DAFTAR ISI..................................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................3
2.1.2 Apotek.....................................................................................................12
2.1.3 Apoteker..................................................................................................14
1
2.2 Kerangka Berpikir..............................................................................................25
2.3 Hipotesis.............................................................................................................26
3.3.1 Populasi...................................................................................................28
3.3.2 Sampel.....................................................................................................28
2
BAB I
PENDAHULUAN
menjadi patient oriented. Hal ini dipicu oleh peningkatan jumlah kebutuhan
obat, perkembangan produksi dalam skala besar serta adanya inovasi dalam
3
memanfaatkan sistem informasi rumah sakit secara maksimal pada fungsi
farmasi rumah sakit yang diberikan secara langsung oleh Apoteker kepada
risiko terjadinya efek samping karena obat, untuk tujuan keselamatan pasien
instalasi farmasi rumah sakit agar pelayanan farmasi yang diberikan lebih
4
Obat merupakan komponen yang penting dalam upaya pelayanan
Namun tidak semua jenis obat berupa sediaan yang dapat langsung
antibiotika.
Penggunaan obat harus tepat diagnosisnya, tepat indikasi
terjadinya alergi, interaksi obat, reaksi obat yang tidak dikehendaki dan efek
samping obat. Selain itu dengan pemberian informasi obat dan konseling
obat. Saat ini sebagian besar rumah sakit di indonesia belum melakukan
5
kegiatan pelayanan farmasi klinik dengan maksimal serta masih kurang
itu standar pelayanan kefarmasian PMK Nomor 58 baru keluar tahun 2014
dan pelayanan konseling adalah pelayanan farmasi klinik yang sangat pokok
instalasi farmasi rawat jalan rumah sakit Karang Tengah Medika dalam
6
1.2 Identifikasi Masalah
berikut :
Apotek ?
1.2.3 Apa manfaat dari semua peran Apoteker itu sendiri kepada
Masyarakat ?
1.2.4 Bagaimana kinerja pelayanan yang dilakukan oleh Apoteker dari segi
7
1.4.1 Seperti apakah peran Apoteker dalam pelayanan kefarmasian di
Apotek ?
Medika.
1.5.3 Mengetahui persepsi masyarakat terhadap pelayanan informasi obat
Tengah Medika.
obat di apotek rumah sakit, ketersediaan obat di apotek rumah sakit, dan
8
kecepatan pelayanan di apotek oleh apoteker dengan kepuasan pasien
Sistematika penulisan dari karya tulis ilmiah ini adalah sebagai berikut :
9
BAB III METODOLOGI PENELITIAN terdiri dari waktu dan tempat
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
kesehatan, fasilitas diagnostik dan terapi, alat dan perbekalan serta fasilitas
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat (Rista,
2013).
Instalasi farmasi rumah sakit merupakan unit pelaksanaan
dipimpin oleh seorang apoteker sebagai penggung jawab dan dibantu oleh
11
2.1.1.2 Tugas Dan Fungsi Rumah Sakit
2.1.2 Apotek
12
kepentingan masyarakat yaitu menyediakan, menyimpan, dan menyerahkan
telah mengucapkan sumpah jabatan apoteker dan memiliki SIPA (Surat Izin
apabila salah satu hal tersebut tidak dapat terpenuhi maka apotek tersebut
13
2.1.3 Apoteker
Tahun 2009 apoteker merupakan sarjana farmasi yang telah lulus sebagai
obat yang perlu untuk pengobatan kondisi yang didiagnosis oleh dokter,
dalam bentuk pengecekan atau intepretasi pada resep atau order dokter.
yaitu:
kesehatan lainnya.
14
pasien, sebagai contoh ketika pasien tidak mampu membeli obat yang
ada dalam resep maka apoteker dapat berkonsultasi dengan dokter atau
pasien untuk pemilihan obat dengan zat aktif yang sama namun harga
lebih terjangkau.
dengan pihak ekstern (pasien atau customer) dan pihak intern (tenaga
15
profesinya, tidak hanya berperan sebagai orang yang tahu saja, tapi
pelayanan terhadap pasien dan atau profesional kesehatan lain yang terlibat
terapi dan meminimalkan risiko terjadinya efek samping karena obat, untuk
16
pelayanan resep, penelusuran riwayat penggunaan obat, rekonsiliasi obat,
sediaan steril dan pemantauan kadar obat dalam darah. Beberapa faktor
adalah:
status kehamilan, status nutrisi, status sistem imun, fungsi ginjal dan
b. Penyakit pasien
c. Farmakoterapi pasien
17
a) Analisa risiko baik secara kualitatif, semi kualitatif, kuantitatif dan
semi kuantitatif.
terlibat dalam setiap tahap manajemen risiko perlu menjadi salah satu
dibutuhkan SDM yang semakin kompeten dan kerjasama tim (baik antar
antara lain Intensive Care Unit (ICU), Unit Gawat Darurat (UGD), dan
yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil yang
sakit adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan
18
rumah sakit yang berorientasi kepada pelayanan pasien, penyediaan obat
yang bermutu, dan pelayanan farmasi klinik yang terjangkau bagi semua
obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat, pemberian
farmasi adalah :
berlaku.
evaluasi pelayanan.
19
2.1.6 Pelayanan Informasi Obat
bias, terkini, dan komprehensif yang dilakukan oleh apoteker kepada dokter,
apoteker, perawat, profesi kesehatan lainnya serta pasien dan pihak lain di
luar rumah sakit. Informasi yang diberikan meliputi dosis, bentuk sediaan,
ketersediaan, harga, sifat fisika atau kimia dari obat, keamanan penggunaan
tempat yang nyaman untuk pemberian informasi kepada pasien dan adanya
20
5. Melakukan penelitian penggunaan obat
penelusuran kembali dalam waktu yang relatif singkat. Hal-hal yang harus
yang berhubungan dengan terapi obat dari apoteker kepada pasien dan atau
21
keluarganya. Pemberian konseling yang efektif memerlukan kepercayaan
(Kemenkes, 2014).
adalah:
anda?
22
4. Memberikan penjelasan kepada pasien untuk menyelesaikan masalah
penggunaan obat
gambaran keadaan saat ini atas pola penggunaan obat, membandingkan pola
a. Indikator peresepan
b. Indikator pelayanan
c. Indikator fasilitas
kumpulan dari beberapa indikator sebagai tolak ukur yang digunakan untuk
23
kepatuhan terhadap standar yang telah ditetapkan. Indikator dalam standar
lingkungan
(Kanthi, 2013).
24
pemerintah mengeluarkan pembaharuan standar pelayanan kefarmasian di
nomor 58.
Tujuan Apotek di
Rumah Sakit
Tingkat Penerapan
1. Pelayanan dan Standar Pelayanan
Persepsi Apoteker
Pengkajian Resep Kefarmasian
2. Pelayanan
Informasi Obat
3. Pelayanan
Konseling Persepsi Pasien Kepuasan Pasien
2.3 Hipotesis
25
2. Ada hubungan pelayanan kefarmasian berdasarkan keramahan
26
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
dengan masalah ini dalam rangka penyusunan Karya Tulis Ilmiah untuk
penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan
utama untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara
27
3.3 Populasi Dan Sampel
3.3.1 Populasi
rekam medis instalasi farmasi periode tahun 2016 berjumlah 455 berkas
rekam medis. Dan petugas penerimaan pasien yang berumur 18-64 tahun di
instalasi rekam medis di Rumah Sakit Karang Tengah Medika berjumlah 116
orang.
3.3.2 Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah dua macam yaitu petugas penerimaan
pasien yang berumur 18-64 tahun berjumlah 116 orang diinstalasi rekam
medis sebagai subjek penelitian dan berkas rekam medis pasien dalam
periode 2016 sebagai objek penelitiannya yang berjumlah 455 berkas rekam
medis dan yang diteliti secara acak sebanyak 65 berkas rekam medis di
28
langsung pada objek sebagai sumber informasi yang care (Notoatmodjo,
2010). Dalam penelitian ini, Data primer di dapat observasi yang diberikan
Ciledug.
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain, tidak
biasanya berwujud data dokumentasi atau data laporan yang sudah tersedia
hasil wawancara kepada petugas rekam medis Rumah Sakit Karang Tengah
Medika, Ciledug.
29
Entry : Data yakni jawaban–jawaban dari masing-masing
30
31
32