untuk dikonsumsi, perairan dengan kualitas yang baik
juga bisa dimanfaatkan sebagai lahan pertanian dan
pengembangbiakan komoditas pangan lain seperti ikan dan udang.
https://www.geologinesia.com/2018/08/parameter-kualitas-air.html
Pencemaran Air : Pengertian, Sumber,
Jenis dan Akibat
Dalam kehidupan ini semua makhluk hidup membutuhkan satu zat yaitu air. Tanpa adanya air
di dunia maka tidak akan ada kehidupan di dunia ini karena air merupakan sumber kehidupan
dan akan sangat berbahaya jika air mendadak menghilang. Ada banyak fungsi yang kita
butuhkan dari air seperti untuk minum, mandi, mencuci, irigasi dan lainnya. air yang harus
dikonsumsi oleh manusia dan makhluk hidup lainnya juga merupakan air yang bersih dengan
warna jernih dan juga tidak menimbulkan bau. Namun ironisnya saat ini dimana pertumbuhan
penduduk semakin pesat dan juga dibersamai tumbuhnya sektor perindustrian membuat air
banyak tercemar oleh berbagai polutan.

Hal ini bisa dilihat pada daerah yang padat penduduk dimana di sungai sudah banyak
menumpuk sampah plastic dan juga sampah anorganik lainnya yang membuat kualitas air
menjadi lebih buruk. Padahal air yang sudah terkena berbagai jenis pencemar ini sangatlah
tidak baik dan berbahaya bagi para penggunanya apalagi kalau sampai dikonsumsi dan masuk
ke dalam tubuh maka berbagai penyakit dapat muncul dari air tersebut. Dewasa ini pencemaran
air merupakan masalah global yang melanda berbagai negara di dunia.

Dampak yang terjadi dengan adanya pencemaran air ini diantaranya adalah sekitar 1400 jiwa
meninggal setiap harinya di dunia karena berbagai penyakit yang disebabkan oleh air yang
tercemar. Penyebab dari pencemaran air ini lebih banyak disebabkan oleh manusia karena
berabagai kegiatan yang dilakukannya seperti pengolahan pabrik dan lainnya. memang ada
beberapa pencemaran air yang terjadi karena fenomena alam seperti penyebab gunung
meletus, gempa bumi, angin ribut dan lainnya namun jumlahnya lebih sedikit dibandingkan
dengan yang dilakukan oleh manusia.

Pengertian Pencemaran Air


Dewasa ini seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi memunculkan berbagai mesin
pengolahan yang lebih efektif dan efisien dalam memproduksi barang dan jasa namun kabar
buruknya dari sektor tersebut adalah limbah dan polusi yang dihasilkannya. Pencemaran air
merupakan keadaan dimana adanya berbagai zat asing yang masuk ke dalam air dan itu
bersifat merusak atau bahan tersebut lebih dikenal sebagai polutan.

Sebuah benda dapat dikatakan sebagai polutan jika memiliki kadar yang sudah melampaui
batas, dan berada di tempat serta waktu yang tidak tepat. jenis-jenis polutan ini dapat berupa
debu, bahan kimia, paparan radiasi dan lainnya. polutan yang terdapat di dalam lingkungan
tertentu ini mampu merusak lingkungan tersebut tergantung pada seberapa besar kadar polutan
di dalamnya dan makhluk hidup yang dipengaruhinya. Semakin banyak jumlah polutan maka
semakin rusak sebuah lingkungan yang terkena begitu pula sebaliknya.

Pencemaran air terjadi jika ada polutan yang masuk ke dalam air seperti zat kimia, energi dan
unsur lainnya sehingga merubah bentuk asli dari air menjadi berubah warna dan mengeluarkan
bau yang tidak enak. Adapun beberapa zat kimia yang bisa mencemari air diantaranya adalah
zat fosfat yang berasal dari deterjen yang digunakan untuk mencuci baju, kebocoran bahan
bakar minyak dari kapal atau tangki yang tumpah, logam berat hasil buangan dari pabrik,
limbah organic dari sampah rumah tangga dan juga kotoran hewan.
Sumber Pencemaran Air
Ada berbagai jenis sumber pencemaran air diantaranya seperti sampah yang berasal dari
masyarakat baik itu dari limbah rumah tangga maupun dari limbah pertanian dalam skala kecil
maupun dalam skala besar. Saat ini tercatat ada beberapa jenis polutan yang mampu membuat
pencemaran air diantaranya adalah sumber bahan yang mengandung bibit penyakit, limbah
yang membutuhkan oksigen tinggi serta waktu yang lama untuk terurai, bahan yang tidak
sedimen serta bahan yang mengandung radioaktif panas tinggi. semua bahan tersebut memiliki
dampak yang tidak baik dan berbahaya bagi kesehatan manusia.

Berikut ini adalah beberapa sumber pencemaran air:

 Limbah industri biasanya dari pabrik


 Limbah pertanian
 Limbah rumah tangga

Mengapa berbagai sumber pencemaran air ini berbahaya? Hal ini disebabkan ketika ada
berbagai polutan atau limbah yang masuk ke dalam air maka bakteri pembusuk harus bekerja
lebih keras dan membutuhkan oksigen lebih banyak sehingga kandungan oksigen di dalam air
dapat berkurang drastis dan membuat makhluk hidup di sekitarnya menjadi kekurangan oksigen
dan bisa menimbulkan berbagai jenis penyakit serta berujung pada kematian. Selain dampak
tersebut jika berbagai limbah terus dibuang ke dalam air maka bisa menyumbat aliran air itu
sendiri sehingga dapat menjadi penyebab banjir pada musim hujan.

1. Pencemaran dari Pertanian


Limbah dari pertanian yang masuk ke dalam air sebenarnya tidak berbahaya bagi
keberlangsungan ekosistem air namun karena saat ini banyak petani menggunakan pupuk
kimia dan juga pestisida dalam jumlah banyak maka mampu mengakibatkan kerusakan pada
ekosistem yang ada. Hal ini akan lebih parah jika pestisida yang digunakan adalah jenis dari
herbisida dan insektisida.

2. Pencemaran dari Peternakan dan Perikanan


Air dapat mengalami pencemaran dari kegiatan peternakan dan perikanan jika tidak dilakukan
pembuangan yang benar pada kotoran hewan dan juga sampah lainnya. ada beberapa hal
yang bisa dilihat untuk melihat ciri-ciri dari terjadinya pencemaran oleh peternakan dan
perikanan ini antara lain adalah sebagai berikut:

 Adanya kotoran hewan dalam jumlah besar pada perairan yang membuat air terkontaminasi
oleh berbagai virus dan bakteri dari kotoran tersebut dan terjadinya perubahan warna dan rasa
di dalam air tersebut sehingga membuat air sangat mudah menyebabkan penyakit bagi siapa
saja yang mengkonsumsi.

3. Pencemaran dari Industri


Para pelaku industri sangat rawan menghasilkan berbagai jenis limbah yang dapat mencemari
air. Ini biasanya dilakukan oleh mereka para pelaku bisnis industri yang kurang memahami
adanya pencemaran ini atau hanya sekedar untuk menekan biaya pengolahan limbahnya saja.
berikut ini beberapa jenis industri yang mampu mencemari air dari hasil industrinya:
1. Industri produk makanan
2. Indukstri produk tekstil
3. Industri pulp dan kertas
4. Industri bahan kimia
5. Industri penyamakan kulit
6. Industri electroplating

4. Pencemaran dari Aktivitas Perkotaan


Daerah perkotaan menjadi salah satu tempat yang rawan terjadi pencemaran air. Hal ini tidak
jauh dari jumlah populasi penduduk yang kian pesat sedangkan lahan tetap sehingga
menyebabkan munculnya berbagai pemukiman padat penduduk dengan sanitasi yang tidak
memadai. Pencemaran air di perkotaan juga bisa disebabkan karena hasil dari pabrik, limbah
rumah tangga, kotoran manusia, limbah cair dan lainnya.

Jenis Pencemaran Air


Ada beberapa jenis pencemaran menurut ahli sebagai berikut:

1. Pencemaran Mikroorganisme Air

Bukan hanya limbah yang dapat dilihat oleh kasat mata saja yang mampu mencemari air
namun juga beberapa mikoorganisme yang tidak kasat mata. Beberapa mikroorganisme seperti
virus, bakteri, kuman, protozoa dan parasit kerap kali juga mampu membuat pencemaran pada
air. Berbagai mikroorganisme tersebut terdapat di dalam air sebagai hasil dari buangan limbah
padat lainnya seperti limbah rumah tangga, limbah pertanian, limbah rumah sakit, limbah
industri dan limbah lainnya. adanya berbagai kuman di dalam air ini sangat berbahaya bagi
orang yang menggunakan air tersebut karena sangat rawan menyebabkan berbagai jenis
penyakit. Adapun berbagai jenis penyakit yang disebabkan oleh pencemaran air tersebut
diantaranya adalah tifus, kolera dan juga disentri.

2. Pencemaran dari Bahan Arnorganik Nutrisi Tanaman

Saat ini para pelaku pertanian sudah banyak menggunakan pupuk berbahan kimia sebagai
pengusir hama dan penyubur tanaman. Hal ini sudah dilakukan sejak lama dan oleh banyak
petani. Memang penggunaan pupuk kimia ini mampu meningkatkan jumlah hasil panen dari
pertanian tersebut namun disisi lain ada dampak negatifnya yaitu dapat mencemari air di
sungai, danau hingga laut dengan menggunakan zat fosfat yang ada di dalam pupuk tersebut.
Hal ini jika dilakukan secara terus-menerus maka akan semakin banyak pihak yang mengalami
kerugian terutama bagi mereka yang tidak mengerti asal-usul dari pencemaran tersebut. Oleh
karena itu sebaiknya anda untuk mempertimbangkan penggunaan pupuk kimia dan pestisida
supaya lebih bijak lagi.

3. Pencemar Bahan Kimia Anorganik

Adanya berbagai baha kimia organic di dalam air dapat membuat rasa dari air tersebut berubah
dan sangat disarankan untuk tidak dikonsumsi. Bahan kimia anorganik tersebut misalnya saja
logam, garam dan asam. Biasanya ikan yang berada pada air yang mengandung zat tersebut
akan mati dan bukan hanya ikan saja namun juga mandeknya pertumbuhan dari berbagai jenis
tumbuhan yang dilalui oleh air tersebut. Ini tentunya tidak baik bagi kelangsungan kehidupan
kita.

4. Pencemar Bahan Kimia Organik

Bahan kimia organic yang sering digunakan oleh banyak orang misalnya saja deterjen, minyak,
pestisida, larutan pembersih dan pestisida jika terlarut dalam air juga bisa menyebabkan
kematian pada ikan yang hidup di air tersebut. Setidaknya terdapat sekitar 700 jenis bahan
kimia organic yang terdapat di dalam permukaan air dan jika terus dikonsumsi tanpa ada
pemasakan yang benar akan menimbulkan berbagai jenis penyakit misalnya saja ginjal,
berbagai jenis kanker dan juga menyebabkan cacat pada kelahiran.

Komponen Pencemaran Air


Komponen pencemaran air sangat berpengaruh mengenai seberapa besar suatu wilayah
mengalami pencemaran air. Adanya berbagai kegiatan pembuangan limbah yang dilakukan
oleh banyak pihak baik itu limbah rumah tangga, limbah industri dan juga sampah dari
masyarakat lainnya yang menimbulkan berbagai potensi berbahaya bagi lingkungan. menurut
ahli komponen pencemaran air ini tergolong menjadi berikut ini:

1. Limbah Zat Kimia


Berbagai industri dewasa ini banyak yang menghasilkan limbah berupa zat kimia yang sangat
berbahaya bagi lingkungan air itu sendiri seperti sungai, danau dan laut serta pihak yang
menggunakan air dari tempat tersebut. Limbah zat kimia yang mampu menjadi polutan sebagai
penyebab dari pencemaran air dapat digolongkan menjadi berikut ini:

 Insektisida – Pada sektor pertanian bahan kimia yang satu ini masih sangat banyak digunakan
karena fungsinya sebagai pembasmi serangga yang biasanya menjadi hama pada pertanian.
Apabila penggunaan dari insektisida ini berlebihan dari ambang batas maka dapat
membahayakan ekosistem air dan kehidupan yang ada disekitarnya.
 Pembersih – Nah untuk zat kimia yang termasuk ke dalam pembersih ini sangat banyak
ditemukan bahkan digunakan oleh banyak orang misalnya saja shampoo, detergen serta bahan
pembersih lainnya. tanda yang bisa dilihat pada air apakah mengalami pencemaran yang
disebabkan oleh zat pembersih ini adalah jika muncul buih pada permukaan air yang cukup
banyak sehingga mengindikasikan bahwa air tersebut tidak layak untuk dikonsumsi.
 Larutan Penyamak Kulit – Pada industri penyamakan kulit biasanya akan menggunakan
senyawa krom untuk kegiatan usahanya. Jika senyawa krom ini dibuang sembarangan ke
dalam air maka hal ini dapat membuat peningkatan jumlah ion di dalam air tersebut. Untuk
mencegah hal ini terjadi sangat diharuskan bagi industri penyamakan kulit untuk memiliki sistme
instalasi pengolahan limbah yang mumpuni dan standar supaya bisa mengolah sisa larutan
senyawa berbahaya tersebut supaya saat masuk ke dalam air sudah dalam keadaan yang tidak
berbahaya.
 Zat Warna Kimia – Zat warnai kimia yang biasanya digunakan untuk mewarnai kain dan
lainnya ini juga memiliki dampak yang berbahaya jika langsung dibuang ke dalam air.

2. Limbah Padat
Limbah padat yang dimaksud di sini adalah limbah yang mengarah pada hasil pengolahan IPAL
yang masih belum maksimal. limbah ini biasanya memiliki ukuran yang kecil dan cukup halus
sehingga tidak bisa mengendap di dalam dasar permukaan sungai, danau atau laut melainkan
hanya bisa melayang-layang di dalam air saja dan ini tentunya membuat air menjadi lebih keruh
dan tidak bisa dikonsumsi. Jika hal ini terjadi maka ekosistem yang ada di dalam perairan
tersebut juga akan mengalami gangguan hidup terutama pada saat akan melakukan
fotosintesis karena cahaya matahari akan sangat sulit menembus masuk ke dalam air.

 Limbah Bahan Makanan – Limbah dari bahan makanan ini merupakan salah satu jenis limbah
organic yang membusuk karena terdapat mikroorganisme pembusuk di dalamnya sehingga
menimbulkan ketidaknyamanan bagi siapa saja yang ada di dekatnya. Limbah ini juga mampu
menimbulkan uap di udara yang tidak baik untuk dihirup.
 Limbah Organik – Limbah organic merupakan limbah yang mampu teruraikan dengan waktu
yang cukup singkat karena bantuan dari mikroorganisme pembusuk. Oleh karena itu jika limbah
organic ini dibuang langsung ke dalam air mampu meningkatkan jumlah mikroorganisme di
dalam air yang berarti kemungkinan untuk berubah menjadi bakteri pathogen juga akan
semakin tinggi. oleh karena itu jangan seenaknya sendiri saat membuang sampah ya.
 Limbah Anorganik – Kebalikan dari limbah organic, pada limbah anorganik ini tidak mudah
teruraikan karena sangat sulit disusupi oleh mikroorganisme pembusuk kalaupun bisa maka
waktunya akan sangat lama hingga limbah tersebut teruraikan. Limbah anorganik ini banyak
dihasilkan oleh industri besar atau kecil serta sampah dari rumah tangga.

Akibat Pencemaran Air


Akibat yang ditimbulkan dari pencemaran air ini cukup mengkhawatirkan apalagi jika intensitas
jumlah polutan di dalam air sudah sangat banyak dan melampaui ambang batas. Berikut ini
adalah beberapa akibat yang akan muncul dari adanya pencemaran air ini:

 Kehidupan organisme dan ekosistem yang ada di dalam wilayah air tercemar tersebut akan
mengalami gangguan bahkan kerusakan karena kadar oksigen di dalam air menjadi berkurang
drastis.
 Munculnya pertumbuhan ganggang dan juga tumbuhan air sebagai parasit yang sangat pesat.
Hal ini tidak baik karena bisa menganggu berbagai aktivitas manusia misalnya menghambat
saat menjaring ikan dan lainnya.
 Jika terjadi penumpukan limbah atau sampah dalam jumlah cukup besar di dalam air maka bisa
menyebabkan pendangkalan air baik itu di danau dan sungai dan hal ini sangat berbahaya
terutama jika musim hujan karena bisa menimbulkan banjir. (baca : proses terjadinya hujan)
 Dalam jangka panjang jika air tersebut terus dikonsumsi maka dapat menyebabkan resiko
terkena berbagai penyakit kanker dan juga resiko bayi cacat lahir.
 Jika pencemaran air menggukana peptisida yang ditujukan untuk membunuh hama namun jika
dilakukan secara berlebih maka bisa juga membunuh hewan dan tumbuhan lain yang ada
disekitarnya padahal mereka ini memiliki fungsi yang sangat baik.
 Menyebabkan terjadinya kepunahan pada berbagai biota kuno diantaranya seperti plankton
hingga spesies burung.
 Terjadinya mutasi sel di dalam tubuh yang akan menyebabkan kanker dan leukemia.
 Pencemaran air ini juga mampu menyebabkan erosi
 Kekurangan sumber daya air yang bersih yang aman dikonsumsi oleh manusia
 Menjadi sumber dari berbagai jenis penyakit yang serius
 Menyebabkan penyebab tanah longsor

Cara Menangani Pencemaran Air


Karena akibat yang ditimbulkan dari pencemaran air ini sangat tidak baik dan berbahaya baik
itu bagi kesehatan maupun bagi kelangsungan ekosistem. Oleh karena itu pencemaran air
harus diberikan solusi supaya tidak terjadi lagi dan ekosistem dapat berlangsung seperti
seharusnya. Berikut ini adalah beberapa cara yang bisa dilakukan sebagai cara menangani
pencemaran air:

 Menghemat Air – Cara menangani pencemaran air dengan metode ini adalah metode yang
paling sederhana namun yang paling utama harus dilakukan yaitu dengan menghemat air.
Mengapa ini bisa menjadi solusi? Hal ini disebabkan semakin sedikit air yang digunakan maka
jumlah pencemaran yang akan terjadi juga akan sedikit begitu pula sebaliknya. hal ini juga
sangat baik untuk melakukan hemat air supaya ketersediaan air di dunia ini tetap terjaga.
 Membuang Sampah pada Tempatnya – Hal yang harus diperhatikan lagi dalam cara
menangani pencemaran air adalah dengan tidak membuang sampah sembarangan. Sebaiknya
untuk memilah mana sampah organic, sampah anorganik padat, limbah kimia dan lainnya. jika
sampah sudah dikelompokkan berdasarkan jenisnya maka untuk membuangnya juga akan
lebih mudah karena satu jenis sampah dengan lainnya akan memiliki cara pembuangan yang
berbeda. Usahakan untuk tidak membuang sampah langsung ke dalam air karena selain
menyebabkan air keruh juga bisa menyebabkan penyumbatan pada perairan sehingga sangat
rawan terjadi peluapan.
 Melakukan Servis Kendaraan – Melakukan servis kendaraan secara rutin mungkin tidak
memiliki kaitan dengan pencemaran air. Namun ternyata hal ini berkaitan karena kendaraan
yang tidak diservis secara rutin maka sangat mungkin terjadi kebocoran bahan bakar baik itu oli
atau bahan kimia lainnya yang bisa menjadi penyebab pencemaran air.
 Awasi Penggunaan Pupuk Kimia dan Pestisida – Meskipun pupuk kimia dan pestisida
sangat membantu para petani untuk menyuburkan tanaman dan membunuh hama namun perlu
diingat bahwa air yang sudah terkontaminasi oleh kedua bahan tersebut sudah tidak layak
dikonsumsi oleh manusia. Untuk mengatasi penggunaan pupuk kimia dan juga pestisida dapat
dilakukan dengan menggantinya dengan pupuk kompos yang alami saja serta melakukan
penyiraman tanaman pada saat pagi dan sore hari supaya mengurangi terjadinya pengupan
dan juga mampu membantu dalam melakukan penghematan air.
 Hukum yang Ketat – Berikan hukuman yang ketat dan berat kepada mereka yang membuang
limbah sembarangan terutama pada para pelaku industri besar yang membuang limbah zat
kimia dalam jumlah besar.

Demikian informasi mengenai pencemaran air. Pencemaran air sangat merugikan bagi
berbagai pihak jadi sebaiknya jangan dilakukan ya. Terima kasih.

https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/hidrologi/pencemaran-air

PENCEMARAN AIR
Pencemaran lingkungan hidup menurut UU Republik Indonesia No
23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, yang
dimaksud dengan pencemaran lingkungan hidup yaitu; masuknya
atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi dan atau komponen
lain ke dalam lingkungan hidup, oleh kegiatan manusia sehingga
kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan
lingkungan hidup tidak dapat berfungsi sesuai dengan
peruntukkannya. Demikian pula dengan lingkungan air yang dapat
pula tercemar karena masuknya atau dimasukannya mahluk hidup
atau zat yang membahayakan bagi kesehatan. Air dikatakan
tercemar apabila kualitasnya turun sampai ke tingkat yang
membahayakan sehingga air tidak bisa digunakan sesuai
peruntukannya.

Asas-asas ilmu lingkungan yang berkaitan dengan pembahasan


makalah ini mengenai pencemaran air yaitu “kemampuan
lingkungan habitat untuk menyokong satu materi ada batasnya”.
Berdasarkan analisis diatas, pada saat ini sungai terus menerus
dicemari oleh berbagai macam zat yang dihasilkan dari beberapa
kegiatan, seperti industri, pabrik, maupun pemukiman warga.
Apabila pencemaran terhadap air sungai terus menerus dibiarkan,
maka kemampuan lingkungan sungai tersebut untuk menampung
(menyokong) zat-zat pencemar akan ada batasnya dan pada
akhirnya akan menimbulkan kerusakan lingkungan itu sendiri.

Berdasarkan PP no 82 tahun 2001 pasal 8 tentang Pengelolaan


Lingkungan Hidup, klasifikasi dan kriteria mutu air ditetapkan
menjadi 4 kelas yaitu:

Kelas 1 : air yang dapat digunakan untuk bahan baku air minum
atau peruntukan lainnya mempersyaratkan mutu air yang sama

Kelas 2 : air yang dapat digunakan untuk prasarana/ sarana


rekreasi air, budidaya ikan air tawar, peternakan, dan pertanian

Kelas 3 : air yang dapat digunakan untuk budidaya ikan air tawar,
peternakan dan pertanian

Kelas 4 : air yang dapat digunakan untuk mengairi pertanaman/


pertanian

Salah satu dampak negatif kemajuan ilmu dan teknologi yang tidak
digunakan dengan benar adalah terjadinya polusi (pencemaran).
Polusi adalah peristiwa masuknya zat, energi, unsur atau
komponen lain yang merugikan kedalam lingkungan akibat aktivitas
manusia atau proses alami. Dan segala sesuatu yang
menyebabkan polusi disebut Polutan. Sesuatu benda dapat
dikatakan polutan bila :

1. Kadarnya melebihi batas normal

2. Berada pada tempat dan waktu yang tidak tepat.


Polutan dapat berupa debu, bahan kimia, suara, panas, radiasi,
makhluk hidup, zat-zat yang dihasilkan makhluk hidup dan
sebagainya. Adanya polutan dalam jumlah yang berlebihan
menyebabkan lingkungan tidak dapat mengadakan pembersihan
sendiri (regenerasi). Oleh karena itu, polusi terhadap lingkungan
perlu dideteksi secara dini dan ditangani segera dan terpadu. Polusi
Air adalah peristiwa masuknya zat, energi, unsur atau komponen
lainnya kedalam air sehingga kualitas air terganggu. Kualitas air
terganggu ditandai dengan perubahan bau, rasa dan warna.

Indikator atau tanda bahwa air lingkungan telah tercemar adalah


adanya perubahan atau tanda yang dapat diamati yang dapat
digolongkan menjadi 6:

1. Pengamatan secara fisis, yaitu pengamatan pencemaran air


berdasarkan tingkat kejernihan air (kekeruhan), perubahan suhu,
warna dan adanya perubahan warna, bau dan rasa.
2. Pengamatan secara kimiawi, yaitu pengamatan pencemaran air
berdasarkan zat kimia yang terlarut, perubahan pH.
3. Pengamatan secara biologis, yaitu pengamatan pencemaran air
berdasarkan mikroorganisme yang ada dalam air, terutama ada
tidaknya bakteri pathogen.
Beberapa parameter yang digunakan untuk menentukan kualitas air
diantaranya adalah :

– DO (Dissolved Oxygen)

– BOD (Biochemical Oxygen Demand)

– COD (Chemical Oxygen Demand), dan

– Jumlah total Zat terlarut

1. 1. Air Yang Tercemar > DO/ Dissolved Oxygen (Oksigen


Terlarut)
Yang dimaksud adalah oksigen terlarut yang terkandung di dalam
air, berasal dari udara dan hasil proses fotosintesis tumbuhan air.
Oksigen diperlukan oleh semua mahluk yang hidup di air seperti
ikan, udang, kerang dan hewan lainnya termasuk mikroorganisme
seperti bakteri.

Agar ikan dapat hidup, air harus mengandung oksigen paling sedikit
5 mg/ liter atau 5 ppm (part per million). Apabila kadar oksigen
kurang dari 5 ppm, ikan akan mati, tetapi bakteri yang kebutuhan
oksigen terlarutnya lebih rendah dari 5 ppm akan berkembang.

Apabila sungai menjadi tempat pembuangan limbah yang


mengandung bahan organik, sebagian besar oksigen terlarut
digunakan bakteri aerob untuk mengoksidasi karbon dan nitrogen
dalam bahan organik menjadi karbondioksida dan air. Sehingga
kadar oksigen terlarut akan berkurang dengan cepat dan akibatnya
hewan-hewan seperti ikan, udang dan kerang akan mati. Lalu
apakah penyebab bau busuk dari air yang tercemar? Bau busuk ini
berasal dari gas NH3 dan H2S yang merupakan hasil proses
penguraian bahan organik lanjutan oleh bakteri anaerob.

1. 2. Air Yang Tercemar > BOD (Biochemical Oxygen


Demand)
BOD (Biochemical Oxygen Demand) artinya kebutuhan oksigen
biokimia yang menunjukkan jumlah oksigen yang digunakan dalam
reaksi oksidasi oleh bakteri. Sehingga makin banyak bahan organik
dalam air, makin besar B.O.D nya sedangkan D.O akan makin
rendah. Air yang bersih adalah yang B.O.D nya kurang dari 1 mg/l
atau 1 ppm, jika B.O.D nya di atas 4 ppm, air dikatakan tercemar.

1. 3. Air Yang Tercemar > COD (Chemical Oxygen Demand)


COD (Chemical Oxygen Demand) sama dengan BOD, yang
menunjukkan jumlah oksigen yang digunakan dalam reaksi kimia
oleh bakteri. Pengujian COD pada air limbah memiliki beberapa
keunggulan dibandingkan pengujian BOD. Keunggulan itu antara
lain :
 Sanggup menguji air limbah industri yang beracun yang tidak
dapat diuji dengan BOD karena bakteri akan mati.
 Waktu pengujian yang lebih singkat, kurang lebih hanya 3 jam

1. 4. Air Yang Tercemar > Zat Padat Terlarut


Air alam mengandung zat padat terlarut yang berasal dari mineral
dan garam-garam yang terlarut ketika air mengalir di bawah atau di
permukaan tanah. Apabila air dicemari oleh limbah yang berasal
dari industri pertambangan dan pertanian, kandungan zat padat
tersebut akan meningkat. Jumlah zat padat terlarut ini dapat
digunakan sebagai indikator terjadinya pencemaran air. Selain
jumlah, jenis zat pencemar juga menentukan tingkat pencemaran.
Air yang bersih adalah jika tingkat D.O nya tinggi, sedangkan B.O.D
dan zat padat terlarutnya rendah.

Sumber pencemar air

Banyak penyebab pencemaran air tetapi secara umum dapat


dikategorikan sebagai sumber kontaminan langsung dan tidak
langsung. Sumber langsung meliputi efluen yang keluar dari
industri, TPA (tempat Pembuangan Akhir Sampah), dan
sebagainya. Sumber tidak langsung yaitu kontaminan yang
memasuki badan air dari tanah, air tanah, atau atmosfer berupa
hujan. Tanah dan air tanah mengandung mengandung sisa dari
aktivitas pertanian seperti pupuk dan pestisida. Kontaminan dari
atmosfer juga berasal dari aktivitas manusia yaitu pencemaran
udara yang menghasilkan hujan asam.

Pencemar air dapat diklasifikasikan sebagai organik, anorganik,


radioaktif, dan asam/basa. Saat ini hampir 10 juta zat kimia telah
dikenal manusia, dan hampir 100.000 zat kimia telah digunakan
secara komersial. Kebanyakan sisa zat kimia tersebut dibuang ke
badan air atau air tanah. Pestisida, deterjen, PCBs, dan PCPs
(polychlorinated phenols), adalah salah satu contohnya. Pestisida
digunakan di pertanian, kehutanan dan rumah tangga. PCB,
walaupun telah jarang digunakan di alat-alat baru, masih terdapat di
alat-alat elektronik lama sebagai insulator, PCP dapat ditemukan
sebagai pengawet kayu, dan deterjen digunakan secara luas
sebagai zat pembersih di rumah tangga.

Pencemaran air dapat disebabkan oleh berbagai hal dan memiliki


karakteristik yang berbeda-beda:

1. Meningkatnya kandungan nutrien dapat mengarah pada


eutrofikasi.
2. Sampah organik seperti air comberan (sewage) menyebabkan
peningkatan kebutuhan oksigen pada air yang menerimanya yang
mengarah pada berkurangnya oksigen yang dapat berdampak
parah terhadap seluruh ekosistem.
3. Industri membuang berbagai macam polutan ke dalam air
limbahnya seperti logam berat, toksin organik, minyak, nutrien dan
padatan. Air limbah tersebut memiliki efek termal, terutama yang
dikeluarkan oleh pembangkit listrik, yang dapat juga mengurangi
oksigen dalam air.
Pencemaran air disebabkan oleh aktifitas manusia sehari hari yang
dapat mengakibatkan adanya perubahan pada kualitas air tersebut.
Pencemaran air ini terjadi di sungai, lautan, danau dan air bawah
tanah.

Menurut Wardhana (1995), komponen pencemaran air yang berasal


dari industri, rumah tangga (pemukiman) dan pertanian dapat
dikelompokkan sebagai bahan buangan:

ü Padat

ü Organik dan olahan bahan makanan


ü Anorganik

ü Cairan minyak

ü Zat kimia

Yang dimaksud bahan buangan padat adalah adalah bahan


buangan yang berbentuk padat, baik yang kasar atau yang halus,
misalnya sampah. Buangan tersebut bila dibuang ke air menjadi
pencemaran dan akan menimbulkan pelarutan, pengendapan
ataupun pembentukan koloidal. Apabila bahan buangan padat
tersebut menimbulkan pelarutan, maka kepekatan atau berat jenis
air akan naik. Kadang-kadang pelarutan ini disertai pula dengan
perubahan warna air. Air yang mengandung larutan pekat dan
berwarna gelap akan mengurangi penetrasi sinar matahari ke
dalam air. Sehingga proses fotosintesa tanaman dalam air akan
terganggu. Jumlah oksigen terlarut dalam air menjadi berkurang,
kehidupan organism dalam air juga terganggu.

Bahan buangan organik umumnya berupa limbah yang dapat


membusuk atau terdegradasi oleh mikroorganisme, sehingga bila
dibuang ke perairan akan menaikkan populasi mikroorganisme.
Kadar BOD dalam hal ini akan naik. Tidak tertutup kemungkinan
dengan berambahnya mikroorganisme dapat berkembang pula
bakteri pathogen yang berbahaya bagi manusia. Demikian pula
untuk buangan olahan bahan makanan yang sebenarnya adalah
juga bahan buangan organic yang baunya lebih menyengat.
Umumnya buangan olahan makanan mengandung protein dan
gugus amin, maka bila didegradasi akan terurai menjadi senyawa
yang mudah menguap dan berbau busuk (misal. NH3).

Bahan buangan anorganik sukar didegradasi oleh mikroorganisme,


umumnya adalah logam. Apabila masuk ke perairan, maka akan
terjadi peningkatan jumlah ion logam dalam air. Bahan buangan
anorganik ini biasanya berasal dari limbah industri yag melibatkan
penggunaan unsure-unsur logam seperti timbal (Pb), Arsen (As),
Cadmium (Cd), air raksa atau merkuri (Hg), Nikel (Ni), Calsium
(Ca), Magnesium (Mg) dll. Kandungan ion Mg dan Ca dalam air
akan menyebabkan air bersifat sadah. Kesadahan air yang tinggi
dapat merugikan karena dapat merusak peralatan yang terbuat dari
besi melalui proses pengkaratan (korosi). Juga dapat menimbulkan
endapan atau kerak pada peralatan. Apabila ion-ion logam berasal
dari logam berat maupun yang bersifat racun seperti Pb, Cd
ataupun Hg, maka air yang mengandung ion-ion logam tersebut
sangat berbahaya bagi tubuh manusia, air tersebut tidak layak
minum.

Bahan buangan berminyak yang dibuang ke air lingkungan akan


mengapung menutupi permukaan air. Jika bahan buangan minyak
mengandung senyawa yang volatile, maka akan terjadi penguapan
dan luas permukaan minyak yang menutupi permukaan air akan
menyusut. Penyusutan minyak ini tergantung pada jenis minyak dan
waktu. Lapisan minyak pada permukaan air dapat terdegradasi oleh
mikroorganisme tertentu, tetapi membutuhkan waktu yang lama.
Lapisan minyak di permukaan akan mengganggu mikroorganisme
dalam air. Ini disebabkan lapisan tersebut akan menghalangi diffusi
oksigen dari udara ke dalam air, sehingga oksigen terlarut akan
berkurang. Juga lapisan tersebut akan menghalangi masuknya
sinar matahari ke dalam air, sehingga fotosintesapun terganggu.
Selain itu, burungpun ikut terganggu, karena bulunya jadi lengket,
tidak dapat mengembang lagi akibat kena minyak.

Perubahan kecil pada temperatur air lingkungan bukan saja dapat


menghalau ikan atau spesies lainnya, namun juga akan
mempercepat proses biologis pada tumbuhan dan hewan bahkan
akan menurunkan tingkat oksigen dalam air. Akibatnya akan terjadi
kematian pada ikan atau akan terjadi kerusakan ekosistem. Untuk
itu, polusi thermal inipun harus dihindari. Sebaiknya industri-industri
jika akan membuang air buangan ke perairan harus memperhatikan
hal ini.
Bahan buangan zat kimia banyak ragamnya, tetapi dalam bahan
pencemar air ini akan dikelompokkan menjadi :

a. Sabun (deterjen, sampo dan bahan pembersih lainnya),

b. Bahan pemberantas hama (insektisida),

c. Zat warna kimia,

d. Zat radioaktif

Adanya bahan buangan zat kimia yang berupa sabun (deterjen,


sampo dan bahan pembersih lainnya) yang berlebihan di dalam air
ditandai dengan timbulnya buih-buih sabun pada permukaan air.
Sebenarnya ada perbedaan antara sabun dan deterjen serta bahan
pembersih lainnya. Sabun berasal dari asam lemak (stearat,
palmitat atau oleat) yang direaksikan dengan basa Na(OH) atau
K(OH), berdasarkan reaksi kimia berikut ini :

C17H35COOH + Na(OH) → C17H35COONa + H2O

Asam stearat basa sabun

Sabun natron (sabun keras) adalah garam natrium asam lemak


seperti pada contoh reaksi di atas. Sedangkan sabun lunak adalah
garam kalium asam lemak yang diperoleh dari reaksi asam lemak
dengan basa K(OH). Sabun lemak diberi pewarna yang menarik
dan pewangi (parfum) yang enak serta bahan antiseptic seperti
pada sabun mandi. Beberapa sifat sabun antara lain adalah
sebagai berikut:

a. Larutan sabun mempunyai sifat membersihkan karena dapat


mengemulsikan kotoran yang melekat pada badan atau pakaian

b. Sabun dengan air sadah tidak dapat membentuk busa, tapi akan
membentuk endapan (C17H35COO)2Ca) dengan reaksi:
2(C17H35COONa) + CaSO4 → (C17H35COO)2Ca + Na2SO4

c. Larutan sabun bereaksi basa karena terjadi hidrolisis sebagian.

Sedangkan deterjen adalah juga bahan pembersih sepeti halnya


sabun, akan tetapi dibuat dari senyawa petrokimia. Deterjen
mempunyai kelebihan dibandingkan dengan sabun, karena dapat
bekerja pada air sadah. Bahan deterjen yang umum digunakan
adalah dedocylbenzensulfonat. Deterjen dalam air akan mengalami
ionisasi membentuk komponen bipolar aktif yang akan mengikat ion
Ca dan/atau ion Mg pada air sadah. Komponen bipolar aktif
terbentuk pada ujung dodecylbenzen-sulfonat. Untuk dapat
membersihkan kotoran dengan baik, deterjen diberi bahan
pembentuk yang bersifat alkalis. Contoh bahan pembentuk yang
bersifat alkalis adalah natrium tripoliposfat. Bahan buangan berupa
sabun dan deterjen di dalam air lingkungan akan mengganggu
karena alasan berikut :

1. Larutan sabun akan menaikkan pH air sehingga dapat


mengganggu kehidupan organisme di dalam air. Deterjen yang
menggunakan bahan non-Fosfat akan menaikkan pH air sampai
sekitar 10,5-11.
2. Bahan antiseptic yang ditambahkan ke dalam sabun/deterjen juga
mengganggu kehidupan mikro organisme di dalam air, bahkan
dapat mematikan.
c. Ada sebagian bahan sabun atau deterjen yang tidak dapat
dipecah (didegradasi) oleh mikro organisme yang ada di dalam air.
Keadaan ini sudah barang tentu akan merugikan lingkungan.
Namun akhir-akhir ini mulai banyak digunakan bahan
sabun/deterjen yang dapat didegradasi oleh mikroorganisme.

Tingkat pencemaran yang terberat adalah akibat limbah industri


yang dibuang ke sungai dan juga tumpahan minyak dilautan.
Pencemaran di sungai dan dilautan ini telah menyebabkan
ekosistem dan habitat air menjadi rusak bahkan mati. Untuk sungai,
pembuangan limbah industri / pabrik telah merusak habitat sungai
sepanjang puluhan kilometer.

Limbah industri ini mengandung logam berat, toksin organik, minyak


dan zat lainnya yang memiliki efek termal dan juga dapat
mengurangi kandungan oksigen dalam air. Limbah berbahaya ini
selain menyebabkan kerusakan bahkan matinya habitat sungai,
juga mengakibatkan timbulnya masalah kesehatan bagi masyarakat
yang tinggal di sepanjang sungai yang menggunakan air sungai tsb
untuk keperluan MCK (Mandi, Cuci dan Kakus).

Tidak hanya sepanjang aliran sungai, resapan bahan kimia juga


mencemari air bawah tanah sepanjang belasan bahkan puluhan
meter dari sungai tsb. Pengeboran air bawah tanah yang dilakukan
penduduk di dekat aliran sungai sering kali mendapatkan air bawah
tanah yang keruh kehitaman, berbau bahkan berlendir. Dan bila
dipaksakan untuk keperluan MCK akan mengakibatkan penyakit
dan gatal gatal pada kulit.

Selain limbah industri, limbah rumah tangga juga memiliki peranan


yang besar dalam pencemaran air. Limbah rumah tangga ini terbagi
menjadi 2 golongan, yakni limbah organik dan anorganik. Limbah
organik adalah limbah yang dapat diuraikan oleh bakteri seperti sisa
sayuran, buah dan daun daunan. Sementara limbah anorganik tidak
dapat diurai oleh bakteri seperti bekas kaca, karet, plastik, logam,
kain, kayu, kulit, dan lain – lain.

Penyebab dan Dampak Pencemaran Air :

1. Limbah Pemukiman
Limbah pemukiman mengandung limbah domestik berupa sampah
organik dan sampah anorganik serta deterjen. Sampah organik
adalah sampah yang dapat diuraikan atau dibusukkan oleh bakteri.
Contohnya sisa-sisa sayuran, buah-buahan, dan daun-daunan.
Sedangkan sampah anorganik sepertikertas, plastik, gelas atau
kaca, kain, kayu-kayuan, logam, karet, dan kulit. Sampah-sampah
ini tidak dapat diuraikan oleh bakteri (non biodegrable). Sampah
organik yang dibuang ke sungai menyebabkan berkurangnya
jumlah oksigen terlarut, karena sebagian besar digunakan bakteri
untuk proses pembusukannya. Apabila sampah anorganik yang
dibuang ke sungai, cahaya matahari dapat terhalang dan
menghambat proses fotosintesis dari tumbuhan air dan alga yang
menghasilkan oksigen.

Tentunya kita pernah melihat permukaan air sungai atau danau


yang ditutupi buih deterjen. Deterjen merupakan limbah pemukiman
yang paling potensial mencemari air. Pada saat ini hampir setiap
rumah tangga menggunakan deterjen, padahal limbah deterjen
sangat sukar diuraikan oleh bakteri. Sehingga tetap aktif untuk
jangka waktu yang lama. Penggunaan deterjen secara besar-
besaran juga meningkatkan senyawa fosfat pada air sungai atau
danau. Fosfat ini merangsang pertumbuhan ganggang dan eceng
gondok. Pertumbuhan ganggang dan eceng gondok yang tidak
terkendali menyebabkan permukaan air danau atau sungai tertutup
sehingga menghalangi masuknya cahaya matahari dan
mengakibatkan terhambatnya proses fotosintesis. Jika tumbuhan air
ini mati, akan terjadi proses pembusukan yang menghabiskan
persediaan oksigen dan pengendapan bahan-bahan yang
menyebabkan pendangkalan.

1. Limbah Industri
Limbah industri sangat potensial sebagai penyebab terjadinya
pencemaran air. Pada umumnya limbah industri mengandung
limbah B3, yaitu bahan berbahaya dan beracun. Menurut PP 18
tahun 99 pasal 1, limbah B3 adalah sisa suatu usaha atau kegiatan
yang mengandung bahan berbahaya dan beracun yang dapat
mencemarkan atau merusak lingkungan hidup sehingga
membahayakan kesehatan serta kelangsungan hidup manusia dan
mahluk lainnya. Karakteristik limbah B3 adalah korosif/
menyebabkan karat, mudah terbakar dan meledak, bersifat toksik/
beracun dan menyebabkan infeksi/ penyakit. Limbah industri yang
berbahaya antara lain yang mengandung logam dan cairan asam.
Misalnya limbah yang dihasilkan industri pelapisan logam, yang
mengandung tembaga dan nikel serta cairan asam sianida, asam
borat, asam kromat, asam nitrat dan asam fosfat. Limbah ini bersifat
korosif, dapat mematikan tumbuhan dan hewan air. Pada manusia
menyebabkan iritasi pada kulit dan mata, mengganggu pernafasan
dan menyebabkan kanker.

1. Limbah Pertambangan
Limbah pertambangan seperti batubara biasanya tercemar asam
sulfat dan senyawa besi, yang dapat mengalir ke luar daerah
pertambangan. Air yang mengandung kedua senyawa ini dapat
berubah menjadi asam. Bila air yang bersifat asam ini melewati
daerah batuan karang/ kapur akan melarutkan senyawa Ca dan Mg
dari batuan tersebut. Selanjutnya senyawa Ca dan Mg yang larut
terbawa air akan memberi efek terjadinya AIR SADAH, yang tidak
bisa digunakan untuk mencuci karena sabun tidak bisa berbuih. Bila
dipaksakan akan memboroskan sabun, karena sabun tidak akan
berbuih sebelum semua ion Ca dan Mg mengendap. Limbah
pertambangan yang bersifat asam bisa menyebabkan korosi dan
melarutkan logam-logam sehingga air yang dicemari bersifat racun
dan dapat memusnahkan kehidupan akuatik.

Bahan – bahan kimia yang dapat mengganggu


No Bahan-bahan kimia Keterangan

1. Arsen Bersifat karsinogenik dengan melalui kontak pada makanan

2. Barium Bersifat toxis terhadap hati, aliran darah dan nervous

3. Cadmium Sebagai racun yang akut bagi manusia seperti batu ginjal.

4. Chromium Carsinogenik pada pernapasan

5. Timah hitam Sebagai racun pada pekerja dan ikan

6. Merkuri Sebagai racun pada pekerja dan ikan

7. Nitrat Menyebabkan methemogloinema pada bayi

8. Selenium Menyebabkan keracunan pada anak

9. Silver Menyebabkan penyakit agria

10. Sulfat Menyebabkan laxative

11. Besi Menimbulkan koloid yang berwarna dalam air

12. Tembaga Menyebabkan air mempunyai rasa tertentu

13. Klorida Menyebabkan air menjadi asin rasanya

14. Flour Menyebabkan penyakit flur esis

Mencegah/Mengurangi Dampak Pencemaran Air

Limbah atau bahan buangan yang dihasilkan dari semua aktifitas


kehidupan manusia, baik dari setiap rumah tangga, kegiatan
pertanian, industri serta pertambangan tidak bisa kita hindari.
Namun kita masih bisa mencegah atau paling tidak mengurangi
dampak dari limbah tersebut, agar tidak merusak lingkungan yang
pada akhirnya juga akan merugikan manusia.
Untuk mencegah atau paling tidak mengurangi segala akibat yang
ditimbulkan oleh limbah berbahaya, setiap rumah tangga sebaiknya
menggunakan deterjen secukupnya. Tidak menggunakan deterjen
fosfat, karena senyawa fosfat merupakan makanan bagi tanaman
air seperti enceng gondok yang dapat menyebabkan terjadinya
pencemaran air.

Kemudian memilah sampah organik dari sampah anorganik.


Sampah organik bisa dijadikan kompos, sedangkan sampah
anorganik bisa didaur ulang. Pemerintah bekerjasama dengan
World Bank, pada saat ini tengah mempersiapkan pemberian
insentif berupa subsidi bagi masyarakat yang melakukan
pengomposan sampah kota.

Beberapa manfaat pengomposan sampah antara lain :

 Mengurangi sampah di sumbernya


 Mengurangi beban volume di TPA
 Mengurangi biaya pengelolaan
 Menciptakan peluang kerja
 Memperbaiki kondisi lingkungan
 Mengurangi emisi gas rumah kaca
 Penggunaan kompos mendukung produk organik
Setiap pabrik / kegiatan industri sebaiknya memiliki Instalasi
Pengolahan Air Limbah (IPAL), untuk mengolah limbah yang
dihasilkannya sebelum dibuang ke lingkungan sekitar. Dengan
demikian diharapkan dapat meminimalisasi limbah yang dihasilkan
atau mengubahnya menjadi limbah yang lebih ramah lingkungan.

Mengurangi penggunaan bahan-bahan berbahaya dalam kegiatan


pertambangan atau menggantinya dengan bahan-bahan yang lebih
ramah lingkungan. Atau diharuskan membangun Instalasi
Pengolahan Air Limbah pertambangan, sehingga limbah bisa diolah
terlebih dahulu menjadi limbah yang lebih ramah lingkungan,
sebelum dibuang keluar daerah pertambangan.

Kita harus bertanggung jawab terhadap berbagai sampah seperti


makanan dalam kemasan kaleng, minuman dalam botol dan
sebagainya, yang memuat unsur pewarna pada kemasannya dan
kemudian terserap oleh air tanah pada tempat pembuangan akhir.
Bahkan pilihan kita untuk bermobil atau berjalan kaki, turut
menyumbangkan emisi asam satu hidrokarbon ke dalam atmosfir
yang akhirnya berdampak pada siklus air alam. Menjadi konsumen
yang bertanggung jawab merupakan tindakan yang bijaksana.
Sebagai contoh, kritis terhadap barang yang dikonsumsi, apakah
nantinya akan menjadi sumber bencana yang persisten, eksplosif,
korosif dan beracun atau degradable (dapat didegradasi alam)?
Apakah barang yang kita konsumsi nantinya dapat meracuni
manusia, hewan, dan tumbuhan aman bagi makhluk hidup dan
lingkungan? Teknologi dapat kita gunakan untuk mengatasi
pencemaran air. Instalasi pengolahan air bersih, instalasi
pengolahan air limbah, yang dioperasikan dan dipelihara baik,
mampu menghilangkan substansi beracun dari air yang tercemar.
Dari segi kebijakan atau peraturanpun mengenai pencemaran air ini
telah ada. Bila kita ingin benar-benar hal tersebut dapat
dilaksanakan, maka penegakan hukumnya harus dilaksanakan
pula. Pada akhirnya, banyak pilihan baik secara pribadi ataupun
social (kolektif) yang harus ditetapkan, secara sadar maupun tidak,
yang akan mempengaruhi tingkat pencemaran dimanapun kita
berada. Walaupun demikian, langkah pencegahan lebih efektif dan
bijaksana.

Melalui penanggulangan pencemaran ini diharapkan bahwa


pencemaran akan berkurang dan kualitas hidup manusia akan lebih
ditingkatkan, sehingga akan didapat sumber air yang aman, bersih
dan sehat. Kendala dalam mengatasi pencemaran air :
1. Kurangnya kesadaran diri dari orang – orang untuk membuang
sampah pada tempatnya.

2. Kurangnya sistem drainase di jalan – jalan.

3. Limbah – limbah yang tidak diolah oleh manajemen pabrik


dengan baik, sehingga mencemari lingkungan sekitar.

4. Kurangnya perhatian dari pemerintah mengenai pencemaran


lingkungan.

Syarat kadar kualitas air yang baik

Secara fisik kualitas air yang baik adalah bening, tidak keruh, tidak
berbau, berasa tawar dan tidak berwarna, serta suhu air hendaknya
di bawah suhu udara. Secara kimiawi kualitas air yang baik meliputi
pH yang bersifat normal/netral, bahan kimia yang tidak melebihi
ambang batas ketetapan serta tingkat kesadahan yang rendah,
kekurangan atau kelebihan suatu zat kimia dalm air akan
menyebabkan gangguan fisiologis pada manusia.

Sedangkan secara biologis kualitas air yang sehat harus bebas


dari segala bakteri terutama bakteri patogen dan nonpatogen
walaupun tidak menimbulkan penyakit namun menyebabkan bau
dan rasa tidak enak pada air, serta menyebabkan adanya lendir
pada air, serta tidak mengandung bakteri coli lebih dari 1 coli/100
mL air. Bakteri patogen menyebabkan penyakit pada manusia,
organisme ini bersal dari bakteri, protozoa dan virus.. yang mungkin
ada dalam air misalnya bakteri typhsum, vibrio colerae,
bakteri dysentriae, bakteri enteritis, dan entamoeba hystolotica. Air
yang mengandung golongan coli, dianggap telah terkontaminasi
dengan kotoran manusia. dalam pemerikasaan bakteriologik, tidak
langsung diperiksa air tersebut mengandung bakteri patogen, tetapi
diperiksa dengan indikator bakteri golongan coli. Pencemaran air
akan menimbulkan terganggunya/hilangnya persyaratan kualitas air
tersebut baik secara fisik, kimia maupun biologi.

Kadar yang Kadar yang tidak boleh


Syarat fisik
disyaratkan dilampaui

Keasaman 7,0 – 8,5 Di bawah 6,5 dan di atas 9,5

Tidak melebihi 50
Bahan-bahan padat Tidak melebihi 1500 mg/L
mg/L

Tidak melebihi 6
Warna Tidak melebihi 50 satuan
satuan

Rasa Tidak mengganggu –

Bau Tidak mengganggu –

Jenis Bahan Kadar yang dibenarkan (mg/liter)

Flour (F) 1-1,5

Clor (Cl) 250

Arsen (As) 0,05

Ph 6,5 – 9,0

CO2 0

Besi (Fe) 0,3

Tembaga (Cu) 1
Zat organik 10 Komposis
i ideal
bahan
kimia dalam air

Cara memperoleh air bersih

Air yang kita minum harus bersih sesuai standar, demikian juga air
yang kita gunakan untuk mandi, mencuci, memasak, juga harus
bersih. Bersih disini artinya bersih dari segi fisik, kimiawi dan
biologis. Bersih secara fisik artinya jernih, tidak berwarna, tawar dan
tidak berbau.

Secara kimiawi air yang kualitasnya baik adalah yang memiliki pH


netral, tidak mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3) dan
ion-ion logam, serta bahan organik. Sedangkan bersih secara
biologis artinya tidak mengandung mikroorganisme seperti bakteri
baik yang patogen/ menyebabkan penyakit atau yang apatogen.

Ada 2 cara untuk mendapatkan air bersih dalam skala terbatas yaitu
:

 Tanpa Bahan Kimia, dan


 Dengan Menambahkan Bahan Kimia.
Kedua cara penjernihan air ini melalui 2 tahap, yaitu tahap
pengendapan dan tahap penjernihan. Media penyaring yang
digunakan adalah; pasir, arang batok, ijuk dan kerikil. Pada cara
yang kedua, ditambahkan bahan kimia berupa tawas, kapur dan
kaporit ke dalam bak pengendap untuk membantu menggumpalkan
zat kimia pencemar.

Cara memperoleh air bersih tanpa bahan kimia


Cara ini biasanya digunakan untuk sumber air terbuka dengan
menggunakan 3 macam bak yaitu bak pengendap, bak
penyaring dan bak penampung air bersih, yang ukurannya
tergantung volume air yang akan dialirkan. Mula-mula air dari
sumbernya dialirkan ke bak pengendap. Selanjutnya lewat saluran
bambu yang pada bagian ujungnya di beri kawat kasa, dari bak
pengendap air dialirkan ke dalam bak penyaring melalui parit yang
berbelok-belok dan berbatuan untuk mendapatkan kandungan
oksigen. Atau jika tidak mungkin parit dapat diganti dengan saluran
bambu. Bak penyaring ini telah diisi dengan media penyaring, yang
disusun berturut-turut dari bagian dasar bak berupa batu setinggi 10
cm, kerikil 10 cm, pasir halus setinggi 20 cm, arang 5 cm, ijuk 10
cm, pasir halus 15 cm dan lapisan paling atas diisi ijuk lagi setinggi
10 cm. Setelah melewati bak penyaring air di tampung di dalam bak
penampung air bersih. Untuk keperluan minum dan masak, air ini
tetap harus dimasak agar kumannya mati.

Cara memperoleh air bersih dengan menambahkan bahan


kimia

Pada cara kedua ini digunakan 2 buah drum yang berukuran sama
yang dilengkapi dengan keran air, sebagai bak pengendap dan bak
penyaring. Tinggi keran air dari dasar drum kira-kira 5-10 cm (harus
lebih tinggi dari lumpur yang akan terkumpul). Tetapi drum bisa juga
diganti dengan gentong. Setelah air kotor masuk ke drum
pengendap, masukkan 1 gr tawas/ 1 gr kapur/ 2,5 gr kaporit untuk
setiap 10 liter air, lalu diaduk perlahan ke satu arah. Pengadukan
sebaiknya dilakukan pada malam hari sehingga pengendapan
berlangsung sempurna pada keesokan paginya.

Pada drum yang berfungsi sebagai bak pengendap diberi media


penyaring yang terdiri dari kerikil setinggi 5 cm di bagian dasar,
kemudian berturut-turut ke atas diberi arang batok setinggi 10 cm,
ijuk setinggi 10 cm dan pasir halus setinggi 20 cm. Ketika air yang
dialirkan dari drum pengendap melewati media penyaring ini, air
akan dijernihkan lagi melalui proses penyaringan. Sehingga ketika
kran dibuka akan diperoleh air yang bersih. Apabila air yang keluar
dari drum kedua sudah tidak jernih, media penyaring harus dicuci
atau diganti dengan yang baru.

https://3superelektron.wordpress.com/pencemaran-air/

6 Dampak Pencemaran Air dan


Penyebabnya
Bumi dan isinya adalah anugerah yang luar biasa. Ciri-ciri planet Bumi sungguh terdapat
perbedaan dengan planet- planet lainnya. Planet Bumi tentu saja mempunyai keistimewaan
karena planet ini satu-satunya planet di tata surya yang dapat dihuni oleh makhluk hidup.
Mengapa bisa demikian? Salah satu alasannya adalah komponen yang dimiliki planet Bumi ini
sangat mendukung dengan hajat hidup makhluk hidup, sehingga makhluk hidup pun dengan
mudah dapat menghuni planet Bumi.

Selain dilipiuti oleh udara yang banyak mengandung Oksigen (sehingga makhluk hidup dapat
bernafas), alasan lainnya mengapa planet Bumi bisa dihuni oleh makhluk hidup adalah
kandungan airnya. Seperti yang kita ketahui bersama bahwasannya air (baca : jenis air)
merupakan komponen yang sangat penting bagi makhluk hidup unutuk dapat bertahan hidup.
Tidak kalah pentingnya dengan udara (baca: ciri-ciri udara yang bersih dan sehat), apabila
makhluk hidup kekurangan air maka makhluk hidup tersebut tidak akan bertahan hidup lama.
Hal ini karena air menjadi sumber cairan yang notabebe selalu dibutuhkana tubuh makhluk
hidup, baik manusia, binatang, maupun tumbuh- tumbuhan.

Sebagai salah satu jenis sumber daya alam, yakni sumber daya alam yang dapat diperbaharui,
maka air ini mempunyai banyak sekali fungsi atau kegunaan. Bahkan apabila kita disuruh
menyebutkan semua fungsi air (baca: fungsi air hujan) maka kita tidak akan bisa
menyebutkannya semua karena sangat banyak. Untuk mengetahui beberapa fungsi dari air,
maka akan dijelaskan sebagai berikut.

Fungsi Air
Karena air merupakan sumber daya alam yang sangat dibutuhkan oleh semua makhluk hidup,
maka air mempunyai banyak fungsi. Berikut ini merupakan beberapa fungsi dari air:

 Membantu tumbuhan melakukan proses fotosintesis


 Menyuburkan tanah (baca: ciri-ciri tanah subur)
 Memenuhi kebutuhan cairan pada tubuh makhluk hidup
 Sebagai sarana membersihkan badan, pakaian, dan peralatan lainnya
 Menjaga kesehatan tubuh dengan cara meberikan supplay mineral yang cukup
 Menjaga kecantikan kulit pada manusia
 Melarutkan berbagai macam penyakit
 Sebagai rumah bagi semua macam binatang dan tumbuhan air
 Sebagai penyeimbang suhu di Bumi

Itulah beberapa fungsi atau manfaat dari air yang bisa kita rasakan. Selain manfaat- manfaat
yang telah ditulis, masih banyak sekali manfaat air lainnya yang akan kita temukan dalam
kehidupan sehari- hari, baik yang kita sadari maupun tidak.

Setelah mengetahui fungsi dari air, maka kita akan menyadari betapa air sangat penting untuk
kehidupan makhluk hidup maupun untuk kondisi Bumi sendiri. Air yang mempunyai banyak
fungsi ini tentu saja adalah air yang bersih. Banyak sumber air bersih alami yang dapat kita
temukan di permukaan Bumi. Sumbr air bersih yang dapat kita temukan di Bumi diantaranya
adalah macam- macam laut, sungai (baca: ekosistem sungai), macam- macam danau, rawa,
mata air (baca: proses terjadinya mata air), dan lain sebagainya. Sumber air yang demikian
adalah yang terbentuk secara alami. Selain sumber air yang alami, kita juga dapat menemukan
sumber air yang sengaja dibuat oleh manusia. Bebrapa sumber air yang sengaja dibuat oleh
manusia antara lain berupa sumur, waduk, bendungan (baca: bendungan terbesar di dunia),
dan lain sebagainya.

Pencemaran Air
Banyak sumber air bersih yang akan kita dapatkan, namun diantara sumber air bersih tersebut,
tidak jarang juga kita menemukan berbagai sumber air yang tercemar (baca: ciri-ciri air
tercemar). Air yang tercemar adalah air yang sudah tidak bersih atau tidak murni lagi. Air yang
tercemar ini adalah yang tidak mempunyai fungsi seprti air yang semestinya. Selain itu air ini
jelas menurun kualitasnya. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya pencemaran
pada air, diantaranya:

 Jumlah penduduk yang berada di suatu tempat


 Jumlah sumber daya alam yang digunakan oleh masing- masing individu
 Jumlah polutan yang dapat dikeluarkan oleh tiap- tiap sumber daya alam
 Teknologi yang sedang digunakan

Tahapan Pencemaran Air


Kita semua mengetahui bersama bahwasannya pencemaran air ini adalah air yang telah
tercemar, mengandung bahan polutan, kualitasnya menurun, dan mempunyai fungsi yang tidak
seperti air murni dan bersih. Namun tahukah Anda bahwasannya pencemaran air ini ternyata
dibagi menjadi beberapa tahapan? Menurut WHO, pencemaran air dibagi menjadi 4 tahap.
Tahap- tahap pencemaran air oleh WHO antara lain adalah sebagai berikut:

1. Pencemaran tingkat pertama. Pencemaran ini adalah pencemaran yang ringan, tidak
menimbulkan kerugian bagi manusia baik jika dilihat dari kadar zat pencemarnya maupun dilihat
dari waktu kontaknya dengan lingkungan.
2. Pencemaran tingkat kedua. Pencemaran ini merupakan pencemaran yang sudah menimbulkan
iritasi ringan pada panca indera dan juga pada alat vegetatif lainnya, serta menimbulkan
gangguan pada komponene ekosistem lainnya.
3. Pemcemaran tingkat ketiga. Pencemaran ini merupakan pencemaran yang sudah sampai
menimbulkan reaksi yang fatal pada tubuh dan juga menyebabkan sakit yang bersifat kronis.
4. Pencemaran tingkat keempat. Pencemaran ini adalah jenis pencemaran yang paling parah.
Pencemaran ini merupakan pencemaran yang telah menimbulkan dan juga menybabkan
kematian makhluk hidup di suatu lingkungan yang diakibatkan karena kadar zat pencemarnya
terlalu tinggi.

Itulah beberapa tahapan pencemaran air yang telah digolongkan oleh WHO. Indikator yang
telah diberikan oleh WHO ini bertahap dari yang paling ringan hingga yang paling berat. Suatu
pencemaran bisa terjdi secara bertahap, namun bisa juga langsung dikategorikan tahap
pencemaran berat. Hal ini tergantung jenis dan kadar zat pencemar itu sendiri.

Indikator Pencemaran
untuk mengetahui air yang tercemar atau tidak terkadang kita masih sangat sulit untuk
membedakannya. Secara sederhana, untuk mengetahui air yang tercemar kita dapat melihat
dari warna, bau, dan rasa dari air tersebut. Air yang murni dan bersih adalah air yang tidak
berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa. Jadi secara umum kita dapat menemui air yang
tercemar apabila telah berwarna, berbau, atau berasa. Namun ternyata dengan melihat tampak
luarnya saja tidaklah cukup. Pencemaran air juga termasuk dalam kandungan air tersebut.
Maka dari itulah untuk mengetahui apakan suatu air tercemar atau tidak, maka bisa dilihat
melalui beberapa indikator pencemaran air. Beberapa indokator pencemaran air atau ciri-ciri
dari air yang tercemar adalah sebagai berikut:

 Terjadi perubahan pada suhu air. Air yang mempunyai suhu panas apabila dibuang ke area
lingkungan (baca: fungsi lingkungan) secara langsung maka akan dapat merusak lingkungan
tersebut.
 Memiliki pH yang tidak normal. pH normal yang dimiliki air yakni antara 6,5 – 7,5. Apabila air
mempunyai pH diatas atau dibawah pH tersebut maka bisa dikatakan bahwa air tersebut telah
terkontaminasi oleh polutan.
 Terjadi perubahan pada warna, bau, dan juga rasa. Seperti yang telah dikatakan sebelumnya
bahwa air yang murni dan sehat atau bersih adalah air yang tidak berwarna, tidak berbau, dan
tidak berasa. Sehingga apabila kita menemukan air yang berwarna, berbau, dan berasa ini ada
kemungkinan air tersebut telah tercemar.
 Adanya endapan, koloidal, dan bahan terlarut. Bahan- bahan yang demikian apabila terdapat
dan bercampur dengan air maka dapat menghalangi masuknya sinar matahari. Ketika sinar
matahari sulit masuk maka mikroorganisme yang ada di air tersebut tidak bisa melakukan
fotosintesis. Akibatnya air akan kekurangan kandungan oksigen.
 Timbulnya banyak mikroorganisme. Salah satu tanda air yang tercemar adalah timbulnya
banyak miroorganisme. Mikroorganisme sendiri mempunyai peran utama dalam proses
degradasi bahan- bahan buangan limbah. Ketika bahan buangan ini meningkat, maka secara
otomatis mikroorganisme akan ikut berkembang biak. Perkembangbiakan mikroorganisme ini
kemungkinan besar tidak tertutup, sehingga memungkinkan mikroba patogen yang merugikan
juga akan ikut berkembang.
 Meningkatnya radioaktivitas pada air. Salah satu tanda air yang tercemar lainnya adalah
meningkatnya radioaktivitas dari air tersebut. Radioaktivitas sendiri merupakan proses
timbulnya zat- zat radiaoktif. Zat- zat radioaktif ini dapat kita temui di berbagai kegiatan. Apabila
produksi zat radiaoktif di dalam air meningkat, maka hal ini akan menyebabkan kerusakan
biologis pada air tersebut apabila tidak segera dilakukan proses penanganan yang tepat.

Itulah beberapa indikator atau ciri- ciri dari air yang tercemar. Ciri- ciri yang disebutkan di atas
sudah lengkap. Namun apabila ingin mengetahui lebih lengkap mengenai hal tersebut bisa
dibaca di ciri- ciri air yang tercemar.

Dampak Pencemaran Air


Kita semua mengetahui bahwasannya pencemaran itu bersifat negatif dan juga merusak. Sama
halnya dengan pencemaran air ini. Pencemaran air akan membawa dampak yang sangat
merugikan bagi lingkugan dan juga kelangsungan hidup dari makhluk hidup itu sendiri. Berikut
ini akan dijelaskan mengenai dampak dari pencemaran air.

1. Menurunkan jumlah oksigen

Air yang tercemar mengandung berbagai macam larutan yang akan menghalangi sinar
matahari (baca: lapisan matahari) masuk ke dalam air tersebut. Hal ini akan berakibat
tumbuhan- tumbuhan air kesulitan melakukan proses fotosintesis. Fotosintesis pada tumbuhan
akan menyebabkan tumbuhan tersebut memproduksi oksigen. Apabila tumbuhan terhalang
melakukan fotosintesis, hal ini akan menyebabkan air mendapatkan oksigen yang hanya
sedikit.

2. Mematikan binatang- binatang yang ada di air

Masih dalam kaitan dampak pencemaran air yang menurunkan jumlah oksigen, dampak ini
akan diikuti oleh matinya binatang- binatang air. Hal ini karena binatang air bernafas
menggunakan oksigen. Ketika jumlah oksigen yang tersedia di dalam air menurun, otomatis
binatang akan kesulitan untuk bernafas. Hal ini akan berakibat matinya binatang- binatang air
karena tidak meperoleh oksigen untuk bernafas.

3. Meningkatkan kecepatan reaksi kimia

Air yang tercemar adalah air yang telah mengandung aneka bahan polutan. Banyak jenis
polutan yang merupakan bahan- bahan kimia. Ketika air banyak mengandung bahan kimia, hal
ini akan meningkatkan kecepatan reaksi kimia yang terjadi di dalam air.
4. Mengganggu kehidupan binatang dan tumbuhan

Air yang tercemar jelas akan mengganggu kehidupan semua makhluk hidup, baik yang berada
di darat (baca: ekosistem darat) maupun di air (baca: ekosistem air), baik berpa manusia,
binatang, maupun tumbuh- tumbuhan. Air yang tercemar akan diminum pleh makhluk hidup
yang tinggal di daratan. Hal ini akan menyebabkan berbagai polutan masuk ke dalam perut
sehingga menimbulkan rasa sakit. Dan untuk binatang serta tumbuhan air, jelas akan terganggu
karena air merupakan habitat dari tumbuhan dan bintang air tersebut.

5. Memgganggu kesuburan tanah

Air yang tercemar jelas akan mengganggu kesuburan tanah. Hal ini karena air akan meresap ke
tanah yang ada di sebelah kanan atau kiri. Hal ini berakibat tanah tersebut ikut mengandung
berbagai zat polutan. Jika tanah telah tercemar zat polutan, otomatis tanah tersebut tidaklah
subur.

6. Mengganggu produksivitas tumbuhan

Masih serangkaian dengan dampak pencemaran air yang mengganggu kesuburan tanah, hal ini
akan otomatis menggnggu produktivitas tumbuhan. Bagaimanapun tumbuhan hidup di atas
tanah. Ketika tanah yang mereka tempati tidak subur lagi, dan justru terkontaminasi zat polutan,
maka tumbuhan tidak akan produktif lagi. Justru hal ini akan meberikan dampak berupa matinya
tumbuh- tumbuhan yang berada di sekitar yang tercemar tersebut.

Itulah beberapa dampak pencemaran udara yang dapat dita rasakan. Selain dampak yang telah
disebutkan, pastilah ada dampak lain yang bersifat merugikan. Oleh karena itu, mari kita jaga
sumber air kita dari bahaya pencemaran air.

https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/hidrologi/dampak-pencemaran-air

ABSTRAK
Di zaman sekarang, air menjadi masalah yang memerlukan perhatian serius. Untuk
mendapatkan air yang baik sesuai dengan standar terntentu sudah cukup sulit untuk
di dapatkan. Hal ini dikarenakan air sudah banyak tercemar oleh bermacam-macam
limbah dari berbagai hasil kegiatan manusia. Sehingga menyebabkan kualitas air
menurun, begitupun dengan kuantitasnya.
Makalah ini bertujuan untuk membahas mengenai pencemaran air yang makin marak
terjadi. Di dalam makalah ini juga akan dibahas sumber, dampak dan
penanggulangan pencemaran air. Diharapkan dengan adanya penjelasan mengenai
dampak pencemaran air beserta cara penanggulangannya, maka akan timbul
kesadaran pada diri kita semua. Pada akhirnya pencemaran dapat dikurangi dan akan
didapat sumber air yang aman untuk kita konsumsi.
Data yang dikumpulkan dalam penulisan karya tulis ini adalah dengan menggunakan
data sekunder yaitu data yang diperoleh dari beberapa literature ilmiah. Secara umum,
sumber-sumber pencemaran air adalah limbah industri (bahan kimia baik cair
ataupun padatan, sisa-sisa bahan bakar, tumpahan minyak dan oli, kebocoran pipa-
pipa minyak tanah yang ditimbun dalam tanah), . pengungangan lahan hijau/hutan
akibat perumahan, bangunan, limbah pertanian (pembakaran lahan, pestisida), limbah
pengolahan kayu, penggunakan bom oleh nelayan dalam mencari ikan di laut, rumah
tangga (limbah cair, seperti sisa mandi, MCK, sampah padatan seperti plastik, gelas,
kaleng, batu batere, sampah cair seperti detergen dan sampah organik, seperti sisa-
sisa makanan dan sayuran).
Usaha-usaha yang dapat dilakukan menjaga air agar tetap bersih diantaranya :
menempatkan daerah industri atau pabrik jauh dari daerah perumahan atau
pemukiman, pembuangan limbah industri diatur sehingga tidak mencermari
lingkungan atau ekosistem, pengawasan terhadap penggunaan jenis–jenis pestisida
dan zat–zat kimia lain yang dapat menimbulkan pencemaran, memperluas gerakan
penghijauan, tindakan tegas terhadap perilaku pencemaran lingkungan, memberikan
kesadaran terhadap masyaratkat tentang arti lingkungan hidup sehingga manusia
lebih lebih mencintai lingkungan hidupnya, melakukan intensifikasi pertanian.
Kata kunci : pencemaran, air, kulitas dan lingkungan
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Air merupakan kebutuhan utama bagi proses kehidupan di bumi, sehingga tidak ada
kehidupan seandainya tidak ada air di bumi. Namun, air dapat menjadi malapetaka
jika tersedia dalam kondisi yang tidak benar, baik kualitas maupun kuantitas airnya.
Air yang bersih sangat dibutuhkan manusia, baik untuk keperluan sehari-hari, untuk
keperluan industri, untuk kebersihan sanitasi kota, dan sebagainya.
Di zaman sekarang, air menjadi masalah yang memerlukan perhatian serius. Untuk
mendapatkan air yang baik sesuai dengan standar terntentu sudah cukup sulit untuk
di dapatkan. Hal ini dikarenakan air sudah banyak tercemar oleh bermacam-macam
limbah dari berbagai hasil kegiatan manusia. Sehingga menyebabkan kualitas air
menurun, begitupun dengan kuantitasnya.
Sebelumnya telah terjadi banyak pencemaran air, seperti di Teluk Jakarta yang
berakibat bagi para petambak. Bukan hanya beberapa spesies ikan yang hilang, tetapi
udang dan bandeng juga banyak yang mati. Secara kimiawi, pencemaran yang terjadi
di Teluk Jakarta termasuk cukup parah. Sehingga indicator pencemar seperti kerang
hijau terlah berkembang secara pesat. Selain itu, penggunaan pestisida yang
berlebihan dan berlangsung lama juga akan berakibat terjadinya pencemaran air.
Seperti yang terjadi di NTB, dimana terjadi pencemaran air akibat penggunaan
pestisida yang berlebihan dalam waktu yang lama.
Krisis air juga terjadi di hampir semua Pulau Jawa dan sebagian Sumatera, terutama
kota-kota besar baik akibat pencemaran limbah cair industri, rumah tangga maupun
pertanian. Selain merosotnya kualitas air akibat pencemaran, krisis air juga terjadi
dari kurangnya ketersediaan air dan terjadinya erosi akibat pembabatan hutan di hulu
serta perubahan pemanfaatan lahan di hulu dan hilir.
Pencemaran air yang terjadi di berbagai wilayah di Indonesia, seperti beberapa contoh
di atas, telah mengakibatkan terjadinya krisis air bersih. Lemahnya pengawasan
pemerintah serta keengganan untuk melakukan penegakan hukum secara benar
menjadikan problem pencemaran air menjadi hal yang kronis yang makin lama makin
parah.
B. Rumusan Masalah

 Apa pengertian polusi air?


 Apa yang menyebabkan terjadinya pencemaran air?
 Bahaya apa saja yang ditimbulkan oleh air yang tercemar?

 Apa yang harus dilakukan untuk mencegah dan mengatasi pencemaran air?

C. Tujuan
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, makalah ini bertujuan untuk
membahas mengenai pencemaran air yang makin marak terjadi. Di dalam makalah ini
juga akan dibahas sumber, dampak dan penanggulangan pencemaran air.
Diharapakan dengan adanya penjelasan mengenai dampak pencemaran air beserta
cara penanggulangannya, maka akan timbul kesadaran pada diri kita semua. Pada
akhirnya pencemaran dapat dikurangi dan akan didapat sumber air yang aman untuk
kita konsumsi.
D. Manfaat
Makalah ini kiranya dapat bermanfaat dalam memberikan informasi tentang
pencemaran air, sumber, dampak serta penanggulangannya, terutama bagi kita
semua yang membutuhkan air yang aman, bersih serta sehat.

BAB II
PEMBAHASAN
1. A. Pengertian Pencemaran Air
2. 1. Apa itu pencemaran air?

Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air
seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia.Danau, sungai,
lautan dan air tanah adalah bagian penting dalam siklus kehidupan manusia dan
merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi. Selain mengalirkan air juga
mengalirkan sedimen dan polutan. Berbagai macam fungsinya sangat membantu
kehidupan manusia. Kemanfaatan terbesar danau, sungi, lautan dan air tanah adalah
untuk irigasi pertanian, bahan baku air minum, sebagai saluran pembuangan air hujan
dan air limbah, bahkan sebenarnya berpotensi sebagai objek wisata.
Dalam PP No 20/1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air, pencemaran air di
definisikan sebagai : “Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk
hidup, zat, energi, dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia
sehingga kualitas dari air tersebut turun hingga batas tertentu yang menyebabkan air
tidak berguna lagi sesuai dengan peruntukannya.(Pasal 1, angka 2).
Pencemaran air terjadi pada sumber-sumber air seperti danau, sungai, laut dan air
tanah yang disebabkan oleh aktivitas manusia. Air dikatakan tercemar jika tidak dapat
digunakan sesuai dengan fungsinya. Walaupun fenomena alam, seperti gunung
meletus, pertumbuhan ganggang, gulma yang sangat cepat, badai dan gempa bumi
merupakan penyebab utama perubahan kualitas air, namun fenomena tersebut tidak
dapat disalahkan sebagai penyebab pencemaran air. Pencemaran ini dapat disebabkan
oleh limbah industri, perumahan, pertanian, rumah tangga, industri, dan
penangkapan ikan dengan menggunakan racun. Polutan industri antara lain polutan
organik (limbah cair), polutan anorganik (padatan, logam berat), sisa bahan bakar,
tumpaham minyak tanah dan oli merupakan sumber utama pencemaran air, terutama
air tanah. Disamping itu penggundulan hutan, baik untuk pembukaan lahan
pertanian, perumahan dan konstruksi bangunan lainnya mengakibatkan pencemaran
air tanah.
Limbah rumah tangga seperti sampah organik (sisa-sisa makanan), sampah anorganik
(plastik, gelas, kaleng) serta bahan kimia (detergen, batu batere) juga berperan besar
dalam pencemaran air, baik air di permukaan maupun air tanah. Polutan dalam air
mencakup unsur-unsur kimia, pathogen/bakteri dan perubahan sifat Fisika dan kimia
dari air. Banyak unsur-unsur kimia merupakan racun yang mencemari air.
Patogen/bakteri mengakibatkan pencemaran air sehingga menimbulkan penyakit
pada manusia dan binatang. Adapuan sifat fisika dan kimia air meliputi derajat
keasaman, konduktivitas listrik, suhu dan pertilisasi permukaan air. Di negara-negara
berkembang, seperti Indonesia, pencemaran air (air permukaan dan air tanah)
merupakan penyebab utama gangguan kesehatan manusia/penyakit.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa di seluruh dunia, lebih dari 14.000 orang
meninggal dunia setiap hari akibat penyakit yang ditimbulkan oleh pencemaran air.
Secara umum, sumber-sumber pencemaran air adalah sebagai berikut :
1. Limbah industri (bahan kimia baik cair ataupun padatan, sisa-sisa bahan bakar,
tumpahan minyak dan oli, kebocoran pipa-pipa minyak tanah yang ditimbun dalam
tanah)
2. Pengungangan lahan hijau/hutan akibat perumahan, bangunan
3. Limbah pertanian (pembakaran lahan, pestisida)
4. Limbah pengolahan kayu
5. Penggunakan bom oleh nelayan dalam mencari ikan di laut
6. Rumah tangga (limbah cair, seperti sisa mandi, MCK, sampah padatan seperti
plastik, gelas, kaleng, batu batere, sampah cair seperti detergen dan sampah organik,
seperti sisa-sisa makanan dan sayuran).
2. Penyebab pencemaran air
Berdasarkan defisini dari pencemaran air, dapat diketahui bahwa penyebab
pencemaran air dapat berupa masuknya makhluk hidup, zat, energi ataupun
komponen lain sehingga kualias air menurun dan air pun tercemar. Banyak penyebab
pencemaran air, tetapi secara umum dapat dikategorikan menjadi 2 (dua) yaitu
sumber kontaminan langsung dan dan tidak langsung.Sumber langsung meliputi
efluen yang keluar industri, TPA sampah, rumah tangga dan sebagainya.Sumber tak
langsung adalah kontaminan yang memasuki badan air dari tanah, air tanah atau
atmosfir berupa hujan.Pada dasarnya sumber pencemaran air berasal dari industri,
rumah tangga (pemukiman) dan pertanian.Tanah dan air mengandung sisa dari
aktifitas pertanian seperti pupuk dan pestisida.Kontaminan dari atmosfir juga berasal
dari aktifitas manusia yaitu pencemaran udara yang menghasilkan hujan asam.
Selain itu pencemaran air dapat disebabkan oleh berbagai hal dan memiliki
karakteristik yang berbeda-beda, seperti :

 Meningkatnya kandungan nutrien dapat mengarah pada eutrofikasi.


 Sampah organik seperti air comberan (sewage) menyebabkan peningkatan
kebutuhan oksigen pada air yang menerimanya yang mengarah pada berkurangnya
oksigen yang dapat berdampak parah terhadap seluruh ekosistem.
 Industri membuang berbagai macam polutan ke dalam air limbahnya seperti logam
berat, toksin organik, minyak, nutrien dan padatan. Air limbah tersebut memiliki
efek termal, terutama yang dikeluarkan oleh pembangkit listrik, yang dapat juga
mengurangi oksigen dalam air.
 Seperti limbah pabrik yg mengalir ke sungai seperti di sungai citarum.

 3. Komponen pencemaran air

Zaman sekarang ini manusia telah mengenal banyak sekali jenis-jenis zat kimia.Dan
hampir 100.000 zat kimia digunakan secara komersil.Sebagian besar sisa zat kimia
tersebut dibuang ke badan air atau air tanah.Seperti pestisida yang digunakan di
pertanian, industri atau rumah tangga, deterjen yang digunakan di rumah tangga,
atau PCBs yang biasa digunakan dalam alat-alat elektronik.
3.1. Bahan Buangan Padat
Bahan buangan padat adalah bahan buangan yang berbentuk padat, baik yang kasar
maupun yang halus, misalnya sampah. Buangan tersebut bila dibuang ke air menjadi
pencemaran dan akan menimbulkan pelarutan, pengendapan ataupun pembentukan
koloidal.
3.2. Bahan buangan organik dan olahan bahan makanan
Bahan buangan organic umumnya berupa limbah yang dapat membusuk atau
terdegradasi oleh mikroorganisme, sehingga bila dibuang ke perairan akan
menaikkan populasi mikroorganisme.
3.3. Bahan buangan anorganik
Bahan buangan anorganik sukar didegradasi oleh mikroorganisme, umumnya adalah
logam. Apabila masuk ke perairan, maka akan terjadi peningkatan jumlah ion logam
dalam air. Bahan buangan anorganik ini biasanya berasal dari limbah industri yang
melimbatkan unsur-unsur logam seperti timbal (Pb), Arsen (As), Magnesium (Mg), dll.
3.4. Bahan buangan cairan berminyak
Bahan buangan berminyak yang dibuang ke air lingkungan akan mengapung
menutupi permukaan air. Jika bahan buangan minyak mengandung senyawa yang
volatile, maka akan terjadi penguapan dan luas permukaan minyak yang menutupi
permukaan air akan menyusut. Penyusutan minyak ini tergantung jenis minyak dan
waktu.Lapisan minyak pada permukaan air dapat terdegradasi oleh mikroorganisme
tertentu, tetapi membutuhkan waktu yang lama.
3.5. Bahan buangan berupa panas
Perubahan kecil pada temperatur air lingkungan bukan saja dapat menghalau ikan
atau spesies lainnya, namun juga akan mempercepat proses biologis pada tumbuhan
dan hewan bahkan akan menurunkan tingkat oksigen dalam air. Akibatnya akan
terjadi kematian pada ikan atau akan terjadi kerusakan ekosistem.
3.6. Bahan buangan zat kimia
Bahan buangan zat kimia banyak ragamnya, tetapi dalam bahan pencemaran air ini
akan dikelompokkan menjadi :
a. Sabun (deterjen, sampo dan bahan pembersih lainnya),
b. Bahan pemberantas hama (insektisida),

1. Zat warna kimia,


2. Zat radioaktif.

4. Bahaya dari polusi air


Bibit- bibit penyakit berbagai zat yang bersifat racun dan bahan radioaktif dapat
merugikan manusia.Berbagai polutan memerlukan O2 untuk penguraiannya.Jika O2
kurang, penguraiannya tidak sempurna dan menyebabkan air berubah warnanya dan
berbau busuk. Bahan atau logam yang berbahaya seperti arsenat, uradium, krom,
timah, air raksa, benzon, tetraklorida, karbon dan lain- lain dapat merusak organ
tubuh manusia atau dapatmenyebabkan kanker. Sejumlah besar limbah dari sungai
akan masuk ke laut.
Polutan ini dapat merusak kehidupan air sekitar muara sungai dan sebagian kecil laut
muara.Bahan- bahan yang berbahaya masuk ke laut atau samudera mempunyai akibat
jangka panjang yang belum diketahui. Banyak jenis kerang- kerangan yang mungin
mengandung zat- zat yang berbahaya untuk dimakan. Laut dapat pula tercemar oleh
yang asalnya mungkin dari pemukiman, pabrik, melalui sungai, atau dari kapal tanker
yang rusak.Minyak dapat mematikan burung dan hewan laut lainnya, sebagai contoh
efek keracunan dapat dilihat di Jepang.Merkuri yang dibuang oleh sebuah industri ke
teluk minamata terakumulasi di jaringan tubuh ikan dan masyarakat yang
mengkonsumsinya menderita cacat dan meninggal.
Banyak akibat yang ditimbulkan oleh polusi air, diantaranya:

1. Terganggunya kehidupan organisme air karena berkurangnya kandungan oksigen


2. Terjadinya ledakan ganggang dan tumbuhan air
3. Pendangkalan dasar perairan
4. Tersumbatnya penyaring reservoir, dan menyebabkan perubahan ekologi
5. Dalam jangka panjang mengakibatkan kanker dan kelahiran cacat
6. Akibat penggunaan pestisida yang berlebihan selain membunuh hama dan penyakit,
juga membunuh serangga dan makhluk yang berguna terutama predator
7. Kematian biota kuno, seperti plankton, ikan bahkan burung
8. Dapat mengakibatkan mutasi sel kanker dan leukemia

Beberapa contoh polutannya adalah sebagai berikut :

1. Fosfat
Fosfat berasal dari penggunaan pupuk buatan yang berlebihan dan deterjen.

1. Nitrat dan Nitrit

Kedua senyawa ini berasal dari penggunaan pupuk buatan yang berlebihan dan proses
pembusukan materi organic.

1. Poliklorin Bifenil (PCB)

Senyawa ini berasal dari pemanfaatan bahan-bahan pelumas, plastik dan alat listrik.

1. Residu Pestisida Organiklorin

Residu ini berasal dari penyemprotan pestisida pada tanaman untuk membunuh
serangga.

1. Minyak dan Hidrokarbon

Minyak dan hidrokarbon dapat berasal dari kebocoran pada roda dan kapal
pengangkut minyak.

1. Radio Nuklida

Radio nuklida atau unsur radioaktif berasal dari kebocoran tangki penyimpanan
limbah radioaktif.

1. Logam-logam Berat

Logam berat berasal dari industri bahan kimia, penambangan dan bensin.

1. Limbah Pertanian

Limbah pertanian berasal dari kotoran hewan dan tempat penyimpanan makanan
ternak.

1. Kotoran manusia

Kotoran manusia berasal dari saluran pembuangan tinja manusia.

1. 5. Dampak pencemaran air di lingkungan sekitar


Pencemaran air berdampak luas, misalnya dapat meracuni sumber air minum,
meracuni makanan hewan, ketidakseimbangan ekosistem sungai dan danau,
pengrusakan hutan akibat hujan asam, dan sebagainya. Di badan air, sungai dan
danau, nitrogen dan fosfat (dari kegiatan pertanian) telah menyebabkan pertumbuhan
tanaman air yang di luar kendali (eutrofikasi berlebihan). Ledakan pertumbuhan ini
menyebabkan oksigen, yang seharusnya digunakan bersama oleh seluruh
hewan/tumbuhan air, menjadi berkurang.Ketika tanaman air tersebut mati,
dekomposisi mereka menyedot lebih banyak oksigen. Sebagai akibatnya, ikan akan
mati, dan aktivitas bakteri menurun.
Dampak pencemaran air pada umumnya dibagi atas 4 kelompok, yaitu :
– Dampak terhadap kehidupan biota air
– Dampak terhadap kualitas air tanah
– Dampak terhadap kesehatan
– Dampak terhadap estetika lingkungan

5.1. Dampak terhadap kehidupan biota air


Banyaknya zat pencemaran pada air limbah akan menyebabkan menurunnya kadar
oksigen terlarut dalam air tersebut. Sehingga mengakibatkan kehidupan dalam air
membutuhkan oksigen terganggu serta mengurangi perkembangannya.
Akibat matinya bakteri-bakteri, maka proses penjernihan air secara alamiah yang
seharusnya terjadi pada air limbah juga terhambat. Dengan air limbah yang sulit
terurai. Panas dari industri juga akan membawa dampak bagi kematian organisme,
apabila air limbah tidak didinginkan terlebih dahulu.
5.2. Dampak terhadap kualitas air tanah
Pencemaran air tanah oleh tinja yang biasa diukur dengan faecal coliform telah terjadi
dalam skala yang luas, hal ini dibuktikan oleh suatu survey sumur dangkal di Jakarta.
Banyak penelitian yang mengindikasikan terjadinya pencemaran tersebut.
5.3. Dampak terhadap kesehatan
Peran air sebagai pembawa penyakit menular bermacam-macam antara lain :

 Air sebagai media untuk hidup mikroba pathogen,


 Air sebagai sarang insekta penyebar penyakit,
 Jumlah air yang tersedia tidak cukup, sehingga manusia bersangkutan tak dapat
membersihkan diri,
 Air sebaga media untuk hidup vector penyakit.
5.4. Dampak terhadap estetika lingkungan
Dengan semakin banyaknya zat organik yang dibuang ke lingkungan perairan, maka
perairan tersebut akan semakin tercemar yang biasanya ditandai dengan bau yang
menyengat disamping tumpukan yang dapat mengurangi estetika lingkungan.
Masalah limbah minyak atau lemak juga dapat mengurangi estetika lingkungan.

1. 6. Penanggulangan terjadinya pencemaran air

Pengolahan limbah industri sebelum dibuang ke tempat pembuangan, dialirkan ke


sungai atau selokan hendaknya dikumpulkan di suatu tempat yang disediakan,
kemudian diolah, agar bila terpaksa harus dibuang ke sungai tidak menyebabkan
terjadinya pencemaran air. Bahkan kalau dapat setelah diolah tidak dibuang ke sungai
melainkan dapat digunakan lagi untuk keperluan industri sendiri. Sampah padat dari
rumah tangga berupa plastik atau serat sintetis yang tidak dapat diuraikan oleh
mikroorganisme dipisahkan, kemudian diolah menjadi bahan lain yang berguna,
misalnya dapat diolah menjadi keset. Sampah organik yang dapat diuraikan oleh
mikroorganisme dikubur dalam lubang tanah, kemudian kalau sudah membusuk
dapat digunakan sebagai pupuk.
Untuk mencegah agar tidak terjadi pencemaran air, dalam aktivitas kita dalam
memenuhi kebutuhan hidup hendaknya tidak menambah terjadinya bahan pencemar
antara lain tidak membuang sampah rumah tangga, sampah rumah sakit,
sampah/limbah industri secara sembarangan, tidak membuang ke dalam air sungai,
danau ataupun ke dalam selokan. Tidak menggunakan pupuk dan pestisida secara
berlebihan, karena sisa pupuk dan pestisida akan mencemari air di lingkungan tanah
pertanian. Tidak menggunakan deterjen fosfat, karena senyawa fosfat merupakan
makanan bagi tanaman air seperti enceng gondok yang dapat menyebabkan
terjadinya pencemaran air.
Pencemaran air yang telah terjadi secara alami misalnya adanya jumlah logam-logam
berat yang masuk dan menumpuk dalam tubuh manusia, logam berat ini dapat
meracuni organ tubuh melalui pencernaan karena tubuh memakan tumbuh-tumbuhan
yang mengandung logam berat meskipun diperlukan dalam jumlah kecil.
Penumpukan logam-logam berat ini terjadi dalam tumbuh-tumbuhan karena
terkontaminasi oleh limbah industri. Untuk menanggulangi agar tidak terjadi
penumpukan logam-logam berat, maka limbah industri hendaknya dilakukan
pengolahan sebelum dibuang ke lingkungan.
Proses pencegahan terjadinya pencemaran lebih baik daripada proses
penanggulangan terhadap pencemaran yang telah terjadi.Usaha-usaha tersebut dapat
dilakukan, diantaranya melalui menjaga air tanah agar tetap bersih misalnya:
1. Menempatkan daerah industri atau pabrik jauh dari daerah perumahan atau
pemukiman
2. Pembuangan limbah industri diatur sehingga tidak mencermari lingkungan atau
ekosistem
3. Pengawasan terhadap penggunaan jenis–jenis pestisida dan zat–zat kimia lain yang
dapat menimbulkan pencemaran
4. Memperluas gerakan penghijauan
5. Tindakan tegas terhadap perilaku pencemaran lingkungan
6. Memberikan kesadaran terhadap masyaratkat tentang arti lingkungan hidup
sehingga manusia lebih lebih mencintai lingkungan hidupnya
7. Melakukan intensifikasi pertanian

Adapun cara lain untuk mengatasi polusi air atau yang dikenai dengan sebutan banjir
pun ada dua macam :

1. Banjir Bandang dapat diatasi secara meluas dengan didukung berbagai disiplin ilmu.
2. Banjir genangan dapat diatasi dengan membersihkan air dari penyumbatan yang
mengakibatkan air meluap.

Banyak orang mengatakan ” lebih baik mecegah dari pada mengatasi”, hal ini berlaku
pula pada banjir genangan di bawah ini ada sejumlah langkah yang dapat kita lakukan
untuk mencegah banjir genangan :
v Dalam merencanakan jalan – jalan lingkungan baik itu program pemerintah maupun
swadaya masyarakat sebaiknya memilih material jalan yang menyerap air misalnya,
penggunaan bahan dari paving blok (blok – blok adukan beton yang disusun dengan
rongga – rongga resapan air disela–selanya. Hal yang tidak kalah pentingnya adalah
penataan saluran / drainase lingkungan pembuatannyapun harus bersamaan dengan
pembuatan jalan tersebut.
v Apabila di halaman pekarangan rumah kita masih terdapat ruang – ruang terbuka,
buatlah sumur–sumur resapan air hujan sebanyak–banyaknya. Fungsi sumur resapan
air ini untuk mempercepat air meresap kedalam tanah. Dengan membuat sumur
resapan air hujan tersebut, sebenarnya kita dapat memperoleh manfaat Persediaan air
bersih dalam tanah disekitar rumah kita yang cukup baik dan banyak serta tanah
bekas galian sumur dapat dipergunakan untuk menimbun lahan–lahan yang rendah
atau meninggikan lantai rumah. Apabila air hujan tidak tertampung dalam sebuah
selokan – selokan rumah/talang – talang rumah, air dapat dialirkan kesumur – sumur
resapan. Janganlah membuang sampah atau mengeluarkan air limbah rumah tangga
(air bekas mandi, cucian dan sebagainya) kedalam sumur resapan air hujan karena
bisa mencemarkan kandungan air tanah. Khusus untuk buangan air limbah rumah
tangga, buatlah sumur resapan tersendiri. Apabila air banjir masuk kerumah
mencapai ketinggian 20-50 cm satu-satunya jalan adalah meninggikan lantai rumah
kita diatas ambang permukaan air banjir. Cara lain adalah membuat tanggul di depan
pintu masuk rumah kita. Cara ini sudah umum dilakukan orang hanya teknisnya
sering kurang terencana secara mendetail.
Kendala dalam mengatasi pencemaran air :
1. Kurangnya kesadaran diri dari orang – orang untuk membuang sampah pada
tempatnya
2. Kurangnya sistem drainase di jalan – jalan
3. limbah – limbah yang tidak diolah oleh manajemen pabrik dengan baik, sehingga
mencemari lingkungan sekitar
4. Kurangnya perhatian dari pemerintah mengenai pencemaran lingkungan.

BAB III
PENUTUP

1. A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan tersebut dapat disimpulkan bahwa:

 Polusi adalah peristiwa masuknya zat, energi, unsur atau komponen- komponen
lain ke dalam lingkungan akibat aktivitas manusia ataupun prose alami
 Segala sesuatu yang menyebabkan polusi disebut poutan
 Polusi air adalah pristiwa masuknya zat, energi, unsur atau komponen- komponen
lain ke dalam air sehingga kualitas air terggangu
 Sumber polusi air antara lain limbah rumah tangga, sampah masyarakat, limbah
pertanian, limbah industri dan sebagianya
 Akibat yang ditimbulkan dari polusi air adalah banjir, merusak system organ
manusia,menimbulkan berbagai bibit penyakit, kanker, kelahiran bayi cacat dan
lain- lain

1. B. Saran

Saran yang penulis sampaikan adalah sebagai berikut:

 Sebaiknya kita harus berhati- hati dalam menggunakan air karena air itu ada yang
terpolusi dan ada yang tidak
 Jagalah air di lingkungan rumah dan sekitar agar tetap bersih dan terhindar dari
pencemaran air
 Jangan membuang sampah ke sungai atau kolam, buanglah sampah pada
tempatnya agar tidak terjadi pencemaran air.

DAFTAR PUSTAKA
https://uwityangyoyo.wordpress.com/2012/02/01/menurunnya-kualitas-air-akibat-kerusakan-
lingkungan/

10 Faktor Penyebab Pencemaran Air


dan Penjelasannya
Air merupakan sumber daya alam yang sangat dibutuhkan oleh manusia. Tanpa adanya air
manusia tidak bisa hidup bertahan lama. Bukan haya manusia saja, namun juga makhluk hidup
lainnya seperti binatang dan juga tumbuhan. Air adalah sumber kehidupan bagi makhluk hidup.
Bahkan bagi manusia, fungsi air tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan air namun
juga untuk menjalankan aktivitas sehari- hari seperti mandi, mencuci baju, mencuci piring,
menyirami tanaman, memberi minum ternak, bahkan untuk memproduksi sesuatu untuk dijual.
Jadi, fungsi air ini sungguh tidak diragukan lagi. Banyak sekali fungsi air yang kita dapatkan
yang dapat menunjang kehidupan manusia dan juga binatang serta tumbuhan.

Begitu banyak fungsi air seperti yang telah diuraikan di atas membuat kebutuhan akan air
bersih bagi manusia sangat banyak. Manusia membutuhkan air bersih untuk dapat melancarka
kehidupan manusia. air bersih merupakan air yang memiliki keadaan atau kondisi yang baik,
yang mana air bersih ini ditandai dengan beberapa hal seperti tidak berwarna alias bening, tidak
berasa dan tidak berbau. Namun ketiga syarat tersebut tidak selalu ada. Terkadang kita
menemukan air yang berwarna, berbau dan berasa namun merupakan air bersih (seperti
minuman sirup, dll). Namun air yang demikian kurang cocok apabila digunakan untuk aktivitas
lain selain minum. Yang dimaksid dengan air yang tidak bersih adalah air yang memenuhi
semua maupun salah satu dari syarat di atas yang sifatnya negatif, seperti air tersebut tidak
berwarna, tidak berasa namun berbau yang tidak enak. Atau suatu air tidak berasa dan tidak
berbau namun berwarna tertentu yang tidak jernih. Nah hal itu bisa jadi air tersebut tidaklah
bersih.

Ciri- Ciri Air Tercemar


Belakangan ini seringkali kita temui kasus atau peristiwa yang membahas mengenai masalah
air bersih. Terkadang di televisi kita menyaksikan permasalahan air di suatu tempat dimana
daerah tersebut sulit untuk mendapatkan air bersih karena sumber air di tempat tersebut telah
terkontaminasi sesuatu sehingga air tersebut menjadi berubah dari keadaan sebelumnya. Hal
seperti inilah yang mengindikasikan bahwa air tersebut telah tercemar. Kita bisa mengetahui
suatu air telah tercemar (polusi air) dengan melihat dari ciri- ciri fisik air tersebut. Ciri- ciri fisik
sendiri merupakan ciri- ciri dari air yang bisa dilihat oleh mata telanjang kita dan dirasakan oleh
panca indera secara langsung. Adapun beberapa ciri fisik dari air yang menandai bahwa air
tersebut tercemar antara lain sebagai berikut:

1. Berwarna atau tidak jernih


Ciri utama dari air yang tercemar adalah memiliki warna atau air tersebut tidak jernih. Warna air
yang sesungguhnya adalah bening sebening kristal. Nah apabila kita menemukan air yang
memiliki warna tertentu maka kemungkinan air tersebut tercemar. Namun hal ini bukan berarti
setiap air yang berwarna selalu tercemar. Tercemar disini dalam artian tidak disengaja untuk
diberikan warna. Warna yang membuat air menjadi tidak jernih ini bisa berasal dari aktivitas
makhluk hidup maupun dari bahan- bahan kimia yang telah tumpah di dalam air sehingga
mengakibatkan air tersebut ikut berwarna dan tidak jernih.

2. Berbau

Ciri- ciri kedua yang dimiliki oleh air yang tercemar adalah air tersebut berbau. Berbau disini
bisa saja berbau yang tidak sedap mekipun terkadang juga berbau yang sedap bagi manusia
(misalnya wangi karena bahan kimia). Air yang berbau berarti air tersebut telah terkontaminasi
oleh bahan- bahan kimia dari sisa pengolahan suatu barang maupun berasal dari aktivitas-
aktivitas organisme yang ada di dalam air sehingga mengakibatkan air memiliki bau yang tidak
enak.

3. Berasa

Ciri- ciri ketiga dari air yang tercemar adalah memiliki rasa. Rasa yang dimiliki oleh air yang
tercemar tentu saja rasa yang tidak enak bagi manusia. Rasa yang dimiliki oleh air tercemar ini
berasal dari bahan- bahan yang telah mencemari air tersebut dan bercampur ke dalam air
sehingga air ini memiliki rasa yang tidak enak.

Nah itulah beberapa ciri- ciri fisik yang dimiliki oleh air yang tercemar. Karena ciri- ciri tersebut
merupakan ciri fisik sehingga langsung bisa kita deteksi menggunakan panca indera kita untuk
dapat membedakannya dengan air yang sehat.

Faktor- faktor Pencemaran Air


Air yang tercemar disebabkan oleh berbagai faktor. Faktor penyebab pencemaran air ini bisa
berasal dari manusia maupun dari alam itu sendiri. Faktor- faktor yang menyebabkan
tercemarnya air dibagi menjadi beberapa kelompok, faktor- faktor tersebut antara lain yaitu:

1. Sampah (Organik maupun Non Organik)

Faktor pencemaran air yang pertama adalah sampah. Sampah adalah bahan- bahan yang
sudah diambil manfaatnya oleh manusia sehingga tersisa yang tidak ada manfaatnya. Sampah
dibedakan menjadi dua yaitu sampah organik dan non organik. Sampah organik adalah sampah
hijau yang mudah untuk diuraikan, sementara sampah non organik biasanya berupa sampah
plastik yang sulit untuk diuraikan. Sampah jumlahnya ada banyak sekali di dunia. Setiap hari
manusia memproduksi sampah. Apabila satu rumah dalam satu hari memproduksi satu
keranjang sampah, bisa kita bayangkan sendiri berapa banyak sampah yang diproduksi
manusia di dunia dalam satu hari. Sampah yang mencemari air tidak hanya sampah- sampah
yang dibuang ke saluran air saja, namun juga sampah- sampah yang dibuang ke tanah,
bertumpuk sehingga air dari sampah tersebut akan meresap ke tanah kemudian mencemari
sumber air tanah atau sumber air di daerah tersebut.

2. Limbah Industri
Pencemaran air tingkat besar disebabkan oleh limbah perindustrian. Perusahaan yang
mengolah atau memproduksi suatu produk biasanya juga menghasilkan limbah. limbah cair
yang diabuang ke laut atau sungai secara langsung tanpa mengolahnya terlebih dahulu akan
menyebabkan pencemaran air sungai atau laut sehingga menyebabkan se;luruh sumber air
masyarakat menjadi tercemar. Akibatnya masyarakat akan menuai dampak dari pencemaran
tersebut. Solusi untuk hal ini adalah pengolahan limbah cair atau pengolahan limbah
industri terlebih dahulu sebelum dibuang ke sumber air.

3. Pertambangan

Pertambangan juga merupakan salah satu faktor yang menyebabkan pencemaran air.
Bagaimanapun pengolahan berbagai barang tambang akan berdampak bagi kualitas air baik
secara langsung (ke air) meupun secara tidak langsung (melalui udara yang kemudian akan
turu ke tanah dan juga ke perairan). Salah satu tambang yang demikian adalah pertambangan
batubara.

4. Penggunaan bahan peledak untuk menangkap ikan

Penggunaan bahan peledak atau pukat harimau untuk menangkap ikan tidak hanya akan
membuat ekosostem terumbu karang atau ekosistem laut menjadi rusak porak poranda, namun
juga akan menyumbangkan pencemaran bagi air laut. Tidak hanya ikan besar saja yang mati,
namun ikan- ikan kecil juga akan ikut mati. Akibatnya tidak akan banyak ikan yang meneruskan
perjalanan rantai makanan di laut karena banyak ikan yang sudah mati.

5. Peternakan dan perikanan

Peternakan dan perikanan juga turut menyumbangkan bahan pencemar bagi air. Mengapa?
Karena limbah yang dihasilkan dari peternakan seperti kotoran ternak dan sisa makanan ternak
apabila langsung dibuang ke air maka air tersebut akan tercemar (khususnya air sungai). Maka
dari itulah dibutuhkan sistem pengolahan khusus untuk hal semacam ini.

6. Limbah pertanian

Limbah pertanian juga bisa menyebabkan pencemaran di air. Macam- macam limbah
pertanian ini bisa berupa potongan- potongan tanaman hasil pertanian maupun penggunaan
pestisida yang berlebihan. Hal ini tentu akan sangat berbahaya bagi masyarakat apabila tidak
mengetahui.

7. Tumpahan minyak di laut

Tumpahnya minyak di laut menjadi pencemar yang sangat buruk di laut. Seperti yang kita tahu
bahwa kilang minyak kebanyakan berada di laut. Dan ketika minyak tersebut tumpah atau bocor
maka yang akan terjadi adalah tercemarnya air laut. Dan hal ini akan menyebabkan banyak
ikan menjadi mati.

8. Detergen
Penggunaan detergen dan pembuangan limbah detergen langsung ke dalam air akan
menyebabkan banyak sekali permasalahan tanah, seperti matinya ikan- ikan dan organisme air
lainnya.

9. Batubara

Pengolahan batubara akan menyebabkan pencemaran air. Asap yang tercemar akan turun ke
air dan menyebabkan air ikut tercemar.

10. Perusakan Hutan

Perusakan hutan dan pembuangan katu serta ranting- ranting dan dedaunan akan
menyebabkan sumber air menjadi tercemar.

Itulah beberapa faktor yang menyebabkan pencemaran di air. Faktor- faktor diatas kebanyakan
berupa bagian dari aktivitas manusia. namun ada pula yang berasal dari alam, seperti bencana
alam. Semoga artikel yang kami sampaikan

https://ilmugeografi.com/bencana-alam/faktor-penyebab-pencemaran-air

Cara Mengatasi Pencemaran Air : Berawal Dari


Diri Sendiri
Kategori : Lingkungan

Img Source : Makalahsekolah.wordpress.com


Air merupakan salah satu komponen yang dibutuhkan kehidupan manusia. Menurut
Kodoatie (2008) “air merupakan sumber kehidupan. Semua makhluk membutuhkan air.
Ketersediaan air dari segi kualitas maupun kuantitas mutlak diperlukan”. Indonesia
merupakan Negara kepulauan, sehingga sebagian besar wilayahnya merupakan lautan.
Meskipun terdiri atas perairan, kondisi ini masih belum dapat dimanfaatkan dengan baik
oleh masyarakat Indonesia. Sebaliknya, mayoritas masyarakat Indonesia
menyalahgunakan perairan dengan mencemarinya.

Sebenarnya, ekosistem air dapat melakukan ‘rehabilitasi’ secara alami apabila terjadi
pencemaran air. Namun kemampuan rehabilitasi ini ada batasnya. Oleh karena itu,
setidaknya harus ada upaya untuk pencegah dan penanggulangan pencemaran air. Cara
mengatasi pencemaran air dapat dilakukan mulai dari pengenalan dan pengertian yang
baik oleh perilaku masyarakat. Cara mengatasi pencemaran air dapat dilakukan usaha
preventif, misalnya dengan membuang sisa-sisa makanan dan bahan organic ke dalam
tong sampah dan jangan dibuang di sungai.

Selain itu, ada beragam tindakan lain selain tindakan preventif yang bisa kita lakukan.
Berikut ini beberapa tindakan yang dapat kita lakukan oleh masyarakat sebagai Cara
mengatasi pencemaran air , yaitu:
 Gunakan air dengan bijaksana. Kurangi penggunaan air untuk kegiatan yang
kurang berguna dan gunakan dalam jumlah yang tepat.
 Kurangi penggunaan detergen. Sebisa mungkin pilihlah detergen yang ramah
lingkungan dan dapat terurai di alam secara cepat.
 Kurangi konsumsi obat-obatan kimia berbahaya. Obat-obatan kimia yang
berbahaya seperti pestisida, dan obat nyamuk cair merupakan salah satu penyebab
rusaknya ekosistem air
 Tidak menggunakan sungai untuk mencuci mobil, truk, dan sepeda motor.
 Tidak menggunakan sungai untuk wahana memandikan hewan ternak dan
sebagai tempat kakus.
 Jangan membuang sampah rumah tangga di sungai/danau. Kelola sampah rumah
tangga dengan baik dan usahakan menanam pohon di pinggiran sungai/danau.
 Sadar akan kelangsungan ketersediaan air dengan tidak merusak atau
mengeksploitasi sumber mata air agar tidak tercemar.
 Mengoptimalkan pelaksanaan rehabilitasi lahan kritis yang bertujuan untuk
meningkatkan konservasi air bawah tanah
 Menanggulangi kerusakan lahan bekas pembuangan limbah B3.

Beberapa langkah di atas merupakan cara mengatasi pencemaran air secara sederhana
yang dapat dimulai dari diri sendiri. Sebenarnya tidak terlalu susah untuk
mengatasi pencemaran air apabila kita menyadari bahwa air merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari kehidupan dan setiap orang wajib untuk menjaga dan
melestarikan ekosistem air.
http://ekosistem-ekologi.blogspot.com/2013/04/cara-mengatasi-pencemaran-air-berawal.html

12 Cara Mencegah Pencemaran Air


Mungkin kita sudah sangat sering mendengar mengenai pencemaran air tanah, lalu apakah
yang dimaksud dengan pencemaran air? Pencemaran air adalah suatu proses
terkontaminasinya air dengan bahan- bahan kimia maupun non kimia yang memiliki banyak
kandungan yang tidak baik atau yang biasa disebut dengan zat polutan. Sekarang ini bukan hal
yang susah lagi untuk menemukan sumber air yang tercemar. Banyak sekali, contohnya adalah
sungai yang berada di sekitar pembuagan sampah maka memiliki warna yang berbeda, bau
yang berbeda, bahkan rasa yang berbeda. Nah inilah ynag dapat disebut bahwa air telah
tercemar.

Cara Mencegah Pencemaran Air


Air merupakan sumber daya alam yang sangat penting. Air menjadi penopang hidup bagi
semua makhluk hidup baik itu manusia, binatang maupun tumbuh- tumbuhan. Air yang bersih
merupakan aset yang sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup karena fungsinya yang diperlukan
bagi setiap aktivitas manusia dan makhluk hidup lainnya. Maka dari itulah pencemaran air harus
sangat dicegah sebisa mungkin. Lalu apa saja yang bisa kita lakukan untuk mencegah
terjadinya pencemaran air? Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan antara lain sebagai
berikut:

1. Menggunakan bahan- bahan yang ramah lingkungan

Salah satu hal yang bisa kita lakukan untuk mencegah atau mengurangi pencemaran air tanah
adalah menggunakan bahan- bahan yang ramah lingkungan, khususnya yang digunakan untuk
beraktivitas sehari- hari. Beberapa bahan yang bisa dialihkan dengan bahan yang ramah
lingkungan adalah bahan bakar, sabun atau pembersih, obat- obatan dan lain sebagainya.

2. Melakukan pengolahan limbah dengan benar

Limbah memang merupakan penyebab polusi air yang paling umum kita temui. Banyak
kegiatan yang menghasilkan limbah yang akan mencemari air, mulai dari industri, perdagangan,
rumah tangga hingga di sektor pariwisata. Semua limbah ini dapat memberikan pengaruh buruk
bagi air. Karena memang tidak bisa dicegah adanya, maka kita perlu mengetahui dan
melakukan pengolahan limbah secara efektif dan juga tepat agar nantinya limbah tidak menjadi
polutan yang mencemari air. Pengolahan yang dilakukan dapat berupa pengolahan secara
tradisional maupun diolah dengan menggunakan teknologi tertentu untuk menghasilkan limbah
yang tidak merugikan.
3. Menjauhkan sumber polutan dari sumber air

Cara lain yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya pencemaran air adalah dengan
menjauhkan polutan atau sumber polusi dari sumber air, khususnya sumber- sumber air yang
vital atau digunakan oleh banyak masyarakat. Lalu caranya bagaimana? Caranya dengan
mendirikan kawasan industri yang jauh dari sumber air yang digunakan oleh warga. Kawasan
industri bisa didirikan di tempat yang masih sepi dan belum banyak penduduknya. Dengan
berada di jauh dengan sumber air masyarakat maka limbah yang dihasilkan oleh kegiatan
industri bisa lebih terkontrol .

4. Tidak mendirikan kawasan industri yang dekat dengan sumber air

Bagi para pelaku industrial yang memiliki kekuasaan untuk mendirikan pabrik atau
sebangsanya, maka dengan tidak mendirikan pabrik di dekat sumber air akan sangat
membantu sebagai upaya melestarikan lingkungan sungai sekitarnya. Hal ini karena limbah
yang akan dihasilkan pabrik tidak akan mencemari sumber air masyarakat.

5. Tidak membuang sampah di sungai’atau sumber air lainya

Nah, ini yang selalu diajarkan oleh pemerintah untuk mendidik rakyat agar bisa lebih mencintai
lingkungannya. Banyak masyarakt yang belum menyadari akan pentingnya membuang sampah
dengan tertib. Banyak orang yang masih membuang sampah rumah tangga mereka ke sungai.
Padahal sampah- sampah yang mereka buang tersebut akan mencemari ekosistem sungai dan
apabila dilakukan dalam jangka waktu yang cukup lama maka akan menghambat aliran air
sungai, akibatnya akan terjadi banjir. Selain itu air sungai yang telah ditumpuki sampah ini akan
membuat sungai menjadi kotor, bau dan berwarna yang airnya tidak bagus untuk dikonsumsi.

6. Menggunakan detergen yang ramah lingkungan

Detergen adalah salah satu benda yang tidak lepas dari kegatan rumah tangga. Detergen yang
banyak digunakan oleh ibu rumah tangga kebanyakan mengandung bahan kimia yang
jumkahnya sangat banyak. Biasanya hal ini ditandai dengan busa yang melimpah ruah. Ketika
selesai mencuci maka beberapa orang akan membuangnya ke sungai dan sebagainya. Hal ini
akan memberikan efak yang tidak baik seperti matinya mikroorganisme. Maka dari itulah sudah
saatnya kita menggunakan detergen yang ramah lingkungan

7. Tidak menggunakan pestisida dengan berlebihan

Bagi para petani khususnya, pengunaan pestisida memang sangat penting, begitu pula dengan
pupuk kimia. Kedua barang ini sudah menjadi senjata bagi petani untuk memperoleh
keuntungan karena dapat menghsilkan tanaman yang berkualitas. Namun tanpa disadari ketika
petani menggunakan pestidisa dan pupuk kimia secara berlebihan, maka hal itu dapat
mencemari lingkugan sekitarnya termasuk lingkungan air dan ekosistem darat.

8. Tidak menggunakan pupuk kimia berbahya yang berlebihan


Bukan hanya pestisida saja, namun penggunaan pupuk kimia juga perlu diatur. Penggunaan
pupuk yang berlebihan akan menyebabkan banyak binatang mati karena keracunan bahan
kimia dari pupuk tersebut.

9. Rutin melakukan upaya pembersihan sumber air

Acara bersih kali atau bersih pantai merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk
mencegah pencemaran air tanah.

10. Menanam pohon

Pohon merupakan penghasil oksigen sealigus sebagai pembersih sungai alami yang jitu.
Semakin banyak kita menanam pohon maka makin banyak pula udara serta air bersih yang
akan kita dapatkan karena akar pepohonan yang menyimpan dan menguncinya di dalam tanah.

11. Kelola sampah dengan baik

Dengan mengelola sampah kita sendiri, maka kita melakukan tindakan pencemaran air.
Sampah yang bisa kita kelola mulai dari sampah kita sendiri seperti plastik, kaleng dan lain
sebagainya. Dengan mengelola sampah dengan cara yang baik maka kita akan menuai
keuntungan berupa kebersihan.

12. Mengurangi penggunaan kendaraan bermotor

Asap kendaraan bermotor dapat menyebabkan polusi tidak hanya di udara namun juga di air.
Untuk menguranginya maka salah satu caranya yaitu dengan mengurangi kegiatan yang
melibatkan bahan bakar seperti memakai kendaraan bermotor.

Itulah beberapa penyebab dari terjadinya pencemaran air. Banyak limbah yang dapat
menyebabkan pencemaran air, semoga bermanfaat bagi kita semua.

https://ilmugeografi.com/bencana-alam/cara-mencegah-pencemaran-air

Upaya Penanggulangan
Pencemaran Air
October 12, 2014Artikel GeografiComments: 1
Upaya Penanggulangan Pencemaran Air|Pencemaran Air menimbulkan
dampak buruk terhadap manusia dan makhluk lain. Akibat ulah manusia
berbagai macam penyakit timbul yang dampaknya juga kembali kepada
manusia dan hewan-hewan hanya karna ulah manusia, hewan pun terkena
dampaknya karena mengkomsumsi air yang telah tercemar atau memakan
ikan yang pada tubuhnya telah terdapat timbunan bahan berbahaya dan
racun, tetapi apakah kita harus diam ?…apakah ini harus dibiarkan saja
?….tentu saja tidak, kita yang berbuat kita juga yang harus bertanggung
jawab itulah mungkin kata yang tepat untuk manusia, dari ulah kita, semua
terkenda dampaknya. Diperlukan cara untuk menanggulangi pencemaran air
dengan mengurangi pencemaran air, bahkan kalau bisa menghilangkan
pencemaran perairan. Sehingga diperlukan usaha-usaha atau upaya dalam
penanggulangan pencemaran perairan.Oleh karna itu mari kita membahas
tentang Usaha-usaha penanggulangan pencemaran air atau
perairan seperti yang ada dibawah ini..

Baca Juga Pengertian Relief Makro dan Bentuk Relief Makro

Usaha atau Upaya Penanggulangan Pencemaran Air

1. Limbah-limbah industri sebelum dibuang ke sungai atau laut harus


dinetralkan terlebih dahulu sehingga tidak lagi mengandung unsur-unsur yang
mencemari perairan. Untuk itu, setiap industri diwajibkan memiliki unit
pengolah limbah.

2. Melarang pembuangan sampah ke selokan (parit), sungai, danau, dan laut.


Sampah harus dibuang di tempat-tempat yang telah ditentukan.

3. Mengurangi penggunaan pestisida dalam membasmi hama tanaman.


Musuh-musuh alami (predator) hama tanaman perlu dikembangkan agar
dapat membasmi hama tanpa pestisida.

4. Setiap perusahaan minyak diwajibkan memiliki peralatan yang dapat


membendung tumpahan minyak dan kemudian menyedotnya kembali.
Dengan demikian, tumpahan minyak tidak akan melebar luas sehingga
pengaruhnya terhadap pencemaran dapat berkurang.

5. Daur ulang, yaitu pengolahan kembali sampah-sampah menjadi bahan


yang berguna. Sampah-sampah yang busuk dan bahan organik (yang berasal
dari tumbuh-tumbuhan dan hewan), dapat diolah kembali menjadi pupuk
yang disebut pupuk kompos. Kaleng-kaleng bekas sepenti almunium dapat
diolah kembali menjadi almunium baru. Demikian pula barang-barang bekas
lainnya, semua dapat didaur ulang sehingga menjadi bahan berguna.

http://www.artikelsiana.com/2014/10/upaya-penanggulangan-pencemaran-air-usaha.html

Anda mungkin juga menyukai