KELOMPOK 4A
BLOK 2.1
Dosen Pengampu:
Dr. dr. Charles Apul Simanjuntak Sp.OT., K-Spine., M.Pd
Dodi, seorang mahasiswa kedokteran, merasa haus dan lapar sepulang kuliah.
Ketika sampai di ruang makan, Dodi mencium aroma ayam goreng sehingga Dodi
langsung menelan air liurnya dan terasa perutnya perih karena peningkatan sekresi
lambung. Dodi kemudian makan sepiring nasi, semangkuk sayur bayam dan
sepotong ayam goreng. Makanan tersebut dikunyahnya perlahan sembari
mengingat kembali kuliahnya di kampus mengenai metabolisme karbohidrat, lipid
dan protein. Namun beberapa saat kemudian timbul rasa mulas dan ingin defekasi.
Jelaskan apa saja kondisi yang dialami tubuh Dodi berdasarkan ilmu Kedokteran.
1. Sekresi
Proses seluler berupa pembentukan dan pelepasan produk spesifik.1
2. Metabolisme
Hasil gabungan semua proses fisik dan kimiawi untuk menghasilkan dan
mempertahankan substansi hidup yang terstruktur (anabolisme), dan juga
transformasi untuk menyediakan energi yang digunakan organisme
(katabolisme).
3. Mengunyah
Menghancurkan atau melumatkan makanan dengan gigi.²
4. Karbohidrat
Salah satu dari sekelompok turunan aldehida atau keton dari alkohol
polihidrat.
5. Lipid
Tiap kelompok heterogen lemak dan substansi serupa lemak, termasuk asam
lemak, lemak netral, lilin, dan steroid, yang tidak larut dalam air dan larut
dalam pelarut nonpolar.
6. Protein
Setiap kelompok senyawa organik kompleks yang mengandung karbon,
hidrogen, okesigen, nitrogen, dan sulfur.
7. Mulas
Sakit perut seperti diremas-remas.²
8. Defekasi
Pembuangan tinja dari rektum.
II. Identifikasi Masalah
Gigi dan lidah terletak di dalam mulut yang juga membantu proses
pencernaan, dalam mengubah makanan dari bentuk kasar menjadi lebih halus.
a. Mulas merupakan istilah sakit perut saat ingin defekasi yang terjadi
karena gerakan peristaltik usus dan sinyal melalui saraf otonom ekstrinsik
yang merangsang terjadinya mulas.
b. Mekanisme defekasi terjadi ketika penumpukan material di dalam kolon
membuat distensi dinding rektuk sehingga terjadi pergerakan massa kolon
yang mendorong feses ke rektum. Sfingter interna anus kemudian
melemas sedangkan sfingter eksterna anus bersifat volunter dan akan
melemas ketika ingin melakukan defekasi.
a. Mulut
Merupakan suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan air pada
hewan.Mulut biasanya terletak di kepala dan umumnya merupakan bagian awal
dari sistem pencernaan lengkap yang berakhir di anus.
Mulut merupakan jalan masuk untuk sistem pencernaan.Bagian dalam dari
mulut dilapisi oleh selaput lendir.Pengecapan dirasakan oleh organ perasa yang
terdapat di permukaan lidah. Pengecapan relatif sederhana, terdiri dari manis,
asam, asin dan pahit. Penciuman dirasakan oleh saraf olfaktorius di hidung dan
lebih rumit, terdiri dari berbagai macam bau.
Makanan dipotong-potong oleh gigi depan (incisivus) dan di kunyah oleh
gigi belakang (molar, geraham), menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah
dicerna. Ludah dari kelenjar ludah akan membungkus bagian-bagian dari
makanan tersebut dengan enzim-enzim pencernaan dan mulai mencernanya.
Ludah juga mengandung antibodi dan enzim (misalnya lisozim), yang memecah
protein dan menyerang bakteri secara langsung. Proses menelan dimulai secara
sadar dan berlanjut secara otomatis.
b. Tenggorokan (Faring)
Merupakan penghubung antara rongga mulut dan kerongkongan.Berasal
dari bahasa yunani yaitu Pharynk.Skema melintang mulut, hidung, faring, dan
laring.Didalam lengkung faring terdapat tonsil ( amandel ) yaitu kelenjar limfe
yang banyak mengandung kelenjar limfosit dan merupakan pertahanan terhadap
infeksi, disini terletak bersimpangan antara jalan nafas dan jalan makanan,
letaknya dibelakang rongga mulut dan rongga hidung, didepan ruas tulang
belakang
c. Kerongkongan (Esofagus)
Kerongkongan adalah tabung (tube) berotot pada vertebrata yang dilalui
sewaktu makanan mengalir dari bagian mulut ke dalam lambung. Makanan
berjalan melalui kerongkongan dengan menggunakan proses peristaltik. Sering
juga disebut esofagus(dari bahasa Yunani: οiσω, oeso – “membawa”, dan έφαγον,
phagus – “memakan”).Esofagus bertemu dengan faring pada ruas ke-6 tulang
belakang.Menurut histologi.Esofagus dibagi menjadi tiga bagian:
- bagian superior (sebagian besar adalah otot rangka)
- bagian tengah (campuran otot rangka dan otot halus)
- serta bagian inferior (terutama terdiri dari otot halus).
d. Lambung
Merupakan organ otot berongga yang besar dan berbentuk seperti kandang
keledai.Terdiri dari 3 bagian yaitu : Kardia, Fundus, Antrum.Makanan masuk ke
dalam lambung dari kerongkongan melalui otot berbentuk cincin (sfinter), yang
bisa membuka dan menutup.Dalam keadaan normal, sfinter menghalangi
masuknya kembali isi lambung ke dalam kerongkongan.Lambung berfungsi
sebagai gudang makanan, yang berkontraksi secara ritmik untuk mencampur
makanan dengan enzim-enzim. Sel-sel yang melapisi lambung menghasilkan 3 zat
penting :
- Lendir
Lendir melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam lambung.Setiap
kelainan pada lapisan lendir ini, bisa menyebabkan kerusakan yang mengarah
kepada terbentuknya tukak lambung.
- Asam klorida (HCl)
Asam klorida menciptakan suasana yang sangat asam, yang diperlukan oleh
pepsin guna memecah protein. Keasaman lambung yang tinggi juga berperan
sebagai penghalang terhadap infeksi dengan cara membunuh berbagai bakteri.
- Prekursor pepsin (enzim yang memecahkan protein)
e. Usus halus (usus kecil)
Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang
terletak di antara lambung dan usus besar. Dinding usus kaya akan pembuluh
darah yang mengangkut zat-zat yang diserap ke hati melalui vena porta. Dinding
usus melepaskan lendir (yang melumasi isi usus) dan air (yang membantu
melarutkan pecahan-pecahan makanan yang dicerna). Dinding usus juga
melepaskan sejumlah kecil enzim yang mencerna protein, gula dan lemak.Lapisan
usus halus ; lapisan mukosa (sebelah dalam), lapisan otot melingkar (M sirkuler),
lapisan otot memanjang (M Longitidinal) dan lapisan serosa (Sebelah Luar). Usus
halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus kosong
(jejunum), dan usus penyerapan (ileum).
- Usus dua belas jari (Duodenum)
Usus dua belas jari atau duodenum adalah bagian dari usus halus yang terletak
setelah lambung dan menghubungkannya ke usus kosong (jejunum).Bagian usus
dua belas jari merupakan bagian terpendek dari usus halus, dimulai dari bulbo
duodenale dan berakhir di ligamentum Treitz.
Usus dua belas jari merupakan organ retroperitoneal, yang tidak
terbungkus seluruhnya oleh selaput peritoneum.pH usus dua belas jari yang
normal berkisar pada derajat sembilan.Pada usus dua belas jari terdapat dua muara
saluran yaitu dari pankreas dan kantung empedu.Nama duodenum berasal dari
bahasa Latin duodenum digitorum, yang berarti dua belas jari.
Lambung melepaskan makanan ke dalam usus dua belas jari (duodenum),
yang merupakan bagian pertama dari usus halus.Makanan masuk ke dalam
duodenum melalui sfingter pilorus dalam jumlah yang bisa di cerna oleh usus
halus. Jika penuh, duodenum akan megirimkan sinyal kepada lambung untuk
berhenti mengalirkan makanan.
- Usus Kosong (jejenum)
Usus kosong atau jejunum (terkadang sering ditulis yeyunum) adalah
bagian kedua dari usus halus, di antara usus dua belas jari (duodenum) dan usus
penyerapan (ileum).Pada manusia dewasa, panjang seluruh usus halus antara 2-8
meter, 1-2 meter adalah bagian usus kosong.Usus kosong dan usus penyerapan
digantungkan dalam tubuh dengan mesenterium.
Permukaan dalam usus kosong berupa membran mukus dan terdapat jonjot
usus (vili), yang memperluas permukaan dari usus.Secara histologis dapat
dibedakan dengan usus dua belas jari, yakni berkurangnya kelenjar
Brunner.Secara hitologis pula dapat dibedakan dengan usus penyerapan, yakni
sedikitnya sel goblet dan plak Peyeri.Sedikit sulit untuk membedakan usus kosong
dan usus penyerapan secara makroskopis.Jejunum diturunkan dari kata sifat jejune
yang berarti “lapar” dalam bahasa Inggris modern.Arti aslinya berasal dari bahasa
Laton, jejunus, yang berarti “kosong”.
- Usus Penyerapan (illeum)
Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus halus. Pada
sistem pencernaan manusia, ) ini memiliki panjang sekitar 2-4 m dan terletak
setelah duodenum dan jejunum, dan dilanjutkan oleh usus buntu. Ileum memiliki
pH antara 7 dan 8 (netral atau sedikit basa) dan berfungsi menyerap vitamin B12
dan garam-garam empedu.
f. Usus Besar (Kolon)
Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus buntu
dan rektum.Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses.Usus besar
terdiri dari :Kolon asendens (kanan), Kolon transversum, Kolon desendens (kiri),
Kolon sigmoid (berhubungan dengan rektum). Banyaknya bakteri yang terdapat di
dalam usus besar berfungsi mencerna beberapa bahan dan membantu penyerapan
zat-zat gizi.Bakteri di dalam usus besar juga berfungsi membuat zat-zat penting,
seperti vitamin K. Bakteri ini penting untuk fungsi normal dari usus.Beberapa
penyakit serta antibiotik bisa menyebabkan gangguan pada bakteri-bakteri
didalam usus besar.Akibatnya terjadi iritasi yang bisa menyebabkan
dikeluarkannya lendir dan air, dan terjadilah diare.
3) Hipotesis Glukostatik
Rasa lapar pun dapat ditimbulkan karena kurangnya glukosa dalam
darah.Makanan yang kita makan akan diserap tubuh dan sari-sarinya (salah satunya
glukosa) akan dibawa oleh darah dan diedarkan ke seluruh tubuh, jika dalam darah
kekurangan glukosa, maka tubuh kita akan memerintahkan otak untuk
memunculkan rasa lapar dan biasanya ditandai dengan pengeluaran asam lambung.
4) HipotesisTermostatik
Apabilasuhu dinginatausuhutubuhkitadibawah set point,
makahipotalamusakanmeningkatkannafsumakankita. Teoriproduksipanas
yangdikemukakanolehBrobeck menyatakanbahwamanusialaparsaatsuhubadannyatu
run, danketikanaiklagi, rasa laparberkurang.Inilahsalahsatu
yangbiasmenerangkanmengapakitacenderunglebihbanyakmakandiwaktumusimhuja
n/dingin.
5) Neurotransmitter
Neurotransmitter ada banyak macam, dan mereka berpengaruh terhadap
nafsu makan.Misalnya saja, adanya norepinephrine dan neuropeptida Y akan
membuat kita mengkonsumsi karbohidrat. Apabilaadanya dopamine danserotonine,
makakitatidakmengkonsumsikarbohidrat.
7) Psikososial
Rasalapar tidak dapat sepenuhnya hanya dijelaskan melalui komponen
biologis. Sebagai manusia, kita tidak dapat mengesampingkan bagian psikologis
kita, komponen belajar dan kognitif (pengetahuan) dari lapar.Tak seperti makhluk
lainnya, manusia menggunakan jam dalam rutinitas kesehariannya, termasuk saat
tidurdanmakan. Penanda waktu ini juga memicu rasa lapar. Kebiasaan juga
mempengaruhi rasa lapar. Seperti orang normal yang biasa makan 3 kali sehari bila
kehilangan 1 waktu makan, akan merasa lapar pada waktunya makan walaupun
sudah cukup cadangan zat gizi dalam jaringan-jaringannya.
Saat berenang, tubuh akan menggunakan energy sebesar 500 kalori per
jamnya. Semakin lama berenangmaka jumlah energy yang terpakai pun
semakinbesar. Hal iniakanmenurunkankadarguladidalamtubuh.
Penurunankadarguladalamdarahakanmenimbulkan rasa lapar, yang
menimbulkansuatuperilaku yang disebutteoriglukostatikpengaturan rasa
lapardanperilakumakan, teorilipostatikdanteori aminostatik.
3. Mengapa terjadi peningkatan sekresi air liur ketika Dodi mencium aroma makanan?
Refleks liur terkondisi, atau didapat, salivasi terjadi tanpa stimulasi oral.
Hanya berpikir, melihat, mencium, atau mendengar pembuat makanan yang lezat
memicu salivasi melalui refleks ini. Sinyal yang berasal dari luar mulut dan secara
mental dikaitkan dengan kenikmatan makan, bekerja melalui korteks serebrum
untuk merangsang pusat liur di medula. 3
2) Fase Lambung
Fase lambung sekresi lambung berawal ketika makanan mencapai
lambung. Rangsangan yang bekerja di lambung—yaitu protein, khurusnya
potongan peptida, perenggangan, kafein, dan alkohol—meningkatkan sekresi
lambung melalui jalur-jalur eferen yang tumpang-tindih. Sebagai contoh, protein
dan peptida pendek di lumen lambung, perangsang paling kuat, merangsang
kemoreseptor yang mengaktifkan pleksus saraf intrinsik yang menginduksi sekresi
gastrik.
Selain itu, protein menyebabkan pengaktifan serat vagus ekstrinsik ke
lambung. Aktivitas vagus semakin meningkatkan stimulasi saraf intrinsik pada sel
sekretorik dan memicu pelepasan gastrin. Protein juga secara langsung
merangsang pengeluaran gastrin. Gastrin, pada gilirannya, adalah perangsang kuat
bagi sekresi HCl dan pepsinogen lebih lanjut. Melalui jalur-jalur yang sinergistik
dan tumpang-tindih ini, protein menginduksi sekresi getah lambung yang sangat
asam dan kaya pepsin, yang melanjutkan pencernaan protein yang menjadi
pemicu proses ini. Ketika lambung teregang oleh makanan kaya protein yang
perlu dicerna, respons-respons sekretorik ini merupakan hal yang sesuai. Kafein
dan, dengan tingkat yang lebih rendah, alkohol juga merangsang sekresi getah
lambung yang sangat asam, meskipun tidak terdapat makanan. Asam yang tidak
dibutuhkan ini dapat mengiritasi lapisan dalam lambung dan duodenum.
3) Fase usus
Sekresi lambung mencakup faktor-faktor yang berasal dari usus halus yang
memengaruhi sekresi.lambung. Sementara fase-fase lain bersifat eksitatorik, fase
ini bersifat inhibitorik. Fase usus penting untuk menghentikan aliran getah
lambung sewaktu kimus mulai mengalir ke dalam usus halus.
Sekresi lambung secara bertahap dikurangi melalui tiga cara setelah lambung
kosong sewaktu makanan secara bertahap dikosongkan ke duodenum,
a. Karbohidrat
Berdasarkan jumlah unit gula dalam rantai, karbohidrat digolongkan
menjadi 4 golongan utama yaitu:
b. Lipid
c. Protein
Protein berdasarkan sumbernya dibagi menjadi dua, yaitu protein nabati dan
protein hewani. Protein berdasarkan fungsinya dapat diklasifikasikan
sebagai berikut :
1) Protein pembentuk : protein sebagai pembentuk tubuh, contohnya kolagen,
elastin, dan keratin.
2) Protein kontraktil : jenis protein yang berperan dalam kontraksi otot,
contohnya aktin dan miosin.
3) Enzim : jenis protein katalisator organik dengan fungsi yang sangat
spesifik.
4) Protein transporter : protein yang berperan sebagai transporter molekul
atau ion, contohnya hemoglobin, mioglobin, globulin, dan hemosianin.
5) Hormon : hormon merupakan jenis protein, meskipun tidak semua hormon
adalah protein, contohnya hormon IGF-I (Insuline-like growth factor – I)
dan hormon gonadotropik.
6) Protein pelindung : sebagai antibodi, contohnya fibrinogen, trombin, dan
tromboplastin.
7) Protein tersimpan : protein yang tersimpan dalam tubuh, contohnya kasein,
ovalbumin, dan zein. 6
8. Apa saja dampak kelebihan dan kekurangan mengonsumsi karbohidrat, lipid, dan
protein?
a. Dampak kelebihan mengonsumsi karbohidrat, lipid, dan protein :
1) Obesitas
Terjadi penumpukkan lemak yang berlebihan dalam tubuh. Setelah makan,
lemak dikirim ke jaringan adiposa untuk disimpan sampai dibutuhkan lagi
sebagai energi. Kelebihan asupan protein akan diubah menjadi lemak. Asam
amino melepaskan ikatan nitrogen dan diubah menajdi trigliserida.7
Kelebihan karbohidrat akan disimpan dalam bentuk glikogen dan lemak.
Glikogen disimpan di hati dan otot, sedangkan lemak disimpan di sekitar
perut, ginjal, dan di bawah kulit. Oleh karena itu dapat menyebabkan
obesitas.8
2) Hiperkolesterolemia (kolesterol tinggi)
Tingkat kadar kolesterol darah sangat berkaitan dengan kemungkinan
menderita penyakit jantung, sebab kadar kolesterol yang tinggi dalam darah
merupakan faktor resiko utama bagi penyakit jantung koroner yang
mengakibatkan serangan jantung. Selain itu, bila kadar kolesterol dalam darah
berlebih, kelebihan itu dapat menumpuk di dalam pembuluh arteri, yang
selanjutnya menyebabkan penyempitan arteri. Bila arteri yang memasok
darah ke otak tersumbat, akibatnya terjadi stroke.9
3) Diabetes mellitus
4) Hiperglikemia
METABOLISME KARBOHIDRAT
Jalur metabolisme glukosa:
1. Glikolisis
Proses glikolisis adalah proses untuk mengubah glukosa menjadi asam
piruvat jika suplai oksigen mencukupi (aerob) atau diubah menjadi asam laktat
jika suplai udara tidak mencukupi (anaerob). Proses glikolisis terjadi di semua
sitosol sel.1
Proses glikolisis:
Fosfotriosa isomerase
3 fosfogliserat 2 fosfogliserat
Fosfogliserat mutase
2 fosfogliserat fosfoenol piruvat(PEP)
Enolase
Jika suplai oksigen tidak mencukupi maka akan terbentuk asam laktat.
Prosesnya adalah:
Piruvat +NADH laktat +NAD
Laktat dehidrogenase
Siklus krebs
Dari hasil proses glikolisis dihasilkan 4 atom H+, dari proses oksidasi
piruvat dihasilkan 4 atom H+, sementara dari proses siklus asam sitrat dihasilkan
16 atom H+. Jadi total atom H+ yang dihasilkan selama metabolisme karbohidrat
didalam sel adalah 24 atom H+. Selanjutnya atom-atom ini akan berikatan dengan
NAD+ membentuk NADH yang akan menghasilkan lebih banyak ATP.
Konsentrasi ion hidrogen bermuatan (+) yang tinggi menyebabkan ion hidrogen
masuk ke dalam matriks mitokondria melalui ATPase sehingga menghasilkan
ATP. Langkah terakhir dari keseluruhan proses ini adalah dengan
mengembalikan ATP di mitokondria ke sitoplasma sel melalui difusi pasif.
4. Glikogenesis
Glikogenesis adalah proses untuk membentuk glikogen yang merupakan
bentuk dari penyimpanan glukosa yang tidak diubah menjadi energi. Glikogen
merupakan simpanan karbohidrat utama didalam tubuh yang berfungsi sebagai
sumber heksosa yang tersedia dengan mudah untuk proses glikolisis di dalam otot
dan hanya terkuras secara bermakna setelah melakukan olahraga berat dan lama.
Semua sel tubuh mampu menyimpan paling sedikit beberapa glikogen, namun
organ terbanyak menyimpan glikogen adalah hati, yang dapat menyimpan
glikogen sebanyak 5 sampai 8 persen dari beratnya, sementara sel otot hanya 1
sampai 3 persen dari beratnya.3
6. Glukoneogenesis
Glukoneogenesis merupakan suatu proses pembentukan glukosa dari
senyawa non karbohidrat yaitu lipid dan protein. Proses ini terjadi bila sumber
energi dari karbohidrat tidak tersedia lagi. Pada mammalia proses
glukoneogenesis terjadi di hati dan ginjal. Substratnya berupa asam laktat dari
otot, gliserol, dari hidrolisis trigliserol dalam jaringan lemak, asam amino
glukogenik dan asam lemak. Proses glukoneogenesis berupa:12
a. Sumber Lipid
Lipid → asam lemak dan gliserol. Asam lemak dioksidasi menjadi
asetil ko-A → masuk ke siklus krebs. Gliserol masuk ke jalur
glikolisis.
b. Sumber Protein
Protein → asam amino penyusunnya akan masuk ke dalam siklus
asam sitrat.
Proses gluconeogenesis dari bahan protein dan lipid
\
PROSES PENCERNAAN KARBOHIDRAT
Penggolongan karbohidrat:
Polisakarida = seperti dekstrin, glikogen, selulosa, amilum
Disakarida = sukrosa, maltose, laktosa
Monosakarida= glukosa, galaktosa, fruktosa, ribose
METABOLISME PROTEIN
Protein merupakan kelompok senyawa organik kompleks yang
mengandung unsur karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen, dan biasanya dilengkapi
dengan unsur sulfur, tetapi unsur khas suatu protein adalah mengandung unsur
nitrogen.
Proses metabolism protein di dalam tubuh ada dua yaitu transaminase dan
deaminasi.
a. Transaminase
Merupakan proses pemindahan gugus amin dari satu asam amino untuk
membentuk asam amino lainnya. Contoh dari proses transaminase adalah proses
alanine menjadi glutamate. Pada reaksi ini enzim yang dibutuhkan adalah enzim
alanine aminotransferase.
b. Deaminasi
Deminasi merupakan proses pelepasan gugus amina dari molekul senyawa
asam amino. Gugus amina yang terlepas akan terkonversi menjadi ammonia.
Proses ini menyebabkan pengumpulan ammonia. Di dalam hati, dengan bantuan
enzim arginase, arginine (salah satu asam amino essensial) di ubah menjadi
ornitin dan urea. Ornitin yang terbentuk akan mengikat ammonia lalu dikeluarkan
ke empedu dan urin. Urea yang terbentuk juga akan dikeluarkan melalui urin.
METABOLISME LIPID
Lipid teridiri atas beberapa jenis:
Lemak netral/trigliserida: jenis lemak yang terbaik untuk
menghasilkan energi
Fosfolipid
Ester kolestrol
Kolestrol
Langkah-langkah metabolism lipid:
a. Hidrolisis trigliserida membentuk monogliserida + asam lemak
b. Asam lemak di transport ke mitokondria dengan perantara karnitin
c. Degradasi asam lemak membentuk asetil ko-A dengan mekanisme
oksidasi beta
d. Asetil ko-A selanjutnya akan masuk ke siklus krebs dan mengalami
siklus sama seperti terjadinya pembentukan energy yang berasal dari
glukosa.
Proses metabolism lipid ini menghasilkan ATP sebanyak 146 mol.
PENCERNAAN LIPID
a. Pencernaan di dalam mulut dan lambung
Saat memakan makanan yang mengandung lipid/lemak, kelenjar saliva
mengandung enzim lipase lingual yang dihasilkan oleh kelenjar lingualis yang
menghidrolisis lemak dalam jumlah sedikit, kurang dari 10%.
a. Mekanisme mulas
Mulas adalah istilah untuk menyatakan sakit perut sebagai tanda ingin
defekasi. Hal ini disebabkan oleh peningkatan motilitas saat segmen colon
ascendens dan transversum berkontraksi secara simultan mendorong tinja
sepertiga sampai tiga perempat panjang colon dalam beberapa detik. Kontaksi ini
disebut dengan kontraksi massa, dan hal ini diatur oleh saraf otonom ekstrinsik.¹¹
b. Refleks Defekasi
Sewaktu gerakan massa kolon mendorong isi kolon ke dalam rektum,
terjadi peregangan rektum yang kemudian merangsang reseptor regang di dinding
rectum dan memicu refleks defekasi.1 Satu dari refleks-refleks ini adalah refleks
intrinsik yang diperantarai oleh sistem saraf enterik setempat di dalam rektum.
Hal ini bisa dijelaskan sebagai berikut : Bila feses memasuki rektum, distensi
dinding rektum menimbulkan sinyal-sinyal aferen yang menyebar melalui pleksus
mienterikus untuk menibulkan gelombang peristaltik di dalam kolon desenden,
sigmoid, dan rektum, mendorong feses ke arah anus. Sewaktu gelombang
peristaltik mendekati anus, sfingter ani internus direlaksasi oleh sinyal-sinyal
penghambat dari pleksus mienterikus. Jika sfingter ani eksternus juga dalam
keadaan sadar, dan berelaksasi secara volunter pada waktu yang bersamaan,
terjadilah defekasi. Peregangan awal dinding rektum menimbulkan perasaan ingin
buang air besar.
Apabila defekasi ditunda, dinding rektum yang semula teregang akan
perlahan-lahan melemas dan keinginan untuk buang air besar mereda samapi
gerakan massa berikutnya mendorong lebih banyak feses ke dalam rektum, yang
kembali meregangkan rektum dan memicu refleks defekasi. Selama periode non-
aktif, kedua sfingter anus tetap berkontraksi untuk memastikan tidak terjadi
pengeluaran feses.
Refleks defekasi mienterik intrinsic yang berfungsi dengan sendirinya
secara normal bersifat relatif lemah. Agar menjadi efektif dalam menimbulkan
defekasi, refleks biasanya harus diperkuat oleh refleks defekasi jenis lain, suatu
refleks defekasi parasimpatis yang melibatkan segmen sakral medulla spinalis.
Bila ujung-ujung saraf dalam rektum dirangsang, sinyal-sinyal dihantarkan
pertama ke dalam medulla spinalis dan kemudian secara refleks kembali kekolon
desenden, sigmoid, rektum, dan anus melalui serabut-serabut saraf parasimpatis
dalam nervus pelvikus. Sinyal-sinyal parasimpatis ini sangat memperkuat
gelombang peristaltic dan juga merelaksasikan sfingter ani internus, dengan
demikian mengubah refleks defekasi mienterik instrinsik dari suatu usaha yang
lemah menjadi suatu proses defekasi yang kuat, yang kadang efektif dalam
mengosongkan usus besar sepanjang jalan dari fleksura splenikus kolon sampai ke
anus.
Defekasi biasanya dimulai oleh dua refleks defekasi yaitu :