Anda di halaman 1dari 52

Penelitian Kualitatif

Rohmawati Kusumaningtias

Fakultas Ekonomi Unesa


Paradigma kualitatif
Isi Metode penelitian
Contoh penelitian
Paradigma

 Berbeda dalam hal pemikiran itu


biasa
Paradigma

 Akuntansi adalah simbol (tanda) yang diberikan pada sebuah realitas


 Simbol mengandung makna
 Kehadiran makna tergantung pada kesadaran individu ketika berhadapan
dengan simbol
 Kesadaran individu terbentuk melalui interaksi sosial yang kemudian kita sebut
sebagai ➔ kesadaran bentukan (bersifat lokal dan sementara)
 Di samping kesadaran bentukan, seorang individu juga memiliki kesadaran
murni (kesadaran ketuhanan) yang bersifat universal dan baka
 Kedua bentuk kesadaran tersebut dapat digunakan untuk mendapatkan
makna dari sebuah simbol
 Kesadaran (bentukan dan murni) dapat digunakan untuk menciptakan simbol
baru dan makna baru
Seperangkat kepercayaan atau keyakinan dasar

Paradigma yang menuntun seseorang dalam bertindak pada


kehidupan sehari-harinya. Atau merupakan

(Penelitian) seperangkat keyakinan mendasar yang memandu


tindakan-tindakan seseorang, baik tindakan
keseharian maupun dalam penyelidikan ilmiah.
Contoh definisi akuntansi syariah

 Akuntansi Syari’ah (simbol baru) adalah seni dan ilmu meracik informasi
yang berfungsi sebagai doa dan dzikir untuk memenuhi kebutuhan materi,
mental, dan spiritual manusia dalam rangka beribadah dan kembali pada
Tuhan dengan jiwa yang suci dan tenang (makna baru)
Karakteristik Kualitatif
 Seting alamiah
Data dikumpulkan secara langsung dari lingkungan nyata dalam situasi sebagaimana
adanya di tempat subjek melakukan kegiatan sehari-hari.
 Peneliti sebagai Instrumen Utama
Peneliti sendiri sebagai instrumen utama. Semua instrumen berinteraksi dengan
dengan responden yang objek yang diteliti, maka hanya instrumen manusialah yang
dapat berinteraksi dan memaknai berbagai interaksi.
 Bersifat Deskriptif
Data yang terkumpul berbentuk kata-kata atau gambar, bukan angka-angka. Hasil
penelitian berisi deskripsi dan kutipan-kutipan dari kumpulan data yang berasal dari
catatan wawancara, pengamatan, catatan lapangan, foto, rekaman, dokumen
pribadi, dan rekaman-rekaman lain.
 Lebih mementingkan proses daripada hasil
Perhatian lebih dititikberatkan kepada gejala proses daripada hasil dari proses.
Misalnya, peneliti lebih mementingkan bagaimana orang-orang bertukar pikiran untuk
memperoleh pengertian yang sama tentang sesuatu daripada kesamaan pengertian
itu.
Karakteristik Kualitatif
 Analisis data secara induktif
Penelitian kualitatif tidk mencari data untuk memperkuat atau menolak
hipotesis yang telah diajukan sebelum memulai penelitian, tetapi
melakukan abstraksi setelah melihat fenomena-fenomena yang ada.
Kebenaran esensi berasal dari bawah, berasal dari sejumlah besar satuan
bukti yang terkumpul yang saling berhubungan satu dengan lainnya.
 Makna adalah esensial
Makna adalah esensial dan mendapat perhatian utama.
 Laporan bernada studi kasus
Nada laporan lebih bersifat studi kasus, yaitu mendeskripsikan realitas yang
bersifat majemuk.
 Interpretasi ideografik
Peneliti kualitatif menginterpretasikan data secara ideografik (kekhususan
suatu kasus), bukan secara nomotetik (berlaku secara umum), karena
interpretasi yang berbeda akan lebih memberi arti bagi realitas yang
berbeda konteksnya. Karena kekhususan tersebut maka penelitian tersebut
tidak ditujukan untuk generalisasi.
SUBJEK PENELITIAN

 Subjek dalam penelitian kualitatif disebut informan, yaitu orang-orang yang


berada pada latar penelitian. Informan adalah orang-orang yang
dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi, kondisi latar,
dan data penelitian.
 Informan sebagai pembuka jalan berfungsi sebagai pembuka jalan
memasuki seting dan sebagai jembatan komunikasi antara peneliti
dengan situasi penelitian dan masyarakat yang berfungsi sebagai pemberi
data.
 Informan pembuka jalan dipilih orang-orang yang memiliki pengaruh besar
dalam suatu latar penelitian, misalnya pimpinan-pimpinan formal,
pimpinan-pimpinan informal, dan powe etite.
 Informan pemberi data lapangan berfungsi utama pemberi data
penelitian. Informan yang dipilih adalah orang-orang yang benar-benar
mempunyai informasi yang relevan dengan penelitian.
Pemilihan informan sebagai
nonprobability sampling:
 Accidental: untuk memperoleh informan, peneliti dalam waktu tertentu
dengan cara aktif memilih dan menjadikan semua responden yang
mereka ditemui sebagai informan.
 Purposive: peneliti atas dasar rasional tertentu memilih responden untuk
dijadikan informan dalam pengambilan data.
 Quota: pemilihan informan atas dasar jumlah tertentu dan jumlah itu
ditentukan sebelum penelitian.
 Snowball: pemilihan informan yang dimulai dari jumlah kecil, kemudian
atas dasar rekomendasinya menjadi semakin membesar. Di tempat kita
disebut “gethok tular”, di mana respoden yang telah ditemui memberikan
rekomendasi kepada orang lain untuk dijadikan respoden.
INSTRUMEN PENELITIAN
 Kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif cukup kompleks, ia sebagai perencana,
pelaksana pengumpul data, analisis, penafsir, dan pada akhirnya ia sebagai pelapor.
Pengertian peneliti sebagai instrumen cocok, karena ia menjadi segalanya dalam keseluruhan
proses penelitian.
 Peneliti sebagai instrumen harus memenuhi persyaratan:
 Trustworthiness
 Responsif: Ia bersifat interaktif terhadap lingkungannya.
 Dapat menyesuaikan: sebagai instrumen peneliti harus dapat menyesuaikan pada keadaan dan situasi
pengumpulan data.
 Menekankan keutuhan: manusia sebagai instrumen memanfaatkan imajinasi dan kreativitasnya dan
memandang dunia sebagai suatu keutuhan. Pandangan yang menekankan keutuhan memberikan
kesempatan kepada peneliti memandang konteksnya di mana ada dunia nyata bagi subjek dan
responden dan memberikan suasana, keadaan, dan perasaan.
 Mendasarkan diri pada perluasan pengetahuan: dalam hal-hal tertentu, manusia sebagai instrumen
terdapat kemampuan untuk memperluas dan meningkatkan pengetahuan itu berdasarkan pengalaman-
pengalaman praktisnya.
 Memproses data secepatnya: peneliti harus memproses data secepatnya begitu memperoleh data.
 Memanfaatkan kesempatan untuk mengklarifikasi dan mengikhtisarkan: kemampuan untuk menjelaskan
sesuatu yang kurang difahami respoden, memperoleh kejelasan mengenai berbagai hal, menggali lebih
dalam, dan menguji secara silang informasi yang semula meragukan.
 Memanfaatkan kesempatan untuk memperoleh respon yang tidak lazim: kemampuan untuk menggali
informasi yang lain dari yang lain, yang tidak direncanakan semula, yang tidak terduga lebih dahulu, atau
tidak lazim terjadi.
15 DESAIN PENELITIAN

 Pengumpulan data
 Keabsahan data
 Analisis data
 Penyajian
16 Pengumpulan data

 Penentuan sampel dan informan


 Memasuki lapangan
 Metode pengumpulan data
17 Penentuan Sampel dan Informan

Penentuan sampel tidak dimaksudkan untuk


mendapatkan representasi data yang
bertujuan generalisasi temuan
Tetapi dimaksudkan untuk menghasilkan
deskripsi temuan yang luas dan mendalam
mengenai suatu fenomena
Temukan informan-informan kunci untuk
mengungkap dibalik yang tampak
Kembangkan strategi yang kontekstual
18 Memasuki Lapangan

Keberhasilan dalam memasuki lapangan


tergantung kepiawaian dan kepekaan peneliti
Peranan informan kunci sangat penting
Mengembangkan sikap simpatik dan empatik
dengan komunitas lapangan
Peneliti memposisikan diri sebagai mitra, bukan
orang yang sekedar melihat dan mencari
Pengertian lapangan tidak terbatas pada
dimensi ruang khusus
19 Metode Pengumpulan Data

 Wawancara/Interviews
 Observasi berpartisipasi
 Dokumentasi
 Catatan-catatan dalam arsip
 Artefak fisik/Physical artefacts (technological devices, tools or instruments,
a work of art)
20 Tentang Wawancara

 Dilakukan secara alamiah dan dalam suasana


yang tidak formal
 Lebih tepat disebut sebagai dialog
 Peneliti banyak mendengar, sedikit bicara
 Sebaiknya tidak dilakukan hanya pada sekali
kesempatan
 Dilakukan pada waktu dan suasana apapun
 Berkaitan dengan aktifitas pengamatan berperan
serta
21 Instrumen Pengumpulan Data

 Manusia
 Recorder
 Kamera & video

Hasil penggalian data dari lapangan harus segera dicatat dalam bentuk
transcript sebagai fieldnotes
22 Tentang Transkript sebagai Fieldnotes

 Sebagai bukti historis pengumpulan data di


lapangan
 Disebut juga sebagai kertas kerja penelitian
 Berisi berbagai catatan atas temuan (yang
bersumber dari wawancara, pengamatan dan
dokumentasi), waktu penemuan, kondisi pada saat
menemukan, dan komentar peneliti
 Disiplin dalam mencatat akan menjaga kredibilitas
data
 Ingat, pada dasarnya daya ingat manusia terbatas
Keahlian yang Diperlukan untuk
23
Pengumpulan Data
 Ask good question and be a good listener
 Be adaptive and flexible (new = opportunity; not always as planned)
 Have a firm grasp on the issue (relevant events and information)

Not mechanical recording


Recognize deviations,
contradictions
 Be unbiased by preconceived notions

Be open to contrary findings


24 Etika dalam Pengumpulan Data

 Menjaga privacy informan


 Investigasi dilakukan dengan cara yang bermartabat
 Saat pengumpulan data lebih baik menyesuaikan dengan kesempatan
yang dimiliki oleh informan, sehingga peneliti pada pihak yang
menyesuaikan
25 Keabsahan data

 Keterandalan:
- Kredibilitas (keterpercayaan)
- Dependabilitas (ketergantungan)
- Konfirmabilitas (kepastian)
 Triangulasi
 Ketekunan dalam pengamatan
 Hubungan yang empatik
 Penjelasan secara kontekstual
26 Analisis dan Interpretasi Data (1)

 Analisis data meliputi proses aktifitas


mengorganisasikan dan mengurutkan data
 Berlangsung dinamis yang dilakukan secara
simultan dengan pengumpulan data
 Mereduksi data berdasarkan pada suatu kategori
data
 Kategori dapat didasarkan pada tema-subtema
yang terdapat pada suatu teori tertentu
27 Analisis dan Interpretasi Data (2)

 Kedalaman analisis tergantung pada usaha eksplorasi data


 Interpretasi sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai diri peneliti
 Hasil interpretasi akan menggambarkan suatu sintesa temuan lapangan,
perspektif teorinya, dan kerangka nilai yang melekat pada peneliti
28 PENYAJIAN

 Penulisan bersifat naratif


 Data banyak disajikan dalam bentuk kutipan langsung kata-kata dari
informan
 Thick Description
 Penamaan dan jumlah bab tergantung isu penting yang ingin diangkat
oleh peneliti atas fenomena yang dikajinya
Miles dan Huberman (1984 : 21 – 23) menyebutkan ada
empat komponen yang digambarkan ke dalam model
Flow model dan Interactive model sebagai berikut :

Data Collec tion period

DATA REDUCTION
Anticip atory During Post

DATA DISPLAY
During Post

CONCLUSION DRAWING / VERIFICATION


During Post

Gambar 1 Flow model


Positive Interpretive

Critic Posmodernisme
Paradigma

Religius Spiritualis
Interpretive
Menyusun bangunan
Paradigma interpretif
(merekontruksi) ilmu ideografik,
dimaksudkan untuk memahami
yaitu memberikan deskripsi
dunia sebagaimana adanya,
Maksud &
atas fenomena berdasar
memahami sifat fundamental
realitas yang ada dan tidak
dunia sosial pada level
ada pretensi untuk mencari
Tujuan pengalaman subyektif
generalisasi.

Interpretif
 Manusia dalam berilmu pengetahuan tidak dapat

Asumsi Dasar lepas dari pandangan moralnya, baik pada taraf


mengamati, menghimpun data, menganalisis,
maupun dalam membuat kesimpulan.
Yang  Menghindari pemaknaan atas kerangka pikir peneliti
dan menjamin munculnya pemaknaan dari subyek

dilakukan atau masyarakat yang diteliti.


 Pendekatan holistik dalam wujud meneliti obyek
dalam dalam keseluruhan yang utuh (tidak mengeliminasi
variabel atau faktor).
Interpretif  Keterlibatan langsung peneliti dengan terteliti.
Model Interpretif Geertz

 Tokoh pengembangnya Clifford Geertz (1970-an).


 Mencari makna bukan mencari hukum, yaitu
makna dibalik yang data empirik sensual.
 Budaya merupakan fenomena hermeneutik yang
memerlukan pemaknaan, bukan memerlukan
penjelasan kausal.
 Memaknai konsep-konsep terteliti tentang
imajinasinya, makna simbolik kata-katanya,
institusinya, perilakunya, dll.
 Interpretation of interpretation.
 Interaksi simbiolis
 Fenomenologi
 Hermeneutik Interpretive:
 Grounded theory “to interpret” or
 Dramaturgi “to understand”
 Etnometodologi
not “to explain”
 Etnografi
Contoh
penelitian
dengan  Selintas tentang hermenetik
 Contoh penafsiran teks
paradigma  Menulis laporan

interpretive-
hermenetik
 Hermenetika berasal dari kata kerja Yunani hermeneuien
yang berarti menafsirkan atau menerjemahkan
 Hermeneuien (juga) merupakan derivasi kata Hermes, yaitu
nama seorang dewa dalam mitologi Yunani yang bertugas
menyampaikan dan menjelaskan pesan dari Sang Dewa
kepada manusia
 Atau, Hermes adalah seorang utusan yang memiliki tugas
Definisi menyampaikan pesan Yupiter kepada manusia
 Atau, Hermes adalah Nabi Idries a.s. yang bertugas
menerjemahkan bahasa Tuhan (langit ) menjadi bahasa
bumi yang mudah dipahami manusia
 Atau, Hermes dalam tradisi Yahudi dipahami sebagai Nabi
Musa yang juga bertugas menyampaikan pesan-pesan
Tuhan pada manusia
 Secara sederhana, hermenetika dapat diartikan sebagai
seni atau ilmu menafsirkan teks
PERKEMBANGAN DAN TOKOH
HERMENETIKA
 Periode awal, abad ke-19, hermeneutical theory dengan tokoh utama
Friedrich Schleiermacher (1768-1834) (termasuk juga di dalamnya Emilio
Betti)
 Periode abad ke-20, philosophical hermeneutics dengan tokoh utama
Martin Heidegger (1889-1976) (termasuk di dalamnya Hans-Georg
Gadamer)
 Periode akhir, critical hermeneutics dengan tokoh utama Jurgen Habermas
Pengantar_Hermeneutik

 Hermenetika filosofis Gadamer menyatakan bahwa teks didatangi


dengan subyektivitas penafsir dalam realitas historis kekinian untuk
memproduksi makna
 Teks dalam pengertian awalnya adalah segala sesuatu yang ter(di)tulis.
Pengertian yang lebih luas juga mencakup segala sesuatu yang ada
dalam kehidupan manusia, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis
 Subyektifitas manusia adalah kesadaran yang terbentuk melalui interaksi
sosial. Kesadaran ini terus bertumbuh tanpa henti sesuai dengan
lingkungan sosial di mana manusia tersebut hidup dan menjalani
kehidupan. Pertumbuhan kesadaran antara manusia yang satu dengan
manusia yang lain tidak pernah ada yang sama
 Kesadaran kemanusiaan inilah yang menyebabkan subyektivitas
penafsiran, sehingga makna dari sebuah teks sangat beragam
Multi makna teks

 Subyektivitas manusia yang beragam menyebabkan makna dari sebuah


teks menjadi beragam. Dengan demikian, tidak ada makna tunggal atas
sebuah teks
 Masalahnya adalah jika makna sebuah teks itu banyak, lalu mana makna
yang benar
 Jawabnya adalah bahwa semua makna tersebut adalah benar. Bahkan
kedudukan kebenaran makna tersebut sama. Makna yang satu tidak lebih
benar dari makna yang lain
Apa makna laba
Contoh
bagi karyawan dan
rumusan
masalah: pemegang saham
perusahaan x?
Data _ Karyawan

 Karyawan 1: “asyiiik,… dapat bonus tiga kali gaji”


 Karyawan 2: “alhamdulillah tahun ini saya dapat bonus. Tadi saya baca
pengumuman manajer pusat di internet.”
 Karyawan 3: “yah, lumayan tahun ini dapat bonus! Tapi tiap tahun saya
pusing, harus kerja keras, ngejar tarjet…” (karyawan pemasaran)
 Karyawan 4: “tadi pagi manajer pusat ngasih info, laba tahun ini sudah
sedikit melebihi tarjet.”
Data_pemegang saham

 Pemegang saham 1: “tahun ini seperti tahun-tahun sebelumnya, laba


perusahaan sudah memenuhi tarjetnya. Yah, lumayan, berarti ada
dividen…”
 Pemegang saham 2: “saya bukan tipe risk taker yang bisa berspekulatif di
bursa efek untuk mendapatkan keuntungan besar. Saya lebih suka
mendapatkan dividen daripada mendapatkan gain dari bursa. Bagi saya
mendapatkan dividen sebagai bagian dari laba perusahaan lebih
menjaga moral saya ketimbang bermain di bursa…”
Data pengamatan 1
 Di akhir tahun, biasanya karyawan perusahaan x cabang Malang memasang telinga
lebar-lebar untuk mendapatkan info tentang seberapa besar laba perusahaan sudah
dicapai. Biasanya di akhir tahun itu mereka sudah mendengar bocoran informasi.
Semua karyawan di cabang Malang ini berharap perusahaan dapat mencapai tarjet
laba. Pencapaian tarjet bagi mereka sangat penting, karena jika tarjet laba sudah
dipenuhi, maka mereka akan mendapatkan bonus
 Tetapi bila sebaliknya, artinya tarjet laba tidak tercapai, mereka akan mendapatkan
banyak “amarah” dari pimpinan cabangnya
 Selama beberapa tahun perusahaan selalu dapat mencapai tarjet, sehingga mereka
tidak terlalu khawatir bahwa perusahaan merugi
 Dalam kenyataannya mereka sehari-hari selalu bekerja keras sesuai dengan arahan dan
kehendak pimpinan cabang. Pimpinan cabang juga berkepentingan agar cabagn
Malang ini juga mencapai tarjet laba. Sebab jika tidak mencapai laba yang telah
ditetapkan, maka ia juga akan menjadi sasaran “amarah” dari pimpinan pusat
 Kerja keras juga tampak terlihat di sebagian besar karyawan pemasaran. Sebagian
karyawan pemasaran bahkan bekerja di luar hari kerja, sekedar untuk mencari
pelanggan
Klasifikasi data

 Dengan menggunakan teknik analisa Hermenetika Gadamer, maka


makna laba adalah:
1. Bonus (bagi karyawan)
2. Kerja keras (bagi karyawan)
3. Dividen (bagi pemegang saham)
4. Moral (bagi pemegang saham)
 Gadamer menerima keempat makna tersebut. Bagi gadamer, tidak ada
makna tunggal dari teks laba. Semua makna adalah benar.
Laporan

 Bab 1: Pendahuluan
 Bab 2: Metodologi dan Metode Penelitian
 Bab 3: Konsep Hermenetika Gadamer
 Bab 4: Sketsa Temuan Penelitian
 Bab 5: Laba sebagai Bonus
 Bab 6: Laba sebagai Kerja Keras
 Bab 7: Laba sebagai Dividen
 Bab 8: Laba sebagai Moral
 Bab 9: Penutup
Contoh artikel:

Anda mungkin juga menyukai