Anda di halaman 1dari 14

MENGANALISA UNSUR INTRINSIK DAN EKSTRINSIK

NOVEL : MERAJUT SEJUTA BINTANG


KARYA : ABDULLAH HARAHAP

Di Susun Oleh :
Rifaul Dian Sri Utami
XII KEPERAWATAN 3

SMK CITRA MEDIKA KOTA MAGELANG


TAHUN 2018/2019
BAB 1
RESENSI

A. IDENTITAS BUKU
Nama pengarang : Abdullah Harahap
Tahun terbit : 1985
Penerbit : Toni G
Jumlah halaman : 160

B. SINOPSIS
Sebuah Honda bebek merah darah membelok dengan cepat memasuki mulut
kampus. Viktor yang sedang santai di atas kendaraannya, terkejut setengah mati. Refleks
ia membanting stang vespanya ke kiri dan ujung sepatu kanannya menginjak rem keras-
keras. Tubuhnya setengah berputar ke belakang. Memperhatikan pengendara Honda
bebek yang juga terhenti mendadak tidak jauh dari halaman parkir di depan kantor
fakultas. Ternyata pemilik Honda bebek tersebut adalah Isabel mantan kekasih sekaligus
adiknya yang dulu pernah pergi dari rumah. Kemudian mereka berpelukan dan berjalan
menuju kantin fakultas. Setelah menghabiskan waktu di kantin, mereka pun pergi ke
asrama putri untuk menitipkan Honda bebek milik isabela. Lama juga Viktor menunggu
sampai Isabel keluar dari asrama putri ditemani salah seorang temannya yang bernama
Rosita dan mengenalkannya dengan Viktor. Kemudian Isabel duduk di jok belakang
vespa dan Viktor meluncurkan kendaraannya.

Vespa itu memasuki halaman sebuah rumah kecil di pinggir kota. Seorang
perempuan kecil berumur sekitar lima tahun melepaskan diri dari pelukan perempuan
setengah baya lalu berlari ke arah Isabel dan memeluknya. Kemudian Viktor bertanya
kepada Isabel siapa anak kecil tersebut. Isabel menyeka air matanya dan menjawab
bahwa anak kecil tersebut adalah asmarani, anak hasil hubungan gelap mereka berdua.
Itulah yang menjadi penyebab kepergian Isabel enam tahun yang lalu dari kehidupan
Viktor dan Emilia. Mata Viktor menjadi kelabu kemudian ia jongkok dan memeluk
asmarani. Lalu mereka pun masuk ke dalam rumah dan makan siang bersama. Setelah
makan bersama berakhir, ternyata Viktor masih belum boleh pulang. Asmarani sudah
dibawa oleh perempuan setengah baya yang rupa-rupanya adalah pembantu rumah tangga
Isabel.
Emilia menghela nafas. Tangan yang memegang majalah lunglai di sisi tubuhnya.
Beberapa saat matanya terpejam, lalu menghela nafas lagi. Saat ia membuka mata, ia
beberkan lagi majalah di depan mata. Seperti tak yakin pada matanya sendiri, ia
membaca keras-keras “… sesuatu yang mengejutkan akan anda hadapi. Tampak tidak
menggembirakan. Perlu ketabahan yang luar biasa”. Tak lama kemudian ia melihat
seseorang yang muncul di depan pintu masuk, dan orang itu adalah Viktor. Viktor
mendekat dan berjongkok di dekat sofa. Ketika melihat majalah yang dibawa Emilia,
laki-laki itu cepat meraihnya dan membaca yang barusan dibaca Emilia. Viktor pun
memarahi Emilia dan melarangnya untuk percaya dengan ramalan bintang namun, Emilia
tetap pada pendiriannya. Bahkan, ia menceritakan kejadian enam tahun yang lalu tentang
kepergian Isabel setelah ia membaca Koran tentang ramalan bintang di tempat yang
sama dan respon Viktor pun sama seperti waktu itu. Emilia sering dihadapi depresi yang
waktu pertama kali terjadi ketika mendengar kedua orang tuanya meninggal sekaligus
karena kecelakaan mobil, kepergian Isabel sampai mengetahui bahwa dirinya terkena
kanker Rahim.

Viktor kemudian bangkit dan membimbing Emilia masuk ke kamar. Kemudian


Emilia mengajak Viktor untuk makan. Ia pun mengangguk walaupun ia tadi sudah makan
di rumah Isabel. Sore hari itupun mereka pergi nonton. Viktor memang tidak ingin
menyiakan ada suasana baik terlihat pada istrinya. Semua berjalan dengan baik, bahkan
ketika mengikuti acara televisi, Emilia kelihatan tekun. Tengah malam ketika Viktor
sedang terlelap tidur tiba-tiba mendengar suara Emilia, dia pikir Emilia sedang mengigau
tetapi setelah Viktor berbalik badan Emilia tidak ada di sampingnya. Lalu ia keluar kamar
untuk mencari Emilia. Ternyata Emilia sedang menangis di ruang tamu sambil
memegang foto Isabel. Viktor pun kembali mengajak Emilia tidur. Namun tangisnya tak
juga reda. Malah ketika viktor menyelimuti tubuhnya, Emilia kembali terisak dengan
suara yang menyayatkan hati. Pada waktu yang sama, Isabel juga berbaring gelisah di
atas tempat tidurnya. Mengingat bahwa tadi siang Viktor telah meninggalkannnya dan
kembali ke pangkuan istrinya.

Pusing karena kurang tidur, viktor tak betah lama di kantor. Setelah men-desk
beberapa berita yang masuk untuk dikirim kepercetakan, ia pun keluar. Vespanya ia
genjot ke jalan raya. Ia memang pernah punya cita-cita ingin punya kendaraan sendiri.
Bukan hanya vespa, kalau bisa malah mobil. Ketika viktor masih menjalin asmara dengan
Isabel dia pernah ditanya Emilia “adikmu banyak, mengapa tak kawin saja ?” viktor tak
berani menyatakan bahwa ia memang punya niat untuk itu. Dan calon istrinya sudah ada.
Yakni Isabel, adik Emilia. Kalau aku katakan, Emilia pasti syok, kata Isabel. Jangan kau
sakiti kakakku , tambah gadis itu. Aku sendiri tak berani memperkenalkan abang sebagai
pacarku karena takut ia kecewa. Haram bagiku melangkahi Emilia. Mereka menjalin
hubungan secara diam-diam dan celakanya, Emilia menyangka bahwa viktor hanyalah
teman Isabel. Lebih celakanya lagi Isabel sengaja mendekatkan viktor ke lingkungan
mereka agar Emilia mulai memikirkan laki–laki untuk menjadi pendamping hidupnya.
Diam-diam Emilia sudah mencintai Viktor. Hingga suatu hari mereka berada di dalam
rumah tanpa keberadaan Isabel dan tanpa disengaja mereka berdua telah memadu kasih.

Viktor kecewa, “… coba dulu aku tidak sebodo itu, mungkin hal ini tidak akan
terjadi.” Gumannya dalam hati. Lalu ia memasuki rumah Isabel. Baru saja ia menstandar
vespanya munculah Isabel dan Asmarani dari balik pintu. Kemudian Viktor turun lalu
bergegas masuk ke rumah Isabel dan becanda dengan Asmarani. Ketika ia tau Emilia
menderita kanker Rahim, musnahlah harapan mereka untuk mempunyai seorang anak.
Mengingat hal itu Viktor memeluk Asmarani hingga ia meneteskan air mata dan berkata
dalam hati “Asmarani anakku, ia memang bukan anak Emilia, namun ia adalah anakku”
melihat kejadian itu Asmarani pun menawarkan diri untuk mengusap air matanya.
Namun, air mata viktor makin bertambah ketika Asmarani melakukan hal itu. Setelah
meminum secangkir teh yang dibuatkan Isabel untuk viktor, kemudian mereka mengantar
Asmarani ke sekolah. Di sepanjang jalan si kecil yang berdiri di bagian depan vespa itu
tak henti-hentinya berceloteh. Ketika Asmarani turun di depan sekolah, Isabel berkata
kepada Asmarani untuk mencium papanya. Asmarani dan Viktor sama-sama mlongo lalu
tak lama kemudian Asmarani mencium pipi papanya dan mencium pipi mamanya.
Asmarani kemudian belari kecil bersama teman temannya. Ia kemudian masuk ke dalam
kelas. Namun, perempuan yang berdiri di teras sekolah tidak segera masuk dan tetap
memandangi dua insan yang duduk di atas vespa itu.

Tengah malam ketika Viktor terlelap dalam tidurnya tiba-tiba ia dibangunkan


Emilia. Emilia meyuruh viktor untuk memasang iklan di kantornya untuk mencari tau
keberadaan Isabel. Viktor menolaknya karena dulu juga sudah pernah memasang iklan
namun tidak ada hasilnya, tetapi Emilia ngotot tetap ingin memasang iklan di kota ini
karena Emilia memiliki naluri yang kuat bahwa Isabel memang berada di kota ini. Naluri
Emilia memang telah menjadi kenyataan yang tidak disadari oleh Emilia tetapi
dibuktikan sendiri oleh Viktor. Viktor gelisah memikirkan hal itu. Semakin gelisah ketika
Emilia terus mendesak. Kemudian Viktor menyetujui keinginan Emilia untuk membuat
iklan di kota ini. Mendengar kata-kata itu terucap dari bibir Viktor, lantas Emilia
membaringkan tubuhnya dengan isak tangisan mulai reda dan Emilia mulai memejamkan
mata untuk tidur.

Viktor menyerahkan iklan itu ke pemimpin redaksi pada esok harinya untuk
disetujui. Pimpinan kantor Viktor terteguh beberapa lama. Kemudian memandang
pegawai barunya dengan penuh perhatian dan dengan lantang dia berbicara kepada Viktor
“… saya mengerti kini mengapa kau tidak begitu antusias dengan pekerjaanmu”. Viktor
hanya diam dan beliau berkata lagi bahwa iklannya akan dipasang besar-besar di halaman
pertama dan akan diteruskan pada rekan-rekan penerbit harian untuk melakukan hal yang
sama. Viktor mengucapkan terimakasih kemudian meneruskan pekerjaannya. Bubaran
kator, ia langsung pulang. Tidak ada niatan untuk mencari berita. Pada Emilia ia berkata
bahwa iklan itu telah terpasang dan Emilia pun merasa sangat senang. Lalu viktor menuju
ruang makan untuk makan dan bersiap siap untuk pergi. Ketika ditanya Emilia mau
kemana, Viktor menjawab mau ke percetakan akan tetapi,ia ngebut menuju rumah Isabel
dan akan memberi tahu Isabel bahwa ia telah memasang iklan atas suruhan Emilia.
Kemudian mereka akan membicarakan bagaimana menempuh follow-upnya. Apakah
Isabel bersikeras pura-pura tidak pernah membaca iklan itu atau setelah sekian lama
merindukan dan merasa berdosa terhadap kakaknya, akan berubah pikiran. Dan bila itu
terjadi, tidak mudah lika-liku yang harus mereka tempuh. Setelah sampai di rumah Isabel,
ternyata Isabel tidak ada di rumah. Pembantu rumah tangganya itu sedang bekerja lalu
Viktor memutuskan untuk menunggunya di rumah Isabel. Ia jengkel karena setelah
menunggu lama sampai larut malam, Isabel tak kunjung datang. Lalu ia meninggalkan
rumah itu dengan perasaan jengkel yang tidak terpalang. Dari sana ia langsung ke
percetakan.

Viktor memparkirkan vespanya di ruang depan percetaakan dan langsung masuk


ke dalam. Ketika ia masuk, jadi beberapa halaman majalah tengah naik cetak. Ia menuju
ke ruangan opmaak untuk meyakinkan iklannya tidak salah pasang atau hurufnya yang
salah cetak. Tetapi belum sempat ia memasuki ruangan opmaak ketika petugas lay-out
mendekatinya dan dia berkata bahwa ia barusan menerima telfon dari kantor polisi yang
bernama pak darja. Viktor mengenal baik lettu polisi sudarja darivice-kontrol. Petugas
yang selalu bersifat terbuka dan senantiasa semangat. Ia berpesan bahwasannya malam
ini mereka akan melakukan razia total di hotel terkemuka. Konon banyak cewek high-
class tak terdaftar di hotel itu. Korbannya umunya para pejabat. Kemudian Viktor
kembali ke tempat vespanya dan menuju ke halaman parkir kantor sat res pol. Sebuah
sedan partikelir telah stand-by di sana. Untuk apalagi kalau tidak untuk rahasia yang
sifatnya sangat rahasia.

Hotel itu sepi saja. Tidak seperti dua buah hotel sebelumnya dari mana terjaring
lima pelacur high-class. Namun Viktor juga belum memperoleh sesuatu yang menarik.
Lama juga ia dan seorang petugas lain yang berpakaian sipil nunggu di lobby. Samar-
samar ia mendengar pertengkaran kecil di bagian menerimaan tamu. Bahkan sampai main
telefon segala. Otak bagian belakang Viktor bekerja dengan cepat. Tercatat di sana judul
laporan pada majalah mingguan yang di mana ia bekerja “seorang pejabat terkemuka
mengusahakan hotel tempat mesum”. Pak darja yang tidak berpakaian dinas tersenyum.

Mereka langsung menuju ke tingkat dua. Di kamar tertentu di tingkat itulah sering
terjadi praktek mesum tingkat tinggi itu. Sambil berjalan pak darja menerangkan kalau di
kamar hotel kelas satu seperti ini tidak semata-mata demi kepuasan sex tetapi, ada unsur-
unsur lain. Soal dagang dan fasilitas. Viktor mencatat baik baik hal itu di kepalanya
sambil memperhatikan seorang petugas mengetuk pintu kamar no 234. Segera terdengar
ribut di dalam. Tetapi viktor lebih tertarik pada pintu kamar nomor 237 yang diketuk
sendiri oleh pak darja. Tidak terdengar suara dari dalam. Viktor mulai kecewa kalau hasil
dari kamar nomor 234 juga nihil dan penghuninya memiliki surat nikah.

Terdengar suara petugas dari sana “dapat satu, pak!” pak darja mengangguk dan
terus mengetuk. Lama juga sampai pintu itu terbuka. Akhirnya munculah wajah laki
gemuk dan basah oleh keringat. Matanya memandang dengan tidak senang. Pak darja
mendorong pintu sampai terbuak lebar dan menjelaskan bahwa ia dari pihak kepolisian.
Pucatlah wajah merah oleh kemurkaan tadi dan terdengar suara pekikan seorang
perempuan dari dalam dan ternyata perempuan itu adalah Isabel. Kemudian Isabel
pingsan dan saat itu juga suasana menjadi hening. Setelah sadar Isabel menangis tersedu
sedu dan viktor membimbingnya keluar. Kedua laki-laki itu dibebaskan. Kecuali kedua
wanita tersebut dan disatukan dengan kelima orang perempuan sebelumnya ke dalam
mobil.

Mobil itu kemudian meluncur menuju ke kantor sat res pol. Viktor masih temangu
di tempatnya berdiri. Sampai pak darja yang barusan menelpon ke kantor meminta
dikirim mobil dinas, menyetu disampingnya. Lalu petugas yang tahu diri itu menarik
lengan Viktor perlahan. Di jok belakang vespa, Isabel tak kunjung berhenti. Akhirnya
Viktor mengetahui pekerjaan Isabel. Viktor membelokkan vespanya memasuki sebuah
bar yang masih buka dan memberikan Isabel minuman hangat. Perempuan itu menyeka
air mata, ia mengangkat cangkir minumannya dengan tangan gemetar. Viktor menyuruh
Isabel untuk menghabiskan minumnya. Isabel menurut. Ia tampak sudah bisa menguasai
dirinya. Dan mereka pun beranjak untuk pulang. Diperjalanan pulang, Viktor memberi
tahu Isabel bahwa ia telah memasang iklan sesuai permintaan Emilia.

Ibu guru amalia termenung beberapa saat. Ia meletakkan suat kabar yang dari tadi
ia baca. Kemudian ia berbicara kepada suaminya bahwa ia mengenal perempuan yang
ada di iklan tersebut. Kemudian mereka berdua datang ke kantor majalah yang membuat
iklan tersebut. Akan tetapi Viktor tidak ada di mejanya ketika sepasang suami istri itu
datang untuk memberi tahukan alamat Isabel. Akhirnya mereka berdua meminta alamat
rumah Viktor kepada sekertaris redaksi dan mereka pun mendatangi alamat tersebut.
Sampai dirumah viktor mereka bertemu dengan Emilia. Dan mereka memberi tahukan
alamat Isabel kepada Emilia. Mendengar berita itu Emilia sangat senang dan
berterimakasih kepada mereka yang telah membantu menemuka Isabel.

Siang itu Viktor tidak keliling untuk mencari bahan berita dan iapun tidak pergi ke
kantor meski ketika menginggalkan rumah ia bilang pada emil mau ke kantor. Viktor
sedang menghadapi persoalan yang tidak memberikan waktu baginya untuk berangkat ke
kantor. Ia terus kepikiran Isabel. Rasa takut itu membuat viktor mengebut vespanya tanpa
perhitungan. Disebuah jalan ia menabrak becak yang membelok tiba tiba. Becak dan
penumpangnya terpelanting, vespa Viktor ringseh. Caci mencaci sebentar antara ia
dengan tukang becak. Untuk segera dihentikan oleh polisi lalu lintas. Sim viktor disita
diganti surat tilangan dan pentil becak di cabut dan juga jok nya. Para penumpang becak
yang tidak cidera bersedia diajak berdamai.

Pikirnya yang gudah ditambah oleh kedongkolannya karena harus mengirim


vespanya ke bengkel tambah menjadi ketika ia tiba di depan rumah Isabel. Dan waktu
masuk, sebuah mobil mengkilap tiba-tiba menyerobot mendahuluinya. Mobil itu direm di
depan teras. Lalu seorang pemuda kribo keluar sambil bernyari-nyanyi kecil. Melihat
laki-laki yang hampir ia srempet tadi menuju rumah yang sama, si kribo menghentikan
nyanyiannya. Ia menunggu di dekat pintu mobil. Viktor angkat bahu. Ia pikir ini adalah
salah satu langganan Isabel. Ia jadi agak dongkol dan muak. Isabel akan ia paksa untuk
menghentikan perbuatan terkutuk itu. Viktor membuka pintu yang kebetulan tidak
dikunci. Isabel yang dari rupanya mendengar keributan di luar, keluar dari kamarnya
dengan wajah yang tampak pucat dan kelopak mata yang agak bengkak. lalu Viktor
menyuruh isabela untuk membawa pergi asmarani lewat pintu belakang dan
meninggalkan rumah ini. Isabel segera berlari ke belakang dan apa yang telah diduga
oleh Viktor segera terjadi. Ia mendengar suara pintu depan ditendang dengan keras
sehingga menghantam tembok dengan bunyi yang menyakitkan telinga.

Viktor duduk di sebuah kursi yang menghadap pintu masuk dan merusaha
menunjukkan sikap tenang. Ia tidak saja ingin menenangkan dirinya mengadapi apa yang
akan terjadi namun, ia juga tengah berusaha menenangkan pe perangan yang terjadi
dalam batin selagi naik di oplet tadi. Si kribo berkacak pinggang di ambang pintu.
Matanya memandangi Viktor, buas, dan agak ragu oleh sikap Viktor yang tenang dan tak
acuh. Melihat Isabel yang datang berlari-lari dari ruangan dalam dengan wajah yang
semakin pucat dan ketakutan. Viktor dan di kribo pun mencaci maki satu sama lain.
Murka karena semakin dianggap enteng, si kribo menerjang kedepan dan terjadilah
perkelahian antara Viktor dan si kribo di dalam rumah tersebut. Pada akhirnya Viktor
mengangkat sebuah kursi dan si kribo cepat lari keluar.

Mobil itu kabur dengan cepat ke jalan raya . Viktor bertanya kepada Isabel siapa
lelaki itu. Dan Isabel menjawab dengan tangan menggosok punggung viktor yang
membiru akibar cengkeraman si kribo dan benturan dinding. Dia adalah hendra, orang
yang memeras setengah hasil dari penjual tubuhku. Demikian juga dari sejumlah gadis
lainnya. Kemudian Viktor menasehati Isabel supaya kembali kepada Emilia dan berjanji
akan mencarikan suami untuk Isabel supaya nanti ketika ditanya Emilia soal Asmarani
mereka bisa menjawabnya. Isabel tak kuasa menahan tangis, ia pun menagis dipelukan
Viktor. Isabel menyetujuinya untuk kembali ke Emilia namun, Isabel meminta viktor
memberikan curahan kasih sayangnya untuk yang terakhir kali sebelum semua hilang
musnah.

Emilia yang sedari tadi sibuk membersihkan rumah untuk menyambut kedatangan
Isabel. Lalu ia mengunci pintu dan masuk ke rumah sebelah untuk meminjam telepon.
Emilia memutar telepon memanggil taksi kemudian ia menunggu di pinggi jalan. Dengan
tidak sabar pula ia berlari mengejarnya dan menuju alamat yang diberikan bu guru
amalia. Rasa gembira yang meluap luap membuat tubuhnya sedikit kejang. Susah sekali
tangannya bergerak untuk mengetuk pintu. Dari dalam terdengar suara anak kecilmelafal
angka-angka. Akhirnya bisa juga Emilia mengetuk pintu. Perasaan tidak sabar menambah
kejang tubuhnya. Pintu ia ketuk lagi, pintu dibukakan oleh seseorang. Ah buka Isabel,
tapi seorang setengah baya. Emilia bertanya apakah benar ini rumah Isabel dan si
pembuka pintu mengangguk. Belum juga anggukannya selesai, Emilia sudah masuk dan
mencari issabel hingga akhirnya ia bertemu dengan gadis kecil yang mirip sekali dengan
Isabel lalu Emilia menanyakan nama anak tersebut dan memberi tahunya bahwa ia adalah
uwa atau kakak dari ibunya. Emilia menanyakan keberadaan ibunya dan Asmmarani tiba
tiba mudur dan berlari kedalam seranya memanggil ibunya dengan sebutan mama.
Kemudian Emilia mengikuti Asmarani dan tak sabar untuk menemui Isabel.
Mendengarvanaknya memanggil seperti orang ketakutan. Isabel cepet-cepet membuka
pintu kamar. Tubuhnya yang langsing berisi, hanya tertutup oleh sehelai daster yang
tampaknya ditalikan tergesa gesa. Rambutnya kusut tak menentu. Wajahnya berkeringat
segar dan penuh. Alangkah cantiknya Isabel sekarang.

Asmarani langsung berlari memeluk ibunya. Yang di peluk tiba-tiba terpaku


ditempat berdiri. Ketika melihat itu emilian yang datang, Isabel terpekik halus. Dan jatuh
mencium lantai. Asmarani menjerit –jerit. Emilia memburu adiknya tetapi, niatnya
menjadi urung ketika seseorang muncul dari kamar tidur dari mana tadi Isabel
keluar.orang itu hanya mengenakan celana dalam. Tas bulu di tangan Emilia terjatuh ke
lantai kemudian, tangannya yang tadi memegang tas bergerak cepat langsung ke
kepalanya sendiri disusul oleh jeritan “tidak…tidak..tidaaakk!!!” suara Emilia makin
lama makin melemah, tangannya mencakar kesana kemari dan seperti orang gila ia lari
masuk kedalam mobil kemudian Emilia meminta supir taksi untuk membawanya pergi
dari tempat ini. Mobil segera memutar ke jalan raya. Tingengah perjalanan emil ngamuk
seperti orang gila lalu si supir menggerakkan sisi telapak tangannya langsung ke tengkuk
si penumpang tidak terlalu keras dan mengakibatkan Emilia tersungkur ditempat
duduknya. Dan si sopir membawanya ke rumah sakit.

Isabel tak hentinya menangis di belakang Viktor yang mengebut Honda bebek
Isabel. Viktor tidak peduli lagi dengan tangisan Isabel . yang terguncang dipikrannya
hanyalah bayangan Emilia. Viktor benar-benar panic ketika tiba dirumahnya dan ternyata
Emilia tidak ada dirumah. Kemudian Viktor menelfon perusahaan taksi dan mereka
memberi tahu bahwa Emilia dibawa kerumah sakit. Lalu Viktor dan Isabel menuju rumah
sakit untuk menemui Emilia. Sesampai di rumah sakit mereka ditolak untuk menemu
Emilia untuk keselamatan dirinya. Emilia mengalami depresi berat dan dokter jiwa yang
datang dirumah sakit itu Cuma bilang bahwa perempuan ini Cuma membutuhkan
ketenangan tanpa ada orang disisinya.
Lambat laut kondisi Emilia semakin membaik dan telah dilepaskan ikatan yang
membatasi gerakannya. Kemudian Emilia sudah dibolehkan pulang dengan syarat “jauhi
ia dari segala yang mengingatkan pada penyebab depresi itu”. Bukan tugas yang mudah
pikir Viktor ketika duduk dalam becak bersama istrinya menjuju pulang. Perempuan itu
dian dalam becak, entah apa yang ia pandang. Isabel mungkin tidak misa menahan diri
sehingga penyakit Emilia kumat.

Setelah seminggu dirumah dan terus diam diri, tak mau makan, tak mau tidur,
mata Emilia kembali membersitkan sinar ketika melihat Asmarani mendekat kearah
tempat duduknya dengan penuh rasa takut. Tetapi Viktor mendorongnya dan
menganggukkan kepalanya, demikian juga Isabel yang menyembunyikan dirinya di balik
kaca jendela yang sejajar dengan tempat duduk Emilia. Mereka menanti dengan tegang.
Sepasang mata Emilia semakin terbuka lebar ketika Asmarani memanggilnya dengan
sebutan mama kemudian Emilia tersenyum kembali dan Viktor masuk untuk
menghampiri mereka berdua dan memeluknya. Lama kemudian baru viktor menyadari
akan keberadaan Isabel. Dia keluar untuk menemui Isabel namun ia tidak melihat Honda
bebek dihalamannya ia juga tidak melihat Isabel. yang ia lihat hanyalah sepucuk surat.
Lalu Viktor memburu surat itu dan berisi “ kak Emilia dan bang Viktor, maafkan adikmu
ini, aku mau pergi, jangan Tanya kemana….” Viktor jatuh terduduk di teras. Seaka akan
ia membaca peninggalan surat Emilia enam tahun yang lalu. Lima menit kemudian Viktor
pergi kerumah Isabel, perempuan itu tidak ada, pengasuh asmarani juga tidak ada. Viktor
pulang dengan tubuh dan hati yang letih.

Sampai detik ini Viktor masih terus mengubek ubek kamar pelacur di kota
manapun ia berada. Emilia telah pulih, berbahagia punya anak, punya suami. Namun
kebahagiaan itu kurang lengkap tanpa adanya Isabel. Baik Viktor, Emilia maupun
Asmarani sampai detik ini belum mengetahui keberadaannya dan apa yang terjadi pada
Isabel. Dalam keputusasaannya ia telah lari pada hendra. Ia memohon pada si kribo itu
agar diberi pekerjaan lagi. Sebagai imbalan si kribo mengajak Isabel tidur di atas
ranjangnya selama berhari-hari dan bermalam-malam. Ketika Isabel meninggalkan rumah
itu, arwahnya juga telah meninggalkan jasadnya. Si kribo telah membalaskan sakit
hatinya. Puas ia meluluh lantakkan keperempuanan isabela lalu ia membunuhnya. Tak
seorang pun tahu dimana isabela terkubur.tidak asmarani, tidak Viktor, tidak Emilia. Dan
kukira, kau juga tidak.

TAMAT
BAB 2

A. ANALISIS UNSUR INTRINSIK


1. TEMA
Buku novel merajut sejuta bintang ini menggunakan tema percintaan. Dapat
dibuktikan ketika kakak dan adik mencintai satu laki-laki yang sama.
2. PENOKOHAN
Adapun tokoh yang ada dalam novel merajut seribu bintang ini, yaitu:
a. Isabel : tokoh protagonis.
b. Viktor : tokoh protagonis.
c. Emilia : tokoh protagonis.
d. Asmarani : tokoh protagonis.
e. Amalia : tokoh protagonis.
f. Rosita : tokoh protagonis.
g. Hendra : tokoh antagonis.
h. Darja : tokoh protagonis.
i. Suami bu guru : tokoh protagonis.
j. Asisten rumah tangga : tokoh protagonis.
3. ALUR
Novel merajut sejuta bintang ini menggunakan alur maju mundur karena
menceritakan tentang perjalanan hidup Isabel dan menceritakan pengalaman enam
taun yang lalu.
4. LATAR
a. Latar tempat
 Fakultas.
 Kantin fakultas.
 Asrama putri.
 Rumah isabela.
 Rumah Emilia dan viktor.
 Sekolah asmarani.
 Tempat percetakan.
 Hotel bintang lima.
 Kantor sat pol res.
 Bar.
b. Latar suasana
 Menyedihkan.
 Mengharukan.

c. Latar waktu
 Pagi hari.
 Siang hari.
 Sore hari.
 Malam hari.
5. SUDUT PANDANG
Novel merajut sejuta bintang ini menggunakan sudut pandan orang ketiga karena
si pengarang menceritakan kehidupan isabela.
6. GAYA BAHASA
Novel merajut sejuta bintang ini menggunakan gaya bahasa Indonesia.
7. AMANAT
 Harus selalu jujur apapun yang terjadi.
 Jangan mudah terpengaruh oleh nafsu.

B. ANALISIS UNSUR EKSTRINSIK


1. LATAR BELAKANG PENGARANG
Abdullah harahap adalah seorang penulis novel horror mister di Indonesia. Ia
lahir di sipirok, tapanuli selatan pada 17 juli 1943. Sebelum menulis novel horo, ia
juga menulis novel roman percintaan, namun namanya melambung berkat novel
horror yang dikarangnya.

2. KONDISI SOSIAL BUDAYA PENGARANG


Abdullah Harahap pernah kuliah di Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Jurusan Civic Hukum tetapi tidak tamat. Menurut Jakob Sumarjo, karya-karya
Abdullah umumnya berbentuk cerita detektif yang diramu dengan unsur horor atau
misteri yang mendekati sifat hantu atau ghotik. Karya seperti itu, hanya dapat
diceritakan oleh pengarang yang menguasai teknik bercerita dengan baik.
Abdullah Harahap pernah bekerja sebagai seorang wartawan. Dia bekerja sebagai
wartawan di harian Gala, Bandung, majalah Senang, Stop, Detektif dan Romantika,
dan Selecta. Dia bekerja melaporkan berita-berita criminal. Dari pekerjaan inilah
yang mengilhami karya-karyanya. Karya cerpennya pernah dimuat di harian
Indonesia Jaya dengan redaktur Ali Shahab.
Hasilnya salah satu karya yakni Misteri Perawan Kubur dicetak ulang oleh
Paradoks,anggota kelompok Kompas, Gramedia. Abdullah Harahap kini masih
menulis skenario film.

3. PENGALAMAN HIDUP PENGARANG


Beberapa karyanya pernah diangkat ke layar lebar di antaranya Penyesalan
Seumur Hidup dan Perempuan Tanpa Dosa. Film "Perempuan Tanpa Dosa" menjadi
film unggulan dalam Festival Film Indonesia tahun 1987. Karya-karya Abdullah
Harahap seringkali dicetak tanpa tahun dan tanpa ISBN. Karyanya antara lain Dikejar
Dosa (1970), Budak dan Budak (1975), Misteri Perawan Kubur, Kekasih yang
Hilang, Penghuni Hutan Parigi (1988), Pemuja Setan (1988), Menebus Dosa Turunan
(1989), Penjelamaan Berdarah (1989), Sumpah Berdarah (1989), Sumpah Leluhur
(1989), Dendam Berkarat dalam Kubur (1989), Babi Ngepet (1990), dan Suara dari
Alam Kubur (1990). Pada tahun 2010, Intan Paramaditha, Eka Kurniawan, dan
Ugoran Prasad membuat suatu gerakan untuk membaca kembali karya-karya
Abdullah Harahap.

BAB 3
PENILAIAN BUKU
A. KELEHIHAN BUKU
1. Harga buku terjangkau
2. Buku tidak terlalu tebal (160 hal)
3. Bahasa mudah dipahami
4. Ceritanya mengajarkan tentang pengorbanan yang dilakukan adik untuk kakaknya
B. KEKURANGAN BUKU
1. Banyak kata kata yang tidak baku
2. Tidak ada gambaranya
3. Kertasnya buram
4. Bau bukunya tidak sedap

BAB 4

A. KRITIK
Novel ini menceritakan tentang pengorbanan seorang adik untuk kakaknya.
B. SARAN
Sebaiknya novel tersebut ditambah motivasi yang lebih bermanfaat lagi dan
mengurangi unsur pornografi serta kalimat kalimat alay
C. KESIMPULAN
Kesimpulan dari novel ini adalah kita harus senantiasa berbuat baik dan selalu
berbuat jujur apapun yang terjadi. Tidak boleh gampang terpengaruh oleh nafsu dan kita
harus bisa mengontrol nafsu kita supaya tidak terjadi hal hal yang tidak diinginkan

Anda mungkin juga menyukai