Latar Belakang
perubahan struktur sosial, perubahan dalam sikap hidup masyarakat dan perubahan
pembangunan suatu negara dapat diarahkan pada tiga hal pokok yaitu, meningkatkan
Negara adalah pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan itu sendiri dapat diartikan sebagai
proses kenaikan output per kapita dalam jangka panjang dan merupakan ukuran
dikemukakan oleh Boediono (1985) yang menyatakan bahwa PDRB merupakan salah
satu indikator yang biasa dipakai untuk mengukur tingkat kemakmuran penduduk di
suatu bangsa yang seringkali diukur dengan tinggi rendahnya pendapatan riil perkapita
(Suparmoko, 2002:56). Dan perencanaan pembangunan memiliki peran yang sangat
penting dalam proses pembangunan suatu negara. Salah satu peran perencanaan adalah
sebagai arahan bagi proses pembangunan untuk berjalan menuju tujuan yang ingin
memberikan kepada manusia kemampuan yang lebih besar untuk menguasai alam
tertentu. Pembangunan ekonomi ini mempunyai tiga sifat penting, sifat yang pertama
adalah suatu proses yang berarti merupakan perubahan yang terjadi terus-menerus.
Kedua, suatu usaha untuk menaikkan pendapatan per jiwa/income per kapita. Ketiga,
adalah kenaikan income per kapita itu harus terus-menerus dan pembangunan itu
tangga sendiri dalam rangka pembangunan nasional Negara Rebuplik Indonesia dan
serasi dan terarah agar pembangunan disetiap daerah dapat benar-benar sesuai dengan
yang adil dan makmur sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945, sehingga untuk dapat
ekonomi. Namun karena keterbatasan sumber daya yang dimiliki (tercermin pada
tabungan nasional yang masih sedikit) sedangkan kebutuhan dana untuk pembangunan
ekonomi sangat besar. Maka cara untuk mencapai pertumbuhan ekonomi itu adalah
dijadikan tolok ukur secara makro adalah pertumbuhan ekonomi. Akan tetapi meskipun
PDRB Menurut
No Tahun ADHK Pertumbuhan
1 2009 Rp10,768,577 0%
2 2010 Rp11,653,906 8%
3 2011 Rp12,698,121 9%
4 2012 Rp14,039,650 11%
5 2013 Rp15,076,856 7%
6 2014 Rp15,984,647 6%
Sumber: BPS Provinsi Sultra, 2019
Sulawesi Tenggara dari tahun 2009-2014 mengalami peningkatan yang juga berarti
Regional Bruto (PDRB) sebagai salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi
perekonomian suatu daerah dalam suatu periode tertentu, dimana PDRB di definisikan
sebagai jumlah nilai tambah atas barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai unit
produksi di wilayah suatu negara dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun).
PBD merupakan suatu tolak ukur keberhasilan suatu daerah dalam meningkatkan
daerah terdiri atas keuangan daerah yang dikelola langsung dan kekayaan daerah yang
dipisahkan. Keuangan daerah yang dikelola langsung adalah Anggaran Pendapatan dan
sedangkan kekayaan daerah yang dipisahkan adalah Badan Usaha Milik Daerah
(BUMD).
Pengeluaran pemerintah daerah diukur dari total belanja rutin dan belanja
daerah yang produktif maka semakin memperbesar tingkat perekonomian suatu daerah.
Bank Indonesia Pada akhir tahun 2011 telah mengingatkan kepada pemerintah
Indonesia bahwa belanja modal dapat berpengaruh terhadap kinerja berbagai badan
pemerintah. Karena apabila pemerintah mampu untuk melakukan belanja modal secara
perekonomian.
Belanja modal merupakan pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan
aset lainnya yang memberikan manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Belanja
modal dimaksudkan untuk mendapatkan aset tetap pemerintah daerah yaitu peralatan,
ini. Perbedaan pada penelitian ini yaitu pada metode penelitian, alat analisis, variabel,
objek dan tahun yang digunakan. Pada penelitian ini metode penelitian yang digunakan
dengan menggunakan metode analisis regresi data panel, alat analisis yang digunakan
adalah eviews 9, variabel yang digunakan yaitu Aset Daerah, Belanja Modal, dan
Produk Domestik Regional Bruto. Objek yang digunakan adalah objek penelitian pada
12 Kabupaten/Kota yang ada di Koridor Utara Selatan Provinsi Jawa Timur pada
Tahun 2013-2016.
yang berjudul Analisis Pengaruh Aset Daerah dan Belanja Modal terhadap Produk
berikut:
Provinsi Sultra?
Suliswanto, Muhammad Sri Wahyudi. 2010. Pengaruh Produk Domestik Bruto (PDB)
dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Terhadap Angka Kemiskinan Di
Indonesia. Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 8 No. 2 Desember 2010 hal.:
357-366.