Anda di halaman 1dari 16

SATUAN ACARA BERMAIN

ANAK USIA SEKOLAH DENGAN MENGGAMBAR

disusun oleh:

Anita Yolandha 1608.14201.467

Erna Yasin 1608.14201.480

Yurel Bernadt 1608.14201.520

Yovia Mardianna 1608.14201.519

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYAGAMA
HUSADA MALANG
2018
SATUAN ACARA BERMAIN

Pokok Bahasan : Terapi Bermain Pada Anak


Sub Pokok Bahasan : Terapi Bermain Anak Usia Sekolah
Tujuan : Mengoptimalkan perkembangan motorik halus
Tempat : Stikes Widyagama Husada Malang
Waktu : Rabu, 7 Juni 2018 selama 20 menit (jam 09.30-09.50)
Sasaran : Stikes Widyagama Husada Malang
Jenis Permainan : Skill play

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


Setelah mendapatkan terapi bermain selama 20 menit, anak diharapkan bisa
merasa tenang selama perawatan dirumah sakit dan tidak takut lagi terhadap
perawat sehingga anak bisa merasa nyaman selama dirawat dirumah sakit.

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah mendapatkan terapi bermain satu (1) kali diharapkan anak mampu :
1. Bisa merasa tenang selama dirawat.
2. Anak bisa merasa senang dan tidak takut lagi dengan dokter dan perawat
3. Mau melaksanakan anjuran dokter dan perawat
4. Anak menjadi kooperatif pada perawat dan tindakan keperawatan
5. Kebutuhan bermain anak dapat terpenuhi
6. Dapat melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang normal
7. Dapat mengekspresikan keinginan, perasaan, dan fantasi anak terhadap
suatu permainan
8. Dapat mengembangkan kreativitas melalui pengalaman bermain yang
tepat
9. Agar anak dapat beradaptasi lebih efektif terhadap stress karena sakit
10. Anak dapat merasakan suasana yang nyaman dan aman seperti dirumah
Sebagai alat komunikasi antara perawat – klien.
RENCANA PELAKSANAAN :

No Terapis Waktu Subjek terapi

1 Persiapan:
1. Menyiapkan ruangan. 5 menit Ruangan,alat,anak
2. Menyiapkan alat-alat. dan keluarga siap
3. Menyiapkan anak dan
keluarga

2 Proses:
1. Membuka proses terapi 1 menit Menjawab salam,
bermain dengan Memperkenalkan diri,
mengucap kan salam,
memperkenalkan diri. 2 menit Memperhatikan
2. Menjelaskan pada anak
dan keluarga tentang
tujuan dan manfaat
bermain, menjelaskan 7 menit Bermain bersama
cara permainan. dengan antusias dan
3. Mengajak anak bermain . mengungkapkan
4. Mengevaluasi respon anak 3 menit perasaannya
dan keluarga.

3 Penutup: 2 menit Memperhatikan dan


Menyimpulkan, mengucapkan menawab salam
salam

Metode : Bermain bersama


Media : Lembar gambar, pensil warna dan alat gambar
Materi : Terlampir
Pembagian tugas kelompok :
Leader 1 : Anita Yolandha
Leader 2 : Erna Yasin
Notulen : Yurel Bernadt
Fasilitator : Yovia Mardiana
SETTING
€ €
œ 2 1 5 4.a

4.b

4.c
3.a 3.b 3.c 3.d

Keterangan :
1. : Leader
2.: Notulen
3. : Peserta/ Klien/Anak
4. : Keluarga Klien
5. : Fasilitator

EVALUASI
Peserta terapi bermain menggambar mampu:
1. Anak bisa menggambar sesuai dengan tingkat perkembangan
2. Membedakan warna dan bentuk gambar
3. Menulis dan mengambar
4. Merasa senang,tenang terkait hospitalisasi.
MATERI SATUAN ACARA BERMAIN

A. PENDAHULUAN
Bermain merupakan suatu aktivitas bagi anak yang menyenangkan dan
merupakan suatu metode bagaimana mereka mengenal dunia. Bagi anak
bermain tidak sekedar mengisi waktu, tetapi merupakan kebutuhan anak seperti
halnya makanan, perawatan, cinta kasih dan lain-lain. Anak-anak memerlukan
berbagai variasi permainan untuk kesehatan fisik, mentaldan perkembangan
emosinya.
Dengan bermain anak dapat menstimulasi pertumbuhan otot-ototnya,
kognitifnya dan juga emosinya karena mereka bermain dengan seluruh
emosinya, perasaannya dan pikirannya. Elemen pokok dalam bermain adalah
kesenangan dimana dengan kesenangan ini mereka mengenal segala sesuatu
yang ada disekitarnya sehingga anak yang mendapat kesempatan cukup untuk
bermain juga akan mendapatkan kesempatan yang cukup untuk mengenal
sekitarnya sehingga ia akan menjadi orang dewasa yang lebih mudah berteman,
kreatif dan cerdas, bila dibandingkan dengan mereka yang masa kecilnya
kurang mendapat kesempatan bermain.
Perawatan anak sakit sangatlah perlu karena hal ini adalah salah satu
bentuk upaya dalam proses penyembuhan pada anak sakit. Namum pada sisi
lain, perawatan dan proses keperawatan yang bertujuan penyembuhan tersebut
kadang membuat anak-anak menjadi takut/ trauma dan kejenuhan pada anak.
Karena aktivitas anak sangat sedikit frekuensinya dan hal inlhah yang membuat
anak semakin jenuh di Rumah sakit. Hal ini sangat berpengaruh pada kooperatif
anak dalam menerima perawatan dan pelayanan keperawatan di rumah sakit.
Selain menimbulkan hal di atas, kejenuhan dan lamanya anak di rawat di
rumah sakit membuat kebutuhan bermain anak sangat kurang, hal ini terjadi
karena banyak hal, antara lain : kondisi fisik klien yang masih lemah sehingga
anak tidak mampu beraktivitas, kondisi ruang atau tempat yang asing bagi anak
dan banyaknya orang-orang baru disekeliling anak sehingga anak menjadi takut
dan lain sebagainya.
Hal di atas di temukan juga pada Ruang Upin, Dora, Bobo di RSUD
Bangil Pasuruan, di mana anak terlihat bosan, takut dan lebih banyak diam atau
menangis. Hal inilah yang akhirnya membuat anak hanya diam terpaku tanpa
melakukan aktifitas sehingga kebutuhan bermainya tidak terpenuhi
Dari latar belakang di atas menurut kelompok 4 perlu di adakan suatu
tindakan keperawatan yang tepat untuk mengurangi tingkat kejenuhan dan
ketakutan anak sehingga anak menjadi aktif dan terpenuhi kebutuhan bermainya.

B. PRESCHOOL
1. Pengertian Preschool
Menurut Joyce Engel (2009), yang dikatakan anak usia pra sekolah adalah
anak-anak yang berusia berkisar 3-6 tahun. Ada beberapa aspek yang perlu
diperhatikan untuk mengukur tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak.
Anak usia pra sekolah adalah anak yang berusia antara 3-6 tahun ( Wong,
2008), anak usia prasekolah memiliki karakteristik tersendiri dalam segi
pertumbuhan dan perkembangannya. Dalam hal pertumbuhan, Secara fisik anak
pada tahun ketiga terjadi penambahan BB 1,8 s/d 2,7 kg dan rata-rata BB 14,6
kg.penambahan TB berkisar antara 7,5 cm dan TB rata-rata 95 cm.

2. Aspek Bahasa
Pada awal masa prasekolah perbendaharaan kata yang dicapai jarang dari
900 kata,mengunjak tahun keempat sudah mencapai 1500 kata atau lebih dan
pada tahun kelima sampai keenam mencapai 2100 kata,mengunakan 6 sampai 8
kata,menyebut 4 warna atau lebih,dapat menggambar dengan banyak komentar
serta menyebutkan bagiannya,mengetahui waktu seperti hari,minggu dan
bulan,anak juga sudah mampu mengikuti 3 perintah sekaligus.

3. Aspek Sosial
Pada tahun ketiga anak sudah hamper mampu berpakaian dan makan
sendiri, rentang perhatian meningkat,mengetahui jenis kelaminnya sendiri,dalam
permainan sering mengikuti aturannya sendiri tetapi anak sudah mulai berbagi.
Tahun keempat anak sudah cenderung mandiri dank eras kepala atau tidak
sabar,agresif secara fisik dan verbal,mendapat kebanggan dalam
pencapaian,masih mempunyai banyak rasa takut. Pada akhir usia prasekolah
anak sudah jarang memberontak,lebih tenang,mandiri,dapat dipercaya,lebih
bertanggungjawab,mencoba untuk hidup berdasarkan aturan,bersikap lebih
baik,dalam permainan sudah mencoba mengikuti aturan tetapi kadang curang.
Personal social :
1. Menyatakan keinginan untuk melakukan sesuatu yang ingin dilakukan
supaya di anggap di masyarakat
2. Anak mulai mengetahui aturan-aturan, di lingkungan keluarga dan
lingkungan
3. Menyadari hak dan kepentingan orang lain
4. Mulai dapat bermain dengan teman sebaya
5. Keluarga harmonis, komunikasi baik maka anak akan mempunya
kemampuan dan penyesuaian dalam hubungan dengan orang lain.
6. Masuk TK akan sangat membantu anak untuk “jembatan bergaul” dan
sosialisasi dengan teman sebaya.

4. Aspek Kognitif
Tahun ketiga berada pada fase pereptual,anak cenderung egosentrik
dalam berfikir dan berperilaku,mulai memahami waktu,mengalami
perbaikankonsep tentang ruang,dan mulai dapat memandang konsep dari
perspektif yang berbeda. Tahun keempat anak berada pada fase
inisiatif,memahami waktu lebih baik,menilai sesuatu menurut
dimensinya,penilaian muncul berdasarkan persepsi,egosentris mulai
berkurang,kesadaran social lebih tinggi,mereka patuh kepada orang tua karena
mempunyai batasan bukan karena memahami hal benar atau salah. Pada akhir
masa prasekolah anak sudah mampu memandang perspektif orang lain dan
mentoleransinya tetapi belum memahaminya,anak sangat ingin tahu tentang
factual dunia.
Motorik halus : Bisa menggunakan gunting
Menggambar lingkaran, kotak, X
Motorik kasar : Melempar bola melewati atas kepala
Memanjat
Menaiki sepeda roda tiga
Belajar menalikan tali sepatu, mengkancing, menyikat gigi

5. Faktor Pengaruh Pertumbuhan dan Perkembangan Anak


1. Faktor herediter
Merupakan faktor yang dapat diturunkan sebagi dasar dalam mencapai
tumbuh kembang anak disamping faktor lain. Faktor herediter adalah
bawaan, jenis kelamin, ras, suku bangsa.
2. Faktor lingkungan
Merupakan faktor yang memegang peranan penting dalam menentukan
tercapai dan tidaknya potensi yang sudah dimiliki antara lain :
a. Lingkungan pranatal
Merupakan lingkungan dalam kandungan, mulai konsepsi lahir
sampai yang meliputi gizi pada waktu ibu hamil, zat kimia atau
toksin, kebiasaan merokok dan lain-lain.
b. Lingkungan post natal
Seperti sosial ekonomi orang tua, nutrisi, iklim atau cuaca, olahraga,
posisi anak dalam orang tua dan status kesehatan.

6. Macam Bermain
1. Bermain aktif
Pada permainan ini anak berperan secara aktif, kesenangan diperoleh
dari apa yang diperbuat oleh mereka sendiri. Bermain aktif meliputi :
a. Bermain mengamati/menyelidiki (Exploratory Play)
Perhatian pertama anak pada alat bermain adalah memeriksa alat
permainan tersebut, memperhatikan, mengocok-kocok apakah ada
bunyi, mencium, meraba, menekan dan kadang-kadang berusaha
membongkar.
2. Bermain pasif
Pada permainan ini anak bermain pasif antara lain dengan melihat dan
mendengar. Permainan ini cocok apabila anak sudah lelah bernmain aktif
dan membutuhkan sesuatu untuk mengatasi kebosanan dan
keletihannya. Contoh: Melihat gambar di buku/majalah.,mendengar cerita
atau musik,menonton televisi dsb.
Dalam kegiatan bermain kadang tidak dapat dicapai keseimbangan dalam
bermain, yaitu apabila terdapat hal-hal seperti dibawah ini :
1. Kesehatan anak menurun. Anak yang sakit tidak mempunyai
energi untuk aktif bermain.
2. Tidak ada variasi dari alat permainan.
3. Tidak ada kesempatan belajar dari alat permainannya.
4. Tidak mempunyai teman bermain.
7. APE (ALAT PERMAINAN EDUKATIF )
Alat Permainan Edukatif (APE) adalah alat permainan yang dapat
mengoptimalkan perkembangan anak, disesuaikan dengan usianya dan tingkat
perkembangannya, serta berguna untuk :
1. Pengembangan aspek fisik, yaitu kegiatan-kegiatan yang dapat
menunjang atau merangsang pertumbuhan fisik anak, terdiri dari motorik
kasar dan halus.
Contoh alat bermain motorik kasar : sepeda, bola, mainan yang ditarik
dan didorong, tali, dll. Motorik halus : gunting, pensil, bola, balok, lilin, dll.
1. Pengembangan bahasa, dengan melatih berbicara, menggunakan kalimat
yang benar.Contoh alat permainan : buku bergambar, buku cerita,
majalah, radio, tape, TV, dll.
2. Pengembangan aspek kognitif, yaitu dengan pengenalan suara, ukuran,
bentuk. Warna, dll. Contoh alat permainan : buku bergambar, buku cerita,
puzzle, boneka, pensil warna, radio, dll.
3. Pengembangan aspek sosial, khususnya dalam hubungannya dengan
interaksi ibu dan anak, keluarga dan masyarakat
Contoh alat permainan : alat permainan yang dapat dipakai bersama,
misal kotak pasir, bola, tali, dll.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam bermain


1. Bermain/alat bermain harus sesuai dengan taraf perkembangan anak.
2. Permainan disesuaikan dengan kemampuan dan minat anak.
3. Ulangi suatu cara bermain sehingga anak terampil, sebelum meningkat
pada keterampilan yang lebih majemuk.
4. Jangan memaksa anak bermain, bila anak sedang tidak ingin bermain.
5. Jangan memberikan alat permainan terlalu banyak atau sedikit.

8. Permainan yang dianjurkan


1. Menggambar
2. Bermain kertas lipat
3. Menyusun balok
4. Menyanyi
5. Alat olahr raga, masak, menghitung
6. Mobil – mobilan dll.
C. MATERI BERMAIN MENGGAMBAR

1.Pengertian
Menggambar adalah sebuah ekspresi yang di keluarkan oleh seseorang
yang didalamnya menunjukkan sebuah seni dan mengandung arti atau makna
tertentu. Menggambar bisa dijadikan sebuah metode terapi pada seseorang
anak yang menderita sakit untuk menghibur dan mengeksplorasi dirinya baik
intelegensi dan emosional.

2.Keuntungan Menggambar
Keuntungan-keuntungan yang didapat dari bermain dengan
menggambar, antara lain:
1. Membuang ekstra energi.
2. Mengoptimalkan pertumbuhan seluruh bagian tubuh, seperti tulang, otot
dan organ-organ.
3. Aktivitas yang dilakukan dapat merangsang nafsu makan anak.
4. Anak belajar mengontrol diri.
5. Berkembanghnya berbagai ketrampilan yang akan berguna sepanjang
hidupnya.
6. Meningkatnya daya kreativitas.
7. Mendapat kesempatan menemukan arti dari benda-benda yang ada
disekitar anak.
8. Merupakan cara untuk mengatasi kemarahan, kekuatiran, iri hati dan
kedukaan.
9. Kesempatan untuk bergaul dengan anak lainnya.
10. Kesempatan untuk mengikuti aturan-aturan.
11. Dapat mengembangkan kemampuan intelektualnya.

3. Metode menggambar
Ada beberapa metode dalam menggambar yang tujuannya
mengembangkan kreativitas dan imajinasi anak, yaitu :
1. Menggambar dengan cara mengamati (observasi)
Anak bisa menggambar dan mewarnai gambarnya sendiri tanpa
menjiplak atau dengan contoh pola. Dengan demikian anak dapat
melupakan observasi dengan cara menciptakan, bereksperimen,
dan melampaui kemampuannya.
2. Menggambar berdasarkan pengalaman/kenangan.
Menggambar dengan metode ini lebih memotivasi anak untuk
menggambarkan sesuatu berdasarkan pengalaman dan
kenangannya. Saat latihan, guru harus banyak menggunakan
pertanyaan untuk membantu mereka mengingat detail yang
berarti dari pengalaman mereka.
3. Menggambar berdasarkan imajinasi.
Kejadian mendorong kita untuk keluar dan bisa diekspresikan
dalam bentuk gambar, lukisan, dan model. Menggambar dengan
imajinasi menjadi lebih efektif dengan latihan yang rutin.

4.Hal – hal yang perlu diperhatikan saat menggambar


1. Bermain/alat bermain harus sesuai dengan taraf perkembangan
anak.
2. Menggambar disesuaikan dengan kemampuan dan minat anak.
3. Ulangi suatu cara menggambar sehingga anak terampil, sebelum
meningkat pada keterampilan yang lebih majemuk.
4. Jangan memaksa anak menggambar, bila anak sedang tidak
ingin menggambar.

5. Evaluasi
Peserta terapi bermain menggambar diharapkan anak mampu:
1. Anak bisa menggambar sesuai dengan tingkat perkembangan
2. Membedakan warna dan bentuk gambar
3. Menulis dan mengambar
4. Merasa senang,tenang terkait hospitalisasi.
DAFTAR PUSTAKA

Soetjiningsih, 2008, Tumbuh Kembang Anak, EGC, Jakarta.


Markum.A.H, 2009, Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak, FKUI, Jakarta
http://zaebetterhealth.blogspot.com/2009/01/tumbuh-kembang-anak-usia-
prasekolah.html
http://jauharieffendy.blogspot.com/2008/08/pembelajaran-menggambar-untuk-
anak.html
MATERI MENGGAMBAR

Anda mungkin juga menyukai