Anda di halaman 1dari 2

Biografi Sultan Hassanuddin

Sultan Hasanuddin lahir di Makassar, Sulawesi Selatan, 12 Januari 1631. Sultan Hasanuddin, merupakan
putera I Manuntungi Daeng Mattola Karaeng Lakiyung Sultan Malikulsaid, Raja Gowa ke-15 dan ibunya
bernama I Sabbe To'mo Lakuntu. Sultan Hasanuddin mempunyai seorang saudara perempuan yang
bernama Sani atau I Patimang Daeng Nisaking Karaeng Bonto Je'ne. Sultan Hasanuddin memerintah
Kerajaan Gowa, ketika Belanda yang diwakili Kompeni sedang berusaha menguasai perdagangan
rempah-rempah. Kerajaan Gowa merupakan kerajaan besar di wilayah timur Indonesia yang menguasai
jalur perdagangan. Karena keberaniannya, ia dijuluki De Haantjes van Het Osten oleh Belanda yang
artinya Ayam Jantan/Jago dari Timur.Sultan hassanuddin adalah Raja Gowa ke-16 dan pahlawan nasional
Indonesia yang terlahir dengan nama I Mallombasi Muhammad Bakir Daeng Mattawang Karaeng Bonto
Mangepe. Setelah memeluk agama Islam, ia mendapat tambahan gelar Sultan Hasanuddin Tumenanga
Ri Balla Pangkana, hanya saja lebih dikenal dengan Sultan Hasanuddin saja. dia diangkat menjadi Sultan
ke 16 Kerajaan Gowa dalam usia 24 tahun (tahun 1655).

Sultan Hasanuddin beberapa kali beristri. Adapun istri pertama bernama I Mami’ Daeng
Sangnging,Memiliki seorang putra namun wafat saat masih usia anak. Istri kedua bernama I Petta Daeng
Nisali.,Memiliki keturunan sebanyak 7 orang yang terdiri dari 5 laki-laki dan 2 perempuan. Istri ketiga
bernama I Lo’mo Dayang, memiliki seorang putra bernama I Manrurungang Daeng Magappa Karaeng
Mangalli. Istri ke empat bernama I Lo’mo Tobo dari Majannang. Memiliki beberapa keturunan antara
lain: 1. I Maninrori Daeng Tojeng Karaeng Galesong, 2. I Sapiah Daeng Rikong, 3. I Yaddulu Daeng
Mangalle, 4. I Rukiah Daeng Maming. Istri kelima bernama I Bate Daeng Tommi Karaeng Pabineyang,
Memiliki keturunan antara lain: 1. I Mappasomba Daeng Nguraga, 2. I Daeng, wafat saat usia anak. Istri
keenam bernama I Daeng Talele,Memiliki seorang putri bernama I Sitti Fatimah Daeng Takontu. Istri
ketujuh bernama Sitti Halimah Daeng Paleng dari Paropo. Istri kedelapan bernama I Mina Kare Nanna’.
Memiliki seorang putri namun wafat saat usia anak. Istri kesembilan bernama I Baya’ Daeng Masiang
(putri Karaeng Tanru Karaeng Batu-Batu). Tidak memiliki keturunan. Istri kesepuluh I Baji Daeng
Ngantu,Tidak memiliki keturunan.

Peperangan antara VOC dan Kerajaan Gowa (Sultan Hasanuddin) dimulai pada tahun 1660. Saat itu
Belanda dibantu oleh Kerajaan Bone yang merupakan kerajaan taklukan dari Kerajaan Gowa. Pada
peperangan tersebut, Panglima Bone, Tobala akhirnya tewas tetapi Aru Palaka berhasil meloloskan diri
dan perang tersebut berakhir dengan perdamaian. Akan tetapi, perjanjian damai tersebut tidak
berlangsung lama karena Sultan Hasanuddin yang merasa dirugikan kemudian menyerang dan
merompak dua kapal Belanda , yaitu de Walvis dan Leeuwin. Sehingga Belanda pun marah besar.Lalu
Belanda mengirimkan armada perangnya yang besar yang dipimpin oleh Cornelis Speelman. Aru palaka,
penguasa Kerajaan Bone juga ikut menyerang Kerajaan Gowa. Sultan Hasanuddin akhirnya terdesak dan
akhirnya sepakat untuk menandatangani perjanjian Bongaya pada tanggal 18 November 1667. Pada
tanggal 12 April 1668, Sultan Hasanuddin kembali melakukan serangan terhadap Belanda. Namun karena
Belanda sudah kuat maka Benteng Sombaopu yang merupakan pertahanan terakhir Kerajaan Gowa
berhasil dikuasai Belanda.

Akhirnya sultan hasanuddin mengundurkan diri dari tahta raja gowa.Sultan hassanuddin meninggal di
Gowa, Sulawesi Selatan, 12 Juni 1670 pada umur 39 tahun).Beliau dimakamkan di Katangka Somba Opu
Gowa Sulawesi Selatan.Untuk Menghormati jasa-jasanya, Pemerintah menganugerahkan gelar Pahlawan
Nasional kepadanya dengan SK Presiden Ri No 087/TK/1973.

Anda mungkin juga menyukai