PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian pencemaran air
2. Mengetahui pengertian sabun dan deterjen
3. Mengetahui komposisi, jenis-jenis, sifat dari sabun dan deterjen
4. Mengetahui efek terhadap lingkungan akibat sabun dan deterjen
5. Mengetahui cara penanggulangan limbah sabun dan deterjen
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2.2 Pengertian Sabun dan Deterjen
Sabun merupakan garam logam alkali dari asam-asam lemak. Garam juga
merupakan garam yang terdiri atas campuran anion karboksilat dan kation
bervalensi satu. Campuran anion terbetuk karena pada dasarnya setiap molekul
trigliserida mengandung residu lemak, dan minyak atau lemak tertentu adalah
campuran molekul trigliserida (Sumarlin, 2010:18)
Detergen adalah garam dari alkali sulfat, asam alkil benzena sulfonat
berantai panjang atau garam natrium dari asam sulfonat (Sumarlin, 2010:19).
Detergen merupakan campuran berbagai bahan, yang digunakan untuk membantu
pembersihan dan terbuat dari bahan-bahan turunan minyak bumi. Dibanding
dengan sabun, deterjen mempunyai keunggulan antara lain mempunyai daya cuci
yang lebih baik serta tidak terpengaruh oleh kesadahan air (Wasitaatmaja, 1997).
O
- +
H3C O Na
Natrium Stearat (sabun)
H3C
O
- +
(H 2C) 10H3C-H 3C S O Na
O
Garam alkil benzene sulfonat (detergen)
4
sedangkan rantai karbon lebih dari 18 akan membuat sabun menjadi keras dan sulit
terlarut dalam air.
b. Alkali
Jenis alkali yang umum digunakan dalam proses saponifikasi adalah NaOH,
KOH, Na2CO3, NH4OH, dan ethanolamines. NaOH atau yang biasa dikenal
dengan soda kaustik dalam industri sabun, merupakan alkali yang paling banyak
digunakan dalam pembuatan sabun keras. KOH banyak digunakan dalam
pembuatan sabun cair karena sifatnya yang mudah larut dalam air. Na₂CO₃ (abu
soda/natrium karbonat) merupakan alkali yang murah dan dapat menyabunkan
asam lemak, tetapi tidak dapat menyabunkan trigliserida (minyak atau lemak).
Saponifikasi adalah reaksi yang terjadi ketika minyak atau lemak dicampur
dengan alkali yang menghasilkan sabun dan gliserol.
O O
O CH 2OH R1 O
O OR O O- Na+
O
O OR
+ 3NaOH CHOH + R2 O
O O- Na+
O CH 2OH R3 O - +
OR O Na
Trigliserida Natrium Gliserol 3 molekul sabun
(lemak atau minyak) Hidroksida
atau
O O
+
O
CH 2OH K O-
O OR O R
O
O OR
+ KOH CHOH + +
K O
-
O R'
O CH 2OH +
K O
-
OR R''
Trigliserida Kalium Gliserol 3 molekul sabun
(lemak atau minyak) Hidroksida
5
c. Bahan Pendukung
Bahan baku pendukung digunakan untuk membantu proses penyempurnaan
sabun hasil saponifikasi (pegendapan sabun dan pengambilan gliserin) sampai
sabun menjadi produk yang siap dipasarkan. Bahan-bahan tersebut adalah NaCl
(garam) dan bahan-bahan aditif.
NaCl merupakan komponen kunci dalam proses pembuatan sabun.
Kandungan NaCl pada produk akhir sangat kecil karena kandungan NaCl
yang terlalu tinggi di dalam sabun dapat memperkeras struktur sabun. NaCl
yang digunakan umumnya berbentuk air garam (brine) atau padatan
(kristal). NaCl digunakan untuk memisahkan produk sabun dan gliserin.
Bahan aditif merupakan bahan-bahan yang ditambahkan ke dalam sabun
yang bertujuan untuk mempertinggi kualitas produk sabun sehingga
menarik konsumen.
B. Deterjen mengandung beberapa bahan, antara lain yaitu ;
a. Surfaktan
Surfaktan (surface active agent) merupakan zat aktif permukaan yang
mempunyai ujung berbeda yaitu hydrophile (suka air) dan hydrophobe (suka
lemak). Bahan aktif ini berfungsi menurunkan tegangan permukaan air sehingga
dapat melepaskan kotoran yang menempel pada permukaan bahan. Surfaktant ini
baik berupa anionic (Alkyl Benzene Sulfonate/ABS, Linier Alkyl Benzene
Sulfonate/LAS, Alpha Olein Sulfonate/AOS), Kationik(Garam Ammonium), Non
ionic (Nonyl phenol polyethoxyle), Amphoterik (Acyl Ethylenediamines).
b. Builder (pembentuk)
Builder (pembentuk) berfungsi meningkatkan efisiensi pencuci surfaktan
dengan cara menonaktifkan mineral penyebab kesadahan air. Selain itu builder juga
dapat membantu menciptakan kondisi keasaman yang tepat agar proses
pembersihan dapat berlangsung lebih baik serta membantu mendispersikan dan
mensuspensikan kotoran yang telah dilepas.
Contoh dari builder, antara lain:
a. Fosfat : Sodium Tri Poly Phosphate (STPP)
b. Asetat : Nitril Tri Acetate (NTA), Ethylene Diamine Tetra Acetate (EDTA)
c. Silikat : Zeolit
6
d. Sitrat : Asam sitrat
Builder yang biasa dimanfaatkan di dalam deterjen adalah fosfat dalam
bentuk senyawaan Sodium Tri Poly Phospate (STPP). Fosfat mempunyai fungsi
penting dalam deterjen yaitu sebagai softener air. Fosfat juga mampu menurunkan
kesadahan air dengan cara mengikat ion Ca2+ dan Mg2+.
c. Filler (pengisi)
Filler (pengisi) adalah bahan tambahan deterjen yang tidak mempunyai
kemampuan meningkatkan daya cuci, tetapi menambah kuantitas atau dapat
memadatkan sehingga dapat menurunkan harga. Contoh : Sodium sulfate.
d. Additives (bahan tambahan)
Additives adalah bahan suplemen/tambahkan lebih untuk maksud
komersialisasi produk. Contoh : Enzyme, Borax, Sodium chloride, Carboxy Methyl
Cellulose (CMC) dipakai agar kotoran yang telah dibawa oleh detergent ke dalam
larutan tidak kembali ke bahan cucian pada waktu mencuci (anti Redeposisi). F
b. Jika larutan sabun dalam air diaduk, maka akan menghasilkan buih,
peristiwa ini tidak akan terjadi pada air sadah. Dalam hal ini sabun dapat
menghasilkan buih setelah garam-garam Mg atau Ca dalam air mengendap.
CH3(CH2)16COONa + CaSO4 -----> Na2SO4 + Ca(CH3(CH2)16COO)2
7
B. Sifat-sifat Detergen
1. Fisis
a. Ujung non polar : R – O (hidrofob)
b. Ujung polar : SO3Na (hidrofil)
2. Kimia
a. Dapat melarutkan lemak
b. Tak dipengaruhi kesadahan air
Sifat fisis detergen antara lain memiliki ujung non polar yang berupa R - O
(hidrofob) dan ujung polar yang berupa SO3Na (hidrofil).
2.5 Efek terhadap Lingkungan
Deterjen biasanya menggunakan Jenis surfaktan alkylbenzene sulphonate
(ABS) yang bersifat resisten terhadap dekomposisi biologis. Hal ini bisa berarti jika
ABS atau alkilbenzene sulfonat ini sukar diuraikan secara biologis oleh bakteri.
Dewasa ini, surfaktan jenis ABS telah digantikan oleh linear alkyl sulphonate
(LAS) yang dapat diuraikan oleh bakteri secara biologis (biodegradeble). LAS
memiliki tingkat biodegradasi sebesar 90% sedangkan ABS hanya sebesar 50-60%.
Surfaktan juga memiliki dampak negatif antara lain :
A. Mengganggu transfer gas di dalam sel, jika surfaktan bereaksi dengan sel dan
membran sel maka surfaktan akan menganggu pertukaran gas yang berlangsung
antar sel. Pertukaran oksigen yang tidak berlangsung dengan lancar akan
mengakibatkan pertumbuhan sel terhambat.
B. Surfaktan dapat menyebabkan permukaan kulit kasar, hilanganya kelembaban
alami kulit, dan meningkatkan permeabilitas permukaan luar.
C. Derajat keasaman (pH) deterjen yang tinggi, menyebabkan tangan iritasi
(panas, gatal, dan mengelupas).
Selain surfaktan deterjen juga mengandung builder (bahan pembentuk).
Builder berfungsi meningkatkan efisiensi pencuci dari surfaktan dengan cara
menon-aktifkan mineral penyebab kesadahan air. Contoh dari builder adalah
Sodium tri poly phosphate (STPP), Nitril tri acetate (NTA), Ethylene diamine tetra
acetate (EDTA), zeolit, dan asam sitra. Air yang mengandung fosfat dapat
menyebabkan keracunan apabila terminum oleh manusia. Menurut Damin
Sumardjo (2008: 630), persenyawaan fosfat anorganik yang dipakai sebagai builder
8
(bahan pengawet busa) ternyata dapat mencemari air seperti persenyawaan fosfat
anorganik yang terdapat pada pupuk. Pencemaran ini membuat air disungai menjadi
bau. Bau busuk ini berasal dari gas NH3 dan H2S yang berasal dari peruraian bakteri
anaerob. Air sungai yang tercemar sulit dimanfaatkan oleh masyarakat untuk
memenuhi kebutuhan air sehari-hari.
Dampak yang ditimbulkan akibat limbah detergen dan sabun:
A. Air sungai yang tercemar limbah deterjen berakibat buruk bagi flora dan fauna
yang hidup di sungai.
B. Ikan dan tumbuhan yang ada di sungai dapat mati karena ekosistem tempat
hidup mereka tercemar.
C. Zat yang terdapat dalam limbah deterjen dapat memacu pertumbuhan eceng
gondok dan gulma air sehingga dapat mengakibatkan ledakan jumlah tanaman
tersebut.
D. Deterjen dapat membentuk banyak busa dalam air dan banyak jenis deterjen
sukar sekali diuraikan oleh enzim-enzim bakteri pengurai sehingga akan tetap
utuh dan berbusa.
E. Limbah deterjen yang tidak dapat diurai dalam waktu yang singkat ini
menyebabkan polusi udara karena baunya yang tidak sedap.
F. Deterjen dalam air buangan dapat meresap ke air tanah atau sumur-sumur di
masyarakat. Kanker ini diakibatkan oleh menumpuknya surfaktan di dalam
tubuh manusia.
9
pada suatu tempat penampung atau selokan yang pada tempat tersebut ditanami
tanaman air yang dapat menyerap zat pencemar seperti: jaringao, Pontederia
cordata (bunga ungu), lidi air, futoy ruas, Thypa angustifolia (bunga coklat), melati
air, dan lili air.
Cara lainnya adalah dengan membuat sistem pengolahan air limbah (SPAL)
Selain limbah yang kita olah, dari kita sendiri pun harus tetap
memperhatikan gaya hidup yang kita lakukan untuk meminimalisir limbah sabun
maupun detergen yang kita hasilkan, diantaranya :
1. Menggunakan sabun dan detergen secukupnya.
2. Memilih selektif sabun dan detergen yang akan kita gunakan.
3. Membuang limbah sabun dan detergen tidak sembarangan
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari makalah tentang sabun dan deterjen ini adalah
sebagai berikut :
Sabun merupakan suatu bentuk senyawa yang dihasilkan dari reaksi
saponifikasi. Saponifikasi adalah reaksi hidrolisis asam lemak oleh adanya
basa lemah (misalnya NaOH). Hasil lain dari reaksi saponifikasi ialah
gliserol. Selain C12 dan C16, sabun juga disusun oleh gugus asam
karboksilat. Hidrolisis ester dalam suasana basa bisa disebut juga
saponifikasi.
Bahan baku pendukung pembuatan sabun adalah NaCl atau garam dan
bahan-bahan aditif.
Sabun memiliki sifat basa, menghasilkan buih, dan mempunyai sifat
membersihkan.
Detergen adalah campuran berbagai bahan, yang digunakan untuk
membantu pembersihan dan terbuat dari bahan-bahan turunan minyak
bumi.
Bahan utama untuk pembuatan detergen yaitu Surfaktan (surface active
agen), Pengatur Busa (Suds Regulator), Builder (Pembentuk),
Filler (Pengisi), dan Additives (Zat Tambahan).
Jenis-jenis detergen ada dua, yaitu: detergen keras dan detergen lunak.
11
STUDI KASUS
13
DAFTAR PUSTAKA
http://neverlandlufi.blogspot.com/2014/02/makalah-sabun-dan-detergen.html
https://www.academia.edu/32056889/Sabun_dan_Deterjen
https://dokumen.tips/documents/makalah-industri-sabun-dan-deterjen.html
https://megapolitan.kompas.com/read/2018/03/25/18260031/limbah-deterjen-
warga-penyebab-lautan-busa-di-kbt-marunda
14