Anda di halaman 1dari 13

3.

Motel atau Motor Hotel


Hotel yang terletak di pinggir jalan raya dan biasanya tepat diperbatasan antara dua atau
PENGERTIAN HOTEL lebih kota besar dibangun atau disewakan untuk orang yang ingin menginap atau sekedar
Hotel merupakan suatu bentuk bangunan, lambang, perusahaan atau sebuah badan usaha beristirahat sementara karena belum bisa melanjutkan perjalanan ke suatu tempat. Hotel ini
akomodasi yang menyediakan pelayanan jasa penginapan, penyedia makanan dan minuman serta menyediakan fasilitas kamar yang dilengkapi parkir yang luas untuk tempat memarkirkan
menyediakan fasilitas jasa lainnya, dan dari semua pelayanan tersebut berlaku untuk semua masyarakat kendaraan tamu.
umum yang menginap di hotel maupun yang menggunakan fasilitas tertentu yang dimiliki oleh hotel.
4. Suburban Hotel
 Lawson (1976) Hotel yang dibangun di pinggir kota yang dekat dengan permukiman penduduk.
Hotel merupakan Sarana tempat tinggal umum untuk wisatawan dengan memberikan pelayanan
jasa kamar, penyedia makanan dan minuman serta akomodasi dengan syarat pembayaran.
5. Country Hotel
 Keputusan menteri Paspostel no Km 94/HK103/MPPT (1987) Hotel yang dibangun di daerah yang sepi dan jauh dari keramaian kota. Biasanya terletak
menyatakan bahwa Hotel merupakan Salah satu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian di desa, pegunungan, atau tempat terpencil.
atau keseluruhan bagian untuk jasa pelayanan penginapan, penyedia makanan dan minuman serta jasa
lainnya bagi masyarakat umum yang dikelola secara komersil. 6. Resort Hotel
Hotel yang berada dekat dengan tujuan wisata yang biasanya disewakan untuk orang yang
 Hotel Oroprietors et all dalam Sulastiyono (2001- 5) ingin holiday. Resort Hotel dapat dibagi lagi menjadi beberapa subkategori yaitu:
a. Beach Hotel
Menurut Endar Sri, pengertian hotel adalah sebuah bangunan yang didirikan dan dikelola dengan
Hotel yang dibangun dekat atau dipinggir pantai yang biasaya menyediakan fasilitas yang
tujuan komersil dengan jalan menyediakan fasilitas penginapan untuk masyarakat umum dengan rincian
sesuai dengan pantai seperti water sport.
fasilitas seperti jasa penginapan, jasa pelayanan barang bawaan, jasa penyedia makanan dan minuman,
jasa fasilitas perabot dan hiasan, serta jasa pencucian pakaian. b. Amusement Hotel
Hotel yang dibangun di kawasan hiburan atau rekreasi seperti dream land.
 American Hotel and Association c. Cliff Hotel
Hotel yang dibangun dilokasi yang tinggi yang memiliki view indah.
Hotel merupakan suatu tempat yang sengaja disediakan untuk tujuan pengianapan, makan dan
d. Mountain atau Hill Hotel
minum, serta pelayanan lainnya yang ada berupa fasilitas hotel lainnya.
Hotel yang dibangun di daerah pegunungan. Biasanya menyediakan fasilitas yang
JENIS HOTEL mengandung unsur adventure.
e. Ravine Hotel
2.1.1 TIPE HOTEL BERDASARKAN LOKASI Hotel yang dibangun di kemiringan seperti jurang atau lembah.
f. Riverside Hotel
1. City Hotel Hotel yang dibangun di daerah sungai.
Hotel yang berada di tengah kota besar yang kebanyakan disewa untuk keperluan bisnis. g. Lake Hotel
Downtown Hotel Hotel yang dibangun dekat dengan danau. Hotel ini biasanya menyediakan fasilitas
seperti water sport atau yang mengandung unsur adventure.
Hotel yang terletak di keramaian kota. Biasanya dekat dengan tempat bisnis, belanja, dan h. Forest Hotel
sejenisnya. Hotel yang dibangun di daerah hutan yang mengandalkan ketenangan atau natural.
2. Inn Hotel
Hotel yang dibangun di pinggir kota yang memiliki fasilitas sederhana yang disewakan 7. Airport Hotel
untuk para pedagang keliling. Biasanya memiliki harga yang relative lebih murah dari tipe hotel Hotel yang dibangun dekat dengan bandar udara. Biasanya disewa oleh penumpang pesawat
lain. yang delay atau sekedar istirahat sebelum melanjutan perjalanan yang jauh.

8. Railway Station Hotel


Hotel yang dibangun dekat dengan stasiun kereta api.
c. Luas minimal kamar standar yaitu 24 m2.
9. Harbour Hotel d. Luas minimal kamar suite yaitu 48 m2.
Hotel yang dibangun dekat dengan pelabuhan laut. e. Memiliki rest area.
f. Memiliki tempat rekreasi atau olah raga.
10. Transit Hotel g. Memiliki hot and cold running water.
Hotel yang dekat dengan stasiun bis.
5. Hotel Bintang 5
Hotel yang memiliki kelas termewah dengan staf yang multiprofesional. Memiliki pelayanan
TIPE HOTEL BERDASARKAN KELAS ATAU BINTANG
yang lebih seperti disediakannya welcome drink dan beberapa fasilitas seperti:
a. Memiliki jumlah minimal kamar standar yaitu 100 kamar.
1. Hotel Bintang 1
b. Memiliki Jumlah minimal kamar suite yaitu 5 kamar.
Hotel yang memiliki fasilitas kecil yang biasanya dikelola oleh owner secara langsung. Hotel
c. Luas minimal kamar standar yaitu 26 m2.
jenis ini biasanya terletak dekat dengan keramaian dengan harga yang sangat murah. Berikut ciri-
d. Luas minimal kamar suite yaitu 52 m2.
ciri hotel bintang satu:
e. Memiliki room service selama 24 jam.
a. Jumlah kamar minimal 15.
f. Memiliki restaurant, bar, swimming pool, recreation, concierge staf, dan masih banyak lagi.
b. Luas kamar minimal 20 m2
TIPE HOTEL BERDASARKAN TAMU YANG MENGINAP
2. Hotel Bintang 2
Hotel dengan fasilitas yang terawat dan rapi yang biasanya terletak di lokasi yang mudah
1. Individual Hotel
diakses namun bebas dari polusi udara. Adapun ciri-cirinya yaitu:
Hotel yang dibangun dan disewakan untuk tamu yang dating secara individu tanpa mengajak
a. Kamar minimum 20.
rekan, keluarga atau grup.
b. Kamar suite 1.
2. Family Hotel
c. Memiliki telepon dan televisi.
Hotel yang dibangun dan disewakan untuk para keluarga. Biasanya dilengkapi dengan fitness
d. Luas kamar standar minimal 22 m2.
center, business center, Children Play Ground.
e. Luas kamar suite minimal 44 m2.
f. Memiliki keamanan yang lebih.
3. Group Hotel
g. Terdapat tempat olah raga.
Hotel yang disewa kebnyakan oleh tamu dalam jumlah yang bnyak.
h. Memiliki restaurant dan bar.
4. Traveller Hotel
Hotel yang dibangun dan disewakan untuk tamu yang sedang melakukan perjalanan jauh dan
3. Hotel Bintang 3
ingin sekedar beristirahat.
Hotel yang menawarkan pelayanan yang lebih baik dari pada hotel bintang 2 dengan kamar
yang lebih luas, fasilitas lebih lengkap, dan lobi yang memiliki dekorasi yang lebih diperhatikan
5. Businessman HoteL
serta dengan staf yang lebih professional. Berikut ciri-cirinya:
Hotel yang dibangun dan disewakan untuk orang yang sedang melakukan perjalanan bisnis
a. Memiliki jumlah kamar minimal 30.
kesuatu tempat dan ingin sekedar beristirahat.
b. Minimal terdapat 2 kamar suite.
c. Luas minimal kamar standar yaitu 24 m2.
6. Official Hotel
d. Luas minimal kamar suite yaitu 48 m2.
Hotel yang dibangun dan disewakan untuk tamu VIP seperti presiden, owner, perdana mentri.
e. Memiliki tempat rekreasi sekaligus olah raga.
f. Memiliki air conditioner.
7. Incentive Hotel
g. Terdapat Restaurant.
Hotel yang diperuntukkan kepada staf ataupun anggota dari suatu lembaga atau organisasi.
h. Memiliki Concierge Staf.
8. Walk in Hotel
4. Hotel Bintang 4
Hotel yang dibangun dengan proses check in yang sangat mudah, hanya perlu datang dan
Hotel yang memiliki staf yang lebih professional dengan fasilitas yang lebih lengkap dan luas.
menanyakan ketersediaan kamar.
Biasanya terdapat tempat belanja dan dengan swimming pool. Berikut ciri-cirinya:
a. Memiliki jumlah minimal kamar standar yaitu 50 kamar.
b. Memiliki jumlah minimal kamar suite yaitu 3 kamar.
TIPE HOTEL BERDASARKAN LAMA TAMU TINGGAL
1. Chain Hotel
1. Residential Hotel Hotel yang tidak berdiri sendiri dan memiliki hubungan kepemilikan serta aturan terhadap
perusahaan lain.
Hotel yang dibangun dan disewakan untuk tamu yang ingin menginap dalam kurun waktu 1
a. Parent Company
bulan ataupun lebih dan dimana kebanyakan disewa oleh 1 keluarga. Hotel tipe ini biasana sudah
perusahaan induk yang memiliki jaringan hotel yang wajib tunduk terhadap peraturannya.
dilengkapi dengan fasilitas seperti di rumah.
b. Management Contract
2. Transient Hotel Hotel dengan kepemilikan yang pengelolaannya yang terpisah.
c. Waralaba
Hotel yang dibangun dan disewakan kepada tamu yang ingin menginap hanya untuk beberapa Hotel dengan kepemilikian perseorangan namun memiliki pola manajemen hotel yang
hari bahkan jam. dibeli dari perusahaan lain.
d. Referal Group
Gabungan 1 hotel dengan hotel lain yang independent yang memiliki kerjasama dalam hal
TIPE HOTEL BERDASARKAN MAKSUD PENGUNJUNG pemasaran.

1. Casino Hotel
Hotel yang dibangun dengan tempat perjudian, biasanya terdapat di Las Vegas.
2. Business Hotel 1. KLASIFIKASI
Hotel yang dibangun dan disewakan untuk tamu yang sedang melakukan perjalanan bisnis ke
suatu tempat dan hanya ingin bersantai sejenak. Klasifikasi hotel atau pembagian tipe hotel ada bermacam-macam. Semakin banyak wisatawan
yang datang ke suatu daerah, mengakibatkan banyak bermunculan hotel dengan berbagai tipe. Hal ini
3. Convention Hotel
Hotel yang dibangun dan disewakan untuk tamu yang ingin mengadakan rapat, pertemuan, bertujuan untuk membidik target pasar yang berbeda. Misalnya berdasarkan daya beli apakah dari
ataupun acara seperti launching. kalangan bawah, menangah atau atas. Berdasarkan jumlah tamu apakah sendirian, keluarga atau
rombongan serta kriteria lainnya.
4. Tourism Hotel
Hotel yang dibangun dan disewakan untuk tamu yang ingin berekreasi atau sedang Klasifikasi hotel berdasarkan kelasnya adalah:
mengadakan tour ke suatu tempat.  Hotel Bintang
 Hotel Melati
TIPE HOTEL BERDASARKAN LAMA OPERASIONAL  Wisma
 Guest Hose
1. Seasonal Hotel Klasifikasi Hotel Bintang:
Hotel dengan opersiaonalnya tergantung pada musim.
 Hotel Bintang 1
2. Full length Operation Hotel Jumlah minimum kamar standar 15
Hotel dengan operasional 1×24 jam yang biasanya tutup karena alasan tertentu, seperti Kamar mandi di dalam
sedang terjadi bencana alam, perbaikan, dan kebangkrutan.
Luas minimum kamar standar 20 m2
 Hotel Bintang 2
Jumlah minimum kamar standar 20
Jumlah minimum kamar suite 1
Kamar mandi di dalam
TIPE HOTEL BERDASARKAN KEPEMILIKAN Luas minimum kamar standar 22 m2
Luas minimum kamar suite 44 m2 Biasanya digunakan hanya oleh pihak internal atau tamu dari suatu yayasan, instansi
pemerintahan atau perusahaan swasta. Contohnya Wisma Wanita yang dikelola oleh Yayasan Gedung
Wanita, Wisma PU kepunyaan Departemen Pekerjaan Umum, dan lainnya. Saat ini sudah banyak wisma
 Hotel Bintang 3 yang menerima tamu dari kalangan umum. Hal ini mungkin karena penginap dari pihak internal atau
tamu mereka tidak terlalu banyak dan sering, sehingga masih banyak kamar kosong yang bisa ditempati.
Jumlah minimum kamar standar 30 Selain itu bisa menambah pemasukan paling tidak untuk membiayai biaya operasional wisma.
Jumlah minimum kamar suite 2
Umumnya wisma berupa rumah besar dan jarang yang bertingkat. Ruangan yang tersedianya
Kamar mandi di dalam
selain kamar adalah ruang pertemuan. Sangat cocok bila kita berpergian dalam jumlah besar atau
Luas minimum kamar standar 24 m2 rombongan seperti pelajar dan mahasiswa yang melakukan wisata bersama atau study tour. Karena
biayanya pun sangat terjangkau.
Luas minimum kamar suite 48 m2
 Hotel Bintang 4 Guesthouse
Jumlah minimum kamar standar 100 Prinsipnya adalah seperti kita bertamu di romah orang lain. Pemilik rumahnya juga tinggal di
Jumlah minimum kamar suite 4 rumah tersebut tetapi memiliki kamar yang lebih sehingga disewakan untuk tamu. Namun ada juga
rumah kosong yang sengaja dijadikan sebagai Guesthose dimana pemiliknya tidak tinggal di situ
Kamar mandi di dalam melainkan penjaga rumah/pelayannya saja.
Luas minimum kamar standar 26 m2
Banyak rumah-rumah mewah yang sekarang dikelola dengan konsep guesthose ini. Mereka
Luas minimum kamar suite 52 m2 menyediakan pelayan, satpam, dan juga resepsionis. Fasilitasnya pun dibuat seperti layaknya hotel. Ada
AC, kamar mandi dalam, ruang makan, mini bar, bahkan ada juga yang menyediakan ruang karoke dan
meja biiliar untuk bersantai. Intinya mereka ingin membuat penginap merasa nyaman seperti layaknya
rumah sendiri.

Klasifikasi Hotel Berdasarkan Plan/Perencanaan Harga Kamar:

 American Plan
Sistem perencanaan harga kamar dimana harga yang dibayarkan sudah termasuk harga kamar itu
sendiri ditambah dengan harga makan (meals).
Gambar 16. Hotel Bintang American Plan dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
Sumber : hotelmelatidibandung.com
1. Full American Plan (FAP)
Harga kamar sudah termasuk tiga kali makan (pagi, siang dan malam).
2. Modified American Plan (MAP)
Hotel Melati juga digolongkan seperti hotel berbintang yaitu :
Harga kamar sudah termasuk dengan dua kali makan, dimana salah satu diantaranya harus makan
 Hotel Melati 1 : jumlah kamar minimal 5 pagi (breakfast), seperti:
 Hotel Melati 2 : jumlah kamar minimal 10
 Hotel Melati 3 : jumlah kamar minimal 15 – Kamar + makan pagi + makan siang.
– Kamar + makan pagi + makan malam.

Wisma  Continental Plan/ Bermuda Plan


Adalah perencanaan harga kamar dimana harga kamar yang dibayar sudah termasuk dengan  Connecting room.
Continental breakfast.
Dua kamar yang bersebelahan dan dihubungkan dengan connecting door (pintu tembus/pintu
 European Plan penghubung).
Tamu yang menginap hanya membayar untuk kamar saja.  Adjoining room.
Keistimewaanya: Kamar yang bersebelahan tetapi tidak mempunyai pintupenghubung.
Praktis, banyak digunakan oleh hotel-hotel memudahkan billing system (Pembayaraan saat check  Duplex.
out). Kamar yang mempunyai satu, dua, atau tiga kamar tidur yang terpisah, satu dengan lainnya
berbeda tingkat dan dihubungkan dengan tangga.
Selain Klasifikasi Hotel, terdapat juga klasifikasi untuk kamar tidur hotel antara lain:

 Standard room/Regular room. 3. FLOW OF ACTIVITY


Kamar yang tidak terlalu besar, dilengkapi dengan twin, single, atau double bed dan biasanya Menurut Francis D.K. Ching dalam bukunya Arsitektur Bentuk, Ruang, dan Tatanan (Ching, 2008),
tidak mempunyai ruang duduk khusus. sirkulasi merupakan pergerakan melalui ruang yang dimana jalur pergerakan yang dapat dianggap
sebagai elemen penyambung inderawi yang menghubungkan ruang-ruang sebuah bangunan.Sirkulasi
 Superior room.
yang dipakai merupakan standar sirkulasi dalam membangun sebuah bangunan untuk mendapatkan
Kamar yang menyerupai standard room, hanya ukurannya agak besar. kenyamanan secara fisik
 Deluxe room. Sirkulasi Manusia
Kamar yang lebih besar ukurannya dan biasanya perIengkapannya lebih Iengkap dan agak - Sirkulasi tamu menginap

mewah, mempunyai ruang duduk khusus, kamar mandi, dan ruang tidur Iebih
dari satu. Deluxe room yang terletak di setiap ujung tingkat/Iantai, biasanya diberi nama-nama
khusus, seperti: Executive Suite, residential suite, honeymoon suife, imperial suite.
 Studio room.
Kamar yang dilengkapi dengan studio bed. Kamar ini kadang disebut juga executive room. - Sirkulasi tamu tidak menginap
 Junior suite.
Sebuah kamar besar yang dilengkapi dengan standard bed ditambah dengan hide-away bed (sofa
bed).
 Family room.
Kamar besar yang dilengkapi dengan double bed, dan kadang-kadang memiliki lebih dan satu
kamar dan kamar mandi. Sirkulasi pengelola dan pelayanan.
 Twin bedded room.
Kamar yang dilengkapi dengan dua single bed untuk dua orang.
 Double bedded room.
Kamar yang dilengkapi dengan satu tempat tidur untuk dua orang.
 Single bedded room.
Kamar yang dilengkapi satu tempat tidur twin bed untuk satu orang.
4. HUBUNGAN RUANG DENGAN STRUKTUR
Menurut Akses di Bangunan Hotel

Bagian parkir terletak di lantai 1 atau di


halaman depan bangunan hotel, sedangkan
unit terletak di lantai 1dan 2, sedangkan area
rekreasi terletak di setiap unitnya atau Parkir kendaraan terletak di lantai 1 hingga Koridor Berada Di Setiap Lantai (Koridor
terletak di belakang bangunan hotel. lantai 4, sedangkan unit hotel terletak di Berada di Tengah Bangunan Hotel) Koridor
lantai 4 keatas. Danarea rekreasi terletak di Koridor Berada di Setiap 2 Lantai (Koridor berada di tengah bangunan, sehingga dapat
lantai teratas. Berada Di Luar Bangunan Hotel) Unit hotel menghubungkan dua unit hotel yang saling
tipe ini biasanya setiap unitnya terdiri dari 2 berhadapan dengan satu koridor. Koridor
Koridor Bangunan Hotel lantai. dan setiap unit hotel dilalui dengan berada di setiap lantai.
satu koridor yang berada di luar unit hotel.

Parkir kendaraan terletak di lantai 1 hingga


lantai 4, sedangkan unit hotel terletak di lantai
2 keatas. Dan area rekreasi terletak di setiap
unitnya atau terletak dibelakang bangunan
hotel.

Koridor Berada Di Setiap 2 Lantai (Koridor


Berada di Tengah Bangunan Hotel) Pada
tipe bangunan hotel ini koridor berada
ditengah bangunan hotel dan berada setiap 2
Koridor Berada di Setiap Lantai (Koridor lantai.
Berada di Luar Bangunan Hotel) Koridor
berada pada setiap lantai apartemen dan
berada diluar unit apartemen, sehingga Koridor berada di Setiap 3 Lantai (Koridor
Parkir kendaraan terletak di lantai 1 hingga setiap unit apartemen dilalui dengan satu Berada Di Luar Bangunan Hotel) Setiap unit
lantai 4, unit hotel terletak di lantai 4 keatas, koridor hotel tipe ini terdiri dari 3 lantai, dan setiap
dan ruang rekreasi terletak di atas ruang unit apartemen dilalui dengan satu koridor
parkir. yang berada di luar unit hotel.

Koridor Berada di Dalam (Kombinasi Antara


Lurus dan Miring) Pada tipe bangunan hotel
ini, lantai setiap unitnya merupakan kombinasi
antara lurus dan miring Dan koridor pada
bangunan ini berada pada tengah bangunan
dan terdapat di setiap 3 lantai.
5. HUBUNGAN RUANG DALAM DENGAN BENTUKAN GUBAHAN MASA pencakar langit. Pembagian ini disamping didasarkan pada sistem struktur juga persyaratan sistem lain
Struktur Hotel Tingkat Tinggi yang harus dipenuhi dalam bangunan. Untuk itu dalam perancangan suatu struktur bangunan bertingkat

1. Parallel Bearing Walls, tinggi haruslah memperhatikan unsur-unsur dasar bagunan. Unsur-unsur tersebut adalah : (Schueller,
2. Core and Facade Bearing Wall, 1989)
3. Self Supporting Boxes,
4. Cantivelered Slab, o Unsur Linear yang berupa kolom dan balok yang mampu menahan gaya aksial dan gaya rotasi.
5. Flat Slab, o Unsur Permukaan yang terdiri dari dinding dan plat.
6. Interspasial,
o Inti Bangunan Bujur Sangkar. o Inti Diapit 2 Bangunan Sayap.
7. Suspension,
8. Sttagered Truss,
9. Rigid Frame,
10. Rigid Frame and Core,
11. Trussed Frame,
12. Belt-Trussed Frame and Core,
13. Tube in Tube,
14. Bundled Tube

o Inti BangunanSegitiga
o Inti Di Tengah Bangunan

Bangunan bertingkat adalah bangunan yang mempunyai lebih dari satu lantai secara vertikal.
Bangunan bertingkat ini dibangun berdasarkan keterbatasan tanah yang mahal di perkotaan dan tingginya
tingkat permintaan ruang untuk berbagai macam kegiatan. Semakin banyak jumlah lantai yang dibangun
o Inti Bangunan Lingkaran
akan meningkatkan efisiensi lahan perkotaan sehingga daya tampung suatu kota dapat di tingkatkan. o Inti Di Tengah Bangunan

Bangunan bertingkat pada umumnya dibagi menjadi dua, bangunan bertingkat rendah dan bangunan
bertingkat tinggi. Pembagian ini dibedakan berdasarkan persyaratan teknis struktur bangunan. Bangunan
dengan ketinggian di atas 40 meter digolongkan ke dalam bangunan tinggi karena perhitungan
strukturnya lebih kompleks. Berdasarkan jumlah lantai, bangunan bertingkat digolongkan menjadi
bangunan bertingkat rendah (2 – 4 lantai) dan bangunan berlantai banyak (5 – 10 lantai) dan bangunan
ANALISIS PENGARUH LAHAN BERKONTUR TERHADAP
PERANCANGAN HOTEL

HASIL PEMBAHASAN DAN ISI

o Inti Bangunan Memanjang o Inti Ditengah Acak A. Tapak

Rumah contoh tipe amala memiliki luas lahan 3.167m2 dan luas bangunan seluas 705m2 , Keseluruhan
tapak berada pada lahan berkontur, pada lokasi ini kemiringan lahan berada pada kondisi curam,
dengan kemiringan lebih dari standar ideal max 30%. Lahan untuk membangun rumah ini memiliki
kontur tanah yang curam. Bila dihitung, perbedaan ketinggian dari permukaan jalan hingga batas lantai
bangunan sebesar 16.750 m dengan panjang lahan sebesar 37.475 m dengan kemiringan sekitar
44,7%(gambar 1). hal ini membuktikan bahwa perencanaan bangunan harus dilakukan secara cermat
untuk menghindari terjadinya curah hujan tinggi yang menyebabkan erosi pada lahan.

Gambar 1 : Isometri kemiringan lahan(Pribadi, 2014)

Gambar 2 : a) Potongan kemiringan


lahan(Pramestha, 2014, diolah) dan b)Rumus dasar
grading(www.sumber.belajar.kemendikbud.go.id)
Tabel 1 : Tabel kemiringan lereng(Sumber SK Mentan No. 837/KPTS/Um/11/1980) a. Zoning horizontal

No Kemiringan Lahan Deskripsi


Perletakan zona secara horizontal dianalisa per lantai. Dimulai pada lantai lima terdiri dari zona publik
1 0–8% Datar berupa carport dapat dilihat pada gambar 4 (a). Pada lantai empat terdiri dari
2 8 – 15 % Ladai
3 15 – 25 % Agak Curam
4 25 – 45 % Curam
5 > 45 % Sangat Curam

B. Zoning

Zona pada rumah contoh tipe Amala dibagi menjadi empat zona, yaitu zona publik, zona semi publik, (a) (b)
zona privat dan zona servis (gambar 3). Zona rumah tinggal ini dianalis secara horizontal dan vertikal.
Gambar 4 : a) denah lantai lima(Sumber : Pramestha, 2014, diolah) dan

b) denah lantai empat(Sumber : Pramestha, 2014, diolah)

tiga zona yaitu, zona semi publik, zona privat dan zona servis. Pada zona semi publik berupa ruang
penerima yang juga berfungsi sebagai penghubung antara bangunan utama dan servis. Hal ini dapat
dilihat pada gambar 4 (b). Pada gambar 5 (a) dan (b) merupakan pembagian zona pada lantai dua dan
tiga. Lantai ini masing-masing terdiri dari zona privat dan servis yang terpisah.
Gambar 3 : Isometri bangunan (Pribadi, 2014)

(a) (b)
Gambar 5 : a) denah lantai tiga(Sumber : Pramestha, 2014, diolah) dan menuju fungsi ruang lain memerlukan media transportasi vertikal sehingga akan menimbulkan beberapa
kesulitan/kendala tersendiri, aksesibilitas antar ruang pada akhirnya menjadi kendala tersendiri di dalam
b) denah lantai dua(Sumber : Pramestha, 2014, diolah) bangunan.

Lantai satu pada bangunan ini berupa zona privat. Secara keseluruhan, zoning pada bangunan ini
memisahkan antara zona privat dengan servis dan hanya dihubungkan pada lantai empat yang berupa
ruang penerima. Sedangkan letak zona publik berada padacarport yang terletak di atas zona servis.

b. Zoning vertikal

Zoning secara vertikal pada bangunan ini terletak terbalik dari zona rumah tinggal biasa. Semakin
kebawah zona menjadi privat. Karena bangunan ini berada pada site down-slope. Zona publik
berada paling atas, di bawahnya adalah zona servis yang tergabung dalam bangunan yang
terpisah dari bangunan utama. Dapat dilihat pada gambar 6 (a) dan (b)

Gambar 7 : Potongan A – A (Sumber: Pramestha, 2014, diolah)


b. Area privat (private area)
Pada gambar 8 yang berupa potongan yang menjelaskan hubungan antar ruang secara vertikal. Secara
teori dan pelaksanaan dalam penempatan ruang tidur sebagian sudah sesuai. Salah satunya letak
carport jauh dari ruang tidur untuk menghindari kebisingan dan polusi yang dari kendaraan dan jalan
masuk. Namun ada beberapa ruang yang kurang efektif. Seperti akses menuju ruang makan yang harus
melalui anak tangga atau lift.

(a) (b)

Gambar 6 a) Potongan B – B (Sumber : Pramestha, 2014, diolah dan


b) Potongan C – C (Sumber : Pramestha, 2014, diolah
C. Hubungan Antar Ruang

Kenyaman pada sebuah bangunan salah satunya bisa dilihat dari kedekatan antar ruang. Sehingga
memudahkan bagi pengguna bangunan ersebut dalam melakukan aktifitas penggunanya. Pada
bangunan ini ada beberapa ruang yang memiliki hubungan antar ruang yang jauh, sehingga
menyulitkan penggunanya dalam beraktifitas.
a. Area publik (public area)
Gambar 8 : Potongan B – B (Sumber: Pramestha, 2014, diolah)
Area publik mencakup beberapa ruangan yang terdiri dari : ruang tamu/ruang penerima, ruang makan,
c. Area pelayanan (service area)
ruang keluarga/rekreasi, dan ruang belajar/ruang kerja. Dapat dilihat pada gambar 7 mengenai
pembagian antar fungsi ruang di dalam bangunan ini. Ruangan tersebut terbagi menjadi beberapa Area pelayanan mencakup beberapa ruangan yang terdiri dari ruang dapur,ruang genset, ruang tidur
tingkatan/lantai. Jika dilihat secara sekilas, pembagian ruang tersebut cukup rapi karena di setiap lantai pembantu, toilet, ruang penyimpanan, ruang cuci dan ruang jemur. Secara sekilas, dapat dilihat dari
memiliki pembagian/jenis ruangannya tersendiri, namun hal tersebut dapat dirasakan kurang efektif. gambar bahwa area pelayanan dalam bangunan ini memiliki hubungan yang kurang baik. Hal tersebut
Dari setiap ruangan tersebut idakt dapat saling berhubungan ke ruangan yang lainnya. Pencapaian dikarenakan ruang-ruang yang seharusnya dapat saling menunjang dengan mudah menjadi sulit karena
akses yang kurang baik. Area pelayanan terdapat di setiap lantai sehingga pencapaian harus melalui D. Organisasi Ruang
beberapa lantai secara vertikal. Tentu akan cukup menyulitkan penggunanya terutama jika kebutuhan
ruang satu dengan yang lainnya yang seharusnya berdekatan menjadi jauh karena perbedaan lantai, Organisasi ruang pada rumah contoh tipe Amala memiliki letak ruang yang tidak biasa seperti rumah
misalnya kamar pembantu bawah dengan dapur bersih di lantai empat. dapat dilhat pada gambar 9. tinggal pada umumnya. Diawali dari carport dan main entrance yang berada di lantai paling atas dari
rumah tinggal ini yang sejajar dengan jalan masuk ke dalam rumah. Sedangkan dibawah lantai paling
atas terdapat ruang servis dan ruang penerima sebagai penghubung antara bangunan servis dan
bangunan utama(gambar 11

Gambar 9 : Potongan C – C (Sumber: Pramestha, 2014, diolah)


Hubungan antar ruang yang tercipta pada bangunan ini diakibatkan karena kontur yang curam dan
permintaan dari pengguna. Dilihat pada gambar 10, banyak ruang yang memiliki hubungan yang jauh.
Sehingga tidak efektif dan tidak menunjang aktifitas yang dilakukan oleh pengguna.

Gambar 11 : Aksonometri (Sumber: Pribadi, 2014)


Ruang makan, ruang keluarga, ruang belajar dan balkon berfungsi sebagai penghubung di setiap
lantainya untuk menuju ruang tidur yang ada ditiap lantai. Sedangkan akses penghubung antara
bangunan utama dan servis hanya dapat dilalu pada lantai empat. Organisasi ruang pada bangunan ini
berbeda karena massa bangunan dibuat vertikal. Hal ini untuk menyikapi kondisi kontur yang ekstrim.
Sehingga metoda panggung diaplikasikan pada bangunan ini. Organisasi keseluruhan ruang dapat
dilihat pada gambar 12. Dapat dilihat ada beberapa ruang yang kurang efektif. Khususnya ruang ruang
komunal yang menjadi penghubung ditiap lantainya. Karena dapat mengganggu aktifitas pada ruang-
ruang tersebut.

Gambar 10 : Aksonometri pencapaian secara vertikal(Sumber: Pribadi, 2014)

Anda mungkin juga menyukai