PENDAHULUAN
Sebagai akibat dari keberhasilan pembangunan terjadi penurunan angka kelahiran, angka kesakitan
dan angka kematian serta peningkatan angka harapan hidup penduduk Indonesia. Terjadi
peningkatan jumlah penduduk usia lanjut (di atas 60 tahun) di Indonesia. Dalam angka absolut,
populasi usia lanjut di Indonesia yang pada tahun 1960 baru berjumlah 4,5 juta, meningkat menjadi
8,0 juta pada tahun 1980, dan diprediksi akan menjadi 14,9 juta pada tahun 2000.
Jumlah penduduk usia lanjut pada tahun 2010 hampir sama dengan jumlah penduduk
balita. Peningkatan jumlah penduduk berusia lanjut tersebut di atas akan menimbulkan berbagai
permasalahan, terutama dalam bidang kesejahteraan pada umumnya dan kesehatan pada
khususnya, mengingat bahwa permasalahan kesehatan pada usia lanjut berbeda dengan
permasalahan kesehatan pada golongan populasi usia lainnya.
Di masyarakat pelayanan kesehatan bagi usia lanjut dilaksanakan pada Posyandu Lansia
(Lanjut Usia), Panti Wredha (Pemerintah & Swasta) serta melalui kegiatan Rehabilitasi
Bersumberdaya Masyarakat (RBM).
Secara Internasional ditetapkan setiap tanggal 1 Oktober sebagai hari usia lanjut sedunia,
sedangkan dalam skala nasional di Indonesia ditetapkan tanggal 29 Mei sebagai hari usia lanjut
nasional, yang untuk tahun 1997 diresmikan sendiri oleh Presiden dengan mengambil tema
”Tetap sehat, produktif dan Ceria di hari tua”. Hal ini sejalan dengan tujuan upaya pelayanan
kesehatan usia lanjut seperti yang digariskan oleh WHO, yaitu agar para usia lanjut dapat dalam
keadaan sehat, mandiri selama mungkin di rumahnya sendiri.
Telah diketahui bahwa penyakit dan kesehatan pada usia lanjut tidaklah sama dengan penyakit
dan kesehatan pada golongan populasi usia lainnya, yaitu dalam hal :
Penyakit pada usia lanjut cenderung bersifat multiple, merupakan gabungan antara
penurunan fisiologik / alamiah dan berbagai proses patologik / penyakit.
Penyakit biasanya berjalan kronis, menimbulkan kecacatan dan secara lambat laun akan
menyebabkan kematian.
Usia lanjut juga sangat rentan terhadap berbagai penyakit akut, serta diperberat dengan
kondisi daya tahan yang menurun.
Kesehatan usia lanjut juga sangat dipengaruhi oleh faktor psikis, sosial dan ekonomi.
Pada usia lanjut seringkali didapat penyakit iatrogenik (akibat banyak obat-obatan yang
dikonsumsi).
Mengingat sifat penyakit pada usia lanjut yang sangat khusus tersebut, maka dalam ilmu geriatri
terdapat beberapa tatacara khusus yang merupakan keharusan untuk dilakukan agar upaya
kesehatan bagi usia lanjut tersebut dapat dilaksanakan secara optimal. Tatacara khusus tersebut
adalah apa yang disebut sebagai asesmen geriatri dan cara kerja tim geriatri.
Asesmen geriatri adalah suatu proses diagnostik multidisiplin (banyak disiplin ilmu kesehatan)
yang biasanya dilaksanakan secara interdisipliner (dengan satu tujuan) oleh seorang dokter /
geriatris dan atau suatu tim interdisiplin geriatrik untuk menentukan masalah dan kapabilitas
medis, psikososial dan fungsional guna merencanakan terapi menyeluruh serta pemantauan
kesehatan jangka panjang bagi seorang pasien usia lanjut.
Prinsip pelayanan kesehatan usia lanjut yang menyeluruh yang diinginkan untuk dilaksanakan di
Indonesia dapat dibagi atas 3 bagian yang berkesinambungan satu sama lain, yaitu :
Pelayanan kesehatan usia lanjut berbasis rumah sakit (hospital based geriatric services), karena
pada dasarnya RS merupakan pusat / tempat rujukan dari pelayanan kesehatan dasar usia lanjut.
Oleh karenanya pelayanan di rumah sakit ini seyogyanya menyelenggarakan / menyediakan
semua jenis upaya pelayanan kesehatan, mulai dari promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif,
dengan sarana dan sumberdaya manusia yang lengkap. Tentu saja tergantung dari kelas
rumah sakit, berbagai pelayanan tersebut bisa dilaksanakan tergantung dari kemampuan
serta dana yang tersedia.
Pelayanan kesehatan usia lanjut oleh masyarakat berbasis rumah sakit (hospital based
community geriatric services), dimana pusat-pusat pelayanan kesehatan usia lanjut di RS
bertindak sebagai konsultan terhadap pelayanan usia lanjut di masyarakat, dan dengan penuh
tanggung jawab mengikuti keadaan usia lanjut yang sebelumnya dirawat atau mendapat
pelayanan di RS tersebut. Termasuk dalam upaya kesehatan usia lanjut ini adalah pelayanan
diluar rumah sakit, berupa pembinaan oleh institusi yang lebih tinggi terhadap institusi yang
lebih rendah di wilayah kerjanya dalam kegiatan rujukan timbal balik.
Pelayanan kesehatan usia lanjut berbasis masyarakat (community based geriatric services),
yaitu pelayanan dari masyarakat untuk masyarakat, sehingga masyarakat sendiri
diikutsertakan dalam pelayanan kesehatan usia lanjut, tentu saja setelah diberi tambahan
pengetahuan secukupnya.
Ketiga sistem pelayanan kesehatan usia lanjut tersebut diatas haruslah berkesinambungan serta
saling mendukung, sehingga pada akhirnya setiap orang usia lanjut dapat memperoleh pelayanan
sesuai dengan jenis dan derajat penyakit yang dideritanya.
Rehabilitasi Medik
Penyakit pada usia lanjut selalu mempunyai kecenderungan untuk terjadinya kecacatan,
sehingga oleh WHO selalu diharapkan penegakkan diagnosis pasien usia lanjut dalam aspek
gangguan organ, penyakit, keterbatasan yang diakibatkan dan kecacatan. Oleh karenanya
rehabilitasi medik selalu merupakan aspek yang harus terdapat dalam pelayanan kesehatan
usia lanjut.
Rehabilitasi dilaksanakan sesegera mungkin sejak pasien masuk sampai pulang, sesuai
kebutuhannya. Mengingat latihan-latihan yang diberikan berjangka lama, sebaiknya
dilakukan di instalasi rehabilitasi medik.
Konsultasi Geriatri
Pasien yang dirawat oleh bagian lain dapat dikonsultasikan ke tim geriatri untuk
mendapatkan pemeriksaan menyeluruh, berbagai tindakan lain, atau bahkan dipindahkan ke
bangsal lanjut usia.
Implementasi program ini di rumah sakit dapat berjalan baik apabila mendapat dukungan penuh
dari pimpinan / direktur rumah sakit berupa penetapan regulasi, pembentukan organisasi
pengelola, penyediaan fasilitas, sarana dan dukungan financial untuk mendukung pelaksanaan pr
Note: Rumah Sakit yang sudah memiliki psikiater, dapat dimasukkan dalam tim, atau
rawat terpadu. Pada rumah sakit yang tidak memiliki psikiater, diupayakan
agar geriatris yang ada ditambah pengetahuannya mengenai ilmu psikogeriatri.
RUMAH SAKIT
Layanan Masyarakat
A. TUGAS POKOK
Tugas pokok dari suatu tim geriatri di suatu rumah sakit adalah memberikan pelayanan
kesehatan komprehensif terhadap pasien usia lanjut, yang berupa penegakkan diagnosis
(melalui suatu asesmen geriatri), pelayanan medikamentosa dan rehabilitasi (termasuk
pelayanan psikoterapi dan pelayanan sosial medik). Pelayanan medikamentosa pada seorang
pasien usia lanjut bersifat menyeluruh, dengan memperhatikan aspek fisiologi dan nutrisi
pasien. Selain upaya pelayanan terapi medikamentosa dan rehabilitasi, dilaksanakan juga
upaya pelayanan preventif dan promotif melalui jalur pelayanan geriatri oleh masyarakat
berbasis RS dan pelayanan rujukan.
Dari berbagai tugas pokok pelayanan kesehatan usia lanjut seperti yang telah dikemukakan
di atas, pelayanan kesehatan usia lanjut/geriatri dapat dibedakan menjadi:
a. Pelayanan poliklinik
b. Pelayanan bangsal geriatri akut
c. Pelayanan bangsal geriatri kronis
d. Pelayanan ruang rawat jalan terpadu (day hospital)
e. Pelayanan panti rawat wredha (nursing home)
f. Pendidikan – pelatihan dan penelitian
Masing-masing pelayanan tersebut diatas serta pendidikan dan riset dikepalai oleh seorang
koordinator pelayanan. Keseluruhan pelayanan dipimpin/dikoordinir oleh seorang Geriatris
atau seorang internis/dokter umum yang telah dilatih. Demikian pula untuk RS kelas B non
pendidikan serta RS kelas C. Koordinasi ini dilaksanakan dengan penyesuaian terhadap
anggota tim/sumber daya manusia yang ada. Dengan kata lain, jumlah dan jenis pelayanan
sangat ditentukan oleh kemampuan dan prioritas masing-masing rumah sakit.
yang ada, yang mungkin berbentuk pelayanan sederhana, sedang, lengkap atau
Uraian Tugas
Merencanakan/membuat rencana kerja serta rencana kebutuhan tim geriatri setiap
tahunnya.
Menyelenggarakan pelayanan geriatri berdasarkan kemampuan ketenagaan, sesuai
kebijaksanaan yang telah ditetapkan direktur RS.
Menyelenggarakan pendidikan, pelatihan, penelitian serta pengembangan ilmu
geriatri.
Menyelenggarakan rujukan, baik di dalam maupun ke dan dari luar Rumah Sakit.
Menyelenggarakan kerjasama dengan tim/KSM lain di RS, serta hubungan lintas
program dan lintas sektoral melalui direktur RS.
Bertanggung jawab atas laporan berkala tim geriatric
Bertanggung jawab atas penyeranggaraan pelayanan geriatric di RS
Bertanggung jawab kepada direktur RS melalui wakil direktur pelayanan medik
atau komite medik.
Mengadakan supervisi dan pembinaan pelayanan geriatri di RS.
b. Koordinator Poliklinik
Tugas Pokok
Menyelenggarakan upaya pelayanan geriatri di ruang lingkup poliklinik, meliputi
asesmen geriatri, tugas konsultatif kuratif (sederhana) serta melaksanakan rujukan ke
dan dari KSM lain bila perlu.
Uraian Tugas
Merencanakan/membuat rencana kerja serta rencana kebutuhan poliklinik geriatri
setiap tahunnya.
Menyelenggarakan upaya pelayanan geriatri di poliklinik berdasarkan
kebijaksanaan yang telah ditetapkan oleh ketua tim geriatri.
Menyelenggarakan tugas pendidikan, latihan dan penelitian serta pengembangan
sesuai kebijakan tim geriatri.
Menyelenggarakan kerja sama dengan KSM di RS.
Bertanggung jawab kepada ketua tim geriatri atas penyelenggaraan pelayanan
geriatri di poliklinik.
Uraian Tugas
Merencanakan/membuat rencana kerja serta rencana kebutuhan bangsal geriatri
akut setiap tahunnya.
Menyelenggarakan upaya pelayanan geriatri di bangsal akut berdasarkan
kebijaksanaan yang telah ditetapkan oleh ketua tim geriatri.
Menyelenggarakan tugas pendidikan, latihan, penelitian serta pengembangan sesuai
kebijakan tim geriatri.
Menyelenggarakan kerjasama dan rujukan dengan KSM lain di RS.
Bertanggung jawab kepada ketua tim geriatri atas laporan berkala dan
penyelenggaraan pelayanan geriatri di bangsal geriatri akut.
Uraian Tugas
Merencanakan/membuat rencana kerja serta rencana kebutuhan day hospital setiap
tahunnya.
Menyelenggarakan upaya pelayanan geriatri di ruang lingkup day hospital
berdasarkan kebijaksanaan yang telah ditetapkan oleh ketua tim geriatri.
Menyelenggarakan tugas pendidikan, latihan, penelitian serta pengembangan sesuai
kebijakan tim geriatri.
Menyelenggarakan kerjasama dan rujukan dengan KSM lain di rumah sakit.
Bertanggung jawab atas laporan berkala day hospital.
Bertanggung jawab kepada ketua tim geriatri atas penyelenggaraan pelayanan
geriatri di lingkungan day hospital.
f. Koordinator Pendidikan, Latihan dan Penelitian
Tugas Pokok
Mengadakan koordinasi intern di lingkungan tim geriatri serta koordinasi dengan
Bagian Pendidikan dan Latihan RS atau dengan instalasi/KSM lain serta institusi lain
baik di dalam maupun di luar lingkungan RS sesuai kebijaksanaan Direktur RS,
sehingga pendidikan, latihan dan penelitian yang dilaksanakan tim geriatri dapat
berlangsung dengan baik.
Uraian Tugas
Merencanakan/membuat rencana kerja serta rencana kebutuhan pendidikan, latihan,
dan penelitian di lingkungan tim geriatri setiap tahunnya.
Menyelenggarakan koordinasi pendidikan, latihan, dan penelitian di ruang lingkup
tim geriatri sesuai kebijaksanaan yang telah ditetapkan oleh ketua tim geriatri.
Menyelenggarakan tugas pendidikan, latihan, penelitian serta pengembangan sesuai
kebijakan tim geriatri.
Menyelenggarakan kerjasama dan rujukan dengan KSM lain di RS, institusi lain di
luar RS sesuai kebijakan direktur RS.
Bertanggung jawab atas laporan berkalapendidikan, latihan, dan penelitian.
Bertanggung jawab kepada ketua tim geriatri atas penyelenggaraan pendidikan,
latihan, dan penelitian dalam tim geriatri.
j. Perawat Geriatrik
Uraian Tugas
Sebagai Pelaksana Pelayanan
Bertindak sebagai anggota tim geriatri di semua jenis pelayanan geriatri.
Melaksanakan semua program perawatan, sesuai rencana keperawatan yang
disepakati oleh tim geriatri.
k. Fisioterapis
Uraian Tugas
Sebagai Pelaksana Pelayanan
Bertindak sebagai anggota tim geriatri di semua jenis pelayanan geriatri.
Melaksanakan pelayanan fisioterapi yang diprogram oleh spesialis rehabilitasi
medik, atau disepakati bersama oleh tim geriatri.
l. Okupasi Terapis
Uraian Tugas
Sebagai Pelaksana Pelayanan
Bertindak sebagai anggota tim geriatri di semua jenis pelayanan geriatri yang
membutuhkan.
Melaksanakan pelayanan okupasi terapis yang diprogram oleh spesialis rehabilitasi
medik, atau yang disepakati bersama tim geriatri.
o. Nutrisionis
Uraian Tugas
Sebagai Pelaksana Pelayanan
Bertindak sebagai anggota tim geriatri di semua jenis pelayanan geriatri yang
membutuhkan.
Melaksanakan pelayanan nutrisi/ gizi yang diprogram oleh dokter/ geriatris, atau
disepakati bersama oleh tim geriatri.
1. Gerontologi Geros = tua, logos = ilmu; ilmu yang memperlajari berbagai aspek
mengenai usia lanjut dan proses menua.
2. Geriatri latrea = to care; atau ilmu kesehatan usia lanjut, ialah bagian ilmu penyakit
dalam yang mempelajari aspek-aspek preventif, promotif, kuratif, rehabilitatif serta
aspek sosial dan psikologis dari penyakit-penyakit pada usia lanjut.
3. Asesmen Geriatri adalah suatu proses diagnostik multi disipliner,bekerja secara
interdisipliner untuk menentukan masalah dan kapabilitas medis, psikologis dan
fungsional guna merencanakan terapi menyeluruh dan follow up jangka panjang.
4. Tim Geriatri adalah suatu tim multidisipliner yang bekerja secara interdisipliner
untuk menangani masalah usia lanjut. Tim ini minimal terdiri atas Dokter Geriatris
atau Internis/Dokter Umum yang dilatih, Perawat dan Pelaksana Pelayanan
Rehabilitasi Medik Sederhana, misalnya Pekerja Sosial Medik, Fisioterapis. Sesuai
dengan makin besar dan makin kompleksnya tugas, keanggotaan tim bisa ditambah
dengan Dokter Spesialis Rehabilitasi Medik, Terapis Rehabilitasi Medik, Psikolog,
Nutrisionis, Farmasis dan lain-lain.
5. Rehabilitasi Medik suatu pelayanan kesehatan yang terpadu, dengan pendekatan
medik, psiko sosial, edukasional dan vokasional untuk mencapai kemampuan
fungsional semaksimal mungkin.
6. Konsultan dokter spesialis dan sub spesialis klinis yang bisa diminta bantuan,
pendapat/ tindakan medis/ ekspertise guna peningkatan kesehatan pasien usia
lanjut. Dapat pula dilengkapi dengan ahli hukum untuk melindungi hak-hak pasien.
BAB IV
STANDAR KETENAGAAN
Kualifikasi Jumlah
Nama Jabatan
Pendidikan Sertifikasi Kebutuhan
Ketua tim terpadu Dokter Spesialis penyakit Pelatihan pelayanan 1
geriatri dalam tem terpadu geriatri
koordinator Nurse / S1 keperawatan Pelatihan pelayanan 1
pelayan rawat jalan tem terpadu geriatri
koordinator Pendidikan dokter umum Pelatihan pelayanan 1
pelayan rawat Inap tem terpadu geriatri
Dokter pelaksana Dokter Spesialis kedokteran Sesuai dengan bidang 1
fisik dan rehabilitasi spesialistik
Dokter pelaksana Dokter jiwa / psikiater Sesuai dengan bidang 1
spesialistik
Dokter pelaksana Dokter penyakit dalam Sesuai dengan bidang 1
khusus hemato-onkologi spesialistik
medik
Dokter pelaksana S1 medis berlatar belakang Pelatihan pelayanan 1
pendididikan profesi dokter tem terpadu geriatri
Perawat geriatri D3 atau Ners berlatar Pelatihan Gerontologi 1
belakang pendidikan
keperawatan
Apoteker S1farmasi atau D3 farmasi Sesuai dengan bidang 1
masing masing
Okupasi terapis D3 berlatar belakang Okupasi Sesuai dengan bidang 1
terapis masing masing
B. Distribusi Ketenagaan
Ketenagaan pelayanan terpadu geriatri terdiri dari:
1. Tenaga medis (Dokter SpPD dan dokter umum yang telah mengikuti pelayanan
terpadu geriatri, serta dokter spesialis kedokteran fisik dan rehabilitas, dokter
jiwa/psikiater , dokter spesialis terkait termasuk didalama dokter spesialis penyakit
dalam kekhususan hemato-onkologi medik)
2. Perawat (perawat yang telah mengikuti pelatihan terpadu geriatric 2 orang)
3. Farmasi/apoteker
4. Petugas Gizi
5. Fisioterapis
6. Okupasi terapis
7. Pekerja sosial
A. Standar Bangunan
1. Jalan Jalan menuju ke pelayanan geriatri harus cukup kuat, rata, tidak licin serta
disediakan jalur khusus untuk pasien/pengunjung dengan kursi roda.
2. Pintu Pintu harus cukup lebar untuk memudahkan pasien/pengunjung lewat dengan
kursi roda atau tempat tidur. Lebar pintu sebaiknya 120 cm terdiri dari pintu 90 cm dan
pintu 30 cm.
3. Listrik Daya listrik harus cukup dengan cadangan daya bila suatu saat
memerlukan tambahan penerangan sehingga diperlukan stabilisator untuk
menjamin stabilitas tegangan, dilengkapi dengan generator listrik.
4. Penerangan Penerangan lorong dan ruang harus terang namun tidak menyilaukan. Setiap
lampu penerangan di atas tempat tidur harus diberi penutup, agar tidak menyilaukan.
5. Lantai Lantai harus rata, mudah dibersihkan tetapi tidak licin, bila ada undakan atau
tangga harus jelas terlihat dengan warna ubin yang berbeda untuk mencegah jatuh.
7. Dinding-dinding harus permanen dan kuat dan sebaiknya di cat berwarna terang. Khusus
untuk dinding ruang latihan, sebaiknya dipilih warna yang bersifat memberi semangat
dan di sepanjang dinding, terdapat pegangan yang kuat sebaiknya terbuat dari kayu
(hand rail).
8. Ventilasi Semua ruangan harus diberi cukup ventilasi. Ruangan yang menggunakan
pendingin/air condition harus dilengkapi cadangan ventilasi untuk mengantisipasi
apabila sewaktuwaktu terjadi kematian arus listrik.
9. Kamar mandi dan WC Kamar mandi menggunakan kloset duduk dengan pegangan di
sebelah kanan dan kirinya. Shower dilengkapi dengan tempat duduk dan pegangan.
Gagang shower harus diletakkan di tempat yang mudah dijangkau oleh pasien dalam
posisi duduk. Demikian pula tempat sabun harus diletakkan sedemikian agar mudah
dijangkau pasien. Tersedia bel untuk meminta bantuan dan pintu membuka keluar.
10. Air Penyediaan air untuk kamar mandi, WC, cuci tangan harus cukup dan memenuhi
persyaratan. Semua fasilitas gedung dan lingkungan harus mengacu kepada pedoman
Pekerjaan Umum tentang standar teknis eksesibilitas gedung dan lingkungan.
11. Pada dinding-dinding tertentu harus diberi pengaman dan kayu atau alumunium
(leuning) yang berfungsi sebagai pegangan bagi pasien pada saat berjalan serta untuk
melindungi dinding dari benturan kursi roda.
12. Agar dihindari sudut-sudut yang tajam pada dinding atau bagian tertentu untuk
menghindari kemungkinan terjadinya bahaya/trauma.
13. Disediakan wastafel pada setiap ruangan pemeriksaan, pengobatan dan ruangan
yang lain.
DAFTAR PUSTAKA