Anda di halaman 1dari 4

Kelompok :

1. Nur Samsu
2. Waluya
3. Budiharja
4. Yulintina Dwi Untari

1. MUSRENBANG
Musrenbang merupakan agenda tahunan di mana warga saling bertemu
mendiskusikan masalah yang mereka hadapi dan memutuskan prioritas
pembangunan jangka pendek. Ketika prioritas telah tersusun, kemudian di usulkan
kepada pemerintah di level yang lebih tinggi, dan melalui badan perencanaan
(BAPPEDA) usulan masyarakat dikategorisasikan berdasar urusan dan alokasi
anggaran. Proses perencanaan pembangunan daerah saat ini masih berpedoman
pada Undang-undang No 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional dan peraturan pelaksanaannya.
Pemerintah daerah wajib menyelenggarakan forum musrenbang secara
berjenjang mulai tingkat desa, kecamatan, kabupaten sampai tingkat provinsi.
Berdasarkan Pasal 20 Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan,
Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah, Musrenbang RKPD kabupaten dimulai dari Musrenbang desa,
Musrenbang RKPD di kecamatan, Forum Perangkat Daerah (PD)/Forum Gabungan
Perangkat Daerah (PD) dan Musrenbang RKPD kabupaten. Salah satu tahapan yang
sangat penting dan strategis dalam penyusunan RKPD yaitu Musrenbang RKPD di
kecamatan sebagai forum antar pemangku kepentingan di wilayah kecamatan dalam
rangka menyusun rencana pembangunan daerah.
Mekanisme musrenbang juga dipergunakan sebagai wahana untuk
mempertemukan dan mensinergikan beberapa pendekatan perencanaan, yaitu
pendekatan politik, teknokratik, partisipatif, atas-bawah (top-down) dan bawah-atas
(bottom-up). Namun secara lebih spesifik musrenbang RKPD di kecamatan menjadi
wahana untuk memaduserasikan perencanaan dari atas (top-down planning) dengan
perencanaan dari bawah (masyarakat)/bottom-up planning. Perencanaan dari atas
ialah perencanaan yang berasal dari pendekatan politis dan teknokratis. Sedangkan
perencanaan dari bawah berasal dari musyawarah perencanaan pembangunan desa
(musrenbangdes).
Pelaksanaan diskusi kelompok diawali dengan pembagian kelompok menjadi
3 (tiga) kelompok diskusi sebagaimana diatur dalam Surat Edaran Bupati Gunungkidul
No 050/5953 tanggal 20 Desember 2018 tentang Tata Cara Musyawarah Perencanaan
Pembangunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) dan Pedoman Perencanaan
Pembangunan Tahun 2020 yaitu :
1. Kelompok Pemerintahan, Sosial, dan Kebudayaan;
2. Kelompok Fisik dan Prasarana; dan
3. Kelompok Ekonomi.
Berkaitan dengan pembagian kelompok pada forum Musrenbangdes yang
diatur berdasarkan Undang-Undang No 6 Tahun 2014 tentang Desa dan peraturan
pelaksanaannya menjadi 4 (empat) kelompok, perlu dilakukan sinkronisasi
pengelompokan usulan sebagai berikut:
1. Usulan yang masuk dalam kelompok pemerintahan dalam Musrenbangdes
dimasukkan dalam Kelompok Pemerintahan, Sosial, dan Kebudayaan.
2. Usulan yang masuk dalam kelompok Kemasyarakatan dalam Musrenbangdes
dimasukkan dalam Kelompok Pemerintahan, Sosial, dan Kebudayaan.
3. Usulan yang masuk dalam kelompok pembangunan dalam Musrenbangdes
dimasukkan dalam Kelompok Fisik dan Prasarana.
4. Usulan yang masuk dalam kelompok pemberdayaan dalam Musrenbangdes
dimasukkan dalam Kelompok Pemerintahan, Sosial, dan Kebudayaan atau
Kelompok Ekonomi, dengan ketentuan :
 Usulan yang berkaitan dengan pemberdayaan kapasitas masyarakat
(perempuan, anak, kepemudaan, dll) masuk dalam kelompok
Pemerintahan, Sosial, dan Kebudayaan.
 Usulan yang berkaitan dengan pemberdayaan ekonomi (industri, UMKM,
pertanian, dll) masuk dalam kelompok ekonomi.

2. FORUM PERANGKAT DAERAH


Forum Perangkat Daerah adalah kegiatan menyelaraskan usulan hasil
musrenbang RKPD di kecamatan dengan rencana program dan kegiatan SKPD
Provinsi/Kabupaten maupun APBN dan mempertajam indikator serta target kinerja
program dan kegiatan SKPD sesuai dengan tugas dan fungsi Perangkat Daerah. Forum
PD dilaksanakan setelah kegiatan musrenbang RKPD di Kecamatan yang menghasilkan
daftar usulan kegiatan prioritas pembangunan di wilayah kecamatan untuk dibahas
pada ForumPD/Forum Gabungan PD dan musrenbang RKPD kabupaten. Usulan
kegiatan ini merupakan hasil kesepakatan serta pemaduserasian antara Rancangan
Awal Rencana Kerja Perangkat Daerah (PD) Kabupaten dengan usulan dari masing-
masing desa yang telah disepakati dalam forum Musrenbangdes.
Penyelenggaraan forum perangkat daerah ini dimaksudkan sebagai sarana
sinkronisasi perumusan program dan kegiatan perangkat daerah dalam pelaksanaan
urusan Pemerintah Daerah dan tujuannya adalah menajamkan usulan prioritas
program dan kegiatan pembangunan, baik yang dihasilkan dari Musrenbang RKPD
Kabupaten di Kecamatan maupun dari penyampaian pokok-pokok pikiran DPRD.

3. PAGU INDIKATIF WILAYAH KECAMATAN (PIWK)


PIWK menurut Perbup Gunungkidul No 5 tahun 2013 tentang Petunjuk Teknis
Operasional Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan
Integrasi Sistem Pembangunan Partisipatif - Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional Tahun Anggaran 2013, PIWK atau Pagu Indikatif Wilayah Kecamatan adalah
sejumlah patokan batas maksimal yang penentuan alokasi belanjanya ditentukan oleh
mekanisme partisipatif melalui musrenbang kecamatan dengan berdasarkan kepada
kebutuhan dan prioritas program.
Usulan rancangan PIWK Tahun Anggaran 2020 dengan rincian pagu per
kecamatan. Selanjutnya pembahasan bersama agar dapat dicapai kesepakatan antara
Bupati dengan DPRD. Nota kesepakatan besaran PIWK tersebut dipergunakan sebagai
salah satu pedoman dalam Musrenbang RKPD di Kecamatan.
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul No 18 Tahun 2012
tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Daerah dan Pelaksanaan
Musyawarah Perencanaan Pembangunan Daerah, Bupati menyampaikan rancangan
Pagu Indikatif Wilayah Kecamatan (PIWK) kepada DPRD untuk dibahas bersama dan
selanjutnya dituangkan dalam nota kesepakatan. Nota kesepakatan tersebut
dimaksudkan untuk memberikan jaminan agar program dan kegiatan yang diusulkan
melalui mekanisme PIWK dapat terkawal sejak proses Musrenbang Kecamatan sampai
dengan penetapan APBD Kabupaten.
Besarnya PIWK masing-masing kecamatan ditetapkan dengan menggunakan
rumus sebagai berikut:
PIWKx = PIWK M Kecamatan + PIWK P Kecamatan
PIWKPx = BKx (PIWK – Ʃ PIWKM)
BKx = a1 KV1 + a2 KV2 + a3 KV3 + a4 KV4 + a5 KV5 + a6 KV6 + a7 KV7 + a8
KV8 + a9 KV9 + a10 KV10 + a11 KV12 + a13 KV13 + a14 KV14
KV1,2,3,4,5x = V1,2,3,4,5x/ƩVn
Keterangan :
PIWKx : Pagu Indikatif Wilayah Kecamatan x
PIWKM : PIWK Minimal yang dialokasikan kecamatan
PIWKPx : Pagu Indikatif Wilayah Kecamatan yang dialokasikan secara
Proporsional untuk Kecamatan x
BK : Nilai Bobot Kecamatan untuk Kecamatan x PIWK : Total PIWK yang
akan dialokasikan ke 18 kecamatan
ƩPIWKM : Jumlah seluruh PIWK Minimal
a1, a2, ..., a14 : Angka Bobot masing-masing variabel
KV1 : Nilai Koefisien Variabel Keluarga Miskin
KV2 : Nilai Koefisien Variabel Jumlah Penduduk
KV3 : Nilai Koefisien Variabel Luas Wilayah
KV4 : Nilai Koefisien Variabel Jumlah Desa
KV5 : Nilai Koefisien Variabel Jumlah Padukuhan
KV6 : Nilai Koefisien Variabel Desa Rawan Bencana
KV7 : Nilai Koefisien Variabel PDRB Kecamatan menurut harga konstan
KV8 : Nilai Koefisien Variabel PDRB Kecamatan menurut harga berlaku
KV9 : Nilai Koefisien Jumlah Pengangguran
KV10 : Nilai Koefisien Status Gizi Balita
KV11 : Nilai Koefisien Angka Kematian Bayi
KV12 : Nilai Koefisien Angka Partisipasi Murni
KV13 : Nilai Koefisien Angka Melek Huruf
KV14 : Nilai Koefisien Pelunasan Pajak Bumi dan Bangunan

Anda mungkin juga menyukai