Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH IMPLEMENTASI JENIS-JENIS PELANGGARAN

ETIKA DAN PENILAIANNYA

Dosen Pengampu: Rizki Kurniati S.Si.,Apt

Disusun oleh:

KELOMPOK 5

1. Indra Burlian ( 163110069/C )


2. Ira Astarin ( 163110070/C )
3. M.Ikbal ( 163110110/D )
4. Nadiatul Utami ( 163110113/D )
5. Ni Made Sri S ( 163110116/D )

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TULANG BAWANG
LAMPUNG
2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. Atas segala Rahmat,
Hidayah, dan ridho-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah Mata
Kuliah Etika Farmasi tentang Pelanggaran Etika Farmasi di Rumah Sakit.

Makalah Etika Farmasi ini bertujuan untuk memberikan gambaran atau


informasi mengenai Pelanggaran Etika Farmasi di Rumah Sakit, baik Contoh
kasusnya beserta pembahasannya.

Kami mengharapkan agar makalah yang kami buat ini dapat diterima dan
bermanfaat bagi kita semua.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Penyusun

Kelompok 5

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam membahas Etika sebagai ilmu yang menyelidiki tentang
tanggapan kesusilaan atau etis, yaitu sama halnya dengan berbicara moral
(mores). Manusia disebut etis, ialah manusia secara utuh dan menyeluruh
mampu memenuhi hajat hidupnya dalam rangka asas keseimbangan antara
kepentingan pribadi dengan pihak yang lainnya, antara rohani dengan
jasmaninya, dan antara sebagai makhluk berdiri sendiri dengan
penciptanya. Termasuk di dalamnya membahas nilai-nilai atau norma-
norma yang dikaitkan dengan etika.
Profesi adalah aktivitas intelektual yang dipelajari termasuk
pelatihan yang diselenggarakan secara formal ataupun tidak formal dan
memperoleh sertifikat yang dikeluarkan oleh sekelompok / badan yang
bertanggung jawab pada keilmuan tersebut dalam melayani masyarakat,
menggunakan etika layanan profesi dengan mengimplikasikan kompetensi
mencetuskan ide, kewenangan ketrampilan teknis dan moral serta bahwa
perawat mengasumsikan adanya tingkatan dalam masyarakat.
Seiring dengan perkembangan zaman semakin banyak pelanggaran
kode etik oleh sebagian besar profesi terutama profesi kesehatan. Dan
karena adanya perubahan Globalisasi yang sering bisa membuat Profesi
menjadi tidak berjalan semestinya sebab kalau seorang Profesi tidak
mengikuti perkembangan Globalisasi maka dia akan tidak percaya diri
untuk menjalankan Profesinya tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
1. Definisi Etika
2. Contoh Etika
3. Definisi Profesi
4. Pengertian Profesi
5. Ciri-Ciri Profesi
6. Peranan Etika Dalam Profesi
7. Etika Profesi
8. Prinsip - Prinsip Etika Profesi

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk memahami
implementasi jenis-jenis dan pelanggaran etika dan penilaiannya.

1.4 Manfaat Penulisan


Manfaat dari penulisan makalah ini adalah dapat memberi
informasi mengenai pelanggaran-pelanggaran studi kasus dalam dunia
kesehatan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Etika


1.Defenisi Etika Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan (1998) merumuskan pengertian etika dalam tiga arti
sebagai berikut:
a. Ilmu tentang apa yang baik dan buruk, tentang hak dan kewajiban
moral.
b. Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak.
c. Nilai mengenai benar dan salah yang dianut di masyarakat.
Dari asul-usul katanya, etika berasal dari bahasa
Yunani "ethos" yang berarti adat istiadat atau kebiasaan yang
baik.Etika biasanya berkaitan erat dengan perkataan moral yang
merupakan istilah dari bahasa Latin, yaitu “Mos” dan dalam bentuk
jamaknya “Mores”, yang berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup
seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan), dan
menghindari hal-hal tindakan yang buruk. Bertolak dari kata tersebut,
akhirnya etika berkembang menjadi studi tentang kebiasaan manusia
berdasarkan kesepakatan, menurut ruang dan waktu yang berbeda.
Istilah lain yang identik dengan etika, yaitu: usila (Sanskerta), lebih
menunjukkan kepada dasar-dasar, prinsip, aturan hidup (sila) yang
lebih baik (su). Dan yang kedua adalah Akhlak (Arab), berarti moral,
dan etika berarti ilmu akhlak.
2.Definisi Etika Menurut Para Ahli
a. Abdullah dalam buku yang berjudul Pengantar Studi
Etika (2006:4) menjelaskan arti kata etika berdasarkan
etimologinya yang berasal dari bahasa Yunani, ethos, yang
bermakna kebiasaan atau adat-istiadat.
b. Bertens dalam Etika seri Filsafat Atma Jaya (1993:4) memaparkan
pengertian etika dalam dalam bentuk jamak ta etha yang juga
berarti adat kebiasaan.
c. Riady dalam Filsafat Kuno dan Manajemen Modern (2008:189)
menjelaskan bahwa etika dalam bahasa Latin diartikan
sebagai Moralis yang berasal dari kata Mores dengan makna adat-
istiadat yang realistis bukan teoritis.
d. Abdullah dalam buku yang berjudul Pengantar Studi
Etika (2006:12) mengatakan bahwa secara umum, ruang lingkup
etika meliputi:
1) Menyelidiki sejarah tentang tingkah laku manusia.
2) Membahas cara menghukum dan menilai baik buruknya suatu
tindakan.
3) Menyelidiki faktor yang mempengaruhi tingkah laku manusia.
4) Untuk menerangkan mana yang baik dan mana yang buruk.
5) Untuk meningkatkan budi pekerti.
6) Untuk menegaskan arti dan tujuan hidup sebenarnya.
e. Menurut Profesor Robert Salomon, etika dapat dikelompokkan
menjadi dua yaitu :
1) Etika merupakan karakter individu, dalam hal ini termausk
bahwa orang yang beretika adalah orang yang baik. Pengertian
ini disebut pemahaman manusia sebagai individu yang beretika.
2) Etika merupakan hukum sosial. Etika merupakan hukum yang
mengatur, mengendalikan serta membatasi perilaku manusia.

2.2 Contoh Etika


Berikut adalah contoh dari etika :
1. Etika Pribadi. Misalnya seorang yang berhasil dibidang usaha
(wiraswasta) dan menjadi seseorang yang kaya raya (jutawan). Ia
disibukkan dengan usahanya sehingga ia lupa akan diri pribadinya
sebagai hamba Tuhan. Ia mempergunakan untuk keperluan-keperluan
hal-hal yang tidak terpuji dimata masyarakat (mabuk-mabukan, suka
mengganggu ketentraman keluarga orang lain). Dari segi usaha ia
memang berhasil mengembangkan usahanya sehingga ia menjadi
jutawan, tetapi ia tidak berhasil dalam mengembangkan etika
pribadinya.
2. Etika Sosial. Misalnya seorang pejabat pemerintah (Negara) dipercaya
untuk mengelola uang negara. Uang milik Negara berasal dari rakyat
dan untuk rakyat. Pejabat tersebut ternyata melakukan penggelapan
uang Negara untuk kepentingan pribadinya, dan tidak dapat
mempertanggungjawabkan uang yang dipakainya itu kepada
pemerintah. Perbuatan pejabat tersebut adalah perbuatan yang merusak
etika social.
3. Etika moral berkenaan dengan kebiasaan berperilaku yang baik dan
benar berdasarkan kodrat manusia. Apabila etika ini dilanggar
timbullah kejahatan, yaitu perbuatan yang tidak baik dan tidak benar.
Kebiasaan ini berasal dari kodrat manusia yang disebut moral.
Contoh etika moral:
a) berkata dan berbuat jujur
b) menghargai hak orang lain
c) menghormati orangtua dan guru
d) membela kebenaran dan keadilan
e) menyantuni anak yatim/piatu

2.3 Definisi Profesi


Defenisi Profesi Menurut Beberapa Para Ahli:
a. Schein, E.H (1962)
Profesi adalah suatu kumpulan atau set pekerjaan yang
membangun suatu set norma yang sangat khusus yang berasal dari
perannya yang khusus di masyarakat.
b. Hughes, E.C (1963)
Profesi menyatakan bahwa ia mengetahui lebih baik dari
kliennya tentang apa yang diderita atau terjadi pada kliennya.
c. Daniel Bell (1973)
Profesi adalah aktivitas intelektual yang dipelajari termasuk
pelatihan yang diselenggarakan secara formal ataupun tidak formal dan
memperoleh sertifikat yang dikeluarkan oleh sekelompok / badan yang
bertanggung jawab pada keilmuan tersebut dalam melayani
masyarakat, menggunakan etika layanan profesi dengan
mengimplikasikan kompetensi mencetuskan ide, kewenangan
ketrampilan teknis dan moral serta bahwa perawat mengasumsikan
adanya tingkatan dalam masyarakat.
d. Paul F. Comenisch (1983)
Profesi adalah "komunitas moral" yang memiliki cita-cita dan nilai
bersama.
1. Defenisi profesi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
Profesi adalah bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan
keahlian (ketrampilan, kejuruan, dan sebagainya) tertentu.
a) K. Bertens
Profesi adalah suatu moral community (masyarakat moral) yang
memiliki cita-cita dan nilai-nilai bersama.
b) Siti Nafsiah
Profesi adalah suatu pekerjaan yang dikerjakan sebagai sarana
untuk mencari nafkah hidup sekaligus sebagai sarana untuk mengabdi
kepada kepentingan orang lain (orang banyak) yang harus diiringi pula
dengan keahlian, ketrampilan, profesionalisme, dan tanggung jawab.
c) Doni Koesoema A
Profesi merupakan pekerjaan, dapat juga berwujud sebagai jabatan
di dalam suatu hierarki birokrasi, yang menuntut keahlian tertentu serta
memiliki etika khusus untuk jabatan tersebut serta pelayananbaku terhadap
masyarakat.
Maka Kesimpulannya pekerjaan tidak sama dengan profesi. Istilah
yang mudah dimengerti oleh masyarakat awam adalah: sebuah profesi
sudah pasti menjadi sebuah pekerjaan, namun sebuah pekerjaan belum
tentu menjadi sebuah profesi. Profesi memiliki mekanisme serta aturan
yang harus dipenuhi sebagai suatu ketentuan, sedangkan kebalikannya,
pekerjaan tidak memiliki aturan yang rumit seperti itu. Hal inilah yang
harus diluruskan di masyarakat, karena hampir semua orang menganggap
bahwa pekerjaan dan profesi adalah sama.

3. Pengertian profesi
Profesi, adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan pokok
untuk menghasilkan nafkah hidup dan yang mengandalkan suatu
keahlian.

4. Peranan Etika Dalam Profesi


1. Nilai-nilai etika itu tidak hanya milik satu atau dua orang, atau
segolongan orang saja tetapi milik setiap kelompok masyarakat,
bahkan kelompok yang paling kecil yaitu keluarga sampai pada
suatu bangsa. Dengan nilai-nilai etika tersebut, suatu
kelompok diharapkan akan mempunyai tata nilai untuk mengatur
kehidupan bersama.
2. Salah satu golongan masyarakat yang mempunyai nilai-nilai yang
menjadi landasan dalam pergaulan baik dengan kelompok atau
masyarakat umumnya maupun dengan sesama anggotanya, yaitu
masyarakat profesional. Golongan ini sering menjadi pusat
perhatian karena adanya tata nilai yang mengatur dan tertuang
secara tertulis (yaitu kode etik profesi) dan diharapkan menjadi
pegangan para anggotanya.
3. Sorotan masyarakat menjadi semakin tajam manakala perilaku-
perilaku sebagian para anggota profesi yang tidak didasarkan pada
nilai-nilai pergaulan yang telah disepakati bersama (tertuang dalam
kode etik profesi), sehingga terjadi kemerosotan etik
pada masyarakat profesi tersebut. Sebagai contohnya adalah pada
profesi hukum dikenal adanya mafia peradilan, demikian juga pada
profesi dokter dengan pendirian klinik super spesialis di daerah
mewah, sehingga masyarakat miskin tidak mungkin menjamahnya.

2.4 .Etika Profesi


Menurut para ahli maka etika tidak lain adalah aturan prilaku,
adat kebiasaan manusia dalam pergaulan antara sesamanya dan
menegaskan mana yang benar dan mana yang buruk. Perkataan etika atau
lazim juga disebut etik, berasal dari kata Yunani ETHOS yang berarti
norma-norma, nilai-nilai, kaidah-kaidah dan ukuran-ukuran bagi tingkah
laku manusia yang baik. Berikut ini merupakan pengertian etika farmasi
menurut para ahli :
1. Drs.O.P. Simorangkir : Etika atau etik sebagai pandangan manusia
dalam berprilaku menurut ukuran dan nilai yang baik.
2. Drs. Sidi Gajalba dalam sistematika filsafat : etika adalah teori
tentang tingkah laku perbuatan manusia dipandang dari segi baik dan
buruk, sejauh yang dapat ditentukan oleh akal.
3. Drs. H. Burhanudin Salam : etika adalah cabang filsafat yang
berbicara mengenai nilai dan norma moral yang menentukan prilaku
manusia dalam hidupnya.
4. Anang Usman, SH., MSi, Etika profesi adalah sebagai sikap hidup
untuk memenuhi kebutuhan pelayanan profesional dari klien dengan
keterlibatan dan keahlian sebagai pelayanan dalam rangka kewajiban
masyarakat sebagai keseluruhan terhadap para anggota masyarakat
yang membutuhkannya dengan disertai refleksi yang seksama.
Istilah lain yang identik dengan etika, yaitu:
1. Susila (Sanskerta), lebih menunjukkan kepada dasar-dasar,
prinsip aturan hidup (sila) yang lebih baik (su).
2. Akhlak (Arab), berarti moral, dan etika berarti ilmu akhlak.
2.5 .Prinsip-prinsip Etika Profesi:
1. Tanggung jawab
a) Terhadap pelaksanaan pekerjaan itu dan terhadap hasilnya.
b) Terhadap dampak dari profesi itu untuk kehidupan orang lain atau
masyarakat pada umumnya.
2. Keadilan
Prinsip ini menuntut kita untuk memberikan kepada siapa saja apa yang
menjadi haknya.
3. Otonomi.
Prinsip ini menuntut agar setiap kaum profesional memiliki dan
diberi kebebasan dalam menjalankan profesinya.
BAB III
KASUS

3.1 Implementasi Pelanggaran Etika Profesi Apoteker


A. Kasus 1: Informasi Apoteker Belum Memenuhi Hak Pasien
Kasus
Pada kasus ini apoteker belum memenuhi hak pasien
karena belum memberikan infomasi yang jelas dan benar mengenai
obat yang diberikan atau diresepkan oleh dokter dari cara
pemakaian, penyimpanan, efek samping dan hal-hal lain yang
berkaitan dengan penggunaan obat yang dikonsumsi sehingga
memberi efek yang fatal atau buruk karena pasien
tidak mendapatkan kenyamanan dan keselamatan dalam
penggunaan obat (produk).

B. Kasus 2 :Pasien mendapatkan perlakuan yang tidak sopan oleh


Apoteker
Kasus
Pada kasus ini petugas Instalasi Farmasi Rumah Sakit tidak
memberikan pelayanan secara maksimal kepada pasien. Di
karenakan informasi yang tidak jelas dan sikap yang tidak sopan
dan ramah dari cara berbicara nya, sikap dan prilaku yang tidak
pantas untuk di ucapkan kepada pasien.karena pasien tidak
mendapatkan pelayanan yang baik oleh petugas Instalasi Farmasi
Rumah Sakit.
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Kajian Pelanggaran Etika oleh Apoteker


Pelanggaran-pelanggaran yang terkait mengenai Apoteker yang
tidak memberikan informasi yang jelas kepada pasien adalah :
1. Kode Etik Apoteker Indonesia
Pasal 7 : “Seorang Apoteker harus menjadi sumber
informasi sesuai dengan profesinya”.
Pasal 9 : “Seorang Apoteker melakukan praktik kefarmasian harus
mengutamakan kepentingan masyarakat, menghormati hak azasi
pasien dan melindungi makhluk hidup insane”.
2. UU No. 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan
Yang menyatakan bahwa : Pekerjaan kefarmasian adalah
pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi,
pengamanan pengadaan, penyimpanan dan distribusi obat,
pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan
informasi obat, serta pengembangan obat, bahan obat, dan obat
tradisional.
3. UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlidungan Konsumen
a) Pasal 4a
Hak konsumen adalah :
Hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam
mengkonsumsi barang dan/atau jasa.
b) Pasal 7b
Kewajiban pelaku usaha adala :
Memberikan informasi yang benar, jelas, dan jujur
mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa, serta
memberikan penjelasan penggunaan, perbaikan, dan
pemeliharaan.
4. SK Menkes RI No 1197/MENKES/SK/X/2004 tentang Standar
Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit
Tujuan pelayanan farmasi ialah :
a) Melangsungkan pelayanan farmasi yang optimal baik dalam
keadaan biasa maupun dalam keadaan gawat darurat, sesuai
dengan keadaan pasien maupun fasilitas yang tersedia
b) Menyelenggarakan kegiatan pelayanan profesional berdasarkan
prosedur kefarmasian dan etik profesi
c) Melaksanakan KIE (Komunikasi, Informasi dan
Edukasi)mengenai obat
d) Menjalankan pengawasan obat berdasarkan aturan-aturan yang
berlaku
e) Melakukan dan memberi pelayanan bermutu melalui analisa,
telaah dan evaluasi pelayanan
f) Mengawasi dan memberi pelayanan bermutu melalui analisa,
telaah dan evaluasi pelayanan
4.2 Solusi
Dalam pencegahan pelanggaran kode etik apoteker tersebut diperlukan
strategi antara lain:
1. Adanya kebijakan tentang pelayanan farmasi klinis dari pemerintah
maupun pimpinan rumah sakit bersangkutan
2. Adanya dalam praktek KIE dalam pelayanan dfarmasi di rumah sakit.
3. Adanya kegiatan riset dan pengembangan yang dilaksanakan serta
pendidikan dan pelatihan
4. Adanya auditing sebagai proses umpan balik untuk perbaikan dan
memberi jaminan kualitas yang dikehendaki
5. Mempertinggi kemampuan untuk memberdayakan farmasi rumah sakit
6. Kepentingan dan tujuan kegiatan farmasi klinis harus dimengerti dan
disepakati oleh petugas-petugas kesehatan
7. Menjalin hubungan baik antara profesi medis dan farmasi
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Hukum rumah sakit adalah semua ketentuan hukum yang
berhubungan langsung dengan pemeliharaan atau pelayanan kesehatan dan
penerapannya serta hak dan kewajiban segenap lapisan masyarakat sebagai
penerima pelayanan kesehatan maupun dari pihak penyelenggara
pelayanaan kesehatan yaitu rumah sakit dalam segala aspek organisasi,
sarana, pedoman medik serta sumber-sumber hukum lainnya.
Dalam pelaksanaan pelayanan di Rumah Sakit pasti akan
menghadapi berbagai kendala, antara lain sumber daya manusia/tenaga
farmasi di rumah sakit, kebijakan manajeman rumah sakit serta pihak-
pihak terkait yang umumnya masih dengan paradigma lama yang
“melihat” pelayanan farmasi di rumah sakit “hanya” mengurusi masalah
pengadaan dan distribusi obat saja. Oleh karena itu, dalam pelayanan
farmasi di Rumah Sakit harus meningkatakan pelayanan kefarmasian di
Rumah Sakit, antara lain : praktek KIE, monitoring penggunaan obat.

5.2 Saran
Berdasarkan studi kasus diatas sebaiknya kita memperbaiki pelayanan
terhadap pasien apabila kita adalah seorang tenaga kesehatan demi kenyamanan
bersama.
DAFTAR PUSTAKA

1. Pengertian Etika dan Profesi Hukum. Jombang: WKPA. Widaryanti. 2007.


Etika Bisnis dan Etika Profesi Akuntan (Business Ethics and Accountant
Professional Ethics). Vol. 2 No. 1 Juni 2007 : 1-10.
2. Snanto, Rizal. 2009. Buku Ajar Etika Profesi. Semarang: Universitas
Diponegoro,Mariyana, Rita. Etika Profesi Guru. Qohar, Adnan.
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 tahun 2009 tentang
Pekerjaan Kefarmasian.

Anda mungkin juga menyukai