Anda di halaman 1dari 5

TUGAS

TEORI ORGANISASI
Dr. A.A.N. Oka Suryadinatha Gorda, SE., MM.

Oleh
Komang Oka Indrayana
6.15.1.387
Angkatan 24 A

PROGRAM MAGISTER ADMINISTRASI PUBLIK


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN NASIONAL
DENPASAR Tahun 2015
Bagaimana konsep 6 trend dalam dunia kerja jika diimplementasikan pada organisasi
tempat bekerja anda

Bappeda Litbang mempunyai tugas pokok sebagai satuan kerja perangkat daerah
yang melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah dalam hal perumusan
dan penyusunan perencanaan pembangunan daerah. Visi yang dimiliki Bappeda Litbang
Kabupaten Badung adalah “MEWUJUDKAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH YANG
PARTISIPATIF, INOVATIF DAN AKUNTABEL MENUJU BADUNG YANG SANTHI DAN JAGADHITA”.
Untuk mencapai Visi tersebut diperlukan program-program strategik yang dijabarkan
kedalam beberapa misi seperti berikut:
a) Meningkatkan Kapasitas sumber daya manusia perencanaan pembangunan daerah;
b) Meningkatkan ketersediaan basis data dan sarana prasarana pendukung
perencanaan pembangunan daerah dengan sistem teknologi informasi dan
komunikasi;
c) Memperkuat koordinasi antar stakeholder dalam proses perencanaan, pengendalian
dan evaluasi pembangunan daerah;
d) Mengoptimalkan perencanaan pembangunan daerah yang inovatif serta sinergis
antar sektor dan wilayah;
e) Mewujudkan perencanaan tata ruang wilayah sebagai matra dari pembangunan

daerah.
Dari visi dan misi yang dimiliki Bappeda Litbang tersebut, menghasilkan beberapa
produk dokumen perencanaan diantaranya seperti dokumen Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah, Rencana Strategik Bappeda Litbang Kabupaten Badung, Rencana
Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Badung, Rencana Kerja Bappeda Litbang Kabupaten
Badung, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Pemerintah Kabupaten Badung, Badung
Dalam Angka, Kebijakan Umum APBD, serta Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara
sebagai suatu bentuk tercapainya target kinerja dari implementasi dari visi dan misi
tersebut.
Bappeda Litbang di pimpin oleh seorang Kepala Badan Perencanan Pembangunan
Daerah Penelitian dan Pengembagan dengan Sekretariat Bappeda yang di pimpin oleh
Sekretaris Bappeda Litbang. Kepala Bappeda Litbang membawahi 6 ( enam ) Bidang yang
masing-masing bidang di pimpin oleh seorang kepala Bidang, yaitu Kepala Bidang
Kesejahteraan Sosial, Kepala Bidang Ekonomi, Kepala Bidang Stamonev, Kepala Bidang
Sarana dan Prasarana Wilayah, Kepala Bidang Penelitian dan Pengembangan serta Kepala
Bidang Pemerintahan dan Aparatur. Dalam pelaksanaan tugasnya setiap Kepala Bidang
membawahi Kepala Sub. Bidang masing-masing bidang sebanyak 2 (dua) Kepala Sub.
Bidang yang membawahi para staf. Khusus untuk Kesekretariatan, terdapat Kepala Sub.
Bidang Umum, Kepala Sub. Bidang Keuangan dan Kepala Sub. Bidang Penyusunan Rencana
Kerja. Ritme Kerja Bappeda Litbang Kabupaten Badung terjadi sepanjang tahun, hal ini
disebabkan proses perencanaan yang menjadi tupoksi utama Bappeda dimulai dari awal
Tahun hingga akhir Tahun. Jam kerja yang sepanjang 8 jam, seringkali tidak mencukupi
pelaksanaan pekerjaan di bappeda litbang, untuk itu lembur di luar jam dan hari kerja tidak
dapat di hindari.
Dari penjelasan dan gambaran umum tentang Bappeda Litbang sebelumnya, maka
dapat diambil beberapa trend dalam dunia kerja yang mudah diimplementasikan, sebagai
berikut :
A. Berbagi Informasi
Dalam penyusunan berbagai produk dokumen perencanaan pembangunan daerah
tersebut diperlukan data / informasi-informasi yang dibutuhkan dalam menyusun
keseluruhan dokumen perencanaan daerah guna tercapainya visi misi suatu Kepala
Daerah yang nantinya akan menghasilkan suatu pedoman kebijakan publik dalam
penyusunan dokumen anggaran daerah / APBD sebagai suatu pedoman dalam
melaksanakan tupoksi di masing-masing satuan kerja perangkat daerah. Di dasari oleh
laju perubahan dan perkembangan informasi kebijakan dalam penyusunana
perencanaan sangat pesat, maka produk informasi menjadi bagian yang sangat penting
dalam proses penyusunan dokumen perencanaan pembangunan daerah agar dapat
memaksimalkan potensi yang dimiliki Kabupaten Badung dan juga mengetahui isu-isu
pembangunan terbaru.
Dalam proses penyusunan dokumen perencanaan daerah diperlukan adanya tahapan
verifikasi program dan kegiatan baik dari segi anggaran maupun dari segi tujuan
diadakannya program dan kegiatan tersebut. Proses ini untuk memastikan keselarasan,
dan singronisasi dokumen perencanaan yang di susun terhadap dokumen kebijakan
public yang menjadi acuan. Pada proses verifikasi tersebut setiap staf di Bappeda
Litbang wajib memiliki informasi-informasi pendukung program dan kegiatan dari SKPD
yang menjadi tanggungjawabnya. Dari level staf, dilakukan “berbagi informasi” kepada
level selanjutnya yakni pimpinannya langsung dan selanjutnya kegiatan “berbagi
informasi” ini berlanjut sampai ke level Kepala Bappeda Litbang sebagai pimpinan
tertinggi dan juga mempunyai kewenangan apakah program dan kegiatan ini layak
diadakan atau tidak. Namun tidak tertutup kemungkinan adanya alur berbagi informasi
ini tanpa harus melewati rantai komando pimpinan misalnya Kepala Bappeda Litbang
menanyakan informasi secara langsung kepada staf yang bertanggung jawab dengan
SKPD terkait guna memperoleh masukan informasi dari berbagai sudut pandang baik
dari level staf maupun dari level eselon.
Kegiatan berbagi informasi ini juga berguna agar tidak terjadi overlaping antar SKPD
teknis dalam melaksanakan tupoksinya untuk tercapainya visi dan misi dari suatu Kepala
Daerah. Misalnya seperti adanya pelaksanaan bimbingan teknis yang diusulkan oleh
suatu SKPD tertentu, pada masing-masing bidang kerja di Bappeda Litbang Kabupaten
Badung yang menaungi SKPD tersebut akan berkoordinasi dengan bidang kerja yang
memegang langsung SKPD teknis BKD Diklat yang memiliki tupoksi melaksanakan
program dan kegiatan bimbingan teknis. Hal ini dapat menghindarkan adanya
overlaping diantara SKPD dan tetap fokus dengan tupoksinya dari SKPD masing-masing.

B. Teknologi Baru
Dengan semakin kompleksnya isu-isu permasalahan pembangunan yang dihadapi maka
sangat diperlukan pemanfaatan peran dari perkembangan iptek/teknologi informasi
dalam menunjang produktivitas kerja suatu instansi atau organisasi. Selain itu
pemanfaatan teknologi, dapat meningkatkan akuntabilitas dari suatu produk kebijakan
yang dihasilkan. Penggunaan teknologi baru dalam hal ini pemanfaatan peran
iptek/teknologi informasi ini sesuai dengan konsep Good Governance melalui E-
Government yang dicanangkan oleh Pemerintah Pusat.
Bappeda litbang, di dalam proses pelaksanan tupoksinya tidak terlepas dari
pemanfaatan teknologi. Teknologi mendasar adalah digunakannya alat kerja berupa
komputer oleh setiap staf Bappeda Litbang. Proses administrasi melalui sistem e-mail
telah di terapkan sejak lama di dalam menjalin komunikasi teknis antara Bappeda
Litbang dengan Instansi vertical lainnya.
Dalam hal pemanfaatan teknologi informasi dapat dilihat dari adanya sistem yang
mendukung proses penyusunan dokumen perencanaan pembangunan daerah dalam
bentuk e-musrenbang baik dari tingkat desa/kelurahan, kecamatan sampai ke tingkat
kabupaten. Proses penyusunan dokumen perencanaanpun tidak terlepas dari bantuan
teknologi, seperti pemanfaatan SIMDA atau Sistem Informasi Managemen Daerah
dalam tahapan penyusuanan dokumen anggaran telah di gunakan sejak tahun 2009.
Dengan adanya sistem ini dapat mendukung proses perencanaan pembangunan secara
bottom-up lebih efisien dan real-time, serta mengurangi potensi kesalahan baik yang
disebabkan faktor sumber daya manusia maupun faktor eksternal lainnya seperti
kesalahan peng-inputan data atau kesalahan dalam penyimpanan dokumen
perencanaan pembangunan. Selain itu juga meningkatkan kualitas sumber daya
manusianya dan juga merubah budaya kerja yang dulunya tradisional menjadi budaya
kerja yang modern dalam hal memanfaatkan perkembangan teknologi informasi.

Adapun salah satu trend yang sulit diimplementasikan ke dalam budaya kerja khususnya
budaya kerja birokrasi pemerintahan yakni fleksibilitas. Dalam hal penyusunan dan juga
pelaksanaan suatu kebijakan diatur dalam berbagai peraturan dan undang-undang yang
menjadi payung hukum sekaligus juga menjadi juknis. Selain itu masih adanya pola kerja
dalam hal pengambilan keputusan secara rantai komando pimpinan. Hal ini mengurangi
peran fleksibilitas dalam hal merumuskan dan juga melaksanakan suatu kebijakan publik.

Anda mungkin juga menyukai