Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Kebutuhan Nutrisi Pada Dewasa dan Lansia”. Penulisan
makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh dosen
koordinator. Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan data-data yang penulis peroleh
dari buku panduan yang berkaitan dengan kebutuhan nutrisi. Untuk itu pada kesempatan
ini kami mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Ns. Suryani Hartati.,M. Kep.Sp.Kep.Mat selaku Direktur dari Akademi Perawat
Hermina Manggala Husada.
2. Ibu Ns. Rosa Melati.,Sp.Kep.An selaku Koordinator mata ajar Gizi & Diet.
Kami menyadari bahwa makalah ini belum sempurna, baik dari segi materi
maupun penyajiannya. Untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat di harapkan
dalam penyempurnaan ini. Terakhir kami berharap semoga makalah ini dapat
memberikan hal yang bermanfaat dan menambah wawasan bagi pembaca dan
khususnya bagi penulis juga.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Tujuan
1
BAB II
LANDASAN TEORI
2
4. Cacing Kremi
Bernama latin Enterobius vermicularis ini ukurannya kecil sekali, yang jantan 2-5
mm pada jantan dan betina sekitar 8-13 mm. Mereka biasanya hidup di usus besar
dan membuat dubur gatal.Dibandingkan cacing jenis lain, cacing kremi sangat mudah
menular. Jika ada satu keluarga terinfeksi, anggota keluarga lain akan tertular.
Misalnya saat anak terkena cacing kremi lalu karena gatal anak tersebut akan garuk-
garuk, telur cacing tersebut akan jatuh ke sprei sehingga akan mudah tertular terlebih
jika sprei jarang dibersihkan.Cacing ini bertelur sekitar 11.000-15.000 butir per ekor
setiap enam jam sekali.
5. Cacing Hati
Cacing hati (Fasciola), menghuni organ hati hewan ternak (terutama sapi dan babi).
6. Cacing Pipih
Cacing pipih darah, penyebab skistosomiasis (Schistosomia).
7. Cacing Pita
Cacing pita (Taenia) , biasanya menyerang pada bagian usus manusia dan hewan.
8. Cacing Filariasis
Cacing penyebab filariasis, seperti Wuchereria bancrofti, Brugia malayi, Brugia
timori, Loa loa, Mansonella streptocerca, Onchocerca volvulus, Dracunculus
medinensis, Mansonella perstans, dan Mansonella ozzardi.
3
dengan kandungan Pirantel Pamoat yang dapat secara efektif melumpuhkan cacing
dalam tubuh dengan cara mendepolarisasi senyawa penghambat neuromuskuler,
kemudian mengeluarkannya bersama dengan kotoran.
4
Anemia dengan ukuran eritrosit yang lebih kecil dari normal dan mengandung
konsentrasi hemoglobin yang kurang dari normal. (Indeks eritrosit : MCV < 73 fl,
MCH < 23 pg, MCHC 26 - 35 %). Penyebab anemia mikrositik hipokrom:
1. Berkurangnya zat besi: Anemia Defisiensi Besi.
2. Berkurangnya sintesis globin: Thalasemia dan Hemoglobinopati.
Berkurangnya sintesis heme:
3. Anemia Sideroblastik. Morfologi Sel Darah Merah pada Anemia
5
b. Suplementasi zat besi Pemberian suplemen besi menguntungkan karena dapat
memperbaiki status hemoglobin.