1. INTENSIFIKASI
Ialah upaya untuk meningkatkan hasil pertanian tanpa memperluas lahan pertanian yang
telah ada. Upaya intensifikasi dilakukan dengan cara penggunaan pupuk, bibit unggul, pengairan,
pemeliharaan, dan penyuluhan. Intensifikasi lebih dikenal dengan nama pancausaha tani.
Intensifikasi pertanian ditempuh dengan program Panca Usaha Tani, yang kemudian
dilanjutkan dengan program Sapta Usaha Tani. Adapun sapta usaha tani dalam bidang pertanian
meliputi kegiatan sebagai berikut :
Langkah awal sapta usaha tani adalah pemilihan bibit unggul. Ini merupakan hal terpenting.
Bibit unggul merupakan bibit yang diperoleh dari proses rekayasa genetik, sortasi, dan grading
yang panjang hingga menghasilkan bibit yang berkualitas baik dan tahan akan hama dan
penyakit.
Selain pemilihan bibit yang berkualitas, penyesuaian bibit dengan musim tanam juga
perlu diperhatikan. Tahap awal sapta usaha tani ini sangat menentukan namun sering
terlewatkan.
Khususnya penyesuaian bibit apakah sesuai pada musim tanam atau periode pertama, musim
kemarau pertama atau periode kedua, ataukah musim kemarau kedua atau periode ketiga.
Kondisi lahan atau tanah yang baik adalah tanah yang menyediakan berbagai macam unsur
hara lengkap yang diperlukan tanaman.
Selain kondisi tersebut, tanah harus mengandung zat organik dan anorganik, air, dan udara.
Oleh karena itu untuk membantu kemampuan tanah untuk memperoleh hal tersebut diperlukan
langkah sapta usaha tani yaitu pengolahan tanah yang baik.
Dalam melakukan pengolahan tanah yang optimal dalam sapta usaha tani dilakukan dengan
membajak lahan atau tanah sedalam 30 cm secara merata.Pembajakan dilakukan hingga
permukaan benar-benar merata sehingga pada saat penanaman tidak ada permukaan tanah yang
tergenang oleh air. Hal ini dilakukan untuk memperbaiki struktur tanah Pemupukan yang Tepat.
Proses pemupukan dalam sapta usaha tani adalah usaha yang bertujuan untuk mengganti
unsur hara yang hilang dari tanah dikarenakan proses pemanenan, volatilisasi, pencucian, fiksasi
dan sebagainya.
Pada tahap keempat dalam sapta usaha tani yaitu pengendalian hama dan penyakit terdapat
berbagai cara.
Terdapat pengendalian dengan cara mekanis, pengaturan sanitasi lingkungan atau ekologi dan
secara kimiawi. Pada pengendalian secara mekanis dilakukan dengan menangkap hama secara
langsung.
Kebutuhan air bagi tanaman pada program sapta usaha tani sangatlah diperhatikan.
Program irigasi sebagai usaha dalam penyediaan dan pengaturan air khususnya pada musim
kemarau/kering sangat digalakkan demi kelancaran usaha tani yang dilaksanakan. Model irigasi
yang dapat dilakukan seperti irigasi air permukaan, irigasi air bawah tanah, irigasi pompa dan
irigasi tambak. Model tersebut diterapkan sapta usaha tani sesuai dengan kondisi daerah masing-
masing.
e) Pascapanen
Setelah melaksanakan sapta usaha tani ke lima, tahap sapta usaha tani selanjutnya adalah
penanganan pascapanen.
Pemasaran hasil pertanian pada sapta usaha tani disesuaikan dengan kondisi di daerah
masing-masing. Sebagai contoh di beberapa daerah menggunakan konsep Stasiun Terminal
Agribisnis (STA) maupun pasar lelang untuk memasarkan hasil panennya.
Berikut beberapa contoh usaha meningkatkan hasil produksi dengan cara intenfisfikasi :
2. EKSTENSIFKASI
Berikut beberapa contoh usaha meningkatkan hasil produksi dengan cara ekstensifikasi :
3. DIVERSIFIKASI
Adalah usaha meningkatkan hasil pertanian dengan cara memperbanyak jenis tanaman
pada suatu lahan pertanian. Diversifikasi tanaman dilakukan agar pertanian tidak hanya
menghasilkan satu jenis tanaman. Contoh diversifikasi pertanian adalah sistem tumpang sari
yaitu menanam beberapa jenis tanaman secara bersamaan pada lahan yang sama. Misalnya,
menanam secara bersama-sama ubi kayu, kedelai, dan jagung. Diversifikasi dapat dilakukan
diantara dua musim tanam atau pada satu musim secara bersamaan.
Berikut beberapa contoh usaha meningkatkan hasil produksi dengan cara diversifikasi :
4. REHABILITASI
Adalah usaha meningkatkan hasil pertanian dengan cara memperbarui cara-cara pertanian
yang ada atau mengganti tanaman tidak produktif lagi. Upaya-upaya ini misalnya memperbaiki
sawah tadah hujan menjadi sawah irigasi, mengganti tanamannya sudah tua dengan tanaman
baru, dan mengganti tanaman yang tidak menguntungkan dengan tanaman yang lebih
menguntungkan. Rehabilitasi lahan pertanian dapat dilakukan dengan cara
d. menggunakan pestisida
Rehabilitasi hutan dan lahan atau RHL merupakan bagian dari sistem pengelolaan hutan
dan lahan, yang dilokasikan pada kerangka daerah aliran sungai. Kegiatan Rehabilitasi ini
menempati posisi untuk mengisi kekosongan ketika sistem perlindungan tidak dapat
mengimbangi hasil sitem budidaya lahan dan hutan, sehingga terjadi deforestasi serta degredasi
fungsi hutan dan lahan.
TUGAS 1
PERTANIAN
Oleh :
NIM :C1G018060