Akuntansi pertanggungjawaban merupakan jawaban manajemen atas asumsi umum bahwa urusan
bisnis dapat diselesaikan secara efektif dengan mengendalikan orang yang bertanggung jawab
menjalankan suatu tugas. Salah satu tujuannya adalah memastikan bahwa individu pada semua level di
perusahaan memberikan kinerja secara memuaskan yang sejalan dengan tujuan umum perusahaan
secara keseluruhan.
JARINGAN PERTANGGUNGJAWABAN
Akuntansi pertanggungjawaban didasarkan atas premis bahwa semua biaya dapat dikendalikan dan
masalah yang ada hanyalah menyediakan sebuah batas akhir bagi pengendaliannya. Dengan demikian,
maka struktur organisasi dijabarkan menjadi sebuah jaringan pusat pertanggungjawaban individual atau
unit organisasi yang menjalankan sebuah fungsi.
Untuk memastikan fungsi pertanggungjawaban berjalan lancar, maka struktur organisasi perusahaan
haruslah dianalisa secara hati-hati dan pertanggungjawaban atas pendapatn sebenarnya dan biaya
ditentukan. Untuk menciptakan sturktur jaringan pertanggungjawaban yang efisien,
pertanggungjawaban dan lingkup kewenangan bagi setiap individu dari semua jenjang manajemen harus
ditentukan dan dijelaskan secara jelas.
✓Pusat Biaya
Pusat biaya merupakan wilayah tanggung jawab yang menghasilkan produk atau jasa. Kewajiban dan
pengendalian hanya terbatas pada usaha untuk hal tersebut, sehingga tidak termasuk usaha pemasaran
dan investasi.
✓Pusat Pendapatan
Jika tanggung jawab utama dari manajer segmen adalah untuk menghasilkan pendapatan, maka segmen
tersebut harus diperlakukan sebagai pusat pendapatan. Lingkup tugas manajer hanya sebatas
pengendalian biaya pemasaran langsung dan kinerjanya diukur berdasarkan kemampuannya untuk
mencapai target penjualan yang ditentukan.
✓Pusat Laba
Pusat laba merupakan segmen dimana manajemen mempunyai kendali atas pendapatan dan biaya.
Manajer dievaluasi berdasarkan tingkat efisiensi dalam menghasilkan biaya dan mengendalikan biaya.
✓Pusat Investasi
Manajer dari pusat investasi bertanggungjawab atas investasi pada asset dan juga pada pengendalian
atas pendapatan dan biaya. Mereka diharapkan untuk mencapai keseimbangan yang sehat antara laba
yang dicapai dengan investasi pada sumber daya.
Setelah memilih jenis struktur organisasi, maka langkah selanjutnya dalam membangun sebuah sistem
pertanggungjawaban perilaku yang efektif adalah dengan menjabarkan secara pasti tanggung jawab.
Sebagian besar orang menghargai tanggung jawab dan tantangan yang ditawarkan, karena dengan
adanya tanggung jawab maka orang akan cenderung merasa penting dan mampu.
Dampak perilaku yang diinginkan dari pembebanan tanggung jawab bagi fungsi tertentu didukung oleh
penelitian empirik. Sayangnya, ketergantungan dari berbagai segmen dalam sebuah organisasi membuat
sebuah keadaan dimana dijelaskan secara gamblang tugas-tugas mana yang dirasa sulit.
Oleh karena itu, pembuatan sebuah kerangka kerja tanggung jawab yang seimbang cukup susah dan
memerlukan berbagai kompromi. Hal yang paling susah dari penjabaran secara jelas sebuah tanggung
jawab adalah derajat penentuan dan pengendalian atas suatu sumber daya yang dibutuhkan untuk
melaksanakan sebuah tugas.
Ciri anggaran tanggung jawab adalah manajer pusat tanggung jawab ditugaskan target kinerja atas
pendapatan dan biaya dimana mereka mempunyai kendali. Dengan demikian, maka manajer akan
mempunyai dasar yang adil dalam membandingkan kinerja nyata dengan yang diharapkan.
✓Akumulasi Data
Untuk memfasilitasi pembandingan secara periodic dengan berbagai rencana anggaran, akumulasi dari
pendapatan nyata dengan biaya harus mengikuti pola jaringan tanggung jawab. Hal ini membutuhkan
sebuah pengelompokan tiga dimensi dari biaya dan pendapatan selama proses akumulasi data. Jenis
akumulasi data menyediakan manajemen dengan informasi yang relevan pada beberapa aspek dari
operasi.
Hasil akhir dari sistem akuntansi tanggung jawab adalah pelaporan tanggung jawab atau kinerja secara
berkala. Laporan ini merupakan media dimana biaya dikendalikan, efisiensi manajerial diukur dan tingkat
pencapaian ditentukan. Untuk meningkatkan efisiensi, sistem pelaporan tanggung jawab harus
didasarkan dengan apa yang dinamakan prinsip piramida, yakni bahwa manajer tanggung jawab
menerima laporan pengendalian yang dimilikinya
✓Management By Exeption
Hal diatas mengasumsikan bahwa untuk mengatur dan mengendalikan kegiatan organisasi secara efektif,
manajer hanya perlu memusatkan perhatiannya pada wilayah dimana hasil nyata berbeda dengan target
atau standar anggaran. Sayangnya, hanya perbedaan yang tidak diinginkan dan titik masalah yang telah
jelas yang menerima perhatian segera. Oleh karena itu, pusat tanggung jawab seringkali menganggap
laporan kinerja sebagai alat yang menekankan kegagalan.
Manajer tingkat bawah cenderung melihat laporan semacam ini sebagai hukuman dan bukan sebagai
informasi. Untuk mengubah pandangan semacam ini, maka sistem penghargaan perusahaan haruslah
mensejajarkan pencapaian target dengan kinerja sukses.
✓Management By Objective
Hal yang paling menentukan dalam sistem akuntansi tanggung jawab adalah penerimaan dari manajer
tanggung jawab atas tanggung jawab yang dilimpahkan secara adil serta keinginannya untuk tetap dijaga
akuntabilitasnya. Keinginan manajer untuk menerima tanggung jawab bergantung atas bagaimana
mereka mempersepsikan penentuan dan pengendalian atas manusia dan sumber daya yang diperlukan
untuk melaksanakan tugas.