Era sebelum tahun 1930, akuntansi belum mendapatkan perhatian yang lebih, aturannya
pun masih sangat sedikit. Ketidakadanya aturan tersebut, membuat adanya ketidak seragaman
praktek pencatatan akuntansi antar perusahaan. Sehingga pengguna laporan keuangan seperti
bank dan kreditor lainnya hanya meneydiakan arah nyata pada praktik akuntansi. Tekanan
mereka bertujuan pada pengungkapan sumber daya kas dan setara kas yang dapat digunakan
untuk pembayaran hutang.
Singkat cerita, awal mula berkembangnya pencatatan laporan keuangan adalah pada
saat era 1920an dimana masyarakat Amerika memiliki banyak kas sehingga pemerintah
mendorong mereka untuk berinvestasi pada perusahaan swasta yang berkembang. Namun
demikian adanya kebutuhan laporan keuangan tidak ditujukan kepada investor tetapi lebih pada
kreditor. Pada saat jatuhnya pasar saham 1929, investor mulai mempertanyakan apakah
apakaha akuntansi dan praktek pelaporan keuangan memadai dalam menilai investasi bisnis.
Berangkat dari hal tersebut kemudian mulailah perkembangan standar akuntansi yang terbagi
menjadi 3 periode :
- The formative years (1930-1946)
- The postwar peridod (1946-1959)
- The modern period ( 1959-present).
1929 : timbulnya depresi hebat yang memacu perdebatan apakah akuntansi mendorong pada
pengambilan keputusan investasi yang buruk.
Awal APB : pada tahun awal berjalannya APB, ditandai dengan adanya kegagalan dan
keraguan. ARS 1 tentang Basic Postulates of Accounting yang dikeluarkan oleh ARD tidak
mendapatkan reaksi berlebih, pro kontra baik dari pihak APB maupun profesi. Berbeda dengan
itu, ARS 3 tentang Tentative set of Broad Accounting Principle for Business enterprise
mendapatkan banyak kritikan dari berbagai area. Hingga APB mengeluarkan Opini 1 yang
menolak adanya ARS 1 dan 3, karena dianggap terlalu radikal.
November 1962 : Penertbitan Opini 2 oleh APB terait dengan Investment Tax credit pun
mendapatkan masalah baru. Opini 2 berisikan mandat tendang penggunaan metode deferal
dalam pencatatan pajak investasi. Namun pada tahun 1963, SEC mengeluarkan ASR 96 yang
mana membolehkan kedua metode baik metode deferal dan metode Flow through
Kontroversi APB : pada tahun 1965 – 1967 terdapat kritik terhadap jajaran direksi. Opini APB
juga diterbitkan untuk mendemonstrasikan agar para direksi dapat berfungsi secara memadai
Pada tahun 1965 ARS 7 terkait “Inventory of GAAP For Business Enterprise” yang buat oleh
Paul Grady telah menggunakan pendekatan induktif dan deduktif.
1970 : Pernyataan APB 4, terkait “Basic Concept and Accounting Principles Underlying
Financial Statements of Business Enterprises” dikonsiderasikan telah mencapai kesuksesan.
Namun pernyataan 4 APB dan ARS 7 tidak selaras.
Kritik : Beberapa kritik terkait dengan APB :
1. Paparan atas opini tentatif APB terlalu terbatas
2. Tekanan dari pihak diluar stakeholder tidak dapat disalurkan.
Dan pada tahun 1971 AICPA membentuk beberapa grup studi yakni :
1. SG on Establishment of Accounting Principle
2. SG on the Objectives of Financial Statements
Laporan dari Wheat Commission pada tahun 1972 merekomendasikan terkait Formation of the
Financial Accounting Foundation (FAF), The Financial Accounting Standard Board (FASB)
, dan The Financial Accounting Standard Advisory Comittee (FASAC). Beberapa usulan
rekomendasi pembentukan lembaga-lemabag tersebut pun disetujui.
Adanya laporan dari Komisi Trueblood pada 1973 telah di kapitalisasi dalan kerangka
konseptual FASB.
FASB 1973-Sekarang
Munculnya FASB membawa perubahan yang cukup signifikan terhadap perkembangan
penyusunan standar akuntansi. Mereke memperkenalkan pendakatan baru dalam penyusunan
standar :
- Berdasarkan riset
- Mendengarkan publik
- Memorandum diskusi – yang dilakukan di publik
- Memberikan outline dari opini yang diajukan.
- Adanya rancangan dari SFAS final yang di pilih oleh setidaknya 2/3 dari anggota FASB
Aldi Gifari 16/396992/EK/20948
SUMMARY REPORT CHAPTER 3
Development of The Institutional Structure of Financial Accounting