1. Casino Hotel
Hotel yang dibangun dengan tempat perjudian, biasanya terdapat di Las Vegas.
2. Business Hotel 1. KLASIFIKASI
Hotel yang dibangun dan disewakan untuk tamu yang sedang melakukan perjalanan bisnis ke
suatu tempat dan hanya ingin bersantai sejenak. Klasifikasi hotel atau pembagian tipe hotel ada bermacam-macam. Semakin banyak wisatawan
yang datang ke suatu daerah, mengakibatkan banyak bermunculan hotel dengan berbagai tipe. Hal ini
3. Convention Hotel
Hotel yang dibangun dan disewakan untuk tamu yang ingin mengadakan rapat, pertemuan, bertujuan untuk membidik target pasar yang berbeda. Misalnya berdasarkan daya beli apakah dari
ataupun acara seperti launching. kalangan bawah, menangah atau atas. Berdasarkan jumlah tamu apakah sendirian, keluarga atau
rombongan serta kriteria lainnya.
4. Tourism Hotel
Hotel yang dibangun dan disewakan untuk tamu yang ingin berekreasi atau sedang Klasifikasi hotel berdasarkan kelasnya adalah:
mengadakan tour ke suatu tempat. Hotel Bintang
Hotel Melati
TIPE HOTEL BERDASARKAN LAMA OPERASIONAL Wisma
Guest Hose
1. Seasonal Hotel Klasifikasi Hotel Bintang:
Hotel dengan opersiaonalnya tergantung pada musim.
Hotel Bintang 1
2. Full length Operation Hotel Jumlah minimum kamar standar 15
Hotel dengan operasional 1×24 jam yang biasanya tutup karena alasan tertentu, seperti Kamar mandi di dalam
sedang terjadi bencana alam, perbaikan, dan kebangkrutan.
Luas minimum kamar standar 20 m2
Hotel Bintang 2
Jumlah minimum kamar standar 20
Jumlah minimum kamar suite 1
Kamar mandi di dalam
TIPE HOTEL BERDASARKAN KEPEMILIKAN Luas minimum kamar standar 22 m2
Luas minimum kamar suite 44 m2 Biasanya digunakan hanya oleh pihak internal atau tamu dari suatu yayasan, instansi
pemerintahan atau perusahaan swasta. Contohnya Wisma Wanita yang dikelola oleh Yayasan Gedung
Wanita, Wisma PU kepunyaan Departemen Pekerjaan Umum, dan lainnya. Saat ini sudah banyak wisma
Hotel Bintang 3 yang menerima tamu dari kalangan umum. Hal ini mungkin karena penginap dari pihak internal atau
tamu mereka tidak terlalu banyak dan sering, sehingga masih banyak kamar kosong yang bisa ditempati.
Jumlah minimum kamar standar 30 Selain itu bisa menambah pemasukan paling tidak untuk membiayai biaya operasional wisma.
Jumlah minimum kamar suite 2
Umumnya wisma berupa rumah besar dan jarang yang bertingkat. Ruangan yang tersedianya
Kamar mandi di dalam
selain kamar adalah ruang pertemuan. Sangat cocok bila kita berpergian dalam jumlah besar atau
Luas minimum kamar standar 24 m2 rombongan seperti pelajar dan mahasiswa yang melakukan wisata bersama atau study tour. Karena
biayanya pun sangat terjangkau.
Luas minimum kamar suite 48 m2
Hotel Bintang 4 Guesthouse
Jumlah minimum kamar standar 100 Prinsipnya adalah seperti kita bertamu di romah orang lain. Pemilik rumahnya juga tinggal di
Jumlah minimum kamar suite 4 rumah tersebut tetapi memiliki kamar yang lebih sehingga disewakan untuk tamu. Namun ada juga
rumah kosong yang sengaja dijadikan sebagai Guesthose dimana pemiliknya tidak tinggal di situ
Kamar mandi di dalam melainkan penjaga rumah/pelayannya saja.
Luas minimum kamar standar 26 m2
Banyak rumah-rumah mewah yang sekarang dikelola dengan konsep guesthose ini. Mereka
Luas minimum kamar suite 52 m2 menyediakan pelayan, satpam, dan juga resepsionis. Fasilitasnya pun dibuat seperti layaknya hotel. Ada
AC, kamar mandi dalam, ruang makan, mini bar, bahkan ada juga yang menyediakan ruang karoke dan
meja biiliar untuk bersantai. Intinya mereka ingin membuat penginap merasa nyaman seperti layaknya
rumah sendiri.
American Plan
Sistem perencanaan harga kamar dimana harga yang dibayarkan sudah termasuk harga kamar itu
sendiri ditambah dengan harga makan (meals).
Gambar 16. Hotel Bintang American Plan dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
Sumber : hotelmelatidibandung.com
1. Full American Plan (FAP)
Harga kamar sudah termasuk tiga kali makan (pagi, siang dan malam).
2. Modified American Plan (MAP)
Hotel Melati juga digolongkan seperti hotel berbintang yaitu :
Harga kamar sudah termasuk dengan dua kali makan, dimana salah satu diantaranya harus makan
Hotel Melati 1 : jumlah kamar minimal 5 pagi (breakfast), seperti:
Hotel Melati 2 : jumlah kamar minimal 10
Hotel Melati 3 : jumlah kamar minimal 15 – Kamar + makan pagi + makan siang.
– Kamar + makan pagi + makan malam.
mewah, mempunyai ruang duduk khusus, kamar mandi, dan ruang tidur Iebih
dari satu. Deluxe room yang terletak di setiap ujung tingkat/Iantai, biasanya diberi nama-nama
khusus, seperti: Executive Suite, residential suite, honeymoon suife, imperial suite.
Studio room.
Kamar yang dilengkapi dengan studio bed. Kamar ini kadang disebut juga executive room. - Sirkulasi tamu tidak menginap
Junior suite.
Sebuah kamar besar yang dilengkapi dengan standard bed ditambah dengan hide-away bed (sofa
bed).
Family room.
Kamar besar yang dilengkapi dengan double bed, dan kadang-kadang memiliki lebih dan satu
kamar dan kamar mandi. Sirkulasi pengelola dan pelayanan.
Twin bedded room.
Kamar yang dilengkapi dengan dua single bed untuk dua orang.
Double bedded room.
Kamar yang dilengkapi dengan satu tempat tidur untuk dua orang.
Single bedded room.
Kamar yang dilengkapi satu tempat tidur twin bed untuk satu orang.
4. HUBUNGAN RUANG DENGAN STRUKTUR
Menurut Akses di Bangunan Hotel
1. Parallel Bearing Walls, tinggi haruslah memperhatikan unsur-unsur dasar bagunan. Unsur-unsur tersebut adalah : (Schueller,
2. Core and Facade Bearing Wall, 1989)
3. Self Supporting Boxes,
4. Cantivelered Slab, o Unsur Linear yang berupa kolom dan balok yang mampu menahan gaya aksial dan gaya rotasi.
5. Flat Slab, o Unsur Permukaan yang terdiri dari dinding dan plat.
6. Interspasial,
o Inti Bangunan Bujur Sangkar. o Inti Diapit 2 Bangunan Sayap.
7. Suspension,
8. Sttagered Truss,
9. Rigid Frame,
10. Rigid Frame and Core,
11. Trussed Frame,
12. Belt-Trussed Frame and Core,
13. Tube in Tube,
14. Bundled Tube
o Inti BangunanSegitiga
o Inti Di Tengah Bangunan
Bangunan bertingkat adalah bangunan yang mempunyai lebih dari satu lantai secara vertikal.
Bangunan bertingkat ini dibangun berdasarkan keterbatasan tanah yang mahal di perkotaan dan tingginya
tingkat permintaan ruang untuk berbagai macam kegiatan. Semakin banyak jumlah lantai yang dibangun
o Inti Bangunan Lingkaran
akan meningkatkan efisiensi lahan perkotaan sehingga daya tampung suatu kota dapat di tingkatkan. o Inti Di Tengah Bangunan
Bangunan bertingkat pada umumnya dibagi menjadi dua, bangunan bertingkat rendah dan bangunan
bertingkat tinggi. Pembagian ini dibedakan berdasarkan persyaratan teknis struktur bangunan. Bangunan
dengan ketinggian di atas 40 meter digolongkan ke dalam bangunan tinggi karena perhitungan
strukturnya lebih kompleks. Berdasarkan jumlah lantai, bangunan bertingkat digolongkan menjadi
bangunan bertingkat rendah (2 – 4 lantai) dan bangunan berlantai banyak (5 – 10 lantai) dan bangunan
ANALISIS PENGARUH LAHAN BERKONTUR TERHADAP
PERANCANGAN HOTEL
Rumah contoh tipe amala memiliki luas lahan 3.167m2 dan luas bangunan seluas 705m2 , Keseluruhan
tapak berada pada lahan berkontur, pada lokasi ini kemiringan lahan berada pada kondisi curam,
dengan kemiringan lebih dari standar ideal max 30%. Lahan untuk membangun rumah ini memiliki
kontur tanah yang curam. Bila dihitung, perbedaan ketinggian dari permukaan jalan hingga batas lantai
bangunan sebesar 16.750 m dengan panjang lahan sebesar 37.475 m dengan kemiringan sekitar
44,7%(gambar 1). hal ini membuktikan bahwa perencanaan bangunan harus dilakukan secara cermat
untuk menghindari terjadinya curah hujan tinggi yang menyebabkan erosi pada lahan.
B. Zoning
Zona pada rumah contoh tipe Amala dibagi menjadi empat zona, yaitu zona publik, zona semi publik, (a) (b)
zona privat dan zona servis (gambar 3). Zona rumah tinggal ini dianalis secara horizontal dan vertikal.
Gambar 4 : a) denah lantai lima(Sumber : Pramestha, 2014, diolah) dan
tiga zona yaitu, zona semi publik, zona privat dan zona servis. Pada zona semi publik berupa ruang
penerima yang juga berfungsi sebagai penghubung antara bangunan utama dan servis. Hal ini dapat
dilihat pada gambar 4 (b). Pada gambar 5 (a) dan (b) merupakan pembagian zona pada lantai dua dan
tiga. Lantai ini masing-masing terdiri dari zona privat dan servis yang terpisah.
Gambar 3 : Isometri bangunan (Pribadi, 2014)
(a) (b)
Gambar 5 : a) denah lantai tiga(Sumber : Pramestha, 2014, diolah) dan menuju fungsi ruang lain memerlukan media transportasi vertikal sehingga akan menimbulkan beberapa
kesulitan/kendala tersendiri, aksesibilitas antar ruang pada akhirnya menjadi kendala tersendiri di dalam
b) denah lantai dua(Sumber : Pramestha, 2014, diolah) bangunan.
Lantai satu pada bangunan ini berupa zona privat. Secara keseluruhan, zoning pada bangunan ini
memisahkan antara zona privat dengan servis dan hanya dihubungkan pada lantai empat yang berupa
ruang penerima. Sedangkan letak zona publik berada padacarport yang terletak di atas zona servis.
b. Zoning vertikal
Zoning secara vertikal pada bangunan ini terletak terbalik dari zona rumah tinggal biasa. Semakin
kebawah zona menjadi privat. Karena bangunan ini berada pada site down-slope. Zona publik
berada paling atas, di bawahnya adalah zona servis yang tergabung dalam bangunan yang
terpisah dari bangunan utama. Dapat dilihat pada gambar 6 (a) dan (b)
(a) (b)
Kenyaman pada sebuah bangunan salah satunya bisa dilihat dari kedekatan antar ruang. Sehingga
memudahkan bagi pengguna bangunan ersebut dalam melakukan aktifitas penggunanya. Pada
bangunan ini ada beberapa ruang yang memiliki hubungan antar ruang yang jauh, sehingga
menyulitkan penggunanya dalam beraktifitas.
a. Area publik (public area)
Gambar 8 : Potongan B – B (Sumber: Pramestha, 2014, diolah)
Area publik mencakup beberapa ruangan yang terdiri dari : ruang tamu/ruang penerima, ruang makan,
c. Area pelayanan (service area)
ruang keluarga/rekreasi, dan ruang belajar/ruang kerja. Dapat dilihat pada gambar 7 mengenai
pembagian antar fungsi ruang di dalam bangunan ini. Ruangan tersebut terbagi menjadi beberapa Area pelayanan mencakup beberapa ruangan yang terdiri dari ruang dapur,ruang genset, ruang tidur
tingkatan/lantai. Jika dilihat secara sekilas, pembagian ruang tersebut cukup rapi karena di setiap lantai pembantu, toilet, ruang penyimpanan, ruang cuci dan ruang jemur. Secara sekilas, dapat dilihat dari
memiliki pembagian/jenis ruangannya tersendiri, namun hal tersebut dapat dirasakan kurang efektif. gambar bahwa area pelayanan dalam bangunan ini memiliki hubungan yang kurang baik. Hal tersebut
Dari setiap ruangan tersebut idakt dapat saling berhubungan ke ruangan yang lainnya. Pencapaian dikarenakan ruang-ruang yang seharusnya dapat saling menunjang dengan mudah menjadi sulit karena
akses yang kurang baik. Area pelayanan terdapat di setiap lantai sehingga pencapaian harus melalui D. Organisasi Ruang
beberapa lantai secara vertikal. Tentu akan cukup menyulitkan penggunanya terutama jika kebutuhan
ruang satu dengan yang lainnya yang seharusnya berdekatan menjadi jauh karena perbedaan lantai, Organisasi ruang pada rumah contoh tipe Amala memiliki letak ruang yang tidak biasa seperti rumah
misalnya kamar pembantu bawah dengan dapur bersih di lantai empat. dapat dilhat pada gambar 9. tinggal pada umumnya. Diawali dari carport dan main entrance yang berada di lantai paling atas dari
rumah tinggal ini yang sejajar dengan jalan masuk ke dalam rumah. Sedangkan dibawah lantai paling
atas terdapat ruang servis dan ruang penerima sebagai penghubung antara bangunan servis dan
bangunan utama(gambar 11