Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

BIOTEKNOLOGI

OLEH

NAMA : INRIAN FERNANDO KESNAY

KELAS : IX F

NO : 18

SMP DHARMA WIWEKA DENPASAR


2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Istilah bioteknologi bagi orang awam memang terdengar asing. Namun,


apabila mereka diberitahu bahwa pembuatan tempe, tape dan kecap merupakan
beberapa contoh bioteknologi, barulah mereka mulai sedikit mengerti apa yang
dimaksud dengan bioteknologi.
Secara sederhana, bioteknologi dapat diartikan sebagai pemanfaatan
organisme untuk memperoleh suatu produk. Namun, untuk memperoleh suatu
produk dengan menggunakan suatu organisme tidaklah semudah yang kita
bayangkan. Sejak dahulu nenek moyang bangsa Indonesia pun membuat tempe
hanyalah kebetulan yang berasal dari coba-coba untuk memanfaatkan organisme
dalam menghasilkan suatu produk berupa makanan dan juga tanpa dilandasi
prinsip ilmiah. Memang pada saat itu, bioteknologi memang didominasi untuk
memproduksi makanan dan dalam bidang pertanian.
Seiring perkembangan zaman, para ahli terus meneliti beberapa organisme
agar dapat memperoleh suatu produk yang bermanfaat. Dan akhirnya pun mereka
berhasil menemukan produk-produk bioteknologi baru dari pemanfaatan
organisme. Para pakar tidak hanya mampu memanfaatkan organisme/materi
genetik di tingkat seluler, tetapi juga mampu merekayasa organisme/materi
genetik hingga tingkat molekuler.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimanakah perkembangan bioteknologi mulai dari bioteknologi
konvensional hingga menuju bioteknologi modern ?
2. Apakah perbedaan antara bioteknologi konvensional dengan bioteknologi
modern ?
3. Bagaimanakah dampak positif maupun negatif dari bioteknologi yang terus
berkembang ini ?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui perkembangan bioteknologi mulai dari bioteknologi
konvensional hingga bioteknologi modern.
2. Untuk mengetahui perbedaan antara bioteknologi konvensional dengan
bioteknologi modern.
3. Untuk mengetahui dampak positif maupun negatif dari bioteknologi yang
terus berkembang.
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN BIOTEKNOLOGI

Menurut Aryulina,dkk. (2004:254) :


Bioteknologi berasal dari kata biologi dan teknologi. Biologi adalah
ilmu pengetahuan mengenai makhluk hidup, sedangkan teknologi
adalah terapan ilmu pengetahuan dasar. Jadi, bioteknologi adalah
suatu teknik yang menggunakan makhluk hidup atau bahan yang
diperoleh dari makhluk hidup dengan tujuan untuk menghasilkan
suatu produk yang bermanfaat bagi manusia.

Sedangkan menurut sebuah artikel di internet :


Biotechnology has contributed towards the exploitation of biological
organisms or biological processes through modern techniques, which
could be profitably used in medicine, agriculture, etc... (Anonymous,
2007)
Bioteknologi mempunyai kontribusi ke arah penyelidikan/penelitian
organisme biologis atau proses bioteknologi meliputi teknik modern,
yang dapat memberi keuntungan dalam pengobatan, pertanian, dan
lainnya.

Sehingga dapat didefinisikan bahwa bioteknologi adalah pemanfaatan

prinsip-prinsip ilmiah dengan menggunakan makhluk hidup untuk menghasilkan

produk atau jasa guna kepentingan manusia. Makhluk hidup yang digunakan

berupa mikroorganisme, tumbuhan, hewan, dan manusia.


Banyak juga ilmuwan yang berusaha memberikan definisi bioteknologi.

Hasil dari definisi mereka berbeda-beda, namun mengarah pada satu pendapat

yang sama, yaitu adanya keterlibatan makhluk hidup.

Akhyar (2004 : 146 ) menuliskan sebagai berikut :

Salah satu ilmuwan yang berusaha menjelaskan pengertian


bioteknologi adalah Sylvia A. Mender (2000). Menurut Mender,
bioteknologi merupakan istilah yang digunakan untuk menunjukkan
penggunaan sistem biologi yang bertujuan menghasilkan suatu produk
yang sesuai denagn keinginan manusia. Sejak awal peradaban,
terutama era Mendel, manusia banyak melakukan persilangan, baik
persilangan antar tumbuhan maupun persilangan antar hewan untuk
menghasilkan sifat unggul yang diinginkan.
Ricky Lewis (2004) menyebut bioteknologi dengan istilah rekayasa
genetika (genethic engineering). Penggunaan istilah rekayasa genetika
ini didasarkan atas manipulasi deoxyribbo-nucleic-acid (DNA) suatu
makhluk hidup. (Akhyar, 2004 : 146 )

Di dalam bioteknologi dilakukan rekayasa organisme atau komponen


organisme untuk menghasilkan barang dan jasa yang penting dan
menguntungkan bagi kehidupan manusia.
Menurut Syamsuri,dkk. (2004 : 203)
Di dalam bioteknologi terdapat komponen-komponen :
1. Bahan yang diproses sebagai bahan masukan (input).
2. Makhluk hidup yang menyelenggarakan proses.
3. Prinsip-prinsip ilmu yang mendasari semua proses.
4. Hasil berupa produk atau jasa sebagai keluaran (output).
Secara skematis, pengertian bioteknologi itu dapat digambarkan dalam
bentuk skema sebagai berikut :

PRINSIP ILMIAH

PROSES DI
MASUKAN TUBUH KELUARAN
ORGANISME
(bahan, organisme) (produk dan jasa)

B. PERKEMBANGAN BIOTEKNOLOGI

Seperti yang telah dijelaskan di bagian sebelumnya, bahwa bioteknologi


adalah pemanfaatan prinsip-prinsip ilmiah dengan menggunakan makhluk hidup
untuk menghasilkan produk atau jasa guna kepentingan manusia. Sebenarnya
bioteknologi bukanlah merupakan hal yang baru bagi manusia karena pembuatan
tempe dan tape sejak dahulu telah menunjukkan adanya pemanfaatan suatu
organisme untuk menghasilkan suatu produk. Namun, bioteknologi yang telah
dilakukan itu masih termasuk bioteknologi konvensional, yaitu penggunaan
organisme yang masih belum berlandaskan ilmiah. Sedangkan, seiring
perkembangan waktu saat ini, telah bermunculan bioteknologi modern yang telah
berlandaskan ilmiah dalam pemanfaatan organisme dalam menghasilkan suatu
produk.
Sejak sekitar 8000 tahun yang lalu, bangsa Mesir kuno menggunakan
sejenis mikroba Yeast saccharomyces atau ragi untuk pembuatan roti.
Dalam adonan roti, gelembung gas yang dihasilkan dalam proses
fermentasi, membuat roti jadi empuk sehingga enak dimakan. Ini
adalah penggunaan mikroba atau mikroorganisme pada tingkat sel
untuk tujuan pangan. Sehingga ilmu tua bioteknologi (konvensional)
adalah penggunaan jasad renik atau makhluk hidup secara umum pada
tingkat sel atau disebut seluler (Anonim, 2007)
Hal di atas menunjukkan bahwa sebenarnya bioteknologi telah
dipergunakan sejak zaman dahulu. Bioteknologi terus berkembang hingga pada
tahun 1970 muncullah bioteknologi modern dengan ditemukannya teknologi DNA
rekombinan seperti yang dijelaskan dalam kutipan berikut :
Bioteknologi modern lahir pada tahun 1970-an dengan munculnya
teknologi DNA rekombinan. Ilmuwan dari Universitas Kalifornia di
San Fransisco (UCSF) bernama Herbert Boyer berhasil
mengembangkan teknologi canggih untuk dapat memotong rantai
DNA lalu menyambungnya lagi. Tetapi karena materi DNA berukuran
sangat kecil, hal ini tidak dapat dibuktikan dengan melihat langsung
karena jumlahnya juga sangat sedikit. Seorang ilmuwan lain dari
Universitas Stanford bernama Stanley Cohen menemukan cara
bagaimana memasukkan materi DNA berbentuk lingkaran atau
plasmid ke dalam sel. Walau tinggal berjarak hanya 60 km saja,
keduanya tidak pernah bisa bertemu sehingga dapat menyatukan
teknologi yang dimilikinya itu. Sampai akhirnya pada tahun 1972,
keduanya bertemu di sebuah pertemuan ilmiah, ribuan kilometer dari
tempat mereka tinggal dan bekerja di Kalifornia, yaitu di Hawaii.
DNA yang sudah disambung lagi dengan teknologi Boyer dapat
diperbanyak dengan memasukkan ke dalam sel bakteri dengan
teknologi Cohen. Karena bakteri berkembang biak sangat cepat, DNA
yang telah dimasukkan pun jadi banyak dalam waktu singkat, sehingga
dapat dicek keberadaannya dengan mudah. Inilah inti dari teknologi
DNA rekombinan. (Anonim, 2007)

Dan juga dijelaskan oleh Pezzuto (1993 : 3):

A convenient starting point is to recall the Central Dogma of Biology,


which dictates that information for the development, organization, and
function of living systems is stored in discrete units (genes) within the
linear deoxyribonucleic acid (DNA) molecules (chromosomes) of each
cell. Titik awal yang senang dipakai adalah untuk memanggil kembali
Central Dogma of Biology yang mendiktekan informasi untuk
pengembangan, organisasi, dan fungsi dari system kehidupan yang
tersedia di gen dengan molekul DNA di setiap sel.

Kemampuan para ahli untuk memanipulasi atau merekayasa molekul-molekul


biologi seperti pada kutipan di atas telah menunjukkan lahirnya bioteknologi modern
seperti dijelaskan pada kutipan berikut :
DNA adalah salah satu molekul biologi penyusun sel. Penggunaan
molekul biologi itu, bahkan sampai kepada kemampuan
memanipulasi atau merekayasa adalah revolusi teknologi yang
menyebabkan lahirnya bioteknologi modern. Jadi, ada perubahaan
dalam bioteknologi tua menjadi bioteknologi modern yaitu perubahan
penggunaan materi hayati dari tingkat sel atau seluler ke tingkat
molekul atau molekuler. (Anonim, 2007)

Sampai saat ini, perkembangan bioteknologi terus mengalami perkembangan

yang sangat pesat hingga ditemukan teknologi rekayasa genetika, kultur jaringan

bahkan teknologi kloning yang menjadi kontroversi hingga saat ini. Berbagai

bioteknologi ini masih dimungkinkan akan terus berkembang untuk memperoleh

produk baru yang menguntungkan bagi kehidupan manusia.

C. APLIKASI BIOTEKNOLOGI

Bioteknologi dapat dibedakan menjadi dua, yakni bioteknologi

konvensional dan bioteknologi modern. Berikut ini akan dijelaskan beberapa

perbedaan antara bioteknologi konvensional dan bioteknologi modern.


1. Bioteknologi Konvensional

Dalam bioteknologi konvensional, biasanya hanya memanfaatkan


mikroorganisme seperti bakteri dan jamur dalam memproduksi alkohol, asam
asetat, gula, atau bahan makanan lainnya seperti kecap, tahu, dan tempe.
Adapun ciri-ciri bioteknologi konvensional adalah sebagai berikut :
(a) dilakukan tanpa dilandasi prinsip-prinsip ilmiah
(b) dilakukan hanya berdasarkan pada pengalaman yang diwariskan masyarakat
secara turun-temurun
(c) pada umumnya, belum dapat diproduksi secara massal karena produknya
hanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga saja
Penerapan bioteknologi tradisional mencakup beberapa aspek kehidupan,
salah satunya yaitu pada bidang pengolahan pangan. Bahan pangan yang
mengalami proses bioteknologi akan menjadi bahan pangan yang lebih berkualitas,
lebih tahan lama, lebih segar, dan meningkatkan nilai tambah bahan pangan, yang
tentu saja berpeluang besar untuk meningkatkan nilai jual bahan pangan tersebut.
Di bawah ini akan disebutkan beberapa contoh makanan yang merupakan
hasil produksi dari bioteknologi tradisional / konvensional.
(1). Tempe
Tempe merupakan salah satu jenis makanan tradisional Indonesia yang terbuat
dari kedelai, yang dalam proses pembuatannya mendapatkan bantuan dari jamur
Rhizopus. Seperti makanan produk kedelai lainnya, tempe mempunyai kandungan
gizi yang tinggi.
(2). Kecap
Kecap merupakan bumbu makanan yang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat
Indonesia. Kecap yang mempunyai warna cokelat kehitaman, berbau khas,
dengan rasa asin atau pun manis, serta dapat menyedapkan makanan. Dalam
pembuatan kecap, mendapatkan bantuan dari jamur Aspergillus dan Rhizopus.
(3). Tahu
Tahu merupakan salah satu makanan olahan yang juga berbahan baku kacang
kedelai. Tahu dapat dikatakan sebagai produk teknologi karena dalam proses
pembuatannya juga melibatkan aktivitas organisme, seperti halnya dalam proses
pembuatan tempe dan kecap seperti di atas. Dalam proses pembuatannya, tahu
mendapatkan bantuan dari bakteri penghasil asam.

2. Bioteknologi Modern

Kita sudah mengetahui bahwa bioteknologi terbagi menjadi bioteknologi


konvensional dan bioteknologi modern. Dan pada saat ini, bioteknolog modern
semakin berkembang dengan memanfaatkan prinsip-prinsip ilmiah. Prinsip-prinsip
itu meliputi pemahaman tentang proses, peralatan yang digunakan, pemrosesan
hasil dengan mesin, pengepakan, dan pemasaran. Dalam meningkatkan nilai
tambah suatu bahan, bioteknologi modern memanfaatkan mikroorganisme.
Mikroorganisme itu misalnya sebagai penghasil obat (penicillium), sebagai pupuk
pada tanaman (rhizobium), sebagai bahan makanan yaitu ganggang biru (spirulina)
dan lainnya.
Bioteknologi modern memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
(a) Menggunakan makhluk hidup untuk menghasilkan suatu produk. Penggunaan
makhluk hidup ini karena :
(1) Makhluk hidup dapat dikembangkan secara aseksual sehingga jika
dipelihara secara terus- menerus memiliki sifat yang tetap.
(2) Mahkluk hidup dapat diperoleh dengan mudah.
(3) Sifat makhluk hidup dapat diubah-ubah sesuai kebutuhan misalnya
melalui persilangan.
(4) makhluk hidup senantiasa berkembang biak, sehingga merupakan sumber
daya alam yang dapat dipulihkan.
(b) Menggunakan prinsip-prinsip ilmiah dalam menghasilkan suatu produk.
Prinsip-prinsip itu sebagai berikut :
(1) Pemahaman tentang proses.
(2) Peralatan yang digunakan.
(3) Pemrosesan hasil dengan mesin.
(4) Pengepakan.
(5) Pemasaran.
(c) Merupakan hasil pengkajian dari berbagai ilmu.
(d) Dapat diproduksi dalam jumlah banyak.
Pemanfaatan bioteknologi modern dilakukan dalam berbagai bidang
misalnya dalam bidang perkebunan dan pertanian, bidang kesehatan, bidang
peternakan, dan lainnya.
Contoh pemanfaatan dalam masing-masing bidang, misalnya :
a). Pemanfaatan bioteknologi modern dalam bidang perkebunan dan
pertanian.
Pemanfaatan bioteknologi modern dalam bidang perkebunan dan
pertanian bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dalam masyarakat
seperti meningkatkan produksi, memperbaiki kualitas dan lainnya. Salah satu
pemanfaatan bioteknologi modern dalam bidang ini yaitu kultur jaringan.
Kultur jaringan yaitu membudidayakan suatu jaringan tanaman menjadi
tanaman baru yang memiliki sifat seperti induknya. Jaringan tanaman yang
diambil yaitu pada jaringan yang masih muda agar mudah tumbuh, seperti
pada jaringan meristem, misalnya pada daun muda, ujung akar, ujung batang,
dan lainnya.
Langkah-langkah dalam kultur jaringan yaitu :
1. Memilih jaringan tanaman yang baik.
2. Memilih medium yang cocok.
3. Mempersiapkan jaringan, medium, dan alat.
4. Mensterilisasi alat dan medium.
5. Menanam jaringan pada medium.
6. Pemeliharan sampai menjadi tanaman baru yang lengkap.
7. Pemindahan tanaman ke lapangan (pot).
Penggunaan kultur jaringan mempunyai keuntungan yaitu bibit
tanaman yang didapatkan memiliki sifat yang sama dengan induknya, bibit
tanaman dapat diproduksi dalam jumlah banyak dalam waktu singkat, lahan
yang digunakan tidak terlalu luas, dan lainnya.
b). Pemanfaatan bioteknologi modern dalam bidang kesehatan
Pemanfaatan bioteknologi dalam bidang ini yaitu adanya vitamain dan
asam amino melalui bantuan mikroorganisme. Pada umumnya manusia
mendapat vitamin sari makanan yang dikonsumsi, kini mereka dapat
memperolehnya dengan bantuan mikroorganisme. Melalui teknik kultur dan
pemeliharaan mikroorganisme tertentu, kemudian mengekstraknya, maka
diperoleh beberapa jenis vitamin dan asam amino.
c). Pemanfaatan bioteknologi dalam bidang peternakan
Pemanfaatan dalam bidang ini misalnya pemberian vaksin dan hormon
pertumbuhan pada ternak. Penggunaan hormon pertumbuhan pada hewan
ternak dapat meningkatkan produksi daging, susu, ataupun telur. Hormon
pertumbuhan itu dapat dibuat dengan cara mengklon pengatur pertumbuhan,
kemudian menyisipkannya ke dalam mikroorganisme, sehingga
mikroorganisme tersebut menghasilkan hormon tersebut.

Anda mungkin juga menyukai