LUKA BAKAR
Disusun Oleh:
Vejitha Raja Kumar 04084821820050
Jessica Jaclyn Ratnarajah 04084821820052
Optima Fitra Ilhami 04011181520017
Fadya Ulviana Khairunnisa 04011181520018
Nabilla Oktavia Kesumadanoe 04011181520019
Pembimbing
Dr. Mufida Muzakkie , Sp.BP-RE
Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan dan atau kehilangan jaringan
yang disebabkan kontak dengan sumber panas dan suhu tinggi (seperti api,air
panas, bahan kimia, listrik dan radiasi) atau suhu yang sangat rendah.1 Dengan
kerusakan jaringan yang terjadi, demikian banyak dan kompleks permasalahan
yang timbul sehingga lika bakar merupakan suatu bentuk seberat-berat cedera
dengan morbiditas dan mortalitas tinggi; memerlukan penatalaksanaan khusus
sejak awal (fase syok) sampai fase lanjut; berkesinambungan.1
Luka bakar adalah bentuk umum dari trauma. Sekitar 1% populasi
Australia dan Selandia Baru (220.000) menderita luka bakar yang memerlukan
perawatan medis setiap tahun. Sebanyak 10% akan membutuhkan rawat inap, dan
10% dari mereka dirawat di rumah sakit dan cukup parah untuk nyawanya
terancam. Lima puluh persen dari semua yang mengalami luka bakar akan
menderita pembatasan aktivitas hidup sehari-hari.
Terdapat dua faktor yang menentukan beratnya luka bakar, luas dan
kedalaman luka. Mortalitas dihubungkan dengan kedua faktor tersebut, yaitu usia
penderita dan luas luka bakar. Semakin luas luka bakar, semakin tinggi angka
mortalitas.2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. DEFINISI
Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan dan atau kehilangan jaringan
yang disebabkan kontak dengan sumber panas dan suhu tinggi (seperti api,air
panas, bahan kimia, listrik dan radiasi) atau suhu yang sangat rendah.1 Dengan
kerusakan jaringan yang terjadi, demikian banyak dan kompleks permasalahan
yang timbul sehingga lika bakar merupakan suatu bentuk seberat-berat cedera
dengan morbiditas dan mortalitas tinggi; memerlukan penatalaksanaan khusus
sejak awal ( fase syok) sampai fase lanjut; berkesinambungan.1
2. ETIOLOGI
Berdasarkan penyebabnya, luka bakar dibedakan atas beberapa jenis, antara lain:
Luka bakar karena api
Luka bakar karena minyak panas
Luka bakar karena air panas
Luka bakar karena bahan kimia ( yang bersifat asam kuat atau basa kuat )
Luka bakar karena listrik dan petir
Luka bakar karena radiasi
Cedera akibat suhu sangat rendah ( frost bite)
3. PREVALENSI
Luka bakar adalah bentuk umum dari trauma. Sekitar 1% populasi
Australia dan Selandia Baru (220.000) menderita luka bakar yang memerlukan
perawatan medis setiap tahun. Sebanyak 10% akan membutuhkan rawat inap, dan
10% dari mereka dirawat di rumah sakit dan cukup parah untuk nyawanya
terancam. Lima puluh persen dari semua yang mengalami luka bakar akan
menderita pembatasan aktivitas hidup sehari-hari.3
Baik pada orang dewasa maupun anak-anak, tempat paling umum untuk
dibakar adalah rumah. Pada anak-anak, berakhir 80% kecelakaan terjadi di rumah.
Tempat paling bahaya di rumah adalah dapur dan kamar mandi, karena
kebanyakan luka bakar pada anak-anak dan orang tua terjadi di dua tempat ini.
Selain itu, cucian mengandung bahan kimia berbahaya, dan garasi atau kecelakaan
terjadi di rumah.3
4. ANATOMI
Kulit adalah suatu organ pembungkus seluruh permukaan luar tubuh,
merupakan organ terberat dan terbesar dari tubuh. Seluruh kulit beratnya sekitar
16 % berat tubuh, pada orang dewasa sekitar 2,7 – 3,6 kg dan luasnya sekitar 1,5 –
1,9 meter persegi. Tebalnya kulit bervariasi mulai 0,5 mm sampai 6 mm
tergantung dari letak, umur dan jenis kelamin. Kulit tipis terletak pada kelopak
mata, penis, labium minus dan kulit bagian medial lengan atas. Sedangkan kulit
tebal terdapat pada telapak tangan, telapak kaki, punggung, bahu dan bokong.
Secara embriologis kulit berasal dari dua lapis yang berbeda, lapisan luar adalah
epidermis yang merupakan lapisan epitel berasal dari ectoderm sedangkan lapisan
dalam yang berasal dari mesoderm adalah dermis atau korium yang merupakan
suatu lapisan jaringan ikat.4
Dermis
Lapisan dermis terletak dibawah lapisan epidermis yang jauh lebih
tebal. Lapisan ini terdiri dari lapisan elastis dan fibrosa padat dengan
elemen-elemen selular dan folikel rambut. Secara garis besar dibagi menjadi
2 bagian yakni pars papilare, merupakan bagian yang menonjol ke
epidermis berisi ujung serabut saraf dan pembuluh darah, dan pars retikulare
yaitu bagian bawahnya yang menonjol kearah subkutan, bagian ini terdiri
atas serabut-serabut penunjang misalnya serabut kolagen, elastin dan
retikulin.5
Subkutis
Lapisan subkutis adalah kelanjutan dermis yang terdiri dari jaringan
ikat longgar berisi sel-sel lemak di dalamnya. Sel-sel lemak merupakan sel
bulat, besar, dengan inti terdesal ke pinggir sitoplasma lemak yang
bertambah. Sel-sel ini membentuk kelompok yang terpisah satu dengan
yang lain oleh trabekula yang fibrosa. Lapisan sel-sel lemak disebut
panikulus adiposa, berfungsi sebagai cadangan makanan. Vaskularisasi di
kulit diatur oleh 2 pleksus, yakni pleksus yang terletak di bagian atas dermis
(pleksus superficial)dan terletak di subkutis (pleksus profunda).5
5. Patofisiologi
Jackson di Birmingham pada tahun 1950 melakukan studi eksperimental
dengan menciptakan model luka bakar mengenai patofisiologi luka bakar.2
Pada daerah yang paling dekat dekat sumber termal (atau penyebab
lainnya), panas tidak dapat dikonduksi secara cepat dan baik, sehingga
terjadi koagulasi protein sel; selanjutnya terjadi kematian sel yang
berlangsung sangat cepat. Daerah ini disebut zona koagulasi atau zona
nekrosis (atau zona nekrosis koagulatif).3
Di sekitar zona koagulasi adalah daerah dengan kerusakan tidak
seberat zona pertama, namun sirkulasi di daerah tersebut mengalami
kerusakan diikuti gangguan mikrosirkulasi.3 Akibat terhambatnya
mikrosirkulasi, daerah ini disebut zona statis. Bila tidak ditatalaksana
dengan baik, maka daerah yang cukup luas ini akan mengalami nekrosis
saat dilepaskannya mediator–mediator inflamasi sebagai respon terhadap
jaringan yang rusak. Secara klinis, hal ini disebut sebagai degradasi luka
(bertambah dalamnya luka bakar). Dalam 3–5 hari pasca luka bakar, luka
yang awalnya terlihat vital akan tampak nekrotik.6
Di sekitar zona stasis adalah suatu daerah dimana jaringan melepaskan
mediator–mediator inflamasi yang menyebabkan dilatasi pembuluh darah.
Daerah ini terlihat kemerahan dan disebut zona hyperemia.3 Dengan
kembalinya respon vaskular yang bersifat hiperdinamik, daerah ini akan
kembalii normal.7 Pada luka bakar yang mencakup luas melebihi 10% pada
anak atau 20% pada dewasa, zona hiperemia sangat mungkin terjadi di
seluruh tubuh.
Kondisi ketiga zona ini berbeda pada setiap luka itu bakar. Kadang
zona statis mencapai kedalaman dermis namun disertai gangguan vaskular
yang progresif pada zona nekrosis sehingga hal ini menyebabkan luka bakar
dalam.2 Hal ini umumnya dijumpai pada orang tua dan pasien–pasien luka
bakar (maupun sudah mengalami sepsis) dengan perawatan luka yang tidak
tepat.7 Dengan demikian, waktu dan penatalaksanaan tindakan emergensi
yang efektif sangat berperan pada proses penyembuhan luka.
6. ASESMEN LUKA
Estimasi luas luka bakar
Terdapat dua faktor yang menentukan beratnya luka bakar, luas dan
kedalaman luka. Mortalitas dihubungkan dengan kedua faktor tersebut,
yaitu usia penderita dan luas luka bakar. Semakin luas luka bakar, semakin
tinggi angka mortalitas.
7. Tatalaksana
Pertolongan pertama untuk pasien luka bakar adalah stop and cool yaitu
memberhentikan proses pembakaran dan dinginkan luka bakar dengan dialiri air
mengalir selama 20 menit. Hal ini efektif pada tiga jam pertama setelah terjadinya
luka bakar.3
Survei primer
Periksa patensi jalan nafas, paling mudah dengan cara berbicara pada pasien. Jika
patensi jalan nafas buruk, bersihkan jalan nafas dari benda asing dan buka jalan
nafas dengan chin lift/ jaw thrust. Minimalisir pergerakan dengan cervical spine
dan jangan pernah hyperflex atau hyperextend kepala dan leher.
Paparkan dada dan pastikan bahwa ekspansi rongga toraks adekuat dan
simetri
Berikan oksigen 100% (15 L/menit) menggunakan non–rebreather mask
Bila diperlukan, ventilasi menggunakan bag dan sungkup atau, intubasi
bila perlu.
Keracunan karbon monoksida dapat menyebabkan pasien bewarna merah–
buah cherry, dan pasien tidak bernapas
Hati–hati bila frekuensi pernapasan <10 atau> 30 kali per menit.
Waspada pada luka bakar melingkar dada dan apakah memerlukan
eskarotomi
Lepaskan semua pakaian dan perhiasan termasuk anting dan jam tangan
Miringkan pasien untuk visualisasi sisi posterior
Jaga agar pasien tetap hangat
Area luka bakar dihitung menggunakan metode Rule of Nines atau palmaris
(Rule of One)
Resusitasi Cairan
Pada luka bakar luas (>20––30% luas permukaan tubuh), jumlah mediator
inflamasi yang diproduksi demikian banyak diikuti peningkatan permeabilitas
yang berlangsung luas hingga dijumpai pembentukan edema yang masif dan
sistemik. Hal ini menyebabkan terjadinya syok hipovolemia dalam waktu singkat.
Hal ini ditunjang adanya kerusakan anatomik endothelial lining sistem
mikrovaskulatur yang terdeteksi pada pemeriksaan mikroskop elektron.1
Formula Parkland direkomendasikan oleh unit luka bakar di seluruh dunia.
Formula tersebut pertama kali dirumuskan oleh Baxter pada tahun 1968 dan digunakan
untuk mengkompensasi hilangnya volume sirkulasi karena luka bakar. Pemberiannya
dengan rumus sebagai berikut:3
Analgesia
Untuk meredakan nyeri: berikan morfin iv 0. 05–0.1 mg/kg, lalu dititrasi
untuk memperoleh efek (pemberian dosis lebih kecil secara frekuen akan lebih
aman).3
Test (Pemeriksaan)
Diperlukan pemeriksaan radiologi umtuk menilai adanya trauma lain pada
pasien. Foto radiologi yang umum diperiksa adalah tulang belakang servikal,
toraks, panggul, dan pencitraan lain sesuai indikasi klinis.
Tube
Insersi NGT pada luka bakar luas (> 10% pada anak–anak,> 20% pada
dewasa) bila dijumpai cedera penyerta, atau untuk melakukan dekompresi saluran
cerna. Gastroparesis merupakan hal yang umum terjadi.
Survei sekunder
Riwayat: A – Allergies
M – Medications (obat-obatan)
P – Past illnesses
L – Last meal
Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan dan atau kehilangan jaringan
yang disebabkan kontak dengan sumber panas dan suhu tinggi (seperti api,air
panas, bahan kimia, listrik dan radiasi) atau suhu yang sangat rendah. Luka bakar
dapat menyebabkan kerusakan jaringan dengan berbagai mekanisme. Kulit adalah
organ yang paling sering kena. Selain kulit, dapat juga terjadi kerusakan di jalan
nafas dan paru-paru yang biasa disebut dengan trauma inhalasi.
Penilaian dalam luka bakar yang paling penting adalah dengan
menghitung estimasi luas tubuh yang terkena luka bakar dengan metode Rule of
Nine dan memperkirakan kedalam luka.
Kasus luka bakar harus segera diidentifikasi kondisi kondisi yang dapat
mengancam nyawa dan dilakukan manajemen emergensi dengan menilai survey
primer yang terdiri dari airway, breathing, circulation, and disability. Pertolongan
pertama dalam luka bakar adalah dengan menghentikan proses pembakaran dan
mendinginkan luka bakar dengan cara mengalirinya dengan air mengalir selama
20 menit.
Terdapat beberapa kondisi yang memerlukan perhatian dan tatalaksana
khusus, contohnya pada luka bakar listrik, luka bakar kimia, dan cedera inhalasi.
Maka dari itu penting untuk dilakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik secara
singkat untuk segera memberikan tatalaksana khusus yang dibutuhkan oleh pasien
luka bakar.
LAMPIRAN