Anda di halaman 1dari 8

Lisia – 2001539316

Swinia valensie - 2001566765

Indah putri islami – 2001619544

Rika novianti - 2001588362

Muhammad asyraf fathi siregar -2001603035

Verra - 2001594964

LC21

1. General principle
a) Pentingnya prinsip-prinsip Corporate Governance
 Transparency, prinsip ini diperlukan dalam menjaga objektivitas suatu organisasi atau
perusahaan dalam menjalankan suatu bisnis dengan memberikan informasi-informasi
yang jelas, akurat, mudah diakses dan dipahami serta dapat dipertanggung jawabkan
oleh semua pemangku kepentingan dalam organisasi atau perusahaan tersebut. Dengan
semakin berkembangnya teknologi dewasa ini, tidak menjadi suatu alasan bagi suatu
organisasi atau perusahaan untuk tidak dapat melakukan inisiatif untuk mengungkapkan
berbagai informasi yang berkaitan dengan proses pegambilan keputusan atau kebijakan
yang sangat diperlukan oleh para pemangku kepentingan.
 Accountability, prinsip ini diperlukan untuk melihat sejauhmana kinerja yang telah
dihasilkan oleh suatu organisasi dan perusahaan. Dalam hal ini suatu kinerja haruslah
dapat dikelola dengan tepat dan terukur untuk melihat seberapa jauh kesinambungan
antara proses perencanaan, organisir, pelaksanaan serta evaluasi yang dilakukan dengan
tujuan organisasi atau perusahaan itu sendiri. Dalam konsep ini pula, organisasi dan
perusahaan harus mampu menjawab segala pertanyaan yang akan diajukan oleh para
pemangku kepentingan atas apa yang telah diperbuat dan hasil yang dicapai oleh
organisasi atau perusahaan itu sendiri.
 Responsibility, prinsip ini merefleksikan tanggung jawab setiap individu maupun
organisasi atau perusahaan dalam mematuhi segala tugas-tugas dalam pekerjaan,
aturan-aturan serta kebijakan-kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan kegiatan
bisnis suatu organisasi atau perusahaan. Dalam hal ini, bukan hanya terbatas pada
tanggung jawab dalam melaksanakan pekerjaan antara atasan dengan bawahan, namun
tanggung jawab organisasi atau perusahaan kepada para pemangku kepentingan hingga
masyarakat sekitar. Sehingga dalam konsep ini, organisasi atau perusahaan harus
mampu mempertanggung jawabkan segala hal yang bekaitan dengan aturan, hukum
dan peraturan yang berlaku sebagai kontirbusi hubungan hierarki internal perusahaan,
pemangku kepentingan, masyarakat serta stakeholders lainnya.
 Indepedency, prinsip ini dapat dijadikan sebagai aktualisasi diri untuk organisasi dan
perusahaan yang dapat berdiri sendiri dan memiliki daya saing dengan lingkungan
bisnisnya. Dalam hal ini, organisasi atau perusahaan harus memiliki tata kelola yang
efektif dan efisien dan mampu melakukannya sendiri tanpa ada dominasi atau
intervensi dari pihak lain, serta mampu dalam menggunakan dan memanfaatkan nilai-
nilai (values) yang ada pada organisasi atau perusahaan itu sendiri untuk dapat dijadikan
unique point diantara organisasi dan perusahaan lainnya, sehingga mampu bersaing
dalam bidang bisnis yang serupa.

Bedasarkan penjelasan dari kelima konsep di atas, konsep ini sangat diperlukan bagi
organisasi atau perusahaan dalam menerapkan konsep Good Corporate Governance (GCG),
yang mana konsep ini dapat dijadikan sebagai standar pengukuran kesesuaian dan
peyimpangan dalam pencapaian tujuan organisasi atau perusahaan. Konsep ini juga dapat
digunakan melihat sejauhmana organisasi atau perusahaan dalam mengelola sumber daya-
sumber daya yang tersedia dan dapat diinformasikan, dipertanggung jawabkan dan dapat
dipertanyakan alokasinya kepada para pemangku kepentingan. Disamping itu, melalui
konsep ini pula, dapat dilihat pula sejauhmana organisasi atau perusahaan mampu
memberikan melakukan tata kelolanya sendiri dan tetap pada jalur yang tepat dalam
mencapai tujuan, dengan memperhatikan penyerataan kesempatan yang ada kepada
seluruh bagian organisasi atau perusahaan yang disesuaikan pada porsi dan kemampuannya
masing-masing.

b) Prinsip-prinsip corporate governance


 Transparency (keterbukaan informasi)

Secara sederhana bisa diartikan sebagai keterbukaan informasi. Dalam mewujudkan


prinsip ini, perusahaan dituntut untuk menyediakan informasi yang cukup, akurat, tepat
waktu kepada segenap stakeholders-nya.

 Accountability (akuntabilitas)

Yang dimaksud dengan akuntabilitas adalah kejelasan fungsi, struktur, system dan
pertanggungjawaban elemen perusahaan. Apabila prinsip ini diterapkan secara efektif,
maka akan ada kejelasan akan fungsi, hak, kewajiban dan wewenang serta tanggung
jawab antara pemegang saham, dewan komisaris dan dewan direksi.

 Responsibility (pertanggung jawaban)

Bentuk pertanggung jawaban perusahaan adalah kepatuhan perusahaan terhadap


peraturan yang berlaku, diantaranya; masalah pajak, hubungan industrial, kesehatan
dan keselamatan kerja, perlindungan lingkungan hidup, memelihara lingkungan bisnis
yang kondusif bersama masyarakat dan sebagainya. Dengan menerapkan prinsip ini,
diharapkan akan menyadarkan perusahaan bahwa dalam kegiatan operasionalnya,
perusahaan juga mempunyai peran untuk bertanggung jawab kepada shareholder juga
kepada stakeholders-lainnya.
 Indepandency (kemandirian)

Intinya, prinsip ini mensyaratkan agar perusahaan dikelola secara profesional tanpa ada
benturan kepentingan dan tanpa tekanan atau intervensi dari pihak manapun yang tidak
sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku.

c) Penerapan prinsip-prinsip corporate governance

Dengan diterapkannya prinsip Corporate Governance maka akan menambah kepercayaan


dan keyakinan dari pemegang saham, seluruh stakeholder dan investor terhadap
perusahaan serta melindungi Direksi/Komisaris/Dewan Pengawas/Manajer/Karyawan dari
tuntutan hokum dan dari campur tangan pihak-pihak tertentu diluar mekanisme korporasi,
karena segala sesuatunya dilaksanakan sesuai dengan aturan (step by rule). Penerapan
prinsip-prinsip Corporate Governance merupakan sarana untuk memperbaiki citra buruk
Indonesia, oleh karena itu kita harus berperan serta dalam mengubah wajah bangsa,
mengembalikan martabat yang telah lama hilang, yaitu melalui penerapan Corporate
Governance secara nyata dan konsisten.

Apabila dilaksanakan maka pemegang saham dapat memaksimalkan nilai Perseroan dengan
cara meningkatkan prinsip keterbukaan, akuntabilitas, dapat dipercaya, bertanggung jawab,
dan adil agar perusahaan memiliki daya saing yang kuat, baik secara nasional maupun
secara internasional, serta dengan demikian dapat menciptakan iklim yang mendukung
investasi. Karena prinsip ini berguna untuk Mendorong pengelolaan perseroan secara
profesional, transparan dan efisien, serta memberdayakan fungsi dan meningkatkan
kemandirian Dewan Komisaris, Direksi, dan Rapat Umum Pemegang Saham. Mendorong
agar pemegang Saham, anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi dalam membuat
keputusan dan menjalankan tindakan dilandasi nilai moral yang tinggi dan kepatuhan
terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku serta kesadaran akan adanya
tanggung jawab sosial Perseroan terhadap pihak yang berkepentingan (stakeholders)
maupun kelestarian lingkungan di sekitar Perseroan.

2. code of conduct in Prudential


a) selection and composition of the board
Sesuai dengan ketentuan-ketentuan Kode Tata Kelola Perusahaan Inggris, semua
Direktur yang ditunjuk sejak Rapat Umum Tahunan terakhir Perusahaan dan masih menjadi
Dewan akan menawarkan diri untuk pemilihan (election) dan semua Direktur yang berkuasa
akan menawarkan diri untuk dipilih kembali pada Rapat. Rincian biografis dari semua
Direktur yang ikut serta dalam pemilihan dan pemilihan kembali dimasukkan dalam
Lampiran 1 pada bagian Pemberitahuan ini dan dalam Laporan Tahunan. Dewan
merekomendasikan pemilihan dan pemilihan kembali semua anggota Direksi. Dewan,
didukung oleh pekerjaan yang dilakukan oleh Komite Nominasi dan Pemerintahan, secara
aktif terlibat dalam perencanaan suksesi. Komposisi dewan ditinjau secara berkala untuk
memastikan bahwa Dewan mempertahankan keefektifannya.
b) Board leadership

Name Position

Jens Reisch President Director


Presiden Direktur

Rinaldi Mudahar President Director


Presiden Direktur

Evelyne Mirna Damayanti Director


Kusumowidagdo Direktur
(Eveline Kusumowidagdo)

Heraandajani
Soemohandojo
(Nini Sumohandoyo)

John Joseph Oehmke

Nicholas Oliver Holder

c) Board composition and performance


 Komite Investasi

Komite Investasi bertanggung jawab untuk melakukan pemantauan atas seluruh dana
investasi Perseroan. Komite melakukan rapat secara berkala setidaknya setiap kuartal.

 Komite Kepatuhan

Komite ini bertanggung jawab untuk mengawasi tingkat kepatuhan Perseroan atas
kebijakan internal, pedoman dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pelaksanaan rapat Komite Kepatuhan dilakukan setiap dua bulan sekali.

 Komite Seleksi Risiko (Underwriting) dan Klaim

Salah satu aspek penting dalam bisnis asuransi adalah dalam proses seleksi risiko
(underwriting) dan klaim. Untuk itu, dibentuklah Komite Seleksi Risiko dan Klaim yang
memiliki kewenangan untuk meninjau dan memberikan arahan dalam hal perubahan
regulasi, kepatuhan, risiko, kebutuhan bisnis dan standar pelayanan atas seleksi risiko
dan klaim. Disamping itu, Komite ini memiliki peran untuk melakukan kajian dan menilai
kinerja terhadap standar pelayanan yang telah ditetapkan, kemudian memutuskan
resolusi atas permasalahan dan menetapkan standar seleksi risiko dan klaim.

 Komite Pengembangan Produk

Komite ini memiliki peranan dalam perkembangan, penerapan dan pengaturan atas
seluruh pengembangan produk dan strategi yang dihasilkan atas produk untuk
Perseroan. Hal ini termasuk pendirian dan pengaturan atas desain serta proses
persetujuan produk sejalan dengan prioritas produk dan jadwal implementasi atau
strategi yang disetujui dari waktu ke waktu oleh Komite.

 Komite Informasi dan Teknologi

Komite ini memiliki peranan untuk memastikan bahwa Perseroan dapat mengadopsi
sistem dan proses yang terbaik di kelasnya, sesuai dengan konteks pengembangan
informasi dan teknologi. Pertemuan Komite ini dilakukan sesuai dengan arahan Ketua
Komite dan dilakukan setiap bulan atau setidaknya setiap kuartal.

 Komite Pengadaan

Komite ini didirikan untuk mengawasi inisiatif program pengadaan dan fungsi yang
berkaitan dengan tata kelola, pencapaian waktu layanan, pengaturan kinerja pemasok,
pengaturan kontrak, pemantauan risiko pihak ketiga dan perjanjian alih daya dengan
beberapa tujuan yang ditetapkan. Komite ini mengadakan rapat setidaknya sekali setiap
kuartal atau dalam waktu tertentu apabila diperlukan.

 Komite Anggaran

Tujuan dibentuknya komite ini adalah untuk memastikan bahwa Perseroan mengelola
anggaran biaya Perseroan sesuai dengan kemampuan dan menjalankan inisiatif secara
efisien. Komite ini mengadakan pertemuan setidaknya setiap kuartal.

 Komite Disipliner Tenaga Pemasar

Komite ini dibentuk khusus dengan tujuan untuk melakukan kajian atas investigasi yang
dilakukan secara lengkap oleh Petugas Layanan Keluhan terhadap dugaan kesalahan
atas praktik penjualan yang dilakukan oleh jaringan distribusi Perseroan dan untuk
menyetujui atau memperbaiki rekomendasi sanksi atas tindakan indisipliner yang
dilakukan Tenaga Pemasar, termasuk layanan pemulihan untuk memperbaiki keluhan.

 Komite Persistemsi

Tujuan utama didirikannya Komite Persistensi yaitu untuk memastikan persistensi


Perseroan mencapai atau melebihi target, memastikan bahwa langkah yang tepat telah
diambil untuk mengatasi hambatan atas pencapaian target; dan untuk menjadi pelopor
mengenai pentingnya mencapai peningkatan persistensi yang tinggi di Prudential
Indonesia. Rapat Komite ini umumnya diadakan setiap bulan.
 Komite Nasabah

Komite Nasabah didirikan khususnya untuk meningkatkan kepuasan dan loyalitas


nasabah dan juga mengoptimalkan potensi penjualan yang pada akhirnya akan
menghasilkan nilai yang saling menguntungkan bagi nasabah dan bisnis. Pada umumnya
Komite ini mengadakan pertemuan setiap kuartal.

 Komite Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Komite ini dibentuk guna memastikan bahwa seluruh inisiatif Tanggung jawab Sosial
Perusahaan (CSR) Perseroan sejalan dengan tujuan strategi inti dan Kode Etik Perseroan;
untuk memonitor seluruh kegiatan CSR Perseroan yang dilaksanakan melalui kerja sama
dengan banyak pihak tertata dengan baik melalui implementasi yang efisien dan efektif;
dan untuk melakukan kajian atas kinerja proyek yang sedang berjalan terhadap target
yang ditetapkan.

 Komite Manajemen Kelangsungan Bisnis dan Manajemen Insiden

Komite ini melakukan kajian atas program kelangsungan bisnis setiap kuartal untuk
memastikan kepatutan, kecukupan dan efektivitas pelaksanaan kelangsungan bisnis.

 Komite Insentif Keagenan

Komite ini memiliki tujuan untuk memastikan bahwa insentif yang telah disusun sejalan
untuk mencapai tujuan dan target yang ditetapkan; dan untuk mengatur kesempatan
bisnis untuk memastikan insentif yang disusun memacu aktivitas bisnis dan tidak
menimbulkan risiko yang signifikan.

 Komite Distribusi Kemitraan

Komite ini dibentuk untuk memantau jalur distribusi kemitraan, perkembangan inisiatif
dan permasalahan strategis lainnya.

 Komite Manajemen Risiko Terintegrasi

Komite ini dibentuk untuk memantau penerapan manajemen risiko terintegrasi pada
konglomerasi keuangan.

 Komite Kompensasi Keagenan

Komite ini berperan untuk memastikan:


- Kompensasi keagenan diimplementasikan dengan baik untuk mencapai tujuan
perusahaan.
- Memberikan pengawasan dan arahan untuk mencapai hasil yang diinginkan dan tepat
sasaran.

 Komite Risiko

Tujuan dibentuknya Komite Risiko adalah untuk membantu Dewan Direksi dalam
memantau pelaksanaan manajemen risiko yang disusun oleh Direksi serta menilai
toleransi risiko yang dapat diambil oleh Perusahaan. Komite Risiko juga membantu
Dewan Direksi dalam melakukan proses eskalasi kepada Dewan Komisaris melalui
pelaporan kepada Komite Pemantau Risiko.

d) Board’s leadership to senior management

e) meeting procedures
Tim Conference & Meeting Services adalah bagian dari Sourcing & Procurement Group
dalam organisasi Enterprise Services & Systems. Tim ini mendukung semua bisnis, Pusat
Korporat, dan kelompok Asuransi Internasional Prudential dengan menyediakan sumber,
perencanaan, penganggaran, dan dukungan di tempat untuk pertemuan yang lebih besar
yang diadakan di lokasi offsite di seluruh AS dan internasional. Banyak dari pertemuan ini
adalah pendekatan klien dan insentif yang mendukung model bisnis Prudential penjualan
melalui berbagai saluran. Seorang Perencana Pertemuan bertanggung jawab untuk
perencanaan, koordinasi dan penyampaian pertemuan dan konferensi untuk Prudential
Financial, mulai dari 15 hingga 300+ orang. Tanggung jawab termasuk, tetapi tidak terbatas
pada:

 Situs penelitian dan rekomendasi untuk mitra bisnis dan / atau eksekutif senior
 Negosiasi kontrak dengan perwakilan penjualan hotel dan vendor lainnya
 Pengembangan anggaran dan manajemen
 Koordinasi, perencanaan dan pengawasan rincian logistik rapat dan konferensi, dan
eksekusi di tempat.

Individu ini memiliki tanggung jawab utama untuk memastikan kepatuhan dengan
Asuransi dan Layanan Keuangan serta peraturan IRS dan Kebijakan Perjalanan Perusahaan
untuk semua rapat dan konferensi. Individu ini bertindak sebagai penasehat dengan mitra
bisnis prudentialF, termasuk eksekutif tingkat senior, dalam menafsirkan pedoman ini.

f) board committee

Dewan Komisaris bertanggung jawab untuk melakukan pengawasan atas kebijakan


pengurusan, jalannya pengurusan pada umumnya, baik mengenai Perseroan maupun usaha
Perseroan, dan memberi nasihat kepada Direksi. Dewan Komisaris Prudential Indonesia
memiliki Komisaris Independen yang secara aktif telah berpartisipasi dalam rapat Komite
Audit maupun rapat Komite Pemantau Risiko, baik sebagai ketua maupun sebagai anggota.
Pada tahun 2016, Prudential Indonesia telah mengadakan 12 kali rapat Dewan Komisaris.
Untuk membantu Dewan Komisaris dalam melakukan fungsi pengawasannya sehingga dapat
berjalan secara efektif, Komite-komite di bawah ini telah dibentuk:

 Komite Audit

Komite Audit dibentuk untuk membantu Dewan Komisaris dalam memenuhi


kewajibannya terkait pengawasan atas kepatuhan pelaporan keuangan Perseroan,
efektifitas pengendalian internal dan sistem manajemen risiko Perseroan serta untuk
mengawasi efektifitas dan objektifitas dari Auditor internal dan eksternal. Komite Audit
harus bertindak secara independen dalam melakukan tugas dan tanggung jawabnya.
Pertemuan Komite Audit dilakukan secara rutin setiap bulan.

 Komite Pemantau Resiko

Komite Pemantau Risiko dibentuk oleh dan melapor kepada Dewan Komisaris dalam
memantau dan memberikan saran kepada Direksi untuk memperoleh keyakinan
memadai bahwa penerapan manajemen risiko memenuhi unsur-unsur kecukupan
prosedur manajemen risiko dan metodologi. Komite Pemantau Risiko memiliki peran
dalam memantau penerapan kebijakan manajemen risiko secara keseluruhan.

 Komite Tata Kelola Terintegrasi

Komite Tata Kelola Terintegrasi dibentuk dalam rangka pelaksanaan tata kelola
terintegrasi pada konglomerasi keuangan antara Prudential Indonesia dan PT Eastspring
Investments Indonesia (Eastspring Indonesia). Komite ini melakukan pertemuan secara
berkala setiap enam bulan sekali.

g) leadership development
Prudential menciptakan lingkungan di mana individu diperlakukan dengan martabat dan
rasa hormat, sejalan dengan tugasnya untuk memberikan kesempatan yang sama bagi
semua. Prudential juga menyadari bahwa keragaman keahlian dan latar belakang
memperkaya bisnis prudential, dan itu memanfaatkan kekuatan unik setiap orang sangat
penting bagi kesuksesan prudential. Untuk mencapai lingkungan ini, prudential
berkomitmen untuk:
 Berikan kesempatan yang sama kepada semua karyawan, kandidat dan pemasok.
 Tidak mentolerir segala bentuk diskriminasi, pelecehan atau viktimisasi.
 Memberikan remunerasi yang sesuai kepada karyawan dan mempertahankan tujuan
kinerja yang memperkuat nilai-nilai inti Grup dan pengiriman ambisi jangka panjangnya.
 Promosikan pelatihan dan peluang untuk pengembangan pribadi.
 Menciptakan lingkungan hubungan karyawan yang menguntungkan di mana
keterlibatan semua karyawan didorong
 Mempertahankan proses yang efektif untuk memungkinkan whistle-blower melaporkan
contoh-contoh di mana mereka percaya malpraktik telah terjadi dalam bisnis, tanpa
takut akan menuduh.
 Sediakan lingkungan kerja yang sehat dan aman, tekankan kewajiban pada semua
 Menyediakan lingkungan kerja yang sehat dan aman, menekankan kewajiban pada
semua karyawan untuk mengambil setiap tindakan pencegahan yang wajar untuk
menghindari cedera pada rekan kerja dan anggota masyarakat

Anda mungkin juga menyukai