Anda di halaman 1dari 16

Cat adalah produk yang digunakan untuk melindungi dan memperindah (protective &

decorative) suatu objek atau permukaan dengan melapisinya menggunakan suatu lapisan
berpigmen maupun tidak berwarna (pernis)
BAHAN PEMBUAT CAT

 Binder: komponen pokok dalam cat yang berfungsi sebagai bahan perekat yang akan
merekatkan lapisan cat pada media, bahan binder juga berperan membangun karakteristik
lapisan cat atau coating.
 Solvent: atau biasa disebut bahan pelarut yang berfungsi untuk melarutkan bahan bahan utama
seperti binder, filler/ pigment, dan additive. bahan solvent juga digunakan sebagai
bahan mengencerkan cat sebelum di aplikasikan ke barang.
 Pigment/filler: yaitu bahan pengisi yang berfungsi sebagai komponen utama pembentuk
lapisan cat serta sebagai bahan pewarna untuk menciptakan tapilan warna lapisan film cat.
kombinasi jenis dan komposisi bahan filler yang baik akan menciptakan sifat daya tutup
cat yang baik.
 Additive: bahan tambahan untuk menjadikan cat mudah di aplikasikan dan hasilnya sesuai
dengan keinginan.
PRODUKSI CAT: Proses pembuatan cat pada dasarnya adalah mendispersikan pigmen ke dalam
vehicle (resin dan solven).

Untuk mendispersikan pigmen diperlukan beberapa tahapan dan pencampuran berbagai macam
material (resin, solven, pigmen, dan aditif).

#Berikut penjelasan singkat step step proses produksi cat: ~Premixing adalah proses
pencampuran awal dari resin, solven, pigmen, dan aditif (biasanya wetting agent) sebelum
campuran (biasan disebut mill base) masuk ke dalam mesin grinding.
Grinding adalah proses dispersi pigmen dan penggilingan atau pengurangan ukuran (size
reduction) dari pigmen.

Pigmen yang berukuran besar dihaluskan dalam mesin grinding hingga ukurannya sesuai dengan
ukuran yang diinginkan.

Ukuran partikel pigmen yang biasa diinginkan adalah ≤ 10 μm


Contoh alat yang digunakan pada proses grinding, sebagai berikut: Ball Mill Roll Mill Sand Mill
~Wash Down Process adalah proses pengeluaran pasta hasil grinding dari mesin grinding dengan
cara menambahkan resin dan solven ke dalam mesin grinding untuk mengambil pasta yang
tersisa.
Penambahan resin juga bertujuan untuk menstabilkan pasta hasil grinding agar tidak terjadi
penggumpalan dari pigmen yang sudah dihaluskan
Color Matching adalah proses penyesuaian warna agar warna dari cat bisa sesuai dengan
standard warna yang diinginkan.
Pada proses ini dilakukan penambahan cat warna dasar (tint color) hingga didapatkan warna
yang diinginkan
Untuk warna metalik atau mutiara (pearl color) dilakukan penambahan pigmen metalik atau
pearl ke dalam campuran cat yang sebelumnya dilarutkan terlebih dahulu dalam solven
Warna metalik/pearl biasa digunakan pada industri otomotif.
~Viscosity Adjustment adalah penyesuaian kekentalan cat agar sesuai dengan spesifikasi
kekentalan yang diinginkan
Pada proses ini dilakukan penambahan solven hingga viskositas yang diinginkan tercapai
~Quality Control adalah tahapan pengetesan sifat property dari cat
~Filtrasi dan PengemasanPada tahapan ini cat disaring pada ukuran tertentu untuk
menghilangkan partikel-partikel yang memiliki ukuran yang besar
Setelah melalui proses filtrasi cat dikemas dalam kemasan.
Cara kerja cat :
https://ardra.biz/sain-teknologi/metalurgi/korosi-corrosion/proteksi-korosi-dengan-lapis-lindung-
organik-cat/
Keju adalah sebuah makanan yang dihasilkan dengan memisahkan zat-zat padat
dalam susu melalui proses pengentalan atau koagulasi.[1]
CARA PEMBUATAN KEJU
Keju memiliki gaya dan rasa yang berbeda-beda, tergantung jenis air susu yang digunakan, jenis
bakteri atau jamur yang dipakai dalam fermentasi, lama proses fermentasi maupun penyimpanan
("pematangan").[3] Faktor lain misalnya jenis makanan yang dikonsumsi oleh mamalia
penghasil susu dan proses pemanasan susu.[3] Walaupun ada ratusan jenis keju yang diproduksi
di seluruh dunia, namun keju secara mendasar dibuat dengan cara yang sama.[3]

Ada lima tahapan utama dalam pembuatan keju.[9] Tahapan-tahapan tersebut adalah:

Pengasaman
Susu dipanaskan untuk membunuh mikroba-mikroba awal, terutama mikroba pembusuk, pada
susu. Selanjutnya, susu diberi kultur bakteri asam laktat, yaitu Streptococcus dan Lactobacillus.
Bakteri-bakteri ini memakan laktosa pada susu dan merubahnya menjadi asam laktat. Saat
tingkat keasaman meningkat, zat-zat padat dalam susu (protein kasein, lemak, beberapa vitamin
dan mineral) menggumpal dan membentuk dadih.[9]

Pengentalan
Bakteri rennet ditambahkan ke dalam susu yang dipanaskan yang kemudian membuat protein
menggumpal dan membagi susu menjadi bagian cair (air dadih) dan padat (dadih).[4] Setelah
dipisahkan, air dadih kadang-kadang dipakai untuk membuat keju seperti Ricotta dan Cypriot
hallumi namun biasanya air dadih tersebut dibuang.[9] Dadih keju dihancurkan menjadi butiran-
butiran dengan bantuan sebuah alat yang berbentuk seperti kecapi, dan semakin halus dadih
tersebut maka semakin banyak air dadih yang dikeringkan dan nantinya akan menghasilkan keju
yang lebih keras.[4]

Rennet mengubah gula dalam susu menjadi asam dan protein yang ada menjadi dadih.[4] Jumlah
bakteri yang dimasukkan dan suhunya sangatlah penting bagi tingkat kepadatan keju.[4] Proses
ini memakan waktu antara 10 menit hingga 2 jam, tergantung kepada banyaknya susu dan juga
suhu dari susu tersebut.[4] Sebagian besar keju menggunakan rennet dalam proses
pembuatannya, namun zaman dahulu ketika keju masih dibuat secara tradisional, getah daun dan
ranting pohon ara digunakan sebagai pengganti rennet.[4]

Pengolahan dadih
Setelah pemberian rennet, proses selanjutnya berbeda-beda.[9] Beberapa keju lunak dipindahkan
dengan hati-hati ke dalam cetakan.[9] Sebaliknya pada keju-keju lainnya, dadih diiris dan
dicincang menggunakan tangan atau dengan bantuan mesin supaya mengeluarkan lebih banyak
air dadih.[9] Semakin kecil potongan dadih maka keju yang dihasilkan semakin padat.[9]

Persiapan sebelum pematangan


Sebelum pematangan, dadih akan melalui proses pencetakan, penekanan, dan pengasinan. Saat
dadih mencapai ukuran optimal maka ia harus dipisahkan dan dicetak.[4] Untuk keju-keju kecil,
dadihnya dipisahkan dengan sendok dan dituang ke dalam cetakan, sedangkan untuk keju yang
lebih besar, pengangkatan dari tangki menggunakan bantuan sehelai kain.[4] Sebelum dituang ke
dalam cetakan, dadih tersebut dikeringkan terlebih dahulu kemudian dapat ditekan lalu dibentuk
atau diiris.[4]

Selanjutnya, keju haruslah ditekan sesuai dengan tingkat kekerasan yang diinginkan.[4]
Penekanan biasanya tidak dilakukan untuk keju lunak karena berat dari keju tersebut sudah
cukup berat untuk melepaskan air dadih, demikian pula halnya dengan keju iris karena berat dari
keju tersebut juga menentukan tingkat kepadatan yang diinginkan.[4] Meskipun demikian,
sebagian besar keju melewati proses penekanan. Waktu dan intensitas penekanan berbeda-beda
bagi setiap keju.[4]

Penambahan garam dilakukan setelah keju dibentuk agar keju tidak terasa tawar, dan terdapat
empat cara yang berbeda untuk mengasinkan keju.[4][9] Bagi beberapa keju, garam ditambahkan
langsung ke dalam dadih.[9] Cara yang kedua adalah dengan menggosokkan atau menaburkan
garam pada bagian kulit keju, yang akan menyebabkan kulit keju terbentuk dan melindungi
bagian dalam keju agar tidak matang terlalu cepat.[9] Beberapa keju-keju yang berukuran besar
diasinkan dengan cara direndam dalam air garam, yang menghabiskan waktu berjam-jam
sehingga berhari-hari.[4] Cara yang terakhir adalah dengan mencuci bagian permukaan keju
dengan larutan garam; selain memberikan rasa, garam juga membantu menghilangkan air
berlebih, mengeraskan permukaan, melindungi keju agar tidak mengering serta mengawetkan
dan memurnikan keju ketika memasuki proses maturasi.[4]

Pematangan
Pematangan (ripening) adalah proses yang mengubah dadih-dadih segar menjadi keju yang
penuh dengan rasa.[1] Pematangan disebabkan oleh bakteri atau jamur tertentu yang digunakan
pada proses produksi, dan karakter akhir dari suatu keju banyak ditentukan dari jenis
pematangannya.[1] Selama proses pematangan, keju dijaga agar berada pada temperatur dan
tingkat kelembaban tertentu hingga keju siap dimakan.[9] Waktu pematangan ini bervariasi
mulai dari beberapa minggu untuk keju lunak hingga beberapa hari untuk keju keras seperti
Parmigiano-Reggiano.[9] Beberapa teknik sebelum proses pematangan yang dapat dilakukan
untuk memengaruhi tekstur dan rasa akhir keju:

Stretching: Dadih diusung dan lalu diadoni dalam air panas untuk menghasilkan tekstur yang
berserabut.[10] Contoh keju yang melewati proses ini adalah keju Mozzarella dan
Provolone.[10]
Cheddaring: Dadih yang sudah dipotong kemudian ditumpuk untuk menghilangkan
kelembaban.[10] Dadih tersebut lalu digiling untuk waktu yang cukup lama.[10] Contoh keju
yang mengalami proses ini adalahkeju Cheddar dan Keju Inggris lainnya.
Pencucian: Dadih dicuci dalam air hangat untuk menurunkan tingkat keasamannya dan
menjadikannya keju yang rasanya lembut.[10] Contoh keju melewati proses pencucian adalah
keju Edam, Gouda, dan Colby.
Pembakaran: Bagi beberapa keju keras, dadih dipanaskan hingga suhu 35 °C(95 °F)-56 °C(133
°F) yang kemudian mengakibatkan butiran dadih kehilangan air dan membuat keju menjadi lebih
keras teksturnya.[4] Proses ini sering disebut dengan istilah pembakaran (burning).[4] Contoh
keju yang dipanaskan ulang adalah keju Emmental, keju Appenzeller dan Gruyère.[9]

BAHAN PEMBUAT KEJU

https://www.alodokter.com/manfaat-keju-yang-sayang-untuk-dilewatkan
https://doktersehat.com/manfaat-hebat-jika-rutin-makan-keju/
shampoo
Sampo (bahasa Inggris: Shampoo) adalah sejenis cairan, seperti sabun, yang berfungsi untuk
meningkatkan tegangan permukaan kulit (umumnya kulit kepala) sehingga dapat meluruhkan
kotoran (membersihkan).[1] Kegiatan membersihkan kulit kepala dan rambut ini
disebut keramas.[1] Pada saat keramas, individu dianggap melakukan perawatan dengan mencuci
rambut dan kulit kepala agar bersih dari minyak, debu, serpihan kulit, dan kotoran lain yang
menempel dirambut seiring aktivitas yang dilakukannya
Sampo biasanya yang terbuat dari campuran bahan–bahan alami (tumbuhan) atau zat-zat kimia.
Namun ada juga sampo-sampo yang diproduksi dengan tujuan khusus.[1] Sampo juga ada yang
mengandung obat, biasanya anti ketombe.[1] Beberapa jenis sampo dapat menimbulkan reaksi
alergi pada orang-orang tertentu dan seperti sabun, bayi dan anak-anak tidak dianjurkan
menggunakan sampo orang dewasa.[1] Di Indonesia pada zaman dahulu, sampo dibuat
dari merang yang dibakar menjadi abu dan dicampur dengan air.

Bahan bahan kimi yang terdapat pada shampo adalah sebagai berikut :
Bahan pembersih
,umumnya berupa sistem surfaktan. Kadang selain surfaktan, ditambahkan pula sedikit booster
busauntuk mengubah sifat busa yang dihasilkan surfaktan. Bahan surfaktan yang umum digunakan
adalahsurfaktan anionik, seperti natrium lauril eter sulfat (juga sering disebut natrium lauret sulfat),
natriumlauril sulfat, dan senyawa amonium.
Bahan conditioner
, biasanya digunakan bahan berupa surfaktankationik, seperti olealkonium klorida, distearildimonium
klorida, dan isostearil etildimonium etosulfat.
Bahan aditif fungsional
, termasuk di dalamnya bahan yang dapat mengontrol viskositas shampo.Dapat dibayangkan
apabila shampo terlalu encer, shampo akan sukar dipakai, demikian pula jikashampo, misalnya,
sekental pasta gigi. Bahan yang umum digunakan adalah surfaktan amfoterik,seperti kokamidopropil
betain atau kokamidopropil hidroksisultain. Aditif lain adalah pengontrol pH,agar shampo
mempunyai pH antara 3,5 dan 4,5.
Pengawet
, shampo tanpa pengawet akan menjaditempat ideal bagi berkembangnya berbagai jenis bakteri.
Hal ini akan membuat produknya cepat rusak dan dapat membahayakan kesehatan. Pengawet yang
umum digunakan adalah natrium benzoat,paraben, tetranatrium EDTA.

Bahan aditif estetik


, termasuk di dalamnya pewarna, parfum yangmembuat shampo enak dipakai.
Bahan-bahan aktif medis
, misalnya beberapa shampo mengandungseng piritionin yang dapat mengobati ketombe, atau
pantenol yang penting untuk pertumbuhan rambutdan yang meningkatkan kelembaban rambut.
Modifikasi viskositas
. Kekentalan shampoo dapatdiperoleh dengan sejumlah senyawa-senyawa. Senyawa ini dapat
digunakan untuk memodifikasiviskositas dari shampoo termasuk elektrolit, gom alat, derivate
selulosa, dan polimer karboksivinil danlainnya. Dalam daftar termasuk ammonium klorida, natrium
klorida, gom karaya, tragakan, alginate,hidroksiselulosa, hidroksipropilselulosa, cmc, karbopol 934,
ester fosfat, sabun TEA, alcoholpolivinil, dan alkanolamida.
Bahan Pengopak dan Penjernih
. Sejumlah bahan pengopak atau yangmemberi efek kilauan mutiara. Pelarut non ionic, alcohol,
fosfat meningkatkan transparansi. Bahan-bahan pengopak adalah alkalonamida atau asam-asam
lemak tinggi, glikol mono dan di stearat,propilenglikol dan glikol monostearat dan palmitat, lemak
alcohol (setil,stearil), emulsi susu daripolimer vinil dan lateks, magnesium kalsium atau garam zink
dari asam stearat, oksida serbuk disperse halus atau titanium oksida, dan magnesium aluminium
silikat. Bahan penjernih seperti :etanol, isopropanol; propilenglikol, heksilen; glikol.dimetil-oktin diol
fosfat; polietoksi alcohol danesternya.

Sequestering agent
.
Pada proses pembuatan shampo akan digunakan bahan utama yaitu
sodium lauryl ether sulfonat,

dimana bahan ini dibuat menggunakan


lauryl ether
(C
12
) dan
oleum
. Jika senyawa
lauryl

digunakan dalam shampo, senyawa ini akan menghasilkan busa dan meningkatkan
busa,kestabilannya, meningkatkan pencucian, menstabilkan kekentalan, dan yang paling penting
adalahsenyawa ini merupakan senyawa yang paling baik untuk membuat surfaktan dibandingkan
yang lain.Penggunaan

oleum
pada persenyawaan ini hanya untuk membantu dalam pembuatan
sodium laurylsulfate
yaitu pada proses sulfanosi.Proses pembuatan shampo diawali dengan proses pembuatan

sodium lauryl ether sulfonat,


pertama lauryl ether dicampurkan dengan oleum 20% di sulfonator yang dilengkapi dengan jaket
danalat pendingin yang dipanaskan dengan suhu 46
0
C dengan tekanan 1 atm waktu tinggal 4 jam, denganreaksi :C
12

H
25
OC
2

H
4
OH+ SO
3

+H
2
SO
4
C
12
H
25

OC
2
H
4

O SO
3
H+ H
2

SO
4
lauryl ether
Oleum 20% lauryl ether sulfonat As.sulfat
Dalam rekasi ini asam sulfat tidak ikut bereaksi. Hasil keluaran dari
sulfonator

berupa
laurylether sulfonat,ether, asam sulfat
dan
lauryl ether

. Kemudian hasil keluran ini dimasukkan kedalammixer dimana air ditambahkan sampai konsentrasi
asam sulfat dari 99% menjadi 78%. Laludicampurkan dari mixer ke dekanter. Didalam dekanter
inilah terjadi pemisahan
lauryl ether, ether
dan asam sulfat karena memiliki perbedaan densitas yang tinggi. Selain perbedaan densitas
yangtinggi pemisahan asam sulfat dan
lauryl ether sulfonat
karena kedua zat ini tidak saling terlarut.Kemudian
lauryl ether sulfonat
ini dinetralisai dengan menggunakan NaOH 20% didalamnetralizer dengan temperatur operasi 51
0
C dengan reaksi :C

12
H
25
OC

2
H
4
O SO

3
H+ NaOH C
12
H
25
OC
2
H

4
O SO
3
Na+H

2
O

lauryl ether sulfonat Sodium lauryl ether sulfonat

Shampo merupakan suatu produk yang dibuat dengan cara pencampuran bahan baku sepertiair
deionisasi, NaCl, larutan sodium lauret sulfat , gelatin, danlain- lain. Proses pertama
pembuatanshampo adalah dengan pengadukan 2% NaCl dengan 10% air deionisasi. Air deionisasi
adalah airyang tidak mengandung garam dan mineral-mineral. Air deionisasi dibuat dengan cara
menganbil air yang masihmengandung mineral dan garam-garam, lalu dimasukkan ke sebuah resin
bermuatan listrik yang dapat menarik garam-garam danmineral tersebut. Sehingga nantinya pada air
hanya mengandung molekul H
2

O, bakteri, dan virus. Natrium Kloridadikenal juga sebagai garam, garam dapur, garam meja.
Merupakan senyawa ionik dengan rumusNaCl. NaCl adalah garam yang paling bertanggung jawab
atas salinitas dari laut dan dari cairanextrakulikuler dari multiser banyak organisme sebagai bahan
utama dalam garam yang dapat dimakanini, biasanya digunakan sebagai bumbu makan dan
makanan pengawet. Dalam pembuatan sabun cair /shampo fungsinya sebagai pengental sabun
yang masih berupa air.Selain pengadukan 2 bahan tersebut dilakukan juga pengadukan larutan 2 %
sodium lauretsulfat. Pemasukkan SLS ke dalam larutan harus hati-hati karena bila teralu panas
akibatnya akanterbentuk banyak buih, apalagi bila dengan pengadukan yang cepat maka akan
terjadi buih yang

https://www.headandshoulders.co.id/id-id/rambut-sehat-kulit-kepala/ketombe/bahan-untuk-
membuat-shampo-antiketombe-head-and-shoulders-apa-yang-ada-di-dalam-botol
Sabun yang berasal dari bahasa India/Hindi साबु न adalah surfaktan yang digunakan
dengan air untuk mencuci dan membersihkan. Sabun biasanya berbentuk padatan tercetak yang
disebut batang karena sejarah dan bentuk umumnya. Penggunaan sabun cair juga telah telah
meluas, terutama pada sarana-sarana publik. Jika diterapkan pada suatu permukaan, air bersabun
secara efektif mengikat partikel dalam suspensi mudah dibawa oleh air bersih. Di negara
berkembang, deterjen sintetik telah menggantikan sabun sebagai alat bantu mencuci atau
membersihkan.
Banyak sabun merupakan campuran garam natrium atau kalium dari asam lemak yang dapat
diturunkan dari minyak atau lemak dengan direaksikan dengan alkali (seperti natrium atau kalium
hidroksida) pada suhu 80–100 °C melalui suatu proses yang dikenal dengan saponifikasi. Lemak
akan terhidrolisis oleh basa, menghasilkan gliserol dan sabun mentah. Secara tradisional, alkali
yang digunakan adalah kalium yang dihasilkan dari pembakaran tumbuhan, atau dari arang kayu.
Sabun dapat dibuat pula dari minyak tumbuhan, seperti minyak zaitun.
https://id.wikipedia.org/wiki/Sabun
https://adevnatural.com/pengertian-sabun-dan-definisi-sabun-bentuk-dan-jenis-sabun/
https://adevnatural.com/pembuatan-sabun-bahan-cara-dan-proses-saponifikasi/

Sanjaya, Cecilia Benita (2015) Pengaruh konsentrasi HPMC sebagai thickening agent pada formula sediaan
sampo ekstrak etanol biji gandum (Avena sativa). Undergraduate thesis, Widya Mandala Catholic University,
surabaya
Mottram, F.J., and Lees, C.E. 2000. Hair Treatments, Poucher’s Perfume Cosmetics and Soap.
Kluwer Academic Publisher, London.
PENGEMBANGAN KEJU LEMAK RENDAH SEBAGAI PANGAN FUNGSIONAL
Development of Low Fat Cheese as Functional Food Juniawati1 , Sri Usmiati1 , dan Evy
Damayanthi2 1Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian Jalan Tentara
Pelajar No.12 Bogor 16114, Indonesia Telp. (0251) 8321762; 8350920, Faks. (0251) 8321762 E-
mail: junia.sahib@ gmail.com, bb-pascapanen@litbang.pertanian.go.id 2 Departemen Gizi
Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia IPB Jalan Meranti, Kampus IPB Darmaga Bogor 16680,
Indonesia E-mail: evyimam@yahoo.com Diterima: 28 November 2014; Direvisi: 16 Januari
2015; Disetujui: 27 Januari 2015
OTOMATISASI PROSES PRODUKSI CAT BERBASIS SIMULATOR PLC
TWIDO TWDLMDA20DTK

Fahmizal1, Donny Budi Pratama2, Angga Priyatmoko3, M Riza Fauzi Rahman4

1,2,3,4 Departemen Teknik Elektro dan Informatika, Sekolah Vokasi, Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta, Indonesia

e-mail: fahmizal@ugm.ac.id, donny.budi.p@mail.ugm.ac.id,


angga.priyatmoko@mail.ugm.ac.id,
m.riza.f@mail.ugm.ac.id

P-ISSN : 2303-3142 E-ISSN : 2548-8570 Vol. 7, No. 1, April 2018


Jurnal Teknik Pertanian LampungVol.5, No. 3: 125-136
125
PEMBUATAN SABUN PADAT TRANSPARAN
MENGGUNAKAN MINYAK KELAPA SAWIT (Palm oil)
DENGAN PENAMBAHAN BAHAN AKTIF EKSTRAK TEH PUTIH
(Camellia sinensis)
MAKING OF TRANSPARENT SOLID SOAP USING PALM OIL BASED WITH
ADDITION WHITE TEA EXTRACTS (Camellia sinensis)
Asri Widyasanti1, Chintya Listiarsi Farddani2
, Dadan Rohdiana3
1Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Industri Pertanian Universitas
Padjadjaran
2Alumnus Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem
3Peneliti Pusat Penelitian Teh dan Kina, Gambung
*komunikasi penulis,Email: asri.widyasanti@unpad.ac.id
Naskah ini diterima pada 01 September 2016; revisi pada 7 September 2016;
disetujui untuk dipublikasikan pada 19 September 2016

Anda mungkin juga menyukai