PERIODE 1 (2018/2019)
Kelompok 2
Nama Mahasiswa/NIM : Ronaldi S Silalahi/104117003
UNIVERSITAS PERTAMINA
2019
PEMETAAN
Qahtan Lukman2, Nurul Habibah Lubis2, Syifa
Nurhaliza2,Wicaksono4,Ronaldi Silalahii*2
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Perencanaan Infrastruktur,
Universitas Pertamina
*Corresponding author: ronaldisasme@gmail.com
Abstrak
Pemetaan di Indonesia umumnya masih dilakukan dengan alat ukur tanah theodolit untuk
mendapatkan titik-titik koordinat di suatu wilayah. Setiap alatukur berpindah tempat, sebanyak itu
pula harus dilakukan pengkondisian agar didapat data yang akurat. Prinsip dasar
pemetaan merupakan pengukuran sudut dan jarak untuk menentukan posisi dari suatu titik. Jika dua
sudut dan satu sisi dari sebuah segitiga diketahui, maka semua sudut dan jarak dari segitiga tersebut
dapat ditentukan. Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk memplot atau menggambarkan
suatu kondisi lapangan yang dituangkan dalam peta. Selain itu untuk menghitung atau menentukan
nilai setiap titik yang telah ditentukan. Dalam praktikum kali ini error yang di dapat tidaklah besar
pada satu sisi, akan tetapi di sisi yang lain memiliki galat yang besar sehingga galat luas juga besar
dan dalam ini bisa disebabkan oleh besar sudut yang terlalu kecil.
Kata kunci: tape roll, theodolite, levelling staff, intersection, gawang, trigonometri
.Abstract
Mapping in Indonesia is generally still done with theodolite soil measuring instruments to obtain
coordinate points in an area. Each measuring instrument is moved, so much conditioning must be
done to obtain accurate data. The basic principle of mapping is measurement of angle and distance
to determine the position of a point. If two angles and one side of a triangle are known, then all
angles and distances from the triangle can be determined. The purpose of this practicum is to plot
or describe a field condition as outlined in the map. In addition to calculating or determining the
value of each predetermined point. In this practice, the error obtained is not large on one side, but
on the other hand has a large error so that the wide error is also large and deep, this can be caused
by large angles that are too small.
b. Meteran
Meteran sering disebut pita ukur atau tape karena umumnya tersaji
dalam bentuk pita dengan panjang tertentu. Sering juga disebut rol meter
karena umumnya pita ukur ini pada keadaan tidak dipakai atau disimpan
dalam bentuk gulungan atau rol. Kegunaan utama meteran mengukur
jarak atau panjang. Dalam praktikum poligon sendiri, meteran digunakan
untuk mengukur tinggi total station pada statif dari permukaan tanah.
c. Statif (Kaki Tiga)
Statif (kaki tiga) berfungsi sebagai penyangga waterpass dengan
ketiga kakinya dapat menyangga penempatan alat yang pada masing-
masing ujungnya runcing, agar masuk ke dalam tanah. Ketiga kaki statif
ini dapat diatur tinggi rendahnya sesuai dengan keadaan tanah tempat alat
itu berdiri. Seperti tampak pada gambar dibawah ini :
Dalam pengukuran tanah sudut merupakan hal yang sangat penting yang mana
sudut-sudut yang diukur dalam pengukuran tanah digolongkan sebagai horizontal
dan Vertikal, tergantung pada bidang datar dimana sudut diukur.
Sudut adalah besaran derajat yang dibentuk oleh dua garis yang berpotong
anpada satu titik. Berdasarkan arah pengukurannya sudut dibedakan menjadi dua,
yaitu;sudut horizontal (H) dan sudut vertikal (V).
e. Sudut Vertikal
Sudut vertikal dalam ukur tanah digunakan untuk menentukan sudut miring
(helling) yang melintang dari bawah ke atas. Sudut vertikal dimulai dari 0°
arahZenit hingga 90° pada bidang/garis horisontal. Kegunaan utama dari
pengukuran sudut vertikal adalah menentukan posisi vertikal dari obyek yang
dibidik. Namun kegunaan praktis dari pengukuran ini cukup banyak. Obyek-obyek
ketinggian di permukaan bumi dapat ditentukan ketinggiannya dari kejauhan
dengan menggunakan tejnik pengukuran ini. obyek-obyek tersebut diantaranya
adalah : tinggi gunung, tinggi pohon, tinggi menara, tinggi gedung dan lain
sebagainya.
VA : 900, 00’,00”
a b c d
a) Theodolit; (b) Tripod; (c) Meteran gulung; (d) Levelling Staff
2.2 Prosedur Pelaksanaan
Untuk prosedur kerja dari praktikum ini adalah membuat setiap titik
dengan menggunakan pasak/kayu pada masing-masing titik. Sebelum
melakukan pengukuran diatur dulu nifo, sudut vertikal/horizontal. Lalu
dilakukan pengukuran theodolit di titik O1, setelah itu diukur sdudut
DO1A, A01B, BO1O2. Kemudian diukur jarak horizontal O1D, O1A,
O1B, dan O1O2, setelah itu diukur elevasi D,A,B dan O dan thedolit juga
di titik O2. Lalu diukur sudut O2B, BO2A, dan AO2O1 dan setelah itu
diukur eleasi disetiap titik O1, B, dan C.
jarak theodolite
Lokasi alat titik tujuan sudut bagian
(m)
O2 9.5
D 10.2 47.21111111
O1
A 9.3 7.936111111
B 10.3 2.5
O1 9.4
C 8.7 62.31666667
O2
A 8.6 10.13888889
B 7.8 2.672222222
Table 4: perhitungan sudut dan jarak
Sudut Bagian
O1
′
< 𝐵 =< 𝐵 = 47.211°
′
< 𝐴 =< 𝐴−< 𝐵 = 55.1472° − 47.2111° = 7.9361°
< 𝐷′ =< 𝐷−< 𝐴 = 57.6472° − 55.1472° = 2.5°
O2
′ ′
< 𝐴 =< 𝐴 = 62.32667°
< 𝐵 ′ =< 𝐵−< 𝐴 = 72.4556° − 62.32667° = 10.13889°
< 𝐶 ′ =< 𝐶−< 𝐵 = 75.12778° − 72.4556° = 2.6722°
Sisi Lahan
𝑃𝑂1 = sin(< 𝐴′) × 𝑆 = sin(7.9361°) × 8.6 = 1.4221
𝐿𝑂1 = sin(< 𝐷′) × 𝑆 = sin(2.5°) × 8.7 = 0.4449
𝑃𝑂2 = sin(< 𝐵′) × 𝑆 = sin(10.13889°) × 10.3 =1.5139
𝐿𝑂2 = sin(< 𝐶′) × 𝑆 = sin(2.6722°) × 10.2 =0.4056
Rta-rata
𝑃𝑂1 + 𝑃𝑂2 1.4221 + 1.5139
𝑃̅ = = = 1.468 𝑚
2 2
𝐿𝑂1 + 𝐿𝑂2 0.4449 + 0.4056
𝐿̅ = = = 0.42527
2 2
Luas Perhitungan
̅ ̅
𝐴 = 𝑃 × 𝐿 = 1.468 × 0.42527 = 0.62429
Galat
|𝐴𝑠𝑙𝑖 − 𝑃𝑒𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛| |1.56 − 1.48|
𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡 = = = 5.897%
𝐴𝑠𝑙𝑖 1.56
|𝐴𝑠𝑙𝑖 − 𝑃𝑒𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛| |0.97 − 0.42527|
𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡 = = = 56.158%
𝐴𝑠𝑙𝑖 0.97
|𝐴𝑠𝑙𝑖 − 𝑃𝑒𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛| |1.5132 − 0.62429|
𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡 = = = 58.744%
𝐴𝑠𝑙𝑖 1.5132
1.2 Sketsa
3.1 Pembahasan
Dalam praktikum kali ini error yang di dapat tidaklah besar pada satu sisi, akan
tetapi di sisi yang lain memiliki galat yang besar sehingga galat luas juga besar
dan dalam ini bisa disebabkan oleh besar sudut yang terlalu kecil.
KESIMPULAN
Jika ditinjau dari kesalahan relatifnya, nilai luas antara data yang didapatkan berdasarkan
pengukuran meteran dan theodolite di titik O1 memiliki kesalahan relatif sebesar 58,74 % , dan
nilai luas antara data yang didapatkan berdasarkan pengukuran meteran dan theodolite di titik
O2 memiliki kesalahan relatif sebesar 5.89 % .
Anggoro Sigit, Agus. 2007. Ilmu Ukur Tanah. Surakarta : Fakultas Geografi, Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Basuki, Slamet. Ilmu Ukur Tanah. Jogjakarta : Gadjah Mada University Press.
Darfis, Irwan. 1995. Penuntun Praktikum Ilmu Ukur Tanah. Faperta Universitas
Wongsotjitro, Soetomo. 1967. Ilmu Ukur Tanah. Penerbit Swada. Jakarta.
Laboratorium Survey dan Pemetaan. (2016). Surveying Lab Manual. Jakarta: ProdiTeknik
Sipil Universitas Pertamina.