Anda di halaman 1dari 11

“WAKALAH DALAM PERBANKAN

SYARIAH INDONESIA”

TUGAS
Diajukan kepada Bapak Muhammad Fahmi SE.,MM,Ak
Sebagai Dosen Pengampu Mata Kuliah
Akuntansi Syariah

Disusun Oleh:
Devi Triyana Sari (B1031181031)
Sinthia Angeliya Permata Sari (B1031181020)
Sarah Fajriani (B1031171093)
Ade Rudiansyah (B1031171125)
Carina Astari (B1031171139)

Kelas:
Akuntansi B

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan Rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas terstruktur pembuatan
makalah yang berjudul “Wakalah dalam Perbankan Syariah Indonesia” dengan
tepat pada waktu yang telah ditentukan.
Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang harus dipenuhi oleh
mahasiswa/mahasiswi Universitas Tanjungpura, Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
Prodi Akuntansi, untuk memenuhi nilai tugas terstruktur kelompok mata kuliah
akuntansi syariah.
Dalam pembuatan tugas ini, kami banyak mendapatkan bantuan data, serta
bimbingan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung, maka
kami ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Muhammad Fahmi SE.,MM,Ak selaku dosen pemelihara mata
kuliah akutansi syariah yang memberikan pengarahan dalam format
penulisan makalah yang benar.
2. Pihak-pihak yang tidak dapat kami tuliskan satu persatu yang turut serta
membantu penulisan makalah ini sehingga dapat menyelesaikan pada
waktu yang telah ditentukan.
Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kami berharap dapat menerima kritik dan saran agar penulisan
makalah ini lebih baik kedepannya. Akhir kata kami berharap agar makalah ini
dapat bermanfaat bagi Universitas serta para pembaca.

Pontianak, 18 Februari 2019

Tim Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Pengantar Wakalah.................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................1
BAB II.ISI
2.1 Definisi Wakalah....................................................................................3
2.2 Landasan Hukum....................................................................................4
2.3 Rukun dan Ketentuan Syariah................................................................4
2.4 Jenis-jenis Wakalah................................................................................6
2.5 Aplikasi Wakalah dalam perbankan.......................................................6
2.6 Skema/ Diagaram Wakalah....................................................................8
2.7 Contoh Kasus...........................................................................................
2.8 Akuntansi Sederhana................................................................................
BAB III. Penutup
3.1 Kesimpulan.............................................................................................
3.2 Saran.......................................................................................................
LAMPIRAN

Ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Pengantar Wakalah


Perekonomian yang semakin modern membuat orang mulai berpikir
semakin kreatif dan inovatif yang awal mulanya kegiatan perekonomian
hanya dengan kegiatan barter yang harus bertatap muka langsung namun
sekarang sudah muncul mesin-mesin yang mempermudah setiap transaksi
kita.
Menurut UU Perbankan Syariah No. 21 Tahun 2008, fungsi bank syariah
tidak hanya sebagai lembaga perhimpunan dan penyaluran dana tetapi juga
sebagai lembaga jasa. Kegiatan perbankan yang dilaksanakan sesuai aturan-
aturan syariah Islam. Pelayanan jasa yang dapat diberikan seperti
pengiriman uang (Transfer), pencairan cek (Inkaso), Letter of Credit (L/C),
penukaran valuta asing, dan lain-lain. Kegiatan jasa ini tentunya tidak dapat
hanya dilakukan oleh seorang diri namun membutuhkan mediator atau pun
media yang mampu melaksanakan pekerjaan. Oleh karena itu, terbentuklah
suatu akad yang dapat menjadi mediator antara pihak yang membutuhkan
dan pihak yang dibutuhkan yakni akad Wakalah.
Dalam pengaplikasian akad Wakalah pada perbankan, nasabah
memberikan kuasa kepada bank untuk mewakili dirinya untuk melakukan
pekerjaan yang diinginkannya. Oleh karena itu, akad ini menjadi bagian
yang penting untuk dipahami agar kegiatan pelayanan jasa yang diberikan
perbankan dapat berjalan sesuai aturan syariat.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian pada pengantar, masalah yang akan dibahas dalam
makalah adalah sebagai berikut.
1. Apakah definisi dari Wakalah?
2. Bagaimana landasan hukum yang mendasari akad Wakalah?

1
2

3. Bagaimana rukun dan ketentuan syariah pada akad Wakalah?


4. Apakah jenis-jenis akad Wakalah?
5. Bagaimana aplikasi akad Wakalah dalam perbankan syariah?
6. Bagaiman skema/diagram akad Wakalah?
7. Bagaimana contoh kasus akad Wakalah?
8. Bagaimana bentuk akuntansi sederhana dari akad Wakalah?
BAB II
ISI

2.1 Definisi Wakalah


Wakalah diambil dari wazan wakala-yakilu-waklan yang memiliki arti
menyerahkan atau mewakilkan urusan sedangkan wakalah adalah pekerjaan
wakil. Berdasarkan tafsiran kalangan syafi’iyah wakalah mengandung
makna ungkapan atau penyerahan kuasa (al-muwakkil) kepada orang lain
(al-wakil) supaya melaksanakan sesuatu dari jenis pekerjaan yang bisa
digantikan dan dapat dilakukan oleh pemberi kuasa, dengan ketentuan
pekerjaan tersebut dilaksanakan pada saat pemberi kuasa masih hidup.
Secara harfiah Wakalah adalah menjaga, menahan atau penerapan keahlian
atau perbaikan atas nama orang lain dari sini kata Tawkeel menunjukkan arti
seseorang yang ditunjuk untuk mengambil allih atas suatu hal juga
mendelegasikan tugas apapun ke orang lain.
Terdapat beberapa definisi dari beberapa ulama. Berikut pandangan
ulama terhadap wakalah.
1. Hasbi Ash Shiddieqy, Wakalah adalah akad penyerahan kekuasaan
yang pada akad itu seseorang menunjuk orang lain sebagai
penggantinya dalam bertindak
2. Menurut Sabiq, 2008 menunjukkan pengertian dari Al-Wakalah atau
Al-Wikalah atau At-Tahwidh artinya penyerahan, pendelegasian atau
pemberian mandat.
3. Ulama Malikiyah, Wakalah adalah tindakan seseorang mewakilkan
dirinya kepada orang lain untuk melakukan tindakan-tindakan yang
merupakan haknya yang tindakan itu tidak dikaitkan dengan
pemberian kuasa setelah mati, sebab jika dikaitkan dengan tindaknya
setelah mati berarti sudah berbentuk wasiat.
Sehingga dari definisi yang telah didapatkan tersebut dapat disimpulkan
bahwa definisi akad Wakalah yakni akad pelimpahan kekuasaan oleh satu

3
4

pihak kepada pihak lain dalam hal-hal yang boleh diwakilkan.

2.2 Landasan Hukum Wakalah


1. Al-Quran
“... maka suruhlah salah seorang diantara kamu pergi ke kota dengan
membawa uang perakmu itu...” (QS 18:19)
“Jadikanlah aku bendaharawan negara (Mesir), sesungguhnya aku
adalah orang yang pandai menjaga lagi berpengalaman.” (QS 12:55)
“...Dan penuhilah janji; sesungguhnya janji itu pasti diminta
pertanggungjawabannya.” (QS 17:34)
2. As-Sunah
Diriwayatkan dari Busr bin ibn Sa’diy al Maliki berkata:“Umar
memperkerjakan saya untuk mengambil sedekah (zakat). Setelah selesai
dan sesudah saya menyerahkan zakat kepadanya, memerintahkan agar
saya diberi imbalan (fee).” Saya berkata:“Saya bekerja hanya karena
Allah.” Umar menjawab:“Ambillah apa yang kamu beri; saya pernah
bekerja (seperti kamu) pada masa Rasul, lalu beliau memberiku
imbalan; saya pun berkata seperti apa yang kamu katakan.” Kemudian
Rasul bersabda kepada saya:“Apabila kamu diberi sesuatu tanpa kamu
minta; makanlah (terimalah) dan bersedekahlah.”(HR. Bukhori Muslim)

2.3 Rukun dan Ketentuan Syariah


Dalam Fatwa DSN-MUI No:10/DSN-MUI/IV/2000 tanggal 13 April
2000 tentang Wakalah. Maka ketentuan dalam akad Wakalah sebagai
berikut.
1. RukunWakalah terbagi menjadi:
a. Orang yang memberi kuasa (al-Muwakkil)
b. Orang yang diberi kuasa (al-Wakil)
c. Perkara/hal yang dikuasakan (Al-Taukil)
d. Pernyataan Kesepakatan (Ijab Qabul)
2. Syarat- syarat Wakalah
a. Pelaku
5

1) Pihak pemberi kuasa/pihak yang meminta diwakilkan


(Muwakkil)
a) Pemilik sah yang dapat bertindak terhadap sesuatu yang
diwakilkan
b) Orang mukalaf atau anak mumayyiz dalam batas-batas
tertentu, yakni dalam hal-hal yang bermanfaat baginya
seperti mewakilkan untuk menerima hibah, menerima
sedekah dan sebagainya
2) Pihak penerima kuasa (Wakil)
a) Harus cakap hukum
b) Dapat mengerjakan tugas yang diwakilkan kepadanya
b. Objek yang dikuasakan/diwakilkan/taukil
1) Diketahui dengan jelas oleh orang yang mewakili
2) Tidak bertentangan dengan syariah Islam
3) Dapat diwakilkan menurut syariah Islam
4) Manfaat barang atau jasa harus bisa dinilai
5) Kontrak dapat dilaksanakan
c. Ijab kabul adalah pernyataan dan ekspresi saling rida/rela di
antar apihak-pihak pelaku akad yang dilakukan secara verbal,
tertulis, melalui korespondensi atau menggunakan cara-cara
komunikasi modern.
d. Pembatalan Wakalah
1) Apabila pemberi kuasa berhalangan tetap (wafat) maka
pemberi kuasa tersebut batal, sebagaimana halnya batal
dengan adanya pembebasan atau pengunduran diri pemberi
kuasa, kecuali diperjanjikan lain.
2) Perselisihan antara pemberi kuasa dengan yang diberi kuasa,
dalam hal kehilangan barang yang dikuasakan maka yang
dijadikan pegangan adalah perkataan orang yang menerima
kuasa disertai dengan saksi. Namun, apabila sengketa
disebabkan pembayaran maka perkataan penerima kuasa
yang akan dipercaya. Akan tetapi, jika penerima kuasa yang
6

melakukan suatu perbuatan yang salah namun atas perintah


yang memberi kuasa maka perkataan penerima kuasa yang
akan diterima selama menjadi orang yang terpercaya
melakukan perbuatan.
e. Berakhirnya Wakalah
1) Salah seorang pelaku meninggal dunia atau hilang akal
karena jika ini terjadi salah satu syarat wakalah tidak
terpenuhi
2) Pekerjaan yang diwakilkan sudah selesai
3) Pemutusan oleh orang yang mewakilkan
4) Wakil mengundurkan diri
5) Orang yang mewakilkan sudah tidak memiliki status
kepemilikan atas sesuatu yang diwakilkan

2.4 Jenis-jenis Wakalah


Wakalah dapat dibedakan menjadi: Al-Wakalah al-khosshoh, al-wakalah
Al-Ammah, dan Al-Wakalah al-muqoyyadoh dan al-wakalah mutlaqoh
a. Al wakalah al-khosshoh adalah prosesi pendelegasian wewenang untuk
menggantikan sebuah posisi pekerjaan yang bersifat spesifik dan
spesifikasinya telah jelas
b. Al wakalah al-‘ammah adalah prosesi pendelegasian wewenang bersifat
umum, tanpa adanya spesifikasi.
c. Al-wakalah al-muqoyyadoh dan al-wakalah mutlaqoh adalah akad
dimana wewenang dan tindakan si wakil dibatasi dengan syarat-syarat
tertentu. Sedangkan al-wakalah mutlaqoh adalah akad wakalah dimana
wewenang dan wakil tidak dibatasi dengan syarat atau kaidah tertentu.

2.5 Aplikasi Wakalah dalam Perbankan Syariah


1. Transfer
Proses transfer uang ini adalah proses yang menggunakan konsep
akad wakalah, dimana prosesnya diawali dengan adanya permintaan
nasabah sebagai al-muwakkil terhadap bank sebagai al-wakil untuk
melakukan perintah/permintaan kepada bank untuk mentransfer
7

sejumlah uang kepada rekening orang lain, kemudian bank mendebet


rekening nasabah dan proses yang terakhir yaitu dimana bank
mengkreditkan sejumlah dana kepada rekening tujuan. Berikut adalah
contoh transfer uang:
a. Wesel Pos, uang tunai diberikan secara langsung dari al-muwakkil
kepada al-wakil, dan al-wakil memberikan uangnya secara
langsung kepada nasabah yang dituju
b. Transfer uang melalui cabang suatu bank
Dalam proses ini, al muwakkil memberikan uangnya secara tunai
kepada bank yang al-wakil, namun bank tidak memberikannya
secara langsung kepada nasabah yang dikirim tetapi bank
mengirimkannya kepada rekening nasabah yang dituju tersebut.
c. Transfer melalui ATM
Nasabah al-muwakkil meminta bank untuk mendebet rekening
tabungannya, dan kemudian meminta bank untuk menambahkan di
rekening nasabah yang dituju sebesar pengurangan pada
rekeningnya sendiri
2. Inkaso
Kegiatan jasa bank untuk melakukan amanat dari pihak ketiga
berupa penagihan sejumlah uang kepada seseorang atau badan tertentu
di kota lain yang telah ditunjuk oleh si pemberi amanat. Disini bank
berlaku melakukan penagihan dan menerima pembayaran tagihan
untuk kepentingan nasabah.
3. Letter Of Credit (L/C)
Letter of Credit (L/C) adalah surat penyataan akan membayar
kepada yang diterbitkan oleh bank untuk kepentingan importir/eksportir
dengan pemenuhan persyaratan tertentu sesuai dengan pinsip syariah.
Bagi L/C yang menggunakan akad wakalah tugas, wewenang, dan
tanggung jawab bank harus jelas sesuai kehendak nasbah bank. Setiap
tugas yang dilakukan harus mengatasnamakan nasabah dan harus
dilaksanakan oleh bank. Atas pelaksanaanya tugas tersebut, bank
mendapat pengganti biaya berdasarkan kesepakatan bersama.
8

Pemberian kuasa berakhir setelah tugas dilaksanakan dan disetujui


bersama antara nasabah dengan bank.

2.6 Skema/Diagram
1
Pemberi Penerima
kuasa/mutawakkil kuasa/wakil

3
Pelaksana Wakalah

Keterangan:
1. Pemberi kuasa menyepakati pemberian hak tertentu kepad pihak yang
menerima kuasa
2. Penerima kuasa melaksanakan wakalah
3. Setelah akad berakhir, penerima kuasa mengembalikan objek yang
dilaksanakan

Anda mungkin juga menyukai