8937 19997 1 SM PDF
8937 19997 1 SM PDF
ABSTRACT
Tiar Kusuma Dewi, Priyo Sasmoko, in paper application of programmable logic controller (PLC)
omron CP1E NA20 DRA in control system of fish pellets builders engine explain that better known as PLC or
Programmable Logic Controller is an electronic apparatus that works digitally , has a programmable memory ,
save the commands to perform specific functions such as logic , timing , counting and arithmatik to control
different types of machines or processes through modules input / output analog or digital . PLC will run the
display module according to the mnemonic code is entered into the PLC via the Programming Console or the
CX - Programmer programs . However , here are discussed PLC using the CX - Programmer . OMRON PLC
used is CP1E NA20 DRA . PLC works by observing input ( via sensors related ) , then the process and take
action as needed , ie turn on or turn off the output ( logic 0 or 1 ) . Users create a program that will then be
executed by the PLC in question , so that the tool Fish Pellet Machine Manufacturers Automatic will work as
desired .
170 GEMA TEKNOLOGI Vol. 17 No. 4 Periode Oktober 2013 - April 2014
sensor, dan lain-lain. Data-data masukan yang Or ( OR )
masih berupa sinyal analog akan diubah oleh Instruksi ini dibutuhkan jika urutan kerja
modul input A/D (analog to digital input module) (sequence) pada suatu sistem kontrol hanya
menjadi sinyal digital. Selanjutnya oleh unit membutuhkan salah satu saja beberapa
prosesor sentral atau CPU yang ada di dalam PLC kondisi logika untuk mengeluarkan satu
sinyal digital dan disimpan di dalam ingatan output.
(memory). Logikanya seperti kontak NO Relay
Ladder Diagram simbol :
Bagian-bagian dari Sebuah PLC
Semua instruksi / perintah yang ada di
bawah ini merupakan instruksi paling dasar pada
PLC. Menurut aturan pemprograman, setiap akhir
program PLC harus ada instruksi dasar END yang OR Not ( OR NOT )
oleh PLC dianggap sebagai batas akhir dari Instruksi ini dibutuhkan jika urutan kerja
program. Semua instruksi pemprograman PLC (sequence) pada suatu sistem kontrol hanya
berupa ladder diagram dan bahasa pemprograman membutuhkan salah satu saja beberapa
berupa kode mnemonic. kondisi logika untuk mengeluarkan satu
Load ( LD ) output. Logikanya seperti kontak NC Relay.
Instruksi ini dibutuhkan jika urutan kerja Ladder Diagram simbol :
(sequence) pada suatu sistem kontrol hanya
membutuhkan satu kondisi logika saja dan
sudah untuk mengeluarkan satu output.
Logikanya seperti kontak NO Relay. Ladder Out ( OUT )
Diagram simbol : Instruksi ini berfungsi untuk mengeluarkan
output jika semua kondisi ladder diagram
B sudah terpenuhi. Logikanya seperti kontak
NO Relay. Laddder Diagram simbol :
GEMA TEKNOLOGI Vol. 17 No. 4 Periode Oktober 2013 - April 2014 171
Cara Auto Online adalah melakukan penyettingan
PLC secara otomatis dengan membaca parameter-
parameter di PLC. Dengan menekan tombol Auto
Online di toolbar atau memilih menu di PLC ->
Auto Online -> Auto Online, parameter-parameter
setting PLC seperti: urutan modul, alamat modul,
jenis modul, dan isi program di CPU unit dapat
ditransfer ke CX-Programmer.
Cara ini memudahkan kita karena hanya
cukup mengklik satu tombol. Namun jika PLC
sudah pernah diprogram, Auto Online dapat
menghasilkan error message jika susunan modul-
modul PLC tidak sama ketika diprogram dahulu
kala. Dalam kasus ini, sebaiknya kita melakukan
setting secara manual. Setting secara manual
dilakukan dengan membuat project baru, kemudian
memilih jenis PLC yang digunakan (Device Type).
Lalu memasukkan jenis-jenismodul yang
digunakan dengan cara memilih PLC -> Edit -> IO
Table and Unit Setup.
Sensor
Sensor adalah alat yang digunakan untuk
mendeteksi sesuatu dan sering berfungsi untuk
mengukur magnitude. Sensor adalah jenis
transduser yang digunakan untuk mengubah
variasi mekanis, megnetis, panas, sinar dan kimia
Gambar 3. Flowchart sistem
menjadi tegangan dan arus listrik.
Cara Kerja Aplikasi PLC OMRON CP1E
PRINSIP KERJA SISTEM
NA20 DRA Pada Mesin Pembuat Pelet ikan
Untuk mempermudah dalam memahami
Gambar 4 adalah diagram ladder dan tabel
cara kerja rangkaian aplikasi phototransistor,
kode mnemonic dari program PLC CP1E-NA20
driver relay, motor dc, dan motor ac sebagai
DRA pada mesin pembuat pelet ikan.
kontrol pada proses pencampuran, mixer dan
Proses pertama pada sistem ini adalah
pencetakan pelet menggunakan PLC, maka disini
memasukkan bahan dasar kedalam bak penampung
dibuat blok diagram yang merupakan garis besar
bahan secara berurutan sesuai dengan nomor yang
rangkaian tersebut. Diagram blok rangkaian
ada. Ketika bahan dasar ke tiga dimasukkan maka
tersebut ditunjukkan pada gambar 2.
phototransistor pertama dengan alamat 00000 akan
SENSOR 1 SENSOR 2
terhalang dan proses terhalang tersebut sebagai
inputan high dari alamat 00000 maka alamat
DRIVER 5 V
tersebut akan menghidupkan output 10000 sebagai
5V
12 V
output bayangan. Dan ketika ouput 10000 ON
maka ia akan memberi inputan high pada input
CP1E AC
220V
dibaris berikutnya sehingga timer akan ON. Timer
disini digunakan untuk mendelay pintu 1 supaya
DRIVER 12 V semua bahan masuk dedalam corong bahan dasar
sesuai yang diinginkan. Selanjutnya ketika timer
MOTOR
MOTOR
PINTU 1
MOTOR
PINTU 2
MOTOR
PINTU 3
MOTOR
PENCET
AK
PINTU
MIXER
MOTOR
POMPA AIR selesai maka dia akan bertindak sebagai input high
pada baris selanjutnya sehingga output dengan
MOTOR
MIXER alamat 10001 atau pintu satu akan ON. Output
10001 itu akan menjadi input dari timer
Gambar 2. Diagram blok sistem selanjutnya. Timer 001 adalah sebagai delay atau
waktu tunda dari hidupnya output dengan alamat
Flowchart 10002 atau pintu 2. Jadi apabila timer 001 selesai
Dari diagram blok tadi dapat dibuat maka dia akan menjadi inputan high bagi output
flowchart dari mesin pembuat pelet ikan untuk 10002. Sedangkan bagi output 10001 dengan
lebih memahami langkah – langkah dari hidupnya output 10002 berarti akan memberikan
pembuatan pelet ikan tersebut. Flowchart daris inputan low pada inputnya maka input 10002 akan
sistem ini ditunjukkan pada gambar 3. memutus program sehingga output 10001 akan
mati. Begitu seterusnya sampai dengan ouput
172 GEMA TEKNOLOGI Vol. 17 No. 4 Periode Oktober 2013 - April 2014
dengan alamat 10004 yaitu motor mixer. Ouput tersebut high. Apabila terjadi kesalahan atau
10001, 10002, 10003 dan 10004 akan OFF apabila trouble pada mesin, dapat menghentikan system
salah satu dari output tersebut ON sehingga akan sementara dengan menekan tombol push button
berjalan secarara bergantian. Tetapi untuk output STOP pada alamat 00001 dan dapat
10005 akan hidup apabila output 10004 hidup mengoperasikannya kembali dengan menghalangi
tetapi output 10005 akan menghidupkan timer phototransistor pertama pada alamat 00000
yang akan menunda waktu mati dari output menggunakan tangan atau benda lain tanpa
tersebut. Sehingga ketika timer 005 selesai maka memasukkan bahan baku lagi. Untuk urutan
dengan otomatis output 10005 akan mati. Berbeda diagram mesin dapat dilihat pada gambar 6.
juga dengan jalanya output 10004, dia akan hidup
GND
0 +5V
LM
7805
12 V 1A +5V
1A
2200 µF
GND
CT
5A
4700 µF
LM
7812 100 µF
GND
+12 VDC
0 VAC
MOTOR PINTU 1
470
+12 VDC
L2
02
R
IN
C828
470
C828
MOTOR PINTU 2
CP1E
1K 1K R
PD
470
R3
C828
OUT
01
06
IN
4007
M
MOTOR PINTU 3
07
470
C828
MOTOR PINTU MIXER
IR
R2
PD
470
R3
C828
OUT
IN M
IN
4007
M
MOTOR PENCETAK
MOTOR MIXER
GND
0.00
START/SENSOR 1
0.01 0.02 100.00
Gambar 5. Gambar rangkaian keseluruhan
100.00 STOP SENSOR 2
T006
100.00 001
TIM
Input dan Output PLC Perblok
STOP
#0050
100.01
Prinsip Kerja PLC merupakan peralatan
100.01 STOP PINTU
FUR
MIXER PINTU
MIXER
PINTU
TEPUNG
PINTU DEDAK
kontrol berupa sinyal peralatan input luar (external
input device), dari photodioda, start dan push
PINTU DEDAK
100.01 001
TIM
PINTU DEDAK STOP 001
100.02
button stop yang diterima oleh sebuah PLC. PLC
100.01
PINTU DEDAK
STOP PINTU
FUR
MIXER PINTU
MIXER
PINTU TEPUNG akan memberikan perintah untuk mengerakkan
100.02
002
peralatan output luar (external output device) dari
T002 001 100.01 100.04 100.06
#0200
PINTU FUR
100.03
STOP
001
PINTU
DEDAK
MIXER PINTU
MIXER
PINTU FUR
yang nantinya untuk mengoperasikan sistem kerja
PINTU FUR STOP
TIM
003
#0150
mesin pembuat pelet ikan otomatis.
T003 001 100.02 T006 100.04
Push Button Stop
Start / Sensor 1 Sensor 2
100.04 STOP PINTU MIXER
TEPUNG
MIXER
100.04 001
TIM
MIXER STOP 004
L1 L2/N COM 01 03 05 07 09 11
#0600
100.04 001 100.01 100.03 100.06 T005
100.05
NC 00 02 04 06 08 10
100.05 STOP PINTU PINTU PINTU
POMPA AIR
DEDAK FUR MIXER
POMPA AIR
100.05 001
CP1E
TIM
#0030
END (001)
GEMA TEKNOLOGI Vol. 17 No. 4 Periode Oktober 2013 - April 2014 173
Tabel 2. Hasil Pengukuran Catu Daya 5 VDC
Masukkan bahan dasar
V input
Titik Pengukuran V output
AC
Bak Penampung Bahan 12 V Setelah Dioda 1A 16,9 VDC
Dasar
Setelah Capasitor
1 2 3 12 V 17,1 VDC
2200 µF
Control Panel
12 V Setelah IC LM7805 + 5 VDC
174 GEMA TEKNOLOGI Vol. 17 No. 4 Periode Oktober 2013 - April 2014
alat yang dibuat melalui input dan output PLC. 7. Pancamanunggal. Buku Panduan Training
Hasilnya ditunjukkan pada tabel 8 dan 9. PLC OMRON Tingkat Dasar. Jakarta :
Pancamanunggal.
PENUTUP 8. Setiawan, Hendrix. 2007. Aplikasi dan
Kesimpulan Pemprograman Programmable Logic
Dari percobaan alat dan pengukuran sistem Controller (PLC) dalam Proses
tersebut dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: Pengaturan Sistem Kerja Mesin
Menurut hasil pengujian output, selisih waktu Penggiling Biji Kopi Otomatis . Semarang :
yang diatur dalam PLC dengan waktu yang Universitas Diponegoro.
terukur adalah 0,002 %. 9. Suwanto. 2005. Aplikasi PLC sebagai
Air yang dialirkan belum mampu membuat Penentuan Kecepatan Putar Motor DC
campuran tepung ikan, konsentrat dan dedak dengan Indikator Lampu 220V AC
tercampur dengan baik. Menggunakan Programming Console.
Semarang : Universitas Diponegoro.
Saran 10. Widyaningrum, Widi. 2012. Aplikasi
Saran-saran yang disampaikan dalam Programmable Logic Controller (PLC)
penelitian ini adalah sebagai berikut : Omron CPM1A-10CDR Pada Sistem
Sebaiknya kendali proses harus dipahami Pemanas Mesin Penggiling Biji Kopi
oleh operator agar tidak terjadi kesalahan Otomatis. Semarang : Universitas
dalam menjalankan sistem. Diponegoro.
Komponen-komponen listrik yang akan 11. Zuhal dan Zhanggischan. 2004. Prinsip
digunakan dipastikan berfungsi dengan baik. Dasar Elektroteknik. Jakarta: PT Gramedia
Perawatan pada mesin ini sebaiknya Pustaka Utama.
dilakukan secara berkala untuk menghindari
adanya penurunan sistem kerja alat ini.
Untuk lebih memudahkan para peternak ikan
dalam membuat pelet ikan, sebaiknya alat ini
diberi konveyor dan pemotong yang bisa
disesuaikan ukuran pemotonganya sesuai
dengan tujuan alat ini yang bersifat universal.
Untuk pencampuran tepung ikan konsentrat
dan dedak air yang dipompakan perlu
deprogram secara kontinyu.
DAFTAR PUSTAKA
1. Achmad Afandi, Fikri. 2007. Aplikasi
Phototransistor sebagai Switch PLC
(Programmable Logic Controller) dalam
Pengaturan Solenoid dan Thermocouple
sebagai Pengendali Suhu pada Mesin
Penggiling Biji Kopi Otomatis. Semarang :
Universitas Diponegoro.
2. Bishop, Owen. 2004. Dasar-Dasar
Elektronika. Jakarta: Erlangga.
3. Eko Putra, Agfianto. 2004. PLC : Konsep,
Pemprograman dan Aplikasi (Omron
CPM1A/CPM2A dan ZEN Programmable
Relay). Yogyakarta: GAVAMEDIA.
4. Hasan, Esan. 2000. Rangkaian Dasar
Elektronika. Bandung Ganesa: Exact.
5. Malvino, Albert Paul. 1994. Prinsip-Prinsip
Elektronika. Jakarta: Erlangga.
6. Mukti Hermawan, Tri. 2009. Aplikasi PLC
SYSMAC OMRON CPM1A 30I/O dengan
Sensor Limit Switch RX KW12 pada Pintu
Gerbang Otomatis sebagai Bagian Sistem
Otomatisasi Rumah. Semarang : Universitas
Diponegoro.
GEMA TEKNOLOGI Vol. 17 No. 4 Periode Oktober 2013 - April 2014 175
Tabel 8. Hasil pengujian input PLC
Alamat
Input Aplikasi Kondisi Ket Sebab
PLC
ON Sebagai switch PLC otomatis cahaya LED terhalang bahan dasar
00000 Start / Photo OFF PLC tetap bekerja Phototransistor mendapat sumber cahaya
transistor 1
00001 Push Button Stop ON Un Kontak akan terputus
tuk meg
hentikan mesin
ON Seb cahaya LED terhalang bahan dasar
agai switch PLC oto
00002 Photo matis
transistor 2 OFF PLC tidak bekerja Phototransistor mendapat sumber cahaya
Alamat Waktu
Kond Percobaan
Output Aplikasi Ket Sebab Setting Selisih
isi
PLC
1 2 3 4 R2
100.00 Output ON Lampu Output pada PLC Mendapat inputan “1” dari -
- - - - - -
Bayangan menyala sensor 1
T000 Timer 1 ON Output 10001 terdelay Mendapat inputan “1” dari
4,7 s 4,6 s 4,9 s 5,1 s 4,8 s 5s 0,2 = 0.002 %
Output 10000
Motor ON Motor penenarik pintu PLC mendapat input “1” dari
29,8 s 29,5 s 30,2 s 29,9 s 29.8 s 30 s 0,2 = 0,002 %
10001 penarik bak pertama aktif Phototransistor 1
pintu bak 1 Motor penenarik pintu PLC mendapat input “0” dari
- - - - - -
OFF bak pertama mati timer
T001 Timer 2 ON Output 10002 terdelay Mendapat inputan “1” dari
29,8 s 29,5 s 30,2 s 29,9 s 29.8 s 30 s 0,2 = 0,002 %
Output 10001
Motor ON Motor penenarik pintu PLC mendapat input “1” dari
19,5 s 20,3 s 19,8 s 19,7 s 19,8 s 20 s 0,2 = 0,002 %
10002 penarik bak pertama aktif timer
pintu bak 2 Motor penenarik pintu PLC mendapat input “0” dari
- - - - - - -
OFF bak pertama mati timer
T002 Timer 3 ON Output 10003 terdelay Mendapat inputan “1” dari 19,5 s 20,3 s 19,8 s 19,7 s 19,8 s 20 s 0,2 = 0,002 %
176 GEMA TEKNOLOGI Vol. 17 No. 4 Periode Oktober 2013 - April 2014
Output 10002
Motor ON Motor penenarik pintu PLC mendapat input “1” dari
15,2 s 14,8 s 15,1 s 15,3 s 15,1 s 15 s 0,1 = 0,001 %
10003 penarik bak pertama aktif timer
pintu bak 3 Motor penenarik pintu PLC mendapat input “0” dari
- - - - - - -
OFF bak pertama mati timer
T003 Timer 4 ON Output 10004 terdelay Mendapat inputan “1” dari
15,2 s 14,8 s 15,1 s 15,3 s 15,1 s 15 s 0,1 = 0,001 %
Output 10003
Motor mixer ON Motor mixer aktif PLC mendapat input “1” dari
59,4 s 60,3 s 60,1 s 59,7 s 59.8 s 60 s 0,2 = 0,002 %
10004 timer
OFF Motor mixer mati PLC mendapat input “0” dari
- - - - - - -
timer
T004 Timer 5 ON Output 10006 terdelay Mendapat inputan “1” dari
59,4 s 60,3 s 60,1 s 59,7 s 59.8 s 60 s 0,2 = 0,002 %
Output 10004
Motor ON Motor pompa hidup PLC mendapat input “1” dari
3,2 s 3,4 s 3,1 s 3,5 s 3,3 s 3s 0,3 = 0,003%
10005 pompa timer
OFF Motor pompa mati PLC mendapat input “0” dari
timer - - - - - - -
GEMA TEKNOLOGI Vol. 17 No. 4 Periode Oktober 2013 - April 2014 177