Anda di halaman 1dari 13

GAMETOGENESIS

DISUSUSN OLEH:

Suwaibah Khaira
160402010

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SAMUDRA
2017
LEMBAR PENGESAHAN

GAMETOGENESIS

Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan laporan


Pada Praktikum Perkembangan Hewan

Oleh:

Suwaibah Khaira
160402010

Langsa, 24 Mei 2018


Disetujui Oleh
Dosen Pembimbing
Praktikum Perkembangan Hewan

(Sri Jayanthi, S.Si, M.Si)


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Gametogenesis ( gamet = sel kelamin , genesis = kelahiran, pembentukan )
adalah proses terbentuknya gamet (sel kelamin), baik gamet jantan maupun gamet
betina. Gametogenesis merupakan suatu cara untuk mempersiapkan sel kelamin yang
berguna untuk perkembangbiakkan makhlik hidup secara seksual. Peristiwa
gametogenesi yang juga merupakan proses pembelahan meisosis terjadi pada organ
reproduksi heawan atau tumbuhan. Hasil gametogenesis adalah sel-sel kelamin
jantan dan betina yang siap mengadakan pembuahan (melebur menjadi satu), dan
kelak menjadi makhluk hidup yang baru. (Diah aryulina, 2006 :114 )
Gametogenesis merupakan konversi sel-sel benih menjadi gamet pria dan
gamet wanita. Dalam persiapan untuk pembuahan, sel beih pria maupun wania
mengalami sejumlah perubahan yang melibatkan kromosom maupun sitoplasma,
dengan tujuan untuk mengurangi jumlah kromosom dari jumlah diploid(46 pada sel
somatik) menjadi jumlah haploid (23 pada sel gamet) dan mengubah bentuk sel-sel
benih sebagai persiapan untuk pembuahan. ( Nelly karlimah, 2015 : 4)
Dan untuk mengamati proses perubahan dan pembelahan dari sel gamet baik
jantan maupun betina maka dilakukan lah pratikum gametogenesis ini.

1.2 Tujuan Praktikum


Adapun tujuan dari praktikum ini adalah:
1. Mengetahui tingkatan-tingkatan oogenesis yang terjadi di ovarium
melalui pengamatan preparat histologi.
BAB II
LANDASAN TEORITIS

2.1 Gametogenesis

Gametogenesis adalah proses pembentukan gamet melalui pembelahan


meiosis. Gametogenesis meliputi spermatogenesis ( pembentukan spermatozoa atau
sperma ) dan oogenesis ( pembentukan ovum) pada wanita.( Nelly , 2015:4)
Meiosis adalah pembelahan sel yang terjadi pada sel germinativum untuk
menghasilkan gamet pria dan wanita yaitu masing-masing sperma dan sel telur.
Meiosis memerlukan dua pembelahan sel yaitu meiosis I dan meisis II untuk
mengurangi jumlah kromosom menjadi jumlah haploid 23. Sel-sel germanitivum pria
dan wanita (spermatosit dan oosit primer) pada awal meiosis I mereplikasi DNA nya
sehingga sel benih mengandung dua kali lipat dari jumlah DNA yang normal dan
tiap-tiap dari 46 kromosomnya digandakan menjadi sister kromatid (Nelly,2015 :5-6)
Selama meiosis I oosit primer menghasilkan empat sel anak, masing-masing
dengan 22 kromosom plus 1 kromosom x . Namun hanya satu dari sel anak ini
berkembangn menjadi gamet dewasa (oosit), tiga sisanya (badan polar) hanya
mendapat sedikit sitoplasma dan mengalami degenerasi pada perkembangan
selanjutnya. Demikian juga satu spermatosit primer menghasilkan empat sel anak,
dua dengan 22 kromosom plus satu kromoso x dan 22 kromosom plus sau
kromosom y dan keempat sel tersebut berkembang menjadi gamet matang. (Nelly,
2015 : 8)
Secara keseluruhan gametogenesis secara berurutan dapat dibagi menjadi tiga
periode yaitu periode perbanyakan, tumbuh dan pematangan. Fase perbanyakan
yaitu bakal sel kelamin bermigrasi ke gonad dengan melakukan beberapa kali pembelahan
untuk membentuk spermatogonia atau oogenesis. Fase dimana gametosit primer
mengalami dua kali pembelahan meiosis pertama menghasilkan gametosit
sekunder sedang membelah meiosis kedua menghasilkan gamet yang haploid disebut fase
pertumbuhan. Fase pemasakan yaitu individu baru yang akan berkembang dari sel telur
yang sudah dibuahi akan mempunyai kromosom yang sama jumlahnya dengan kromosom
induk. Gamet yang haploid ini disebut ootid atauovum dan spermatid(Gani, 1989:283).
2.2 Oogenesis
Oogenesis merupakan awal dari proses ovulasi. Oogenesis adalah proses
pembentukan ovum di dalam ovarium dan didalam ovarium terdapat oogonium atau
sel indung telur. Oogenesis dimulai dengan pembentukan bakal sel-sel telur yang
disebut oogonia ( tunggal : oogonium). Pembentukan sel telur pada manusia dimulai
sejak di dalam kandungan, yaitu di dalam ovari fetus perempuan. Pada ketiga usia
fetus , semua oogonia yang bersifat bersifat diploid telah selesai dibentuk dan siap
memasuki tahap pembelahan. Semula oogonia membelah secara mitosisis
menghasilkan oosit primer. Pada perkembangan fetus selanjutnya, semua oosit
primer membelah secara meiosis, tetapi hanya sampai taham atau fase profase. (Dr.
Rhamadhan , 2016 : 16 - 17)
Pada tahap selanjutnya, oosit sekunder akan mengalami pembelahan meiosis
II. Pada saat itu , oosit sekunder akan membelah menjadi dau sel, yaitu satu sel
berukuran normal yang disebut ootid dan satu lagi berukuran lebih kecil disebut
badan polar sekunder. Badan kutub tersebut bergabujg dengan badan kutub sekunder
lainnya yang berasal dari pembelahan sebelumnya sehingga ditemukan dua badan
kutub sekunder. Ootid mengalami perkembangan lebih jauh menjadi ovum matang ,
sedangkan ketiga badan kutub mengalami degenerasi (hancur). (Dr. Rhamadhan ,
2016 :17)
Oogonium bersifat diploid dengan 46 kromosom atau 23 pasang kromosom.
Oogonium akan memperbanyak diri dengan cara mitosis membentuk oosit
primer.kemudia oosit primer mengalami meiosis I , yang akan menghasilkan oosit
sekunder dan badan polar I (polosit primer). Selanjutnya oosit sekunder meneruskan
tahap meiosis II dan menghasilkan satu sel besar yang disebut ootid dan satu sel yang
lebih kecil badan polar kedua ( polosit sekunder). Badan polar pertama juga
membelah menjadi dua badan polar kedua, akhirnya ada 3 badan polardan satu ootid
yang akan tumbuhmenjadi ovum dan oogenesis setiap satu oogonium. (Dr.
Rhamadhan , 2016 :17)
2. 3 Spermatogenesis
Spermatohenesi merupakan perbanyakan sel spermatogonia secara mitosis.
Proses ini disebut juga poliferasi mitosis(mitocic poliforation). Sebagaimana
diketahui bahwa sebelum manusia mengalami pubertas, dan memasuki fase
spermatogenesis(mitosis). Jadi masuknya spermatogonia yang sedang istirahat
kedalam fase aktif menandai meiosis dan tidak semua spermatogonia aktif
berpoliferasi, tetapi diantaranya tetap sebagai spermatogonia yang sedang istirahat,
dan dapat aktif lagi dalam waktu tertentu (kemudian). ). (Dr. Rhamadhan , 2016 :43-
44)
Selama pembelahan mitosis, satu dari anakan sel ( spermatogonia tipe A)
tidak membelah dan tidak mengalami deferensisasi , tetapi sel ini tetap sebagai
spermatogonia tipe A dan berfungsi sebagai sel cangan ( stem cell). Setiap kali
mitosisis dihasilkan stem cell, dengan adanya stem cell ini, maka persediaan
spermatogonia dan tubulus tetsis tetap ada, walaupun sudah berusia lanjut. Hal ini
pulalah yang menjadi salah satu perbedaan anatara spermatogenesi dan oogenesis.
Pada proses oogenesis tidak terdapat stem cell sebagai persediaan. Di samping itu,
jumlah oogonia sudah tertentu , sehingga pada usia tertentu wanita sudah tidak
produktif lagi. ). (Dr. Rhamadhan , 2016 :44)
Pada beberapa hewan vertebrata, termasuk manusia, spermatogonia terletak
dibagian dalam dinding tubulus atau dekat lamina basalis. Dalam perkembangannya ,
sel – sel speratogonia bergerak menuju lumen tubuls seminiferus sehingga terbentuk
sperma.
Proses poliferasi atau perbanyakan sel spermatogonia , sepermatogonia tipe
AI menghasilkan stem cell, sebagai spermatogonium cadangan yang sedang istirahat.
Adapun tipe spermatogonium A4 lainnya melanjutkan pembelahan, sehingga secara
berturut-turut menghasilakan spermatogonium intermediet, spermatogonium tipe B .
dan spermatosit primer yang sedang istirahat. Spermatogonia tipe B lebih besar
daripada tipe A. Spermatogonia tipe mengalami perubahan yang disebut dengan
spermatosit primer . spermatosit primer siap mengalami proses selanjutnya yaitu
meiosis I dan meiosis II. ). (Dr. Rhamadhan , 2016 :44-45)
BAB III
METODELOGI PERCOBAAN

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilakukan pada hari jumat 01 Mei 2018 di Laboratorium
zoologi.

3.2 Bahan dan Alat


Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah preparat awetan
testis Rana , preparat ovarium dan preparat sperma.Sedangkan alat yang digunakan
adalah mikroskop

3.3 Cara Kerja


Latihan 1 : Spermatogenesis

1. Periksalah penampang testis katak Bufo dan tikus dibawah mikroskop.


2. Mula-mula gunakan perbesaran lemah kemudian dengan perbesaran kuat.
3. Gambar penampang tubulus semeniferus dengan berbagai tingkatan
spermatogenesis, mulai dari spermatogonium sampai sperma yang tersusun
secara berurutan mulai dari dasar membran ke arah lumen.
4. Perhatikan :
a. Spematogonium
Dapat dilihat pada dinding semeniferus , ukurannya relative kecil, bentuk
agak oval , inti bewarna kurang terang , terletak berleret didekat/melekat
membrane basalis.
b. Spermatosit I
Letak agak menjauhi membrane basalis , ukuran paling besar berbentuk
bulat , inti tewarna kuat.
c. Spermatosit II
Ukuran agak kecil, bentuk bulat bewarna inti lebih kuat, letak makin
menjauhi membran basalis, pada objek yang dapat dilihat dengan mudah
adalah spermatosit I , sedangkan spermatosit II sukar diamti karena
setelah dibentuk akan langsung mengalami meiosis II
d. Spermatid
Letak di dekat lumen, ukuran kecil, bentuk agak oval,warna inti kuat,
akan mengalami deferensiasi dari satu sel yang bulat menjadi
spermatooid.
e. Spermatozoid
Letaknya dalam lumen, bentuk panjang , ada yang bergerombol pada sel
sertoli dan ekornya menghadap kelumen. Mempunyai bentuk yang
berbeda dari sel kelamin sebeumnya karena sperma disiapkan untuk dapat
bergerak, sehingga di lengkapi alat gerak berupa flagella.

Latihan 2 : Oogenesis

1. Periksalah penampang ovarium dari masing-masing preparat yang sudah


disiapkan dibawah mikroskop.
2. Mula-mula gunakan perbesaran lemah kemudian dengan perbesaran kuat.
3. Gambar penampang ovarium dan bermacam-macam tingkatan perkembangan
ovum.
4. Perhatikan :
a. Folikel primer
Terletak di tepi korteks, dibangun oleh oosit I dan selapis sel folikel ,
berbentuk kubus . antara oosit dan sel-sel granulosendipisahkan oleh zona
pelusida
b. Folikel sekunder
Terletak lebih ke tengah, ukurannya lebih besar , terdiri dari sebuah oosit
I yang dilapisi oleh beberapa sel granulose
c. Folikel tersier
Volume sratum granulosum yang melapisi oosit I bertambah banyak.
Terdapat beberapa celah diantara sel-sel granulose , jaringan ikat storma
yang berada diluar stratum granulosum menyusun diri membentuk teka
interna dan teka eksterna.
d. Folikel matang
Folikel ini siap di ovulasikan . berukuran paling besar , antru menjadi
sebuah rongga besar berisi cairan folikel . oosit dikelilingi oleh sel
garnula yang disebut corona radiata , dihubungkan dengan sel-sel
granulose oleh tangkai penghubung yang disebut cumulus
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Gambar Pratikum Gambar Seharusnya

Preparat ovarium

Preparat testis Rana


Sperma
Tabel 1

4.2 Pembahasan
a. Preparat Ovarium
Pada pratikum yang sudah dilaksanakan hasil dari prer\parat yang sudah
diamati kurang jelas tampak bagian-bagiannya, hal ini mungkin karena usia preparat
yang sudah cukup lama. Ovarium sendiri itu terdiri dari :
Ovarium memiliki 3 lapisan utama, yaitu :
 Bagian permukaan, merupakan bagian terluar dari ovarium yang disusun oleh
epitel kuboid selapis atau yang biasa disebut epitel germinal.

 Korteks, korteks merupakan bagian yang terletak setelah bagian permukaan.


Sebagian besar disusun oleh jaringan ikat. Korteks merupakan tempat
ditemukannya sel folikel dan oosit.

 Medulla, medulla merupakan bagian terdalam dari ovarium yang disusun


oleh jaringan neurovaskular.
Proses pembentukan gamet betina terjadi di dalam ovarium yang
disebutoogenesis dengan tingkatan sebagai berikut :
1. Folikel primer, terdiri atas sebuah oosit yang dilapisi oleh selapis sel
folikel (sel granulosa)
2. Folikel sekunder, satu oosit dilapisi oleh beberapa lapis sel granulosa
3. Folikel tersier, sel granulosa bertambah banyak, terdapat celah antrum
diantara sel-sel granulosa, jaringan ikat yang berada di luar sel granulosa
membentuk sel teka.
4. Folikel Graff, berukuran paling besaratrum menjadi rongga besar yang
berisi cairan folikel. Oosit dikelilingi oleh corona radiata dihubungkan
dengan sel granulosa oleh kumulus oforus.

b. Preparat testis Rana


Pada pratikum yang sudah diamati sama dengan ovarium bagian-bagian dari
testis nya tidak begitu jelas dan tidak tampak elas sehingga susah dibedakan. Hal ini
juga bisa karena preparatnya sudah tidak bagus lagi. Dimana seharusnya akan
tampak perbedaan struktur anatara sel leydig, sel sertoli, membran basal, tubulus
semeniferus, spermatosit primer , spermatosit sekunder dan juga spermatogonium.
Yang mana itu semua adalah tingkatan-tingkatan dari proses spermatogenesis
dan sel sertoli itu berfungsi sebagai sumber nutri dan juga sel leydig yang juga
mempunyai fungsi dan tugasnya tersendiri.
c. Sperma
Pada hasil pratikum yang sudah dilaksanakan sperma yang dilihat
dimikroskop sudah mati dan tidak ada menunjukkan tanda-tanda kehidupan dan tidak
adanya prgerakan , hal ini mungkin marena sperma sudah terlalu lma berada di udara
luar yang menyebabkan sperma mengalami lisis atau mengalami kematian.
Pada yang seharusnya ketika diamati makan akan tampak ada pergerakaan
dari spermatogonium yang di amati. Dimana sperma itu sendiri terdia dari 3 bagian
yaitu kepala, badan dan juga ekor yang masing-masing memiliki tugas dan fungsi
tersendri yang membantu untuk proses fertilisai.
BAB V
KESIMPULAN dan SARAN

5. 1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dalam percobaan ini adalah:
1. Gametogenesis ada 2 yaitu spermatogenesis dan oogenesis.
2. Tingkatan-tingkatan dai oogenesis adalah
 Folikel primer
 Folikel sekunder
 Folikel tersier
 Folikel draff

5.2 Saran
Sebaiknya dalam melakasanakan pratikum diharpkan tenang dan tertib, ketika
menggunakan mikroskop hendaklah gunakan perbesaran yang paling lemah dulu.
Dan untuk pihak lab ada baiknya jika ruangan diperbesar karena lab yang ada
sekarang terlalu sempit sehingga terasa gerah dan tidak leluasa untuk bergerak .
DAFTAR PUSTAKA

Gani, yarnelly. 1989. Embriologi Dasar. FMIPA UNAND: Padang


Sumarnin, ramadhani. 2006. Perkembangan Hewan.Kencana : Jakarta
Karlinah , Nelly. 2015. Bahan Ajar Embriologi Manusia. Deepublish : Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai