Anda di halaman 1dari 3

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Model Problem Based Learning (PBL)

1. Definisi Problem Based Learning (PBL) Model pembelajaran berdasarkan masalah atau problem
based learming (PBL) adalah satu model pengajaran yang menggunakan masalah sebagai fokus
untuk mengembangkan keterampilan, dan Kauchak, 2012). Model PBL diawali dengan siswa
dihadapkan pada suatu masalah kemudian diikuti dengan proses mencari informasi yang bersifat
student centered. Model pembelajaran ini bertujuan untuk memecahkan satu masalah spesifik
dimana hal tersebut merupakan tanggung jawab siswa dan guru memandu proses pemecahan
masalalh konten materi, dan pengendalian diri (Eggen Menurut Sanjaya (2007), model PBL berawal
dari masalah-masalah yang timbul dalam fenomena alam untuk dapat diselesaikan melalui
serangkaian metode ilmiah. Dengan demikian, dapat diartikan bahwa PBL adalah model
pembelajaran yang memberi permasalahan otentik di kehidupan nyata, sehingga siswa dapat
mengembangkan sikap ilmiah dan juga kemampuannya menala suatu permasalahan. PBL
menjadikan siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran di kelas, misalnya ketika siswa bekerjasama
dalam kelompok. PBL merupakan model pembelajaran yang menjadikan siswa berperan lebih aktif
dalam pembelajaran, namun tidak terlepas dari bimbingan guru dalam menemu konsep-konsep
yang terkait. 2 Teori yang Melandasi Problem Based Leaming Di antara teori yang melandasi
problem based learning lajar konstruktivisme, teori belajar (PBI) adalah teori kognitif, dan teori
belajar penemnuan.

a. Teori Konstruktivisme

Teori konstruktivisme yang disebutkan oleh P menyatakan bahwa pengetahuan dibentuk oleh siswa
ata orang yang sedang belajar (Suparno, 2014). Pengetahua tidak diterima begitu saja dari guru,
tetapi siswa s yang harus me pengetahuan itu. Teori konstruktiv memengaruhi bagaimana siswa
harus aktif be membentuk pengetahuannya dan bagaimana sebaiknya seorang guru membantu
siswa membangun suatu pengetahuan. endi mikirkan, mengorganisasi, dan membentuk isme ini
sangat lajar untuk Menurut teori konstruktivisme (Fatmawati dkk. 2015: 8), belajar merupakan
proses aktif peserta didik mengonstruksi pengetahuan dengan ciri-ciri:

1) Proses belajar dialami peserta didik berdasarkan dari apa yang mereka lihat, dengar, rasakan, dan
alami.

2) Belajar merupakan proses pengembangan berpikir dengan cara membentuk pengertian yang baru
dari pengetahuan-pengetahuan yang telah diperoleh melalui pengalaman nyata.

3) Hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman belajar dan lingkungan peserta didik.

4) Hasil belajar peserta didik tergantung pada pengetahuan awal yang sudah diketahuinya

b. Teori Kognitif

Teori belajar kognitivisme berasal dari pandangan Kurt Lewin, yang menyatakan bahwa bel proses
penemuan (discover) dan transformasi infor kompleks yang berlangsung pada diri ajar merupakan
ormas1 awati dkk., 2015: 6). Teori kognitivisme men belajar sebagai sebuah proses mental, bukan
ganggap perilaku Dalam teori tersebut, peserta didik aktif sebagai belajar secara individu, dengan
pola deduktif dan induktif dan m Sedangkan guru berlaku sebagai fasilitator dalam pembelajaran.
penyadur, erupakan pelaku untuk menuntun penemuan.

Jean Piaget (dalam Suparno, 2002: 55-56), ahli psikologi Swiss yang juga tokoh teori ini, membagi
perkembangan kognitif dalam empat tahap yaitu sensori motor (0-2 tahun), pra-operasional (2-7
tahun), operasional konkret (7-11 tahun), dan operasional formal (11 tahun ke atas). Berdasarkan
tahapan tersebut, siswa SMA berada pada tahap operasional formal. Menurut Suparno (2002),
seorang anak pada tahap operasional formal, sudah dapat berpikir formal dan abstrak. Ia dapat
berpikir secara deduktif, induktif, dan hipotetik. Anak sudah dapat diajak menyadari apa yang
dibuatnya dengan alasannya. Segi rasionalitas tindakan sudah dapat diajarkan. Pada tahap ini dalam
penanaman nilai, anak sudah dapat diajak berdiskusi untuk menemukan nilai yang baik dan tidak
baik.

c. Teori Belajar Penemuan

Teori belajar penemuan dikemukakan oleh Jerome Bruner. Teori ini menyatakan pentingnya
pembelajaran melalui penemuan bebas atau penemuan terbimbin (Ghani dan Ahmad, 2011).
Dengan model pembelajaran seperti ini sendiri atau memperoleh pengetahuan secara i (Wicaksono
dan Roza, 2015). Diantara manfaatnya , peserta didik diharapkan dapat menemukan uiri nurut
Bruner (dalam Wicaksono dan Roza, 2015) antara lain; me

1) Peningkatan potensi intelektual siswa.

2) Perpindahan dari pemberian reward ekstrinsik ke instrinsik

3) Pembelajaran menyeluruh melalui proses menemukan

4) Sebagai alat melatih memori.

3. Tujuan Problem Based learning

Problem based learning dirancang untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir,
memecahkan masalah, dan kemampuan intelektual. Selain itu, PBL juga mengajarkan siswa agar
memiliki sikap dewasa melalui pengalaman dan juga menjadi pelajar yang mandiri (Arends,
2012:397). Secara jelas, digambarkan sebagai berikut:

PBL : 1. Melatih kemampuarn berpikir dan pemecahan masalah

2. Melatih kemampuan sosial dan sikap dewasa

3. Melatih kemampuan untuk belajar mandiri

Gambar 21 Tujuan model problem based learnin pada siswa

4. Sintaks Problem Based Learning

Sebelum melakukan pembelajaran langkah awal yang dilakukan oleh guru adalah memberi motivasi
dan Setelah itu siswanya yang dibuat dilakukan oleh guru adalah memberi motivasi dan
mengomunikasikan tujuan pembelajaran mbelajaran dilakukan dengan guru mengarahkan s pe
sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran

(Eggen dan Kauchak, 2012). PBL memiliki sintaks khusus yang membedakannya dengan model-
model pembelajaran lain yakni terdiri dari lima tahap utama sebagai berikut. Tabel 2.1 Sintaks
Problem Based Learning Fase Deskrīpsi menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik siswa
pada masalah yang dibutuhkan, dan memotivasi terlibat dalam Fase 1 Guru Mengorientasikan siswa
agar pemecahan masalah Guru membantu Fase 2 Mengorganisasikan mendefenisikan siswa untuk
belajar mengorganisasi tugas belajar yang siswa an berhubungan dengan masalah. Guru mendorong
siswa untuk Fase 3 Membantu penelitian mengumpulkan informasi yang individu dan kelompolk
melakukan eksperimen, serta mencari penjelasan dan solusi terhadap masalah Guru merencanakan
dan memersiapkan karya yang sesuai, seperti laporan, video, dan model, serta membantu mereka
untuk berbagi tugas dengan temannya. Guru membantu siswa dalam memaparkan hasil penelitian
membarntu siswa Fase 4 Mengembangkan dan menyajikan karya Fase 5 Menganalisis dan
mengevaluasi proses mereka dan proses-proses yang pemecahan masalahmereka gunakan (Arends,
2012: 411)

Anda mungkin juga menyukai