JEREMY PARMONANGAN
01071170151
PUSKESMAS PANONGAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PELITA HARAPAN
TANGERANG
BAB I
ILUSTRASI KASUS
A. Indentitas Pasien
Nama : Bpk. L
Usia : 27 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Ciakar
Pekerjaan : Pramusaji
Puskesmas : Puskesmas Panongan
No. Rekam Medis : 0081477
B. Anamnesis
Pemeriksaan dilakukan secara autoanamnesis di Puskesmas Panongan, Tangerang,
tanggal 23 Maret 2019, pada jam 8.55 WIB.
Keluhan utama : Sakit perut di sekitar daerah ulu hati sejak 4 hari
yang lalu
Keluhan tambahan : Pusing, mual, kembung, dan lemas
Riwayat kebiasaan
Pasien setiap harinya minum kopi sebanyak 1-2 gelas per harinya. Pasien
biasanya minum kopi pada pagi hari. Pasien mengaku selalu makan dengan
teratur dan nafsu makan pasien sejak sakit menurun. Pasien juga tidak sedang
makan yang asam ataupun pedas akhir-akhir ini.Pasien merokok 3 batang sehari
sejak usia 19 tahun dan tidak mengonsumsi alkohol. Perkerjaan dan aktivitas
sehari-hari pasien tidak terlalu berat dan melelahkan. BAK dan BAB normal.
Diagnosis
Diagnosis kerja : Susp. Gastroesophageal reflux (GERD)
Diagnosis banding : Gastritis
C. PemeriksaanFisik
- Status general
Keadaan umum : pasien datang dengan memegang perutnya
Kesadaran : compos mentis
- Tanda-tanda vital
Suhu tubuh : 38.9°C
Tekanan darah : 110/80 mmHg
Nadi : 92x /menit
Lajunafas : 18x /menit
- Berat badan : 64 kg
- Kepala
Mata : konjungtiva tidak anemis dan sklera tidak ikterik
Hidung : normal, tidak ada polip maupun deviasi septum
Telinga : normal
Mulut : normal, tidak ada cyanosis
Leher : normal, tidak ada pembengkakan
- Thorax
Inspeksi : Bentuk normal, tidak ada barrel chest, gerakan dada
simetris
Paru
Inspeksi : normal
Palpasi : tactile fremitus pada kedua lapang paru anterior dan
posterior
normal
Perkusi : suara sonor pada seluruh lapang paru(posterior)
Auskultasi : suara nafas vesikuler, tanpa ronchi, rales, dan crackles
Jantung
Inspeksi : normal
Palpasi : ictus kordis tidak teraba
Perkusi : tidak dilakukan kerana pasien tidak bersedia
Auskultasi : suara jantung normsl S1 & S2, tidak ada murmur dan
gallop
Abdomen
Inspeksi : bentuk abdomen datar, tidak ada luka atau bekas operasi,
tidak ada spider navi
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan, tidak ada perbesaran hati,
limpa,
dan ginjal
Perkusi : suara timpani pada seluruh lapang abdomen
Auskultasi : bising usus normal, tidak ada metallic sound
Ekstremitas
Atas (tangan) : normal, tidak ada massa, jejas, bekas operasi, tidak
cyanosis
Bawah (kaki) : normal, tidak ada massa, jejas, bekas operasi, tidak
cyanosis
D. RESUME
Pasien laki-laki bernama L, usia 27 tahun datang dengan keluhan utama sakit perut di
bagian epigastrium sejak 4 hari semenjak datang ke Puskesmas. Sakitnya muncul tiba-
tiba pada pagi hari dan rasanya perih seperti rasa asam dan terbakar di dada (heartburn)
yang naik ke atas kerongkongan. Sakitnya tidak menjalar ke bagian lain. Keluhan lain
adalah pusing, mual, kembung, lemas, dan tidak nafsu makan. Pasien telah
mengkonsumsi Promag setiap kali gejala muncul selama 4 hari terakhir tetapi tidak
meringankan gejala yang dimilikinya.. Sakit memburuk jika pasien makan mie dan
minum kopi. Tidak ada yang memperingan sakit pasien. Sakit pasien sudah mengganggu
aktivitas dan skala sakit 7 dari 10.
BAB II
ULASAN PENYAKIT
Penyakit GERDdapat disebabkan oleh karena kelebihan aliran retrogad dari asam dari
gaster ke esofagus. Esofagus dan gaster dipisahkan oleh suatu zona tekanan tinggi (high
pressure zone) yang dihasilkan oleh kontraksi lower esophageal sphincter (LES).Pada
individu normal, pemisah ini akan dipertahankan kecualipadasaat terjadinya aliran
antegrad yang terjadi pada saat menelan, atauretrograd yang terjadi pada saat sendawa
atau muntah. Aliran balik gaster ke esofagus melalui LES hanya terjadi apabila tonus
LEStidak ada atau sangat rendah (<3 mmHg). Pada GERD, masalah pada mekanik
(hypotensive LES) dan fungsional (transient LES relaxation) menjadi penyebab utama
terjadinya GERD.
2.2 Patofisiologi
Faktor Defensif :
1. Pemisah antirefluks
Pemeran terbesar pemisah antirefluks adalah tonus LES. Menurunnya tonus
LES dapat menyebabkan timbulnya refluks retrograd pada saat terjadinya
peningkatan tekanan intra abdomen.Sebagian besar pasien GERD ternyata
mempunyai tonus LES yang normal. Faktor-faktor yang dapat menurunkan
tonus LES: Adanya hiatus hernia, panjang LES (makin pendek LES, makin
rendah tonusnya), obat-obatan seperti antikolinergik, beta adrenergik, theofilin,
opiat dan lain-lain, faktor hormonal seperti selama kehamilan dimana
peningkatan kadar progesteron dapat menurunkan tonus LES.
Gejala lain pada GERD yang bisa ditemukan adalahsuara serak, laringitis, batuk karena
aspirasi sampai timbulnya bronkiektasis atau asma. Salah satu faktor predisposisi untuk
timbulnya GERD adalah beberapa penyakit paru akibat perubahan anatomis di daerah
gastroesophageal high pressures zone.akibat penggunaan obat-obatan yang menurunkan
tonus LES(misalnya theofilin untuk penderita asma). Gejala GERD biasanya muncul
perlahan dan jarang menimbulkan keadaan gawat yang mengancam jiwa.
2.4 Diagnosis
Pemeriksaan penunjang untuk diagnosis GERD dapat dilakukan endoskopi untuk melihat
mukosa dari gaster, disertai dengan pemeriksaan biopsi. Pemeriksaan dapat
mengkonfirmasikan bahwa gejala heartburn atau regurgitasi disebabkan oleh
GERD.Selain itu untuk memastikan adanya Barret esofagus, displasia atau keganasan.
Tes pH 24 jam digunakan untuk mengukurpH pada esofagus bagian distal yang dapat
memastikan ada tidaknya refluks gastroesofageal. pH< 4 pada jarak 5 cm di atas LES
dianggap diagnostik untuk refluks gastroesofageal.
2.5 Pengobatan
BAB III
PEMBAHASAN KASUS
Diduga GERD dibuat atas dasar keluhan utama pasien yaitu nyeri pada regio epigastric
selama 4 hari terakhir dengan rasa perih dan kerakteristik seperti terbakar serta rasa asam
di kerongkongan. Gejala yang diperparah sesaat setelah mengkonsumsi mie instan dan
kopi memeprkuat diagnosa yang telah dibuat. GERD dapat terjadi karena katup
esophageal bagian bawah yang tidak berfungsi dengan baik. Hal tersebut yang membuat
rasam asam pada kerongkongan pasien karena asam lambung yang naik ke
kerongkongan.
Pasien dapat diduga terkena gastritis karena memiliki gejala yang sama seperti mual,
rasa perih dibagian epigastrik, dan kembung tetapi tidak memberikan rasa asam dan perik
di kerongkongan (refluks). Gastritis diperparah saat pasien terlambat makan atau ketika
perut dalam keadan kosong tetapi gastritis belum dapat disingkirkan karena belum
dilakukan pemeriksaan penunjang untuk diagnosa seperti endoskopi .
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA