Anda di halaman 1dari 11

MODUL III

FM Modulation dan FM Demodulation

Wahyu Pratama [13116053]


Asisten: Auliya Rendy Aidi [13115046]
Tanggal Percobaan: 20/04/2019 EL-3205- Praktikum Sistem Komunikasi
Laboratorium Teknik Elektro - Institut Teknologi Sumatera

1. DASAR TEORI

1.1 NI-ELVIS
NI Engineering Laboratory Virtual Instrumentation Suite (NI ELVIS) instrumen ini memberikan
kemudahan untuk praktikan dalam proses pengukuran, dengan desain embeded instrumen. NI ELVIS
menggabungkan instrument-instrumen grade industri dalam satu instrumen.

1.2 Modulasi Frekuensi (FM)

Modulasi sudut (angle modulation) secara umum memiliki bentuk sebagai berikut:

s(t) = cos(φi(t)) (2.1)

Modulasi frekuensi merupakan salah satu bentuk dari modulasi sudut, di mana Frekuensi sesaat dari
sinyal carrier berubah secara linear mengikuti sinyal informasi m(t).

= + m(t) (2.2)

Dengan mengintegralkan dari persamaan (2.2) terhadap waktu kemudian dikalikan 2π maka akan
didapatkan
=2 t+∫ m(t) dt (2.3)

Sehingga didapatkan sinyal FM sebagai berikut [1]

s(t) = +∫ m(t) dt (2.4)


Pembangkitan sinyal FM dapat dilakukan dengan beberapa cara, salah satunya adalah
menggunakan VCO [3]. Dalam hal ini, frekuensi osilasi dari VCO akan berubah secara linear mengikuti nilai
tegangan sinyal masukan yang merupakan sinyal informasi.

1.3 Demodulasi Sinyal FM

Proses demodulasi sinyal FM dapat dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya adalah
menggunakan phase-locked loop (PLL) dan zero-crossing detector. PLL pada dasarnya digunakan untuk
mengetahui fasa dan frekuensi sesaat dari suatu sinyal. PLL terdiri dari tiga komponen yaitu VCO, detektor
fasa (pengali sinyal), dan filter lowpass (loop filter). Adapun kaitannya dengan proses demodulasi sinyal FM,
sinyal informasi akan didapatkan pada keluaran dari loop filter. Detil mengenai proses demodulasi FM
menggunakan PLL diberikan pada bab 5 dari [3]. Adapun penggunaan zero-crossing detector sebagai
demodulator sinyal FM didasarkan pada pemanfaatan zero-crossing detector untuk mengetahui nilai
frekuensi sesaat dengan melihat banyaknya jumlah kejadian nilai tegangan sinyal menyeberangi nilai nol.
2. HASIL DAN ANALISIS

2.1 EKSPERIMEN 11-FM MODULATION

A. Frequency modulating a squarewave

Gambar 1 FM a squarewave

Pembahasan 1: Pada gambar 1 terlihat bahwa frekensi awalnya 20kHz kemudian keluarannya(output)
menjadi 30,114kHz. Hal ini karena pada sinyal carrier terdapat massage dan hal ini lah yang menyebabkan
gelombang sinyal pesan menjadi lebih rapat pada sinyal carriernya.

B. Generating an FM signal using speech

Gambar 2 FM signal using speech saat berbicara ‘hem’

Pada gambar 2 merupakan hasil dari fm signal using speech dan praktikan berkata ‘hem’.
C. Power in an FM signal

Gambar 3 Power in an FM signal

Tabel 1
Unmodulated Unmodulated
Carrier Carrier
1.397 1.95

Gambar 4 Power in an FM signal 5 spektrum signal

Tabel 2
Sinewave
1 0.22 0.05
2 0.70 0.5
3 0.93 0.88
4 0.70 0.5
5 0.22 0.05
Total 2.77 1.98
Gambar 5 Power in an FM signal 6 spektrum signal

Tabel 3
Sinewave
1 0.158 0.025
2 0.436 0.19
3 0.819 0.67
4 0.458 0.21
5 0.819 0.67
6 0.436 0.19
7 0.158 0.025
Total 3.284 1.98

Pembahasan 2: Dari tabel 2 dan tabel 3 dapat kita amati untuk nilai total kedua tabel memiliki nilai
yang sama meskipun jumlah spektrum signal yang dihasilkan berbeda. Kemudian untuk total yang
dihasilkanpun berbeda karena jumlah spektrum yang dihasilkan signal FM memiliki jumlah yang berbeda.

D. Bandwidth of an FM signal

Gambar 6 Bandwidth of an FM signal


Tabel 4
Fm signal’s
Bandwidth
16kHz

Gambar 7 Bandwidth of an FM signal saat diputar searah jam 9

Pada gambar 6 dan 7 merupakan hasil dari bandwidth of an FM dimana pada gambar 6 bandwidth yang
dihasilkan sebaesar 16kHz. Untuk gambar 7 merupakan hasil bandwidth saat diputar serah jarum jam 9. Hal
ini menyebabkan frekuensi yang dihasilkan semakin besar namun amplitudenya memiliki nilai yang sama
seperti gambar 6.

2.2 EKSPERIMEN 12-FM DEMODULATION

A. setting up the FM modulator

Gambar 8 setting up the FM modulator

Pada percobaan ini digunakan untuk memudahkan atau hanya sebagai setting awal untuk percobaan
selanjutnya.
B. setting up the zero-crossing detector

Gambar 9 setting up the zero-crossing detector

Pada gambar 9 diatas merupakan hasil yang diperoleh saat setting up zero-crossing yang mana grafik yang
dihasilkan konstan.

C. Investigating the operation of the zero-crossing detector

Pada percobaan kedua part c hingga e praktikan mendapatkan data praktikum dari kelompok e-02.

Gambar 10 Investigating

Gambar 11 saat 0V
Gambar 12 saat -3V

Gambar 13 saat 1 V

Gambar 14 saat 3V
Gambar 15 tanpa variabel DC

Pada percobaan part c ini menghasilkan data grafik seperti gambar 10 sampai gambar 15. Dari grafik yang
dihasilkan menunjukan bahwa semakin besar tegangan yang digunakan maka spektrum sinyal yang
dihasilkan akan semakin banyak juga.

D. Transmitting and recovering a sinewave using FM

Gambar 16 Transmitting and recovering a sinewave using FM Saat delay sedikit

Gambar 17 Transmitting and recovering a sinewave using FM Saat delay banyak


Pada gambar 16 terlihat bahwa sinyal pesan memiliki amplitude yang lebih besar dibandingkan dengan sinyal
carriernya. Hal ini yang menyebabkan pada sinyal yang dihasilkan terdapat noise. Dapat dilihat bahwa
semakin besar delay yang digunakan maka noise yang dihasilkan semakin kecil. Begitupun sebaliknya
semakin kecil delay yang digunakan maka noise yang dihasilkan akan semakin besar seperti gambar 16.

E. Transmitting and recovering a speech using FM

Gambar 18 Transmitting and recovering a speech using FM+suara

Pada gambar 18 adalah hasil output transmitting and recovering a speech using FM dengan tambahan suara.

3. Kesimpulan

 Modulasi frekuensi merupakan salah satu bentuk dari modulasi sudut, di mana Frekuensi sesaat dari
sinyal carrier berubah secara linear mengikuti sinyal informasi

 Proses demodulasi sinyal FM dapat dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya adalah
menggunakan phase-locked loop (PLL) dan zero-crossing detector. PLL pada dasarnya digunakan
untuk mengetahui fasa dan frekuensi sesaat dari suatu sinyal. PLL terdiri dari tiga komponen yaitu
VCO, detektor fasa (pengali sinyal), dan filter lowpass (loop filter).

 Pada Modulasi Frekuensi, frekuensi sinyal carrier akan dipengaruhi oleh amplitude dari sinyal
informasi

DAFTAR PUSTAKA

[1] Jackstar H. S., Panduan Penulisan Laporan, Jacks Publishing, Bandung, 2008.
[2] https://bennygasadena27.blogspot.com/2012/06/modulasi-frekuensi-fm.html diakses 24/04 pukul
09;45.
Lampiran:

A. Lembar Catatan Praktikum

Anda mungkin juga menyukai